Anda di halaman 1dari 31

TEXTBOOK

READING
TRAUMA GINJAL
Cynthia Andrina Illahi H (30101700045)
Pembimbing :
dr. Ahmad Sulaiman Lubis, Sp.U

Bagian Ilmu Bedah


Universitas Islam Sultan Agung
2022
ANATOMI

GINJAL
MEKANISME TRAUMA
GINJAL
Mekanisme Akselerasi
Tumpul
trauma (percepatan)

Deselerasi
(perlambatan)

Tembus Luka tembak

Luka tusuk
MEKANISME TRAUMA
GINJAL
Akselerasi / Ginjal bergerak ke Peregangan mendadak
Deselerasi atas / bawah pedikel ginjal
Kadang menyebabkan avulsi

Robekan tunika intima

Trombosis
Ketika trauma ginjal
Cedera renovascular arteri ginjal
menyebabkan robekan
yang parah Gangguan
pada titik fiksasi
Namun jarang retroperitoneal vena ginjal
Avulsi pedikel
ginjal
KLASIFIKASI TRAUMA GINJAL
MANIFESTASI KLINIS
Gambaran klinis pasien dapat bervariasi,
bergantung pada derajat trauma dan
keterlibatan organ lain.
► Jejas pada regio abdomen & flank
► Nyeri pada pinggang atau abdomen
► Hematuria
► Nausea & vomitus
PEMERIKSAAN FISIK

NYERI DISTENSI TANDA-TANDA


ABDOMEN ABDOMEN SYOK?
DIFUS

TERABA MASSA
FRAKTUR RETROPERITONEA
COSTAE L
EKIMOSIS DI
TERBAWAH ILEUS
REGIO FLANK
ATAU KUADRAN
KANAN ATAS
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
DARAH RUTIN
URINALISA (HB HT SERIAL) TES FUNGSI
GINJAL

Penanda penting dari kehilangan


Mikroskopis hematuria (> 5 Kadar kreatinin yang awalnya
darah dan panduan strategi
sel darah merah / bidang meningkat biasanya
manajemen. Hct yang rendah
daya tinggi [RBCs / HPF] menunjukkan patologi ginjal
(terutama dengan adanya syok)
atau temuan dipstick positif) yang sudah ada sebelumnya
menunjukkan perlunya resusitasi
atau gross hematuria
cepat
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
► Indikasi :
1. Semua pasien trauma tembus dengan kemungkinan
cedera ginjal dan hemodinamik yang stabil
2. Semua pasien trauma tumpul dengan mekanisme
trauma (akselerasi/deselerasi) yang signifikan
3. Semua pasien trauma tumpul dengan gross
hematuria
4. Semua pasien trauma tumpul dengan hematuria
mikroskopik dan hipotensi (SBP < 90mmHg)
5. Semua pasien pediatrik dengan > 5 sel darah
merah/LPK
IMAGING PADA TRAUMA GINJAL

► CT scan abdomen dengan kontras


(Gold Standar)
○ Cepat, sangat sensitif, spesifik
○ Gambaran yg terlihat  laserasi
parenkim, ekstravasasi urin, cedera
organ lainnya, menentukan derajat
perdarahan retroperitoneal
► Intravenous Pyelography
○ Dapat digunakan apabila tidak tersedia CT scan
○ Dapat menentukan ada atau tidaknya ginjal, menentukan parenkim, dan
menguraikan sistem pengumpul

► One-shot IVP
○ Hanya pada pasien dengan hemodinamik tidak stabil yang membutuhkan
intervensi operatif segera
○ Memberikan informasi mengenai ginjal yang mengalami trauma dan
evaluasi fungsi ginjal kontralateral
○ Cara : foto polos abdomen diambil setelah 10 menit diinjeksikan kontras
sebanyak 2 ml/kgBB
Ultrasonografi (FAST)
◦ Digunakan untuk evaluasi cepat pada trauma abdomen
◦ Menilai adanya hemoperitoneum
◦ Tidak bisa menentukan kedalaman dan luas lesi serta tidak bisa
memberikan informasi tentang ekstravasasi urin
◦ USG dapat digunakan untuk evaluasi serial cedera stabil atau setelah
urinoma atau hematoma retroperitoneal

Arteriografi renal
◦ Indikasi paling umum untuk angiografi adalah non-visualisasi ginjal
◦ Angiogram ginjal mungkin menunjukkan kerusakan pada arteri ginjal
atau cabang segmentalnya, merupakan tes pilihan untuk evaluasi
cedera vaskular ginjal
TATALAKSANA TRAUMA GINJAL
NON OPERATIVE
◦ Terapi konservatif pada
- Pasien yang secara hemodinamik stabil atau yang tetap stabil
setelah resusitasi awal.
- Tidak ada cedera vaskular atau trauma ginjal derajat I-III (AAST).
◦ Tindakan konservatif
◦ Bed rest dan hidrasi
◦ Analgesik untuk menghilangkan nyeri
◦ Observasi
ANGIOEMBOLISASI SELEKTIF

● Menghentikan perdarahan tanpa perlu melakukan laparotomi


● Efektif untuk semua derajat trauma ginjal terutama pada derajat
AAST >3
● Fistula arteriovenosa dan pseudoaneurisma sering diterapi
dengan angioembolisasi dengan tingkat keberhasilan yang cukup
tinggi
TATALAKSANA TRAUMA GINJAL
OPERATIVE
INDIKASI ABSOLUT :
INDIKASI RELATIF :
o Hemodinamik tidak stabil yang tidak ○ Ekstravasasi urin dengan
berespon setelah resusitasi (dengan devaskularisasi parenkim ginjal
yang signifikan
syok)
○ Cedera ginjal disertai cedera
o Hematoma renal yang meluas kolon/pankreas
o Suspek avulsi pedikel vaskular ginjal ○ Cedera arteri
(derajat V)
o Avulsi ureteropelvico junction
RENAL
EXPLO
RATION
PARTIA
L
NEPHR
ECTOM
RENOR
RAPHY
VASCU
LAR
INJURI
ES
KOMPLIKASI
○ Ekstravasasi urin persisten
○ Abses perinefric
○ Perdarahan
○ Hipertensi
KESIMPULAN
Strategi manajemen yang diharapkan dari trauma ginjal memungkinkan perlindungan ginjal
maksimal.
● Derajat hematuria dan keparahan cedera ginjal tidak berkorelasi secara konsisten.
● Computed tomography (CT) dengan kontras adalah gold standard untuk pencitraan
genitourinaria pada trauma ginjal.
● Pasien dengan hematuria mikroskopis tanpa syok dapat diamati secara klinis tanpa
pemeriksaan pencitraan.
● Cedera ginjal yang stabil secara hemodinamik harus ditangani secara konservatif (bahkan
dengan cedera parah dan derajat tinggi).
● Embolisasi selektif merupakan cara yang efektif dan invasif minimal untuk menghentikan
perdarahan aktif dari parenkim
laserasi dan cedera arteri segmental.
● Temuan CT yang mencurigakan untuk cedera mayor meliputi (1) hematoma medial (cedera
vaskular); (2) ekstravasasi urin medial (cedera pelvis ginjal atau ureteropelvic junction); dan (3)
kurangnya peningkatan kontras parenkim (cedera arteri).
● IVP “one-shot” intraoperatif memastikan adanya fungsi ginjal kontralateral.
● Kontrol vaskular dini sebelum membuka fasia Gerota dapat menurunkan resiko kehilangan
ginjal.
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai