MAKALAH
KUALIFIKASI LUKA
Oleh :
Pembimbing:
2017/2018
Tinjauan Pustaka
1. Definisi Luka
Luka adalah hilang atau rusaknya sebagianjaringan tubuh. Penyebab luka dapat berasal
dari tusukan/goresan benda tajam, benturan benda tumpul, kecelakaan, terkena tembakan, gigitan
hewan, bahan kimia, air panas, uap air, terkena api atau terbakar, listrik dan petir (Murtutik dan
Marjiyanto, 2013).
Menurut Dorland (2006), luka dibagi 2 jenis, yaitu:
a. Luka tertutup
Luka tertutup merupakan luka dimana kulit korban tetap utuh dan tidak ada kontak antara
jaringan yang ada di bawah dengan dunia luar, kerusakannya diakibatkan oleh trauma benda
tumpul. Luka tertutup umumnya dikenal sebagai luka memar yang dapat digolongkan menjadi 2
jenis yaitu:
1) Kontusio, kerusakan jaringan di bawah kulit yang mana dari luar
hanya tampak sebagai benjolan.
2) Hematoma, kerusakan jaringan di bawah kulit disertai pendarahan
sehingga dari luar tampak kebiruan.
b. Luka terbuka
Luka terbuka adalah luka dimana kulit atau jaringan di bawahnya mengalami kerusakan.
Penyebab luka ini adalah benda tajam, tembakan, benturan benda keras dan lain-lain.
Macam- macam luka terbuka antara lain yaitu luka lecet (ekskoriasi), luka gigitan (vulnus
marsum), luka iris/sayat (vulnus scisum), luka bacok (Vulnus caesum), luka robek (vulnus
traumaticum), luka tembak (vulnus sclopetinum), luka hancur (vulnus lacerum) dan luka bakar.
Luka iris/sayat (vulnus scisum) biasanya ditimbulkan oleh irisan benda yang bertepi tajam
seperti pisau, silet, parang dan sejenisnya. Luka yang timbul biasanya berbentuk memanjang,
tepi luka berbentuk lurus, tetapi jaringan kulit di sekitar luka tidak mengalami kerusakan
(Dorland, 2006)
Memar adalah sebuah kondisi pecahnya pembuluh darah kapiler di daerah sekitar luka yang
menyebabkan daerah luka tersebut menjadi berwarna kebiruan. Hematoma adalah terjadinya
penumpukan darah pada suatu daerah karena pecahnya pembuluh darah. Memar dan hematoma
sebenarnya mirip, yakni sama-sama terjadi pembuluh darah pecah, namun pada hematoma
terjadi pengumpulan darah, sedangkan memar tidak. Sedangkan kategori terakhir, yakni luka
terlindas, tidak hanya pembuluh darah saja yang mungkin teruka, namun juga tulang, otot, serta
bagian dalam tubuh lainnya. Dalam kondisi yang sangat parah, kehancuran seluruh komponen di
daerah yang terkena tabrakan bisa terjadi
Luka luar adalah luka yang dapat dilihat dari luar karena kulit juga mengalami luka dan
terbuka, sehingga dapat menampakkan bagian lain yang mengalami
luka. Berdasarkan penyebabnya, luka dapat dibagi menjadi 5 jenis, yakni akibat
A. Mekanik
B. Kimia
C. Radiasi
D. Suhu
E. Khusus
Luka mekanik adalah jenis penyebab luka yang paling banyak ditemui. Luka jenis ini
disebabkan oleh benda-benda atau aktivitas yang menyebabkan benda tersebut melukai tubuh.
