Anda di halaman 1dari 13

ASPEK MEDIKOLEGAL DAN KEISLAMAN PEMBUNUHAN DAN

TRAUMA TUMPUL

xxx, xxx, Program Pendidikan Profesi Dokter, Stase Forensik dan Medikolegal,
Universitas Islam Sultan Agung 2024

Email : @gmail.com

Abstract

This paper examines medicolegal and Islamic matters which discuss Murder and
Blunt Trauma. Murder is an act committed by a person and several people
together which causes a person or several people to lose their lives. Bhayangkara
Hospital Medan recorded the highest percentage of murder incidents involving
victims who died due to blunt force trauma with a total of 46 (63.01%) while
sharp object trauma amounted to 27 (36.99%) in 2020. The method used is case
reporting on cases This is a man, taken by the police to Soweondo Pati Hospital
on December 29 2023 at around 02.50 WIB. The victim was a man who died due
to blunt force trauma. Based on the findings obtained from the examination of the
body, we conclude that the body of a man aged between twenty-four and twenty-
five years old had injuries caused by blunt force bruises on the head, face, chest,
both upper limbs, blood leaks on the inner scalp. The cause of death was blunt
force to the head which caused brain hemorrhage resulting in suffocation. This
action is basically an act that violates the law in Islam.

Keywords: Medicolegal, Islam, Murder, and Blunt Trauma

Abstrak

Makalah ini mengkaji tentang medikolegal dan keislaman yang membahas tentang
Pembunuhan dan Trauma Tumpul. Pembunuhan adalah suatu perbuatan yang
dilakukan oleh seseorang dan beberapa orang secara bersama-sama yang
menyebabkan seseorang atau beberapa orang kehilangan nyawa. Rumah Sakit
Bhayangkara Medan mencatat persentase insiden pembunuhan terbanyak ialah
pada korban meninggal akibat trauma benda tumpul dengan jumlah 46 (63,01%)
sedangkan trauma benda tajam berjumlah 27 (36,99%) pada tahun 2020. Metode
yang dilakukan dengan case report pada kasus ini Seorang laki-laki, dibawa polisi
ke Rumah Sakit RS Soweondo Pati pada tanggal 29 Desember 2023 sekitar pukul
02.50 WIB. Korban adalah seorang laki laki yang tewas akibat trauma benda
tumpul. Berdasarkan temuan-temuan yang didapatkan dari pemeriksaan atas
jenazah, maka kami simpulkan jenazah seorang laki-laki usia antara dua puluh
empat sampai dua puluh lima tahundidapatkan luka akibat kekerasan tumpul luka
memar di kepala ,wajah , dada, kedua anggota gerak atas ,resapan darah pada kulit
kepala bagian dalam. Sebab mati adalah kekerasan tumpul pada kepala yang
menyebabkan perdarahan otak mengakibatkan mati lemas. Tindakan tersebut pada
dasarnya merupakan tindakan yang melanggar hukum dalam Islam

Kata kunci : Medikolegal, Islam, Pembunuhan, dan Trauma Tumpul

I. PENDAHULUAN

Pembunuhan adalah suatu perbuatan yang dilakukan oleh seseorang dan


beberapa orang secara bersama-sama yang menyebabkan seseorang atau beberapa
orang kehilangan nyawa ( Amir, 2007) . Trauma merupakan salah satu penyebab
kematian, baik kematian yang mendadak atau tidak. Untuk itu, diperlukan
pengetahuan yang teliti apakah perlukaan pada seseorang dapat berakibat fatal
atau tidak, dan ini merupakan poin penting untuk membantu proses peradilan
( Apurano, 2011).Trauma dikelompokkan berdasarkan sifatnya menjadi trauma
mekanik, fisika dan kimia. Pembunuhan akibat trauma tumpul harus memenuhi
syarat dari definisi trauma tumpul sendiri yaitu tidak mbermata tajam, konsistensi
keras/ kenyal, permukaan halus atau kasar dan mengakibatkan kematian (Dahlan,
2000).
Menurut Badan Statistik Nasional Provinsi Jawa tengah pada tahun 2021
menempati urutan ke 4 tertinggi kasus pembunuhan di Indonesia sebanyak 52
kasus. Kasus Pembunuhan di Jawa Tengah terus meningkat dari tahun ke tahun.
Rumah Sakit Bhayangkara Medan mencatat persentase insiden pembunuhan
terbanyak ialah pada korban meninggal akibat trauma benda tumpul dengan
jumlah 46 (63,01%) sedangkan trauma benda tajam berjumlah 27 (36,99%) pada
tahun 2020.
Kasus Pembunuhan semakin meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni substansi hukum, struktur dan kultur
hukum. Penyebab pembunuhan sadis seringkali disebabkan masalah substansial,
dukungan kolektif, dan ada tujuan tertentu. Sebab substansial dalam pembunuhan
biasanya karena motif tertentu / rasa marah yang luar biasa karena faktor
psikologi dan ekonomi. Kasus Pembunuhan merupakan permasalahan yang
melanggar hukum baik Hukum pidana maupun hukum islam. Penelitian ini
bertujuan untuk membahas aspek medikolegal dan aspek keislaman pada kasus
pembunuhan yang diakibatkan oleh trauma tumpul yang terjadi di kota Pati,
Provinsi Jawa Tengah

