TRAUMA TUMPUL
DISUSUN OLEH
DOKTER PEMBIMBING
dr. H. Mistar Ritonga, Sp.FM(K), M.H(Kes).
Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkah, rahmat, dan hidayah-Nya serta
kesempatan yang diberikan sehingga dapat menyelesaikan tugas Laporan Kasus ini dengan judul
Trauma Tumpul dengan sebaik-baiknya.
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada dr. H. Mistar Ritonga, Sp.FM(K), M.H(Kes)
selaku pembimbing, karena telah membimbing dan mengarahkan kami sehingga mampu menyusun
laporan kasus ini dengan baik. Laporan kasus ini disusun untuk memenuhi syarat tugas di Stase
Forensik dan Medikolegal pada kepanitraan klinik ilmu Forensik dan Medikolegal di Rumah Sakit
Umum Royal Prima Medan, oleh sebab itu kami selaku penyusun laporan kasus ini mengharapkan
adanya masukan yang berupa kritikan ataupun saran demi kebaikan untuk laporan kasus berikutnya.
Kami berupaya semaksimal mungkin menyelesaikan laporan kasus ini menjadi singkat dan mudah
dipahami. Namun sebagai manusia, kami tidak luput dari kesalahan.
Demikianlah penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut
berpartisipasi dalam penyusunan laporan kasus ini, semoga refarat ini bermanfaat bagi para pembaca
dan khususnya bagi penyusun sendiri yang masih dalam tahap belajar. Akhir kata, kami mohon maaf
atas segala kekurangan.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Traumatologi berasal dari kata trauma dan logos. Trauma berarti kekerasan atas
jaringan tubuh yang masih hidup (living tissue) sedangkan logos bearti ilmu. Jadi pengerti
yang sebenarnya dari traumatology adalah ilmu yang mempelajari semua aspek yang
berkaitan dengan kekerasan terhadap jaringan tubuh manusia yang masih hidup, juga
mempelajari tentang luka dan cedera serta hubungannya dengan berbagai kekerasan
sedangkan yang dimaksud dengan luka adalah suatu keadaan ketidaksinambungan jaringan
tubuh akibat kekerasan. Kegunaannya selain untuk kepentingan pengobatan juga dalam
kepentingan forensik sebab dapat diaplikasikan guna membantu penegak hukum dalam
rangka membuat terang tindak pidana kekerasan yang menimpa tubuh seseorang.(1)
Trauma merupakan salah satu penyebab kematian, baik kematian yang mendadak atau
tidak. Untuk itu diperlukan pengetahuan yang teliti apakah perlukaan pada seseorang dapat
berakibat fatal atau tidak, dan ini merupakan poin penting untuk membantu proses peradilan.
Trauma dikelompokkan berdasarkan sifatnya menjadi trauma mekanik, fisika dan kimia.(1)
Trauma mekanik atau luka mekanik disebabkan oleh kekerasan benda tajam, benda
tumpul dan senjata api. Trauma atau luka mekanik terjadi karena alat atau senjata dalam
berbagai bentuk, alami atau di buat manusia. Senjata atau alat yang dibuat manusia seperti
kampak, pisau, panah, martil dan lain-lain. Bila ditelusuri, benda-benda ini telah ada sejak
zaman pra sejarah dalam usaha manusia mempertahankan hidup sampai dengan pembuataan
senjata-senjata masa kini seperti senjata api, bom dan senjata penghancur lainnya. Akibat
pada tubuh dapat dibedakan dari penyebabnya. Benda tumpul sering mengakibatkan luka
antara lain adalah batu, besi, sepatu, tinju, lantai, jalan dan lain-lain.(2)
Kekerasan tumpul dapat terjadi karena 2 sebab, yaitu alat atau senjata yang mengenai
atau melukai orangyang relatif tidak bergerak dan yang lain orang bergerak kea rah objek
atua alat yang tidak bergerak. Dalam bidang medicolegal kadang-kadang hal ini perlu
dijelaskan walaupun terkadang sulit dipastikan.(2)
Penyayatan kulit Tampak hematom pada Darah akan mengalir keluar dari
penampang sayatan dan tetap pembuluh darah jika dialiri air,
berwarna merah kehitaman penampang sayatan tampak
bersih
Penganiayaan sedang diatur dalam pasal 351 ayat 1. Sedangkan pasal 351 ayat 2
mengatur penganiayaan berat.
Identitas Pasien
No. RM : 117586
Umur : 35 Tahun
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Hindu
Pekerjaan : Guru
Kasus
Seorang pria dibawa oleh warga ke RS Royal Prima dengan kondisi tidak sadarkan diri.
Menurut keterangan warga, korban sempat meringis kesakitan ememgang kepalanya dan
sempat muntah sebelum tidak sadarkan diri. Sebelumnya korban dipukul dibagian kepala
dengan kayu saat terjadi tawuran.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan pasien tampak mengerang dan setelah diberi ransangan
nyeri baru membuka mata dan dapat melokalisir nyeri. Pada vital sign ditemukan TD
110/70mmHg, HR 10 /mnt, RR 18 /mnt, T 36,5˚C. Ditemukan kemerahan pada pipi kiri dan
kepala bagian kanan, reflex pupil (+/+).
BAB IV
KESIMPULAN
PRO JUSTITIA
VISUM ET REPERTUM
No. 186/RSRP/VER/I/2022
Yang bertanda tangan di bawah ini dr. Anesty Claresta Bandaso, Sp.F, dokter Forensik
Rumah Sakit Royal Prima Ayahanda Kota Medan, atas permintaan dari Kepala Kepolisian
Sektor Medan dengan nomor polisi B/18/VI/2014/Reskrim tertanggal dua puluh dua bulan
Febuari tahun dua ribu dua puluh dua, yang mana dalam surat tersebut meminta dibuatkan
visum et repertum berdasarkan pemeriksaan tanggal dua puluh dua bulan Febuari tahun dua
ribu dua puluh dua, maka dengan ini menerangkan bahwa pada tanggal dua puluh tiga Mei
tahun dua ribu dua puluh dua pukul sepuluh Waktu Indonesia Bagian Barat, bertempat di
Rumah Sakit Royal Prima Ayahanda Kota Medan telah melakukan pemeriksaan korban
dengan nomor registrasi 123456 yang menurut surat tersebut adalah: -----------------------------
Usia : 35 tahun----------------------------------------------------------------
Agama : Hindu-------------------------------------------------------------------
Pekerjaan : Guru---------------------------------------------------------------------
KESIMPULAN: -------------------------------------------------------------------------------------------
Pada korban laki-laki berusia tiga puluh lima tahun ditemukan perdarahan otak kanan, luka
memar pada kepala bagian kanan dan luka memar pada pipi kiri, luka tekan pada dahi kanan
akibat trauma tumpul. Cedera tersebut menyebabkan korban tidak dapat menjalankan
pekerjaan jabatan/ pencaharian sementara waktu.-----------------------------------------------------
Demikian Visum et Repertum ini di buat dengan sejujur-jujurnya dengan menggunakan
keilmuan yang sebaik-baiknya, mengingat sumpah jabatan dan sesuai Kitab Undang-undang
Hukum Acara Pidana.-------------------------------- -----------------------------------------------------
Dokter Pemeriksa,
1. Dahlan Sofwan. Ilmu Kedokteran Forensik. Cetakan pertama semarang: Badan penerbit
Universitas Diponegoro, 2000
2. Amir, Amri. Rangkaian Ilmu Kedokteran Forensik Edisi Kedua. Jakarta: Ramadhan. 2019