Luka mekanik dapat diklasifikasikan lebih lanjut menjadi luka
a) Abrasi
b) Tancap
c) Iris
d) Tusuk
e) Lindas
f) Gigitan
g) Tembak
Luka abrasi adalah luka yang hanya menggores epidermis kulit dan tidak menyebabkan atau
menyebabkan sedikit pendarahan. Luka tancap memiliki contoh luka yang diakibatkan oleh
tertancap paku. Luka jenis ini mengenai bagian yang lebih dalam dan mengakibatkan pendarahan
lebih banyak daripada luka abrasi. Luka iris diakibatkan oleh benda-benda tajam seperti pisau,
cutter, dan gunting. Luka jenis ini memiliki dampak yang bervariasi, bisa berdampak ringan
apabila hanya tergores, namun bisa parah bila irisan tersebut sangat dalam. Luka lindas
diakibatkan oleh adanya tekanan besar yang terjadi tiba-tiba pada tubuh sehingga tidak mampu
menjaga dari tekanan tersebut. Biasanya mengakibatkan pendarahan dan efeknya bervariasi.
Luka akibat gigitan biasanya merusak jaringan epidermis kulit dan terjadi cukup dalam. Akibat
yang terjadi tidak hanya pendarahan, melainkan juga berpeluang terjadi infeksi akibat adanya
patogen yang masuk di daerah gigitan tersebut. Luka tembak memiliki efek yang berbahaya juga
karena dapat menembus tubuh sangat dalam dan menghancurkan organ atau jaringan yang
dilewati. Selain itu, adanya efek panas dari luka tembak menyebabkan gangguan serius pada
organ-organ yang terkena.
Luka akibat zat kimia yakni luka yang diakibatkan oleh asam dan basa. Bila konsentrasi
asam maupun basa cukup besar, asam atau basa tersebut dapat mengakibatkan nekrosis.
Luka yang diakibatkan oleh radiasi dapat berupa radiasi alami maupun buatan, seperti
matahari, sinar x, inframerah, dan gama. Tingkat keparahan luka radiasi ditentukan oleh tiga hal,
yakni, besar radiasi tersebut, durasi terpapar radiasi, dan bagian tubuh mana yang terkena
radiasi. Suhu yang terlalu ekstrim, seperti terlalu panas maupun terlalu dingin dapat
menyebabkan luka. Terdapat tingkatan derajat luka bakar atau dingin yang dimulai dari derajat
satu untuk yang hanya melukai epidermis hingga derajat empat yang mencapai tulang dan otot.
Bila dipandang dari kedalaman luka, luka dibagi menjadi empat kategori, yakni luka superfisial
yang hanya mengenai epidermis, luka sebagian yang cakupannya hingga dermis, luka cukup
dalam yang melukai hingga jaringan subkutan, dan luka dalam yang mengenai jaringan-
jaringan di bawah jaringan subkutan.
Luka yang diakibatkan oleh radiasi dapat berupa radiasi alami maupun buatan, seperti
matahari, sinar x, inframerah, dan gama. Tingkat keparahan luka radiasi ditentukan oleh tiga hal,
yakni, besar radiasi tersebut, durasi terpapar radiasi, dan bagian tubuh mana yang terkena
radiasi.
Suhu yang terlalu ekstrim, seperti terlalu panas maupun terlalu dingin dapat menyebabkan
luka. Terdapat tingkatan derajat luka bakar atau dingin yang dimulai dari derajat satu untuk yang
hanya melukai epidermis hingga derajat empat yang mencapai tulang dan otot
Bila dipandang dari kedalaman luka, luka dibagi menjadi empat kategori, yakni luka
superfisial yang hanya mengenai epidermis, luka sebagian yang cakupannya hingga dermis, luka
cukup dalam yang melukai hingga jaringan subkutan, dan luka dalam yang mengenai jaringan-
jaringan di bawah jaringan subkutan
Selanjutnya, luka yang didasarkan pada tingkat kontaminasi mikroba dibagi menjadi empat,
yakni luka bersih, luka bersih-terkontaminasi, luka terkontaminasi, dan luka terinfeksi atau kotor,
Luka bersih, seperti namanya, tidak ada tanda-tanda terkontaminasi oleh mikroba maupun zat
asing lainnya karena luka tersebut dibuat di tempat yang steril, seperti ruang operasi. Luka
bersih-terkontaminasi adalah luka yang sebenarnya bersih namun ada potensi untuk
terkontaminasi di saat kemudian. Luka terkontaminasi adalah luka yang pada awalnya terbuka
lalu dilakukan tindakan untuk merawat luka tersebut. Dengan demikian, sudah ada kemungkinan
luka itu terkontaminasi mikroba karena kondisinya yang sudah terbuka. Luka jenis terakhir yakni
luka terinfeksi atau kotor adalah luka yang sebenarnya sudah lama namun pada akhirnya terkena
infeksi atau mengalami kematian jaringan yang menyebabkan patogen dapat masuk
2. Klasifikasi Luka
Secara umumnya, luka atau cedera dibagi kepada beberapa klasifikasi menurut penyebabnya
yaitu, trauma tumpul, trauma tajam dan luka tembak.