II. METODE PENELITIAN


Metode penelitian yang digunakan adalah case report yang diambil dari Visum
Et Repertum kasus Pembunuhan yang disbeabkan oleh trauma benda tumpul
yang ada di Rumah Sakit dr Soewondo Pati.

III. PEMBAHASAN
A. Pembunuhan dan Trauma Tumpul Dalam Tinjauan Etika Kesehatan
1) Pembunuhan

Pengertian pembunuhan adalah suatu aktivitas yang dilakukan oleh


seseorang dan beberapa orang yang mengakibatkan seseorang dan beberapa orang
meninggal dunia.Tindak pidana pembunuhan, di dalam kitab Undang-undang
Hukum Pidana termasuk ke dalam kejahatan terhadap nyawa. Kejahatan terhadap
nyawa (misdrijven tegen het leven) adalah berupa penyerangan terhadap nyawa
orang lain. Pembunuhan sendiri berasal dari kata bunuh yang berarti mematikan,
menghilangkan nyawa (Dahlan, 2000). Membunuh artinya membuat supaya mati.
Pembunuh artinya orang atau alat yang membunuh dan pembunuhan berarti
perkara membunuh, perbuatan atau hal membunuh.

Suatu perbuatan dapat dikatakan sebagai pembunuhan adalah perbuatan


oleh siapa saja yang dengan sengaja merampas nyawa orang lain (Dahlan, 2000).
Pembunuhan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata bunuh, yang
artinya mematikan dengan sengaja. Dalam hukum pidana, pembunuhan disebut
dengan kejahatan terhadap jiwa seseorang yang diatur dalam BAB XIX Buku II
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Bentuk pokok dari kejahatan ini
adalah pembunuhan (doodslage), yaitu menghilangkan jiwa seseorang.
2) Trauma Tumpul

Trauma atau luka dari aspek medikolegal sering berbeda dengan pengertian
medis. Pengertian medis menyatakan trauma atau perlukaan adalah hilangnya
diskontinuitas dari jaringan. Dalam pengertian medikolegal trauma adalah
pengetahuan tentang alat atau benda yang dapat menimbulkan gangguan
kesehatan seseorang (Dahlan, 2008). Trauma mekanik terjadi karena alat atau
senjata dalam berbagai bentuk, alami atau dibuat manusia, trauma tumpul sendiri
diakibatkan oleh benda yang memiliki permukaan tumpul (Mansjoer, 2000).

Kekerasan oleh benda keras dan tumpul dapat mengakibatkan berbagai macam
jenis luka, antara lain :
a. Memar (Kontusio)
b. Luka Lecet (Abrasi)
c. Luka Robek
d. Fraktu
e. Kompresi
f. Perdarahan
Kekerasan benda tumpul dapat memberikan efek pada organ yang
terkena,efek yang paling parah adalah dapat menyebabkan kematian.

1. Kepala
Dapat berakitbat perdarahan otak dan kontusio otak
2. Leher
1. Dada

Dapat berakibat :

 Patah os costae, os. sternum, os. scapula, os. clavicula

 Robek organ jantung, paru, pericardium

2. Perut

Dapat berakibat :

 Patah os pubis, os sacrum, symphysiolysis, Luxatio sendi sacro


iliaca
 Robek organ hepar, lien, ginjal. Pankreas, adrenal, lambung,
usus, kandung seni

3. Tulang Belakang (Vertebra)

Dapat berakibat :

 Fraktura, dislokasi os vertebrae

Dapat karena :

1. Trauma langsung

2. Tidak langsung karena tarikan / tekukan

4. Anggota Gerak

Dapat berakibat :

