Anda di halaman 1dari 44

CARDIAC DISRITMIA

Ulpa susanti 1610711004


Sharah Nursa’iidah 1610711038
DEFINISI
 Disritmia adalah kelainan denyut jantung yang meliputi
gangguan frekuensi atau irama atau keduanya atau bisa di
definisikan dengan menganalisa gelombang EKG. Disritmia
dinamakan berdasarkan pada tempat dan asal impuls dan
mekanisme hantaran yang terlibat
 Disritmia adalah perubahan pada frekuensi dan irama
jantung yang disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal
atau otomatis (Norman, 2011).
 Disritmia adalah gangguan pembentukan dan/atau
penghantaran impuls (Norman, 2011).
Etiologi
Aritmia terjadi ketika impuls listrik yang berfungsi mengatur
detak jantung tidak bekerja dengan baik. Kondisi tersebut
dapat disebabkan oleh sejumlah kondisi di bawah ini:
• Hipertensi
• Diabetes
• Gangguan elektrolit, seperti kelebihan atau kekurangan
kalium
• Gangguan tiroid, misalnya hipertiroidisme
• Kelainan katup jantung
• Penyakit jantung bawaan
• Penyakit jantung coroner
• Serangan jantung
Selain kondisi medis, aritmia juga dapat dioicu
oleh gaya hidup yang tidak sehat, sepeti:
• Tidak dapat mengelola stress dengan baik
• kurang tidur
• merokok
• konsumsi minuman beralkohol / berkafein
secara berlebihan
• penyalahgunaan napza
Tanda dan gejala
Gejala aritmia/disritmia dapat berdeba-beda untuk
setiap orang tergantung dari jenis aritmia/disritmia yang
dialami. Salah satu gejala yang biasanya dirasakan adalah
jantung berdebar (palpitasi). Apabila aritmia/disritmia
sudah berlangsung cukup lama sehingga mempengaruhi
kerja jantung, maka gejala yang dapat dialami adalah:
• Denyut jantung tidak beraturan
• Sesak nafas
• Nyeri dada
• Mudah lelah
• Keringat dingin, mual, pusing
• Pingsan bahkan henti jantung
KRITERIA IRAMA SINUS
RHYTHM
1. Irama teratur
2. Frekuensi jantung (HR) antara 60-
100x/menit
3. Gelombang P normal, setiap gelombang P
selalu diikuti gelombang QRS dan
gelombang T
4. Interval PR Normal (0,12 - 0,20 detik)
5. Gelombang QRS normal (0,06 - 0,12 Detik)
6. Semua gelombang sama
Disritmia / aritmia dibagi dua , yaitu

1. Aritmia Karena 2. Aritmia


Gangguan Pem- Karena
bentukan Impuls Gangguan
a. Nodus SA Penghantaran
b. Atrium Impuls
c. Nodus AV a. Nodus SA
b. Nodus AV
d. Supraventrikel
c. Interventrikul
e. Ventrikel er
KRITERIA IRAMA SINUS
NORMAL

