Anda di halaman 1dari 4

RS.

Bunda Surabaya
RADANG AKUT USUS BUNTU
Jl. Raya Kandangan 23
Surabaya No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/4
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Bunda Surabaya
Tanggal terbit
10 Juni 2011
PROSEDUR
TETAP dr. I Made Agus Budhi Aryawan, MARS

PENGERTIAN Proses keradangan akut pada usus buntu


Ada 2 hipotesa yang diajukan :
a. Adanya kotoran (tinja-fekolit), biji-bijian lain yang terperangkap
dalam lumen dan kemudian menimbulkan keradangan.tampak serosa
PATOFISIOLOGI lebih
b. Hematogen dari proses infeksi di luar usus buntu (tampak serosa
lebih merah daripada mukosa)
1. Sering dimulai dengan nyeri di daerah epigastrium. Setelah beberapa
jam, nyeri berpindah dan menetap di fosa iliaka kanan
GEJALA KLINIS 2. Gejala ini disusul dengan anoreksia, mual, muntah-muntah
3. Suhu badan subfebril 37,5-38,5 C, sampai terjadi penyulit dimana
suhu badan akan meningkat sampai 40 C
1. Klinis didapatkan gejala-gejala rangsangan peritoneum dengan pusat
di daerah Mc Burney
- Nyeri pada tekanan intra abdominal yang naik (batuk, jalan)
- Nyeri tekan dengan defans muskuler
- rebound phenomen : menekan perut bagian kiri dan dilepas
mendadak dirasa nyeri pada perut sebelah kanan bawah
- Rovsing Sign : menekan daerah colon descendens/transversum
udara akan menekan sekum hingga timbul rasa sakit.
- Tenhorn Sign : menarik testis kanan, timbul rasa nyeri perut
PEMERIKSAAN kanan bawah.
- Psoas Sign : mengangkat tungkai kanan dalam ekstensi, timbul
DAN DIAGNOSIS nyeri perut kanan bawah.
- Obturator Sign : fleksi dan endorotasi sendi pinggul kanan,
timbul nyeri perut kanan bawah
Gejala-gejala diatas tidak semua akan positif
2. Colok dubur : nyeri pada jam 10.00 11.00
3. Lekositosis, tidak terlalu tinggi (kurang dari 10.000/sm3)
4. Sedimen urin perlu untuk menyingkirkan kelainan darim ureter
5. Foto polos abdomen menunjukkan adanya udara di daerah sekum dan
ileum distal (tidak mutlak dibuat untuk menyingkirkan kelainan
ureter (misalnya : batu ureter)
RS. Bunda Surabaya
RADANG AKUT USUS BUNTU
Jl. Raya Kandangan 23
Surabaya No. Dokumen No. Revisi Halaman
2/4
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Bunda Surabaya
Tanggal terbit
10 Juni 2011
PROSEDUR
TETAP dr. I Made Agus Budhi Aryawan, MARS