a. LUKA TRAUMA TUMPUL
Trauma atau luka mekanik terjadi karena alat atau senjata dalam berbagai bentuk, alami
atau dibuat manusia. Senjata atau alat yang dibuat manusia seperti kampak, pisau, panah, martil
dan lain-lain. Bila ditelusuri, benda-benda ini telah ada sejak zaman pra sejarah dalam usaha
manusia mempertahankan hidup sampai dengan pembuatan senjata-senjata masa kini seperti
senjata api, bom dan senjata penghancur lainnya. Akibat pada tubuh dapat dibedakan dari
penyebabnya.
Benda tumpul yang sering mengakibatkan luka antara lain adalah batu, besi, sepatu, tinju,
lantai, jalan dan lain-lain. Adapun definisi dari benda tumpul itu sendiri adalah :
Tidak bermata tajam
Konsistensi keras / kenyal
Permukaan halus / kasar
Kekerasan tumpul dapat terjadi karena 2 sebab yaitu alat atau senjata yang mengenai atau
melukai orang yang relatif tidak bergerak dan yang lain orang bergerak ke arah objek atau alat
yang tidak bergerak. Dalam bidang medikolegal kadang-kadang hal ini perlu dijelaskan,
walaupun terkadang sulit dipastikan.
Luka karena kererasan tumpul dapat berebentuk salah satu atau kombinasi dari luka memar,
luka lecet, luka robek, patah tulang atau luka tekan
b. Luka Akibat Trauma Tumpul
Variasi mekanisme terjadinya trauma tumpul adalah:
1. Benda tumpul yang bergerak pada korban yang diam.
2. Korban yang bergerak pada benda tumpul yang diam.
Sekilas nampak sama dalam hasil lukanya namun jika diperhatikan lebih lanjut
terdapat perbedaan hasil pada kedua mekanisme itu. Derajat luka, perluasan luka serta
penampakan dari luka yang disebabkan oleh benda tumpul bergantung kepada:
1. Kekuatan dari benda yang mengenai tubuh
2. Waktu dari benda yang mengenai tubuh
3. Bagian tubuh yang terkena
4. Perluasan terhadap bagian tubuh yang terkena
5. Jenis benda yang mengenai tubuh
Organ atau jaringan pada tubuh mempunyai beberapa cara menahan kerusakan yang
disebabkan objek atau alat, daya tahan tersebut menimbulkan berbagai tipe luka. Luka Akibat
trauma tumpul dibagikan menurut beberapa kategori:
1. Abrasi
2. Laserasi
3. Kontusio
Klasifikasi Trauma Tumpul Berdasarkan Jaringan atau Organ yang Terkena
Klasifikasi luka akibat benda tumpul meurut jaringan atau organ yang terkena adalah
sebagai berikut :
1. Kulit
a. Luka Lecet
b. Luka Memar
c. Luka Robek
2. Kepala
a. Tengkorak
b. Jaringan Otak
3. Leher dan Tulang Belakang
4. Dada
a) Tulang
b) Organ dalam dada
5. Perut
a. Organ Parenchym
b. Organ berongga
6. Anggota Gerak
a. Abrasi (Luka Lecet)
Luka lecet adalah luka yang superficial, kerusakan tubuh terbatas hanya pada lapisan kulit
epidermis. Jika abrasi terjadi lebih dalam dari lapisan epidermis pembuluh darah dapat terkena
sehingga terjadi perdarahan. Arah dari pengelupasan dapat ditentukan dengan pemeriksaan luka.
