Anda di halaman 1dari 2

Tatalaksana pasien dengan keluhan kolik renal

 Analgetik
Analgetik merupakan tindakan terapautik pertama untuk mengurangi nyeri pada
episode akut. Non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) efektif sebagai lini pertama
dalam mengatasi kolik renal terutama akibat adanya batu saluran kemih. NSAID tebukti
memiliki efek analgetik yang lebih baik daripada opioid.

Pemberian antispasmodic sebagai tambahan analgetik tidak terbukti mengurangi


keluhan. Pemberian NSAID terutama diclofenac dan ibuprofen meningkatkan kejadian
gangguan kardiovaskular mayor. Diclofenak di kontraindikasikan pada pasien CHF (NYHA 2-
4), penyakit jantung iskemik, dan penyakit cerebrovascular.

Opioid, terutama pethidine, dihubungkan dengan tingginya angka muntah dibandingkan


pada pemberina NSAID, dan meningkatkan kemungkinan pengulangan pemberian. Jika
menggunakan opioid, direkomendasikan untuk tidak memberikan pethidine.

 Terapi Antiemetik

Karena mual dan muntah sering menyertai kolik renal akut, anti emetik sering digunakan
dalam terapi renal kolik. Beberapa anti emetic mempunyai efek sedasi yang membantu
dalam pengobatan. Metoklopramid adalah satu satunya antiemetic yang telah dipelajari
dalam penanganan kolik renal. Pada 2 studi double-blind, menunjukkan penurunan rasa
nyeri yang sama dengan obat analgetik narkotik ditambah dengan fitur mengurangi mual.
Efek antiemetik diawali dari blockade reseptor dopaminergic di CNS. Tidak ditemukan
efek anxiolitik dan minim efek sedasi dibandingkan antagonis dopamine yang bekerja di
sentral. Efek metoklopramid muncul dalam 3 menit pada injeksi i.v, namun bila digunakan
via i.m, efek akan muncul setelah 15 menit. Dosis pada dewasa adalah 10 mg I.V atau I.M
setiap 4-6 jam sesuai kebutuhan. Metoklopramid tidak tersedia dalam supositoria.
Pengobatan lainnya yang sering digunakan termasuk ondansetron, promethazine,
prochlorperazine, dan hydroxyzine. Penulis merekomendasikan penggunaan anti emetic
pada pasien yang muntah secara aktif atau mengeluhkan rasa mual yg dapat mengganggu
terapi. Ondansetron dapat mudah digunakan dimanapun karena sediaan yang berbagai
macam.

 Terapi Antibiotik
Infeksi saluran kemih harus selalu ditangani jika ada rencana ekstraksi batu. Pada pasien
dengan infeksi yang signifikan dan obstruksi, drainase harus dilakukan untuk beberapa hari
dengan pemasangan stent atau nefrostomi perkutaneus sebelum dilakukan ekstraksi batu

Untuk pencegahan infeksi pada prosedur tindakan seperti URS atau PCNL, tidak ada
bukti bahwa pemberian antibiotic perioperative diharuskan. Namun, pada pasien dengan
kultur urin negative, pemberian antibiotik profilaksis mengurangi kejadian demam pasca
operasi dan komplikasi lainnya secara signifikan. Penggunaan antibiotic sekali minum dinilai
cukup

Reference:

Turk C, Skolarikos A, Neisius A, Petrik A, Seitz C, et al. EAU Guideline on Urolithiasis. European
Association of Urology.2019.

Jokar A, Khademhosseini P, Ahmadi K, Sistani A, Amiri M, et al. A Comparison of


Metoclopramide and Ondansetron Efficacy for the Prevention of Nausea and Vomiting In
Patients Suffered From Renal Colic. Oamjms.2018 Oct. 25; 6(10): 1833-38.

Wen CC, Nakada SY. Treatment selection and outcomes: renal calculi. Urol Clin North Am. 2007
Aug. 34(3):409-19.

Anda mungkin juga menyukai