A. Golongan Gastro-Enteritis : pada G.E biasanya dimulai dengan mual


dan muntah, baru disusul dengan rasa sakit. Sebaliknya pada
apendisitis akan dimulai dari rasa sakit dan disusul dengan m,ual dan
muntah.
1. Limfadenitis mesenterik : jarang dan biasanya dijumpai pada
anak-anak dan dewasa muda
2. Entero-Kolitis : biasanya kronis. Ada faktor psiko-somatik
3. Ileitis terminalis ; jarang dijumpai di Asia, Radiologis
menunjukkan gambaran sarang lebah (penyakit Crohn)
B. Kelainan organ-organ pelvis wanita
1. Pecahnya folikel ovarium yang terjadi pada pertengan siklus
menstruasi.
2. Keradangan : salfingitis. Lokalisasi nyeri lebih rendah dan pada
RT/VT didapatkan nyeri pada genetalia interna
3. Torsi kista ovarium
DIAGNOSIS 4. Kehamilan di luar kandungan : amenore, cairan bebas dalam
BANDING rongga peritoneum dan anemia.
C. Kelainan saluran air kemih :
1. Batu ginjal/ureter; nyeri berupa kolik, terutama di daerah
pinggang. Sediman urin menunjukkan kelainan dan pada BOF
sering tampak batu radiopaq
2. Pielonefritis : gejala sepsis dan adanya piuria.
D. Kelainan-kelainan lain di dalam abdomen :
1. Tukak peptik
2. Kolesistitis
3. Pankreatitis
4. Diverkulitis
5. Perforasi karsinoma kolon
E. Penyakit-penyakit di luar abdomen :
1. Pneumonia
2. Pleuritis
3. Infark miokard
Dengan medikamentosa sebagian dapat sembuh, tetapi sering disusul dengan
PENYULIT krisis-krisis berikutnya yang biasanya lebih berat.
RS. Bunda Surabaya
RADANG AKUT USUS BUNTU
Jl. Raya Kandangan 23
Surabaya No. Dokumen No. Revisi Halaman
3/4
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Bunda Surabaya
Tanggal terbit
10 Juni 2011
PROSEDUR
TETAP dr. I Made Agus Budhi Aryawan, MARS

Yang sering timbul adalah penyulit berikut :


1. Pembentukan infiltrat, dapat berlanjut dengan pembentukan
abses.
2. Timbul perforasi hingga terjadi peritonitis umum. Timbul
gejala-gejala sepsis dengan febris tinggi dan lekositosis
sampai 20.000/mm3. Morbiditas dan mortalitas menjadi
PENYULIT tinggi.
3. Foie apendiculaire : terjadi emboli kuman-kuman lewat
sistem porta ke hepar sehingga timbul mikro-mikro abses di
hepar.
4. Penderita jatuh dalam toksis dengan ikterus. Prognosis
sangat jelek
Prinsip pengobatan adalah apendisektomi, dengan persiapan-
persiapan pra bedah sebagai berikut :
1. Infus larutan garam fisiologis atau ringer laktat.
2. Ampisillin 1g. Iv. + metronidazole 1g. Sup. Diberikan 1 jam
pra-bedah.
Bila pada operasi ternyata didapatkan apendiks yang sudah
mengalami perforasi, maka langsung dibuat pembiakan
kuman dan tes kepekaan kuman terhadap antibiotik.

Pasca bedah :
PENATALAKSANAAN 1. Infus diteruskan dengan komposisi 2 garam fisiologis dan 3
dekstrose 5% dalam 24 jam, sampai makan peroral dapat
dimulai.
2. Bila bising usus mulai terdengar dapat dimulai minum sedikit-
sedikit (3 sendok makan/jam).
3. Bila flatus sudah terjadi dan perut tidak kembung maka
makan cair dapat dimulai.
4. Fisioterapi dapat dimulai segera pasca bedah
5. Pada apendisitis akut yang tidak mengalami penyulit, cukup
diberikan antibiotik propilaksis anpicillin 1 gr. +
metronidazole 1 gr. Sup. Waktu premedikasi.
RS. Bunda Surabaya
RADANG AKUT USUS BUNTU
Jl. Raya Kandangan 23
Surabaya No. Dokumen No. Revisi Halaman
3/4
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Bunda Surabaya
Tanggal terbit
10 Juni 2011
PROSEDUR
TETAP dr. I Made Agus Budhi Aryawan, MARS

Bila sudah mengalami penyulit septik (gangren/perforasi)


diberikan antibiotik :
- Ampisillin 3x1 gr. Intra vena
- Aminoglikozid 3x60 mg. Intra vena (1,5 mg/kgBB) dan
PENATALAKSANAAN - Metronidazole 3x0,5 gr. Intra vena
Atau
Sefalosporin generasi III 3x1 gr. i.v. dengan metronidazole
3x0,5 gr. i.v

Anda mungkin juga menyukai