 Patah tulang, dislokasi sendi

3. Robek otot, pembuluh darah, kerusakan saraf


Trauma Tumpul memiliki pola trauma yang khas yang dapat membedakan
antara trauma tumpul dan tajam, sehingga dapat mengidentifikasi jenis benda
yang digunakan dalam tindak kejahatan/ suatu kejadian , contohnya :

1. Luka terbuka tepi tidak rata pada kulit

2. Pejalan kaki yang ditabrak kendaraan bermotor biasanya


mendapatkan fraktur tulang panjang kaki. Hal ini disebut ‘bumper
fractures’. Adanya fraktur tersebut yang disertai luka lainnya pada
tubuh yang ditemukan di pinggir jalan, memperlihatkan bahwa
korban adalah pejalan kaki yang ditabrak oleh kendaraan
bermotor dan dapat diketahui tinggi bempernya. Karena hampir
seluruh kendaraan bermotor ‘nose dive’ ketika mengerem
mendadak, pengukuran ketinggian bemper dan tinggi fraktur dari
telapak kaki, dapat mengindikasikan usaha pengendara kendaraan
bermotor untuk mengerem pada saat kecelakaan terjadi.
3. Penderita serangan jantung yang terjatuh dapat diketahui dengan
adanya pola luka pada dan di bawah area ‘hat band’ dan biasanya
terbatas pada satu sisi wajah. Dengan adanya pola tersebut
mengindikasikan jatuh sebagai penyebab, bukan karena dipukul.

4. Pukulan pada daerah mulut dapat lebih terlihat dari dalam.


Pukulan yang kepalan tangan, luka tumpul yang terjadi dapat
tidak begitu terlihat dari luar, namun menimbulkan edem jaringan
pada bagian dalam, tepat di depan gigi geligi. Frenum pada bibir
atas kadang rusak, terutama bila korban adalah bayi yang sering
mendapat pukulan pada kepala

Pola trauma banyak macamnya dan dapat bercerita pada pemeriksa


medikolegal. Kadangkala sukar dikenali, bukan karena korban tidak diperiksa,
namun karena pemeriksa cenderung memeriksa area per area, dan gagal
mengenali polanya. Foto korban dari depan maupun belakang cukup berguna
untuk menetukan pola trauma. Persiapan diagram tubuh yang memperlihatkan
grafik lokasi dan penyebab trauma adalah latihan yang yang baik untuk
mengungkapkan pola trauma.

 Derajat Luka

1. Luka ringan adalah luka yang tidak menimbulkan penyakit atau


halangan dalam menjalankan pekerjaan jabatan atau pekerjaan
mata pencahariannya.
2. Luka sedang adalah luka yang dapat menimbulkan penyakit atau
halangan dalam menjalankan pekerjaan jabatan atau pekerjaan
mata pencaharian untuk sementara waktu.
3. Luka berat adalah luka yang sebagaimana diuraikan di dalam
pasal 90 KUHP, yang terdiri atas :
a. Luka atau penyakit yang tidak dapat diharapkan akan sembuh dengan
sempurna lebih ditujukan pada fungsinya. Contohnya trauma
pada satu mata yang menyebabkan kornea robek. Sesudah di jahit
sembuh, tetapi mata tersebut tidak dapat melihat.
b. Luka yang dapat mendatangkan bahaya maut.
Dapat mendatangkan bahaya maut pengertiannya memiliki
potensial untuk menimbulkan kematian, tetapi sesudah diobati
dapat sembuh.
c. Luka yang menimbulkan rintangan tetap dalam menjalankan
pekerjaan jabatan atau mata pencariaanya. Luka yang dari sudut medik
tidak membahayakan jiwa, dari sudut hukum dapat
dikategorikan sebagai luka berat. Contonya trauma
pada tangan kiri pemain biola atau pada wajah seorang
peragawati dapat dikatagorikan luka berat jika akibatnya
mereka tidak dapat lagi menjalankan pekerjaanya tersebut
selamanya.
d. Kehilangan salah satu dari panca indera.
i. Jika trauma menimbulkan kebutaan satu mata atau kehilngan
pendengran satu telinga, tidak dapat digolongkan kehilangan
indera. Meskipun demikian tetap digolongkan sebagai luka
berat berdasarkan butir (1) di atas.
e. Cacat besar atau kudung.
f. Lumpuh.
g. Gangguan daya pikir lebih dari 4 minggu lamanya. Gangguan
daya pikir tidak harus berupa kehilangan kesadaran tetapi
dapat juga berupa amnesia, disorientasi, anxietas, depresi atau
gangguan jiwa lainnya.
B. Pembunuhan dalam presepektif Islam

