Anda di halaman 1dari 9

2.

6 Manifestasi Klinis

Nyeri yang terlokalisasi pada satu


daerah panggul atau di atas perut
Hematuria baik mikroskopik maupun
dapat terjadi akibat adanya
gross (makroskopik).
perdarahan ataupun kemih yang
terdapat di ronggo retroperitoneal.

Ekimosis pada daerah panggul atau


pada kuadran atas perut terutama
Tanda-tanda perdarahan akibat
pada trauma tumpul ginjal dapat
trauma hingga syok hipovolemik yang
teraba massa yang mungkin
dengan tanda-tanda syok berupa
merupakan hematoma yang besar di
hipotensi,akral dingin, anemeia,
rongga retroperitonel atau
takikardi hingga bradikardi.
kemungkinan akibat ekstravasasi
kemih.
2.7 Diagnosis dan Pemeriksaan Laboratorium
1. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik
Anamnesis mengenai mekanisme terjadinya trauma seperti jatuh dari ketinggian,
kecelakaan bermotor dengan kecepatan yang laju, atau trauma langsung pada
region flank.
nilai lokasi trauma dan trauma penyerta lainnya.

Riwayat penyakit sebelumnya sebagai faktor pemberat, atau munculnya komplikasi


lanjut.
Penilaian stabilitas haemodinamik merupakan faktor utama dalam pengelolaan
semua trauma ginjal. Vital sign harus dicatat untuk mengevaluasi pasien
1. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik
Kecurigaan adanya cedera ginjal jika terdapat trauma di daerah
pinggang, punggung, dada sebelah bawah, dan perut bahagian atas
dengan disertai nyeri ataupun didapati adanya jejas pada daerah
tersebut, hematuria,fraktur kosta sebelah bawah (T8-T12) atau
fraktur prosesus spinosus vertebra, trauma tembus pada daerah
abdomen atau pinggang, cedera deselerasi yang berat akibat jatuh
dari ketinggian atau kecelakaan lalu lintas.
2. Pemeriksaan Laboratorium
Urinalisa merupakan pemeriksaan penting untuk mengetahui adanya
cedera pada ginjal

Hematuria mikroskopis atau gross, sering terlihat tetapi tidak cukup sensitif
dan spesifik untuk membedakan apakah suatu trauma minor atau mayor.

Hematokrit serial dan vital sign merupakan pemeriksaan yang digunakan


untuk mengevaluasi pasien trauma.
2. 10 Tatalaksana
1. Operasi dan Rekontruksi
Operasi ditujukan pada trauma ginjal mayor dengan tujuan untuk
segera menghentikan perdarahan. Selanjutnya mungkin perlu dilakukan
debriment reparasi ginjal (berupa renorafi atau penyambungan
vaskuler) atau tidak jarang harus dilakukan nefrektomi parsial bahkan
nefrektomi total karena kerusakan ginjal yang sangat berat.
2. Manajemen Non- Operatif / Konservatif
Perbedaan dalam pengelolaan trauma tumpul dan penetrasi adalah
hasil dari ketidakstabilan yang lebih besar dari pasien setelah trauma
tembus dan kemungkinan lebih tinggi dari cedera tumpul parah setelah
senjata api dan luka tusuk.
a. Cedera ginjal tumpul
Manejemen non-operatif dipertimbangkan pada Pada pasien yang
stabil, berupa perawatan suportif yaitu dengan istirahat dan
observasi. Semua kasus trauma ginjal derajat 1 dan 2 dapat dirawat
secara konservatif baik pada trauma tumpul ataupun trauma tembus.
b. Penetrasi trauma ginjal
Luka tembus sering dilakukan pembedahan. Namun, pendekatan
sistematis berdasarkan evaluasi klinis, laboratorium dan radiologi
untuk meminimalkan eksplorasi tanpa meningkatkan morbiditas.
Perdarahan terus-menerus merupakan indikasi utama untuk
eksplorasi dan rekonstruksi.
2.11 Komplikasi
Terdapat beberapa komplikasi awal setelah cedera yaitu:
Delayed bleeding.
Urinary leakage.
Abses perirenal
Pasca cedera ginjal dapat menimbulkan komplikasi lanjutan yaitu:
Hidronefrosis.
Pielonefritis kronis.
Hipertensi.
Fistula arteriovenosa.
Urolithiasis.

Anda mungkin juga menyukai