Anda di halaman 1dari 6

Gambaran Irama Jantung

Irama : Teratur
Frekuensi : 100-150 x/mnt
Sinus
Gel P : Normal, setiap gel P selalu diikuti
Takikardia
gel QRS dan T
(ST)
Interval PR : Normal (0,12” – 0,20”)
Gel QRS : Normal (0,06” – 0,12”)
Irama : Teratur
Frekuensi : kurang dari 60 x/mnt
Sinus
Gel P : Normal, setiap gel P selalu diikuti
Bradikardia
del QRS dan T
(SB)
Interval PR : Normal (0,12” – 0,20”)
Gel QRS : (0,06” – 0,12”)
Irama : Teratur, kecuali pada yang hilang
Frekuensi : biasanya kurang dari 60 x/mnt
Gel P : Normal, kecuali pd yang hilang
Sinus Arrest
Interval PR : Normal, kecuali pada yang
hilang
Gel QRS : Normal (0,06” – 0,12”)

Irama : Tidak Teratur, karena ada irama


Ekstrasistol yang timbul lebih awal
Atrial Frekuensi : Tergantung irama dasarnya
(AES/PAB/P Gel P : bentuk berbeda dari irama
AC) dasarnya
Interval PR : Normal atau memendek
Irama : Teratur
Frekuensi : 150 – 250 x/mnt
Gel P : Sukar dilihar, kadang terlihat,
Takikardia
tetapi kecil
Atrial (PAT)
Interval PR : Tidak dapat dihitung atau
memendek
Gel QRS : Normal (0,06” – 0,12”)

By Teuku Syahriza Erman (KKS Unaya 2011)


Irama : Biasanya teratur, bisa juga tidak
Frekuensi : Bervariasi (bisa normal,
lambat atau cepat)
Gel P : Tidak normal, seperti gergaji,
Flutter teratur dan dapat dihitung
Atrial (AFI) Interval PR : Tidak dapat dihitung
Gel QRS : Normal, tetapi tidak semua gel
QRS mengikuti gel P, sehingga pd Flutter
Atrial sering ditemui blok 2:1, 3:1, atau
4:1

Irama : Tidak teratur


Frekuensi : Bervariasi (bisa normal,
Atrial lambat, atau cepat)
Fibralasi Gel P : Tidak dapat diidentifikasikan,
(AF) sering terlihat keriting
Interval PR : Tidak dapat dihitung
Gel QRS : Normal (0,06” – 0,12”)

Irama : Teratur
Frekuensi : 40 – 60 x/mnt
Irama Gel P : Terbalik di depan, di belakang
Junctional atau menghilang
(JR) Interval PR : kecil dari 0,12” atau tidak
dapat dihitung
Gel QRS : Normal (0,06” – 0,12”)
Irama : Tidak teratur karena ada irama
yang timbul lebih awal
Ekstrasistol Frekuensi : Tergantung irama dasarnya
Junctional Gel P : Tidak ada atau tidak normal,
(JES/PJB/PJ sesuai dengan letak impuls
C) Interval PR : Tidak dapat dihitung atau
memendek
Gel QRS : Normal (0,06” – 0,12”)

By Teuku Syahriza Erman (KKS Unaya 2011)


Irama : Teratur
Frekuensi : lebih dari 100 x/mnt
Takikardi Gel P : Tidak ada atau terbalik di depan
Junctional atau di belakang gel QRS
(JT Interval PR : Tidak dapat dihitung atau
memendek
Gel QRS : Normal (0,06” – 0,12”)

Irama : Tidak teratur karena ekstrasistol


yang timbul lebih awal
Ekstrasistol Frekuensi : Tergantung irama dasar
Supraventri Gel P : Tidak ada atau kecil (timbul lebih
kel (SVES) awal)
Interval PR : Tidak ada atau memendek
Gel QRS : Normal (0,06” – 0,12”)

Irama : Teratur
Takikardi Frekuensi : 150 – 250 x/mnt
Supraventri Gel P : Tidak ada atau kecil
kel (SVT) Interval PR : Tidak ada atau memendek
Gel QRS : Normal (0,06” – 0,12”)