Pembunuhan dalam bahasa Indonesia adalah proses perbuatan. Sedangkan


pengertian membunuh adalah mematikan, menghilankan nyawa (Abdul, 2007).
dalam bahasa Arab pembunuhan disebut ‫ ألقتل‬berasal dari kata -‫ قتل‬yang artinya
mematikan. menurut Abdul Qadir Audah memberi definisi pembunuhan adalah
perbuatan seseorang yang menghilangkan yakni pembunuhan itu adalah
menghilangkan nyawa manusia.25 dalam surat Alfurqan ayat 68
Dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan yang lain beserta Allah dan
tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan
(alasan) yang benar.

Ada pula sura Al-Isra ayat 33:

Dan janganlah kamu membunuha jiwa yang diharamkan Allah membunuh-nya,


melainkan dengan suatu (alasan) yang benar.

Orang yang melakukan perbuatan tersebut secara langsung sudah pasti dia
merupakan pelaku pembunuhan yang menyuruh melakukan perbuatan, dan yang
turut melakukan perbuatan, mereka semua termasuk pelaku dalam suatu tindak
pidana. jadi yang bisa diambil dari arti Pembunuhan adalah suatu aktivitas yang
dilakukan oleh seseorang dan atau beberapa orang yang mengakibatkan
seseorang dan/atau beberapa orang yang mengakibatkan seseorang dan/atau
beberapa orang meninggal dunia. Apabila diperhatikan dari sifat seseorang
dan/atau beberapa orang(Ahmad, 2005)

Tindakan penghilangan nyawa manusia ada tiga macam, sebagai berikut:

a. Pembunuhan Sengaja (Qatl al-Amd)


Pembunuhan sengaja Yaitu suatu pembunuhan dimana perbuatan
yang mengakibatkan hilangya nyawa itu disertai dengan niata
untuk membunuh korban. Dalam ajaran islam, pembunuhan yang
dilakukan dengan sengaja terhadap orang yang dilindungi jiwanya,
disamping dianggap sebagai suatu jarimah, juga merupakan dosa
paling besar (akbarul kaba’ir)
unsur-unsur dalam pembunuhan sengaja yaitu :
1) Korban adalah orang yang hidup.
2) Perbuatan si pelaku yang mengakibatkan kematian korban.
3) Ada niat bagi si pelaku untuk menghilangkan nyawa korban.
unsur yang utama ialah pada unsur yang ketiga, yaitu adanya niat
pelaku yang tidak dapat diketahui.
b. Pembunuhan Tidak Sengaja (Khatha’)
Menurut hanafiyah dikutip Abdul Qadir Audah pengertian
Pembunuhan tidak disengaja adalah pembunuhan menyerupaisengaja
adalah suatu pembunuhan dimana pelaku sengaja memukulkorban
dengan tongkat, cambuk, batu, tangan, atau benda lain
yangmengakibatkan kematian.Sedangkan yang berkata pembunuhan
tidak sengaja adalah perbuatan yang dilakukan oleh seseorang dengan
tidak ada unsur kesengajaan yang mengakibatkan oranglain meningal
dunia. Sebagai contoh dapat dikemukakan bahwa ketika seseorang
melakukan penebangan pohon yang kemudian pohon yang ditebang itu
tiba-tiba tumbang dan menimpa orang yang lewat lalu meninggal
dunia. pembunuhan tidak sengaja unsur,yaitu :
1) adanya perbuatan yang menyebabkan kematian.
2) terjadinya perbuatan itu karena kesalahan.
3) adanya hubungan sebab akibat antara perbuatan kesalahan dan
kematian korban

c. Pembunuhan Semi Sengaja

Pembunuhan semi sengaja adalah pembunuhan yang senggaja dilakukan oleh


seseorang kepada orang lain dengan tujuan mendidik. Sebagai contoh guru
memukul pengaris kepada murid tiba-tiba muridnya yang dipukul meninggal
dunia. Maka tersebut disebut semi senggaja. Perbuatan itu sengaja dilakukan
dalam namun sama sekali tidak menghendaki kematian si korban.

Dalam pembunuhan semi sengaja ini ada 3 unsur yaitu :

1) pelaku melakukan perbuatan yang mengakibatkan kematian.