Irama : teratur
Frekuensi jantung (HR) : 60-100x/menit
Gelombang p :normal, setiap gelombang p
selalu diikuti gelombang QRS
dan gelombang T
Interval PR : normal (0,12 - 0,20 detik)
Gelombang QRS : normal (0,06 - 0,12 detik)
JENIS JENIS ARITHMIA
Takikardi Sinus (ST)
 Irama : Teratur
 Frekuensi jantung (HR) : >100-150 kali / menit
 Gelombang P : normal, setiap gelombang P
diikuti gelombang QRS dan T
 Interval PR : normal
 Gelombang QRS : normal
Bradikardi Sinus (SB)
 Irama : Teratur
 Frekuensi jantung (HR): <60 kali/menit
 Gelombang P : normal, setiap
gelombang P diikuti
gelombang QRS dan T
 Interval PR : normal
 Gelombang QRS : normal
Arithmia Sinus
 Irama : Tidak teratur
 Frekuensi jantung (HR): biasanya antara 60-100
kali/menit
 Gelombang P : normal, setiap
gelombang P diikuti
gelombang QRS dan T
 Interval PR : normal
 Gelombang QRS : normal
Semua gelombang sama
 Sinus Arrest
 Irama : Teratur , kecuali pada
yang hilang
 Frekuensi jantung (HR) : biasanya 60 kali/menit
 Gelombang P : normal, setiap gelombang
P diikuti gelombang QRS
dan T
 Interval PR : normal
 Gelombang QRS : normal
Terdapat episode hilangnya satu atau dua beat (
gelombang P-QRS-T ), tidak menyebabkan jarak
antara R – R
Ekstrasistol Atrial (AES/PAB/PAC)
 Irama : Tidak teratur karena
ada irama yang timbul
lebih awal, irama dasarnya
biasanya teratur
 Frekuensi jantung (HR) : Tergantung irama
dasarnya, biasanya < 60
kali / menit
 Gelombang P : Bentuknya berbeda dari
irama dasar nya
 Interval PR : normal / memendek
 Gelombang QRS : Sempit ( tidak lebih dari
0,12 detik )
Takikardia Multifokal Atrial ( MAT )
 Irama : Sedikit tidak tertur
 Frekuensi Jantung ( HR ) : > 100 kali/menit
 Gelombang P : Bentuknya berbeda
beda
 Interval PR : Bervariasi (ada yang
normal atau
memendek)
 Gelombang QRS : Sempit ( tidak lebih
dari 0,12 detik )
Flutter Atrial (AFL)
 Irama : Biasanya teratur, bisa
juga tidak teratur
 Frekuensi jantung (HR): bervariasi, bisa
normal, lambat atau cepat
 Gelombang P : tidak normal, seperti gigi
gergaji, teratur dan dapat
di hitung. Misal P:QRS =
2:1, 3:1, 4:1
 Interval PR : tidak dapat dihitung /
dinilai
 Gelombang QRS : normal
Fibrilasi Atrial (AF)
 Irama : tidak teratur
 Frekuensi jantung (HR): bervariasi, bisa
normal, lambat atau
cepat
 Gelombang P : tidak dapat
diidentifikasi sering
terlihat keriting
 Interval PR : tidak dapat dihitung /
dinilai
 Gelombang QRS : normal
Irama Junctional (JR)
 Irama : Teratur
 Frekuensi jantung (HR): 40 – 60 kali /
menit
 Gelombang P : terbalik di depan
atau dibelakang
gelombang QRS
 Interval PR : Kurang dari 0,12 detik
atau tidak dapat
dihitung
 Gelombang QRS : normal
Ekstrasistol Junctional (JES)
 Irama : Tidak teratur, karena
ada gelombang yang
muncul lebih awal
 Frekuensi jantung (HR): tergantung irama
dasarnya
 Gelombang P : tidak ada atau tidak
normal
 Interval PR : tidak dapat dihitung
atau memendek
 Gelombang QRS : normal
Takikardi Junctional (JT)
 Irama : Teratur
 Frekuensi jantung (HR): >100 kali / menit
 Gelombang P : Tidak ada atau terbalik
di depan atau
dibelakang gelombang
QRS
 Interval PR : tidak dapat dihitung
atau memendek
 Gelombang QRS : normal
Ekstrasistol Supraventrikel
 Irama : Tidak teratur oleh karena
ada irama yang timbul
lebih awal, irama dasarnya
biasanya teratur.
 Frekuensi jantung (HR) : 60 – 100 kali / menit
 Gelombang P : bentuknya berbeda dari
gelombang P irama sinus,
kadang tidak terlihat
 Interval PR : tidak dapat dinilai /
memendek
 Gelombang QRS : sempit (tidak lebih dari
0,12 detik)
Takikardi Supraventrikel
 Irama : Teratur
 Frekuensi jantung (HR): 150 – 250 kali /
menit
 Gelombang P : sukar terlihat, kadang
terlihat tetapi kecil
 Interval PR : tidak dapat dihitung /
memendek
 Gelombang QRS : normal
 Irama Idioventrikuler
 Irama : Teratur
 Frekuensi jantung (HR): 20 - 40 kali / menit
 Gelombang P : tidak terlihat
 Interval PR : tidak ada
 Gelombang QRS : lebar ( > 0, 12 detik)
Ekstrasistol Ventrikel (VES)
 Irama : Tidak teratur, karena
ada gelombang yang
timbul lebih awal
 Frekuensi jantung (HR): tergantung irama
dasarnya
 Gelombang P : Tidak ada
 Interval PR : Tidak ada
 Gelombang QRS : Lebar (> 0, 12 detik)
Takikardia Ventrikel ( VT )
 Irama : Teratur
 Frekuensi jantung ( HR ) : > 100 x/menit
 Gelombang P : Tidak terlihat
 Interval PR : Tidak ada / tidak
dapat dinilai
 Gelombang QRS : Lebar ( lebih dari
0,12 detik )
Fibrilasi Ventrikel ( VF )
 Irama : Tidak teratur
 Frekuensi jantung ( HR ): tidak dapat dihitung
 Gelombang P : Tidak terlihat / tidak ada
 Interval PR : Tidak dapat dinilai /
dihitung
 Gelombang QRS : tidak dapat dihitung,
bergelombang dan tidak
teratur
Terdapat 2 macam Fibrilasi Ventrikel ( VF )
 Fibrilasi ventrikel kasar (coarse)

• Fibrilasi ventrikel halus (fine)