Irama : Teratur
Irama Frekuensi : 20 – 40 x/mnt
Idioventriku Gel P : Tidak ada
ler (IVR) Interval PR : Tidak ada
Gel QRS : Lebar, lebih dari 0,12”

By Teuku Syahriza Erman (KKS Unaya 2011)


Irama : Tidak teratur
Ventrikel Frekuensi : Lebih dari 350 x/mnt
Fibralasi Gel P : Tidak ada
(VF) Interval PR :Tidak ada
Gel QRS : Lebar dan tidak teratur

Irama : Teratur kecuali pada gelombang


yang hilang
Frekuensi : Umumnya kecil dari 60 x/mnt
Blok
Gel P : Normal dan hilang pada saat
Sinoatrial
terjadi blok
(SA Block)
Interval PR : Normal dan hilang pada saat
terjadi blok
Gel QRS : Normal (0,06” – 0,12”)

Irama : Tidak teratur karena ada irama


Ekstrasistol yang timbul lebih awal
Ventrikel Frekuensi : Tergantung irama dasar
(VES/PVB/P Gel P : Tidak ada
VC) Interval PR : Tidak ada
Gel QRS : Lebar, lebih dari 0,12”

By Teuku Syahriza Erman (KKS Unaya 2011)


Irama : Teratur
Ventrikel Frekuensi : 100 – 250 x/mnt
Takikardi Gel P : Tidak ada
(VT) Interval PR : Tidak ada
Gel QRS : Lebar, lebih dari 0,12”

Irama : Teratur
Blok
Frekuensi : Umumnya normal antara 60 –
Atrioventrik
100 x/mnt
uler (AV
Gel P : Normal
Blok)
Interval PR : Memanjang, lebih dari 0,20”
Derajat 1
Gel QRS : Normal (0,06” – 0,12”)

Irama : Tidak teratur


Blok Frekuensi : Normal atau kurang dari 60
Atrioventrik x/mnt
uler (AV Gel P : Normal, tetapi ada satu gel P yang
Blok) tidak diikuti gel QRS
Derajat 2 Interval PR : Makin lama makin panjang
tipe Mobitz sampai ada gel P yang tidak diikuti gel
1 QRS, kemudian siklus makin panjang
Gel QRS : Normal (0,06” – 0,12”)
Irama : Umumnya tidak teratur, kadang
Blok bisa teratur
Atrioventrik Frekuensi : Umumnya lambat, kurang dari
uler (AV 60 x/mnt
Blok) Gel P : Normal, tetapi ada satu atau lebih
Derajat 2 gel P yang tidak diikuti gel QRS
tipe Mobitz Interval PR : Normal atau memanjang
2 secara konstan
Gel QRS : Normal (0,06” – 0,12”)

By Teuku Syahriza Erman (KKS Unaya 2011)


Irama : Teratur
Frekuensi : Kurang dari 60 x/mnt
Blok
Gel P : Normal, tetapi gel P dan gel QRS
Atrioventrik
berdiri sendiri-sendiri sehingga gel P
uler Derajat
kadang diikuti gel QRS kadang tidak
3 (Total AV
Interval PR : Berubah-ubah
Blok)
Gel QRS : Normal atau memanjang lebih
dari 0,12”
Irama : Teratur
Frekuensi : Umumnya normal antara 60 –
100 x/mnt
Gel P : Normal, setiap gel P selalu diikuti
Right
gel QRS dan T
Bundle
Interval PR : Normal
Branch
Gel QRS : Lebar, lebih dari 0,12”
Block
Ada bentuk rSR (M Shape) di V1 dan V2
(RBBB)
Gel S lebar dan dalam pada Lead I, II dan
AVL, V5 dan V6
Perubahan ST segmen dan gel T di V1
dan V2
Irama : Teratur
Frekuensi : Umumnya normal antara 60 -
100 x/mnt
Gel P : Normal, setiap gel P selalu diikuti
Left Bundle gel QRS
Branch Interval PR : Normal
Block Gel QRS : Lebar, lebih dari 0,12”
(LBBB) Ada bentuk rSR (M Shape) di V5 dan V6
Gel Q lebar dan dalam pada Lead V1 dan
V2
Perubahan ST segmen dan gel T di V5
dan V6

By Teuku Syahriza Erman (KKS Unaya 2011)

Anda mungkin juga menyukai