2) ada maksud penganiayaan atau permusuhan(jadi bukan niat membunuh).

3) adanya hubungan sebab akibat antara perbuatan pelaku dengan kematian


korban.

Sedangkan menurut Prof. H.A. Jazuli, ada 3 (tiga) pembunuhan semi sengaja
yaitu ;

1) Pelaku melakukan suatu perbuatan yang mengakibatkan kematian.

2) Ada maksud penganiayaan atau permusuhan.

3) Ada hubungan sebab akibat antara perbuatan pelaku dengan kematian korban.

Hukuman Pembunuhan Dalam Hukum Islam

Adapun hukuman yang dikenakan untuk masing-masing pembunuhan


sebagaimana yang telah ditetapkan. Dalam hukum islam ditinjau dari segi
hubungan antara satu hukuman dengan hukuman lain dapat dibagi menjadi:
a. Pembunuhan sengaja ada beberapa jenis yaitu hukuman pokok hukuman
pengganti dan hukuman tanmbahan. Hukuman pokok pembunuhan adalah
qishash. Bila dimaafkan oleh keluarga korban maka hukuman pengganti
adalah tazir.

b. pembunuhan semi sengaja adalah hukuman pokok pada diat dan kafarat,
sedangkan hukuman pengantinya adalah puasa dan tazir dan hukuman
tambahannya adalah terhalang menerima warisan dan wasiat

Pembunuhan karena tersalah hukuman pokok adalah diat dan kafarat. Hukuman
pengantinya adalah puasa dan tazir dan hukuman tambahannya adalah
hilangnya hak waris dan hak mendapat wasiat. Menurut sebagian ulama’ tazir
tadi di tambah kafarah (hukuman tambahan), yaitu pencabutan hak atas hak
waris dan hak wasiat harta dari orang yang dibunuh. Dengan ditetapkan diyat
sebagai hukuman pengganti dari Qishash. maka seorang hakim tidak boleh
menggabungkan hukuman Qishas dan hukuman diyat dalam suatu kasus
pembunuhan.

C. Hukum Pembunuhan di Indonesia


Pasal pembunuhan adalah salah satu pasal dalam Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana (KUHP) yang mengatur tentang tindak pidana
pembunuhan. Pembunuhan adalah suatu perbuatan yang dilakukan oleh
seseorang dan beberapa orang secara bersama-sama yang menyebabkan
seseorang atau beberapa orang kehilangan nyawa.

Ada beberapa jenis tindak pidana pembunuhan. Setiap jenisnya diatur dalam pasal
yang berbeda-beda. Jenis-jenis tindak pembunuhan yaitu sebagai berikut:

 Tindak pidana pembunuhan biasa diatur dalam pasal 338 KUHP :

Barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam


karena pembunuhan dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun.

Unsur tindak pidana pembunuhan dalam Pasal 338 KUHP adalah:

1. barang siapa atau setiap orang;


2. dengan sengaja;
3. merampas (menghilangkan);
4. nyawa;
5. orang lain

 Tindak pidana pembunuhan yang dikualifikasi/pemberatan diatur


dalam pasal 339 KUHP

Pembunuhan yang diikuti, disertai atau didahului oleh suatu perbuatan


pidana, yang dilakukan dengan maksud untuk mempersiapkan atau
mempermudah pelaksanaannya, atau untuk melepaskan diri sendiri
maupun peserta lainnya dari pidana dalam hal tertangkap tangan,
ataupun untuk memastikan penguasaan barang yang diperolehnya secara
melawan hukum, diancam dengan pidana penjara seumur hidup atau
selama waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun.

 Tindak pidana pembunuhan berencana diatur dalam pasal 340


KUHP

Barang siapa dengan sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu


merampas nyawa orang lain, diancam dengan pembunuhan dengan
rencana, dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau
selama waktu tertentu, paling lama 20 tahun

 Tindak pidana pembunuhan terhadap bayi atau anak diatur dalam


pasal 341, 342, dan 343 KUHP

 Pasal 341.
Seorang ibu yang karena takut akan diketahui bahwa ia melahirkan anak dengan
sengaja menghilangkan nyawa anaknya pada saat anak itu dilahirkan atau tidak
lama kemudian, diancam karena membunuh anak sendiri, dengan pidana penjara
paling lama tujuh tahun.
 Pasal 342.
Seorang ibu yang untuk melaksanakan keputusan yang diambilnya karena takut
akan diketahui bahwa ia akan melahirkan anak, menghilangkan nyawa anaknya
pada saat anak itu dilahirkan atau tidak lama kemudian, diancam karena
melakukan pembunuhan anak sendiri dengan berencana, dengan pidana penjara
paling lama sembilan tahun.
 Pasal 343.
Bagi orang lain yang turut serta melakukan, kejahatan yang diterangkan dalam
pasal 341 dan pasal 342 dipandang sebagai pembunuhan atau pembunuhan anak
dengan berencana.