Blok Sinoatrial (SA Blok)
 Irama : Teratur, kecuali pada beat yang
hilang
 Frekuensi ( HR ) : Biasanya < 60 kali/menit
 Gelombang P : nornal, selalu diikuti gelombang
QRSAda, bentuk positif di LII dan negatif
di aVR
 Interval PR : Normal ( 0,12 – 0,20 detik )
 Gelombang QRS : Sempit ( tidak lebih dari 0,12 detik )
Terdapat episode hilangnya satu atau lebih beat ( gelombang P-
QRS-T ), dimana jarak diantara yang hilang merupakan kelipatan
jarak irama normalnya (Jarak B merupakan kelipatan jarak A )
Blok atrioventrikuler ( AV Block) Derajat I
 Irama : Teratur
 Frekuensi jantung ( HR ): biasanya antara 60
- 100 kali/menit
 Gelombang P : normal selalu diikuti
gelombang QRS
 Interval PR : Memanjang konstan (
lebih dari 0,20 detik )
 Gelombang QRS : Normal
Blok atrioventrikuler ( AV Block) Derajat II
Mobitz 1 (wenchebah)
 Irama : Tidak teratur
 Frekuensi jantung ( HR ) : 60 - 100 kali/menit, bisa
juga < 60 kali/menit
 Gelombang P : normal, tetapi ada satu gelombang
P yang tidak diikuti gelombang QRS
 Interval PR : Makin lama makin panjang sampai
ada gelombang P yang tidak diikuti
gelombang QRS, kemudian siklus
makin panjang diulang.
 Gelombang QRS : normal
Blok Atrioventrikuler ( AV Block) Derajat II
Mobitz 2
 Irama : umumnya tidak teratur,
kadang bisa teratur
 Frekuensi jantung ( HR ) : Biasanya lambat, < 60
kali/menit
 Gelombang P : normal, ada satu atau lebih
gelombang P yang tidak
diikuti gelombang QRS
 Interval PR : Normal atau memanjang
sama ( konstan )
 Gelombang QRS : normal
Blok Atrioventrikuler Derajat III (Total AV
Block)
 Irama : Teratur
 Frekuensi jantung (HR) : Biasanya < 60 kali/menit
 Gelombang P : normal, tetapi
Gelombang P dan
gelombqng QRS berdiri
sendiri. Gelombang P
kadang diikuti gelombang
QRS kadang tidak.
 Interval PR : Berubah-ubah
 Gelombang QRS : normal atau lebar (lebih
dari 0,12 detik)
 Right Bundle Branch Block (RBBB)
 Irama : Teratur
 Frekuensi jantung (HR): Umumnya normal
antara 60 – 100 x / menit
 Gelombang : Normal, setiap
gelombang P selalu diikuti
gelombang QRS dan T
 Interval PR : normal
 Gelombang QRS : lebih dari 0, 12 detik
Left Bundle Branch Block (RBBB)
 Irama : Teratur
 Frekuensi jantung (HR): Umumnya normal
antara 60 – 100 x / menit
 Gelombang : Normal, setiap
gelombang P selalu diikuti
gelombang QRS dan T
 Interval PR : normal
 Gelombang QRS : lebih dari 0, 12 detik
ARITHMIA YANG
MENGANCAM
PENATALAKSANAAN HENTI
JANTUNG PADA ARITHMIA
1. Ventrikel fibrilasi
vertikel Fibrilasi merupakan kasus
terbanyak yang sering menimbulkan
kematian mendadak, pada keadaan ini
jantung tidak dapat melakukan fungsi
kontraksinya, dimana jantung hanya mampu
bergetar saja, sehingga keadaan ini dapat
segera membawa kematian
 Vertikel Fibrilasi Kasar

 Vertikel Fibrlasi Halus


2. Ventrikel takikardi
Mekanisme penyebab takhikardi ventrikel
biasanya karena adanya gangguan otomatisasi
tapat berasal dari bawah percabangan berkas his
sepanjang jalur konduksi tersebut, ventrikel
Takhikardi (pembentukan impuls) ataupun akibat
adanya gangguan konduksi. Takhikardi ventrikel tot
jantung, ataupun gabungan dan keduanya
3. Pulseless Electrical Activity (PEA)
Suatu keadaan dimana aktifitas istrik jantung
tidak menghasilkan kontraktilitas atau menghasilkan
kontraktilitas tetapi tidak adekuat sehingga tekanan
darah tidak dapat diukur dan nadi tidak teraba. Irama
EKG yang masuk dalam kondisi PEA adalah irama
idioventrikuler ventrikuler escope, brodisistolik. PEA
dengan QRS yang lebar dan nadi yang rendah
biasanya merupakan prognostic yang buruk.
4. Asistol
Keadaan ini ditandai dengan tidak
terdapatnya aktifitas listrik pada jantung, dan
pada monitor irama yang terbentuk adalah
seperti garis lurus. Pada ventrikel fibrilasi
halus irama yang terlihat hampir menyerupai
asistole,

Anda mungkin juga menyukai