0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
426 tayangan9 halaman
1. Manifestasi klinis cedera ginjal antara lain nyeri di daerah panggul atau perut atas, hematuria, dan ekimosis di daerah tersebut.
2. Diagnosis didasarkan pada anamnesis, pemeriksaan fisik, dan laboratorium seperti urinalisis yang menunjukkan hematuria.
3. Penatalaksanaan meliputi tindakan bedah untuk menghentikan perdarahan akut, dan penanganan non-operatif untuk cedera ringan berupa observasi.
1. Manifestasi klinis cedera ginjal antara lain nyeri di daerah panggul atau perut atas, hematuria, dan ekimosis di daerah tersebut.
2. Diagnosis didasarkan pada anamnesis, pemeriksaan fisik, dan laboratorium seperti urinalisis yang menunjukkan hematuria.
3. Penatalaksanaan meliputi tindakan bedah untuk menghentikan perdarahan akut, dan penanganan non-operatif untuk cedera ringan berupa observasi.
1. Manifestasi klinis cedera ginjal antara lain nyeri di daerah panggul atau perut atas, hematuria, dan ekimosis di daerah tersebut.
2. Diagnosis didasarkan pada anamnesis, pemeriksaan fisik, dan laboratorium seperti urinalisis yang menunjukkan hematuria.
3. Penatalaksanaan meliputi tindakan bedah untuk menghentikan perdarahan akut, dan penanganan non-operatif untuk cedera ringan berupa observasi.
daerah panggul atau di atas perut Hematuria baik mikroskopik maupun dapat terjadi akibat adanya gross (makroskopik). perdarahan ataupun kemih yang terdapat di ronggo retroperitoneal.
Ekimosis pada daerah panggul atau
pada kuadran atas perut terutama Tanda-tanda perdarahan akibat pada trauma tumpul ginjal dapat trauma hingga syok hipovolemik yang teraba massa yang mungkin dengan tanda-tanda syok berupa merupakan hematoma yang besar di hipotensi,akral dingin, anemeia, rongga retroperitonel atau takikardi hingga bradikardi. kemungkinan akibat ekstravasasi kemih. 2.7 Diagnosis dan Pemeriksaan Laboratorium 1. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik Anamnesis mengenai mekanisme terjadinya trauma seperti jatuh dari ketinggian, kecelakaan bermotor dengan kecepatan yang laju, atau trauma langsung pada region flank. nilai lokasi trauma dan trauma penyerta lainnya.
Riwayat penyakit sebelumnya sebagai faktor pemberat, atau munculnya komplikasi
lanjut. Penilaian stabilitas haemodinamik merupakan faktor utama dalam pengelolaan semua trauma ginjal. Vital sign harus dicatat untuk mengevaluasi pasien 1. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik Kecurigaan adanya cedera ginjal jika terdapat trauma di daerah pinggang, punggung, dada sebelah bawah, dan perut bahagian atas dengan disertai nyeri ataupun didapati adanya jejas pada daerah tersebut, hematuria,fraktur kosta sebelah bawah (T8-T12) atau fraktur prosesus spinosus vertebra, trauma tembus pada daerah abdomen atau pinggang, cedera deselerasi yang berat akibat jatuh dari ketinggian atau kecelakaan lalu lintas. 2. Pemeriksaan Laboratorium Urinalisa merupakan pemeriksaan penting untuk mengetahui adanya cedera pada ginjal
Hematuria mikroskopis atau gross, sering terlihat tetapi tidak cukup sensitif dan spesifik untuk membedakan apakah suatu trauma minor atau mayor.
Hematokrit serial dan vital sign merupakan pemeriksaan yang digunakan
untuk mengevaluasi pasien trauma. 2. 10 Tatalaksana 1. Operasi dan Rekontruksi Operasi ditujukan pada trauma ginjal mayor dengan tujuan untuk segera menghentikan perdarahan. Selanjutnya mungkin perlu dilakukan debriment reparasi ginjal (berupa renorafi atau penyambungan vaskuler) atau tidak jarang harus dilakukan nefrektomi parsial bahkan nefrektomi total karena kerusakan ginjal yang sangat berat. 2. Manajemen Non- Operatif / Konservatif Perbedaan dalam pengelolaan trauma tumpul dan penetrasi adalah hasil dari ketidakstabilan yang lebih besar dari pasien setelah trauma tembus dan kemungkinan lebih tinggi dari cedera tumpul parah setelah senjata api dan luka tusuk. a. Cedera ginjal tumpul Manejemen non-operatif dipertimbangkan pada Pada pasien yang stabil, berupa perawatan suportif yaitu dengan istirahat dan observasi. Semua kasus trauma ginjal derajat 1 dan 2 dapat dirawat secara konservatif baik pada trauma tumpul ataupun trauma tembus. b. Penetrasi trauma ginjal Luka tembus sering dilakukan pembedahan. Namun, pendekatan sistematis berdasarkan evaluasi klinis, laboratorium dan radiologi untuk meminimalkan eksplorasi tanpa meningkatkan morbiditas. Perdarahan terus-menerus merupakan indikasi utama untuk eksplorasi dan rekonstruksi. 2.11 Komplikasi Terdapat beberapa komplikasi awal setelah cedera yaitu: Delayed bleeding. Urinary leakage. Abses perirenal Pasca cedera ginjal dapat menimbulkan komplikasi lanjutan yaitu: Hidronefrosis. Pielonefritis kronis. Hipertensi. Fistula arteriovenosa. Urolithiasis.
Institusi Yang Diakui Oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan LPDP Untuk Mengeluarkan Skor TOEFL ITP TOEFL IBT PTE Academic IELTS Dalam Rangka Pendaftaran Beasiswa LPDP
Institusi Yang Diakui Oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan LPDP Untuk Mengeluarkan Skor TOEFL ITP TOEFL IBT PTE Academic IELTS Dalam Rangka Pendaftaran Beasiswa LPDP