 Tindak pidana pembunuhan atas permintaan korban, diatur dalam


pasal 344 KUHP

Barangsiapa merampas nyawa orang lain atas permintaan sungguh


sungguh dari orang itu sendiri, diancam dengan pidana penjara paling
lama dua belas tahun.

 Tindak pidana pembunuhan terhadap diri sendiri diatur dalam pasal


345 KUHP

Barangsiapa dengan sengaja membujuk orang lain untuk bunuh diri,


menolongnya dalam perbuatan itu atau memberi sarana kepadanya untuk
itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun kalau orang
itu jadi bunuh diri.

D. Laporan Kasus
Jenazah seorang laki laki, dibawa polisi ke Instalasi Forensik dan
Medikolegal Rumah Sakit Umum Daerah dr Soewondo Pati pada hari
Jumat tanggal 29 Desember 2023 sekitar pukul 02.50 WIB. Korban
ditemukan warga di dekat ruko daerah Juwono, Pati kemudian dilaporkan
ke polisi setempat dan diminta membuat Visum Et Repertum. Berdasarkan
temuan-temuan yang didapatkan dari pemeriksaan atas jenazah, maka
kami simpulkan bahwa telah diperiksa jenazah seorang laki-laki usia
antara dua puluh empat sampai dua puluh lima tahundidapatkan luka
akibat kekerasan tumpul luka memar di kepala ,wajah , dada, kedua
anggota gerak atas ,resapan darah pada kulit kepala bagian dalam.Waktu
kematian diperkirakan kurang dari enam jam . Sebab mati adalah
kekerasan tumpul pada kepala yang menyebabkan perdarahan otak
mengakibatkan mati lemas.

IV. KESIMPULAN
Seorang laki-laki, dibawa polisi ke Rumah Sakit Umum Daerah dr
Soewondo Pati pada hari Jumat tanggal 29 Desember 2023 sekitar pukul
02.50 WIB. Korban merupakan korban pengroyokan. Berdasarkan
temuan-temuan yang didapatkan dari pemeriksaan atas jenazah, maka
kami simpulkan bahwa telah diperiksa jenazah seorang laki-laki
didapatkan luka akibat kekerasan tumpul luka memar di kepala ,wajah ,
dada, kedua anggota gerak atas ,resapan darah pada kulit kepala bagian
dalam.Waktu kematian diperkirakan kurang dari enam jam . Sebab mati
adalah kekerasan tumpul pada kepala yang menyebabkan perdarahan otak
mengakibatkan mati lemas. Perbuatan tersebut melanggar syariat hukum
islam maupun hukum pidana Indonesia
. DAFTAR PUSTAKA

● Abdul Qadir Audah, At- Tasyri' Al-Jina'i Al-Islamy Muqaranan bil

Qanunil Wad'iy, (Surabaya: Mu'assah Ar-Risalah, 2007)

● Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam, (Jakarta:Sinar Grafika,

2005)

● Amir A. Rangkaian Ilmu Kedokteran Forensik, ed 2. Bagian Ilmu

kedokteran Forensik dan Medikolegal FK-USU. Medan. 2007.

● Apuranto Hariadi. Luka Akibat Benda Tumpul. Diunduh

dari http://www.fk.uwks.ac.id/elib/Arsip/Departemen/…/LUKA
%20TUMPUL.pdf

● Budiyanto A, Widiatmika W, Sudiono S, et al. Ilmu Kedokteran Forensik.

FK-UI. Jakarta. 1997.

● Dahlan, Sofwan. Ilmu Kedokteran Forensik. Cetakan Pertama semarang:

Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2000.

● Dahlan, Sofwan. Pembuatan Visum et Repertum. Badan Penerbit

Universitas Diponegoro, 2008.

● Mansjoer A, dkk. Traumatologi. Dalam Kapita Selekta Kedokteran , ed 3.

Jilid kedua. Media Aeskulapius. FK-UI.2000

● Traumatologi Forensik. Diunduh

dari http://www.freewebs.com/traumatologie2/index.htm

Anda mungkin juga menyukai