Dua tanda yang dapat digunakan. Tanda yang pertama adalah arah dimana epidermis bergulung,
tanda yang kedua adalah hubungan kedalaman pada luka yang menandakan ketidakteraturan benda
yang mengenainya.
Pola dari abrasi sendiri dapat menentukan bentuk dari benda yang mengenainya. Waktu
terjadinya luka sendiri sulit dinilai dengan mata telanjang. Perkiraan kasar usia luka dapat
ditentukan secara mikroskopik. Kategori yang digunakan untuk menentukan usia luka adalah saat
ini (beberapa jam sebelum), baru terjadi (beberapa jam sebelum sampai beberapa hari), beberapa
hari lau, lebih dari benerapa hari. Efek lanjut dari abrasi sangat jarang terjadi. Infeksi dapat terjadi
pada abrasi yang luas.
Sesuai dengan mekanisme terjadinya, luka lecet dapat diklasifikasikan sebagai luka lecet
gores (Scratch), luka lecet serut (Scrape), luka lecet tekan (impact abrasion) dan luka lecet
berbekas (patterned abrasion).
- Luka lecet gores ( Scratch)
Diakibatkan oleh benda runcing ( misalnya kuku jari yang menggores kulit) yang
menggeser lapisan permukaan kulit (epidermis) di depannya dan mengakibatkan lapisan tersebut
terangkat, sehingga dapat menunjukan arah kekerasan yang terjadi.
Gambar . Luka lecet pada tangan yang disebabkan oleh benda dengan permukaan runcing.
Gambar diatas merupakan luka memar dengan beberapa warna, dimana terdapat
warna kekuningan yang difus pada pinggirnya menandakan bahwa luka memar sudah
terjadi sebelum foto ini diambil.
b. Luka memar berbekas
Luka memar berbekas disebabkan oleh penekanan pada tubuh, biasanya objek yang
menekan tubuh meninggalkan bekas pada permukaan kulit.
Gambar . Luka memar pada paha.
Gambar . Terdapat luka memar yang berbekas pada jejas gigitan atau bite mark.
Pada mayat waktu antara terjadinya luka memar, kematian dan pemeriksaan menentukan
juga karekteristik memar yang timbul. Semakin lama waktu antara kematian dan pemeriksaan
luka akan semakin membuat luka memar menjadi gelap. Pemeriksaan mikroskopik adalah sarana
yang dapat digunakan untuk menentukan waktu terjadinya luka sebelum kematian. Namun sulit
menentukan secara pasti karena hal tersebut pun bergantung pada keahlian pemeriksa.
Efek samping yang terjadi pada luka memar antara lain terjadinya penurunan darah dalam
sirkulasi yang disebabkan memar yang luas dan masif sehingga dapat menyebabkan syok,
penurunan kesadaran, bahkan kematian. Yang kedua adalah terjadinya agregasi darah di bawah
kulit yang akan mengganggu aliran balik vena pada organ yang terkena sehingga dapat
menyebabkan ganggren dan kematian jaringan. Yang ketiga, memar dapat menjadi tempat media
berkembang biak kuman. Kematian jaringan dengan kekurangan atau ketiadaaan aliran darah
sirkulasi menyebabkan saturasi oksigen menjadi rendah sehingga kuman anaerob dapat hidup,
kuman tersering adalah golongan clostridium yang dapat memproduksi gas gangren.
Memperkirakan umur luka memar :
· Hari ke 1 : terjadi pembengkakan warna merah kebiruan
· Hari ke 2 – 3 : warna biru kehitaman
· Hari ke 4 – 6 : biru kehijauan–coklat
· > 1 minggu-4 minggu : menghilang / sembuh
Lebam mayat atau livor mortis sering salah diinterpretasikan dengan luka memar. Livor
mortis merupakan perubahan warna ungu kemerahan pada area mengikuti posisi tubuh
disebabkan oleh akumulasi darah oleh pembuluh darah kecil secara gravitasi.
Perbedaan Luka Memar dan Lebam mayat.
Luka Memar Lebam mayat
1. Di sembarang tempat 1. Bagian tubuh yang terendah
2. Pembengkakan (+) 2. Pembengkakan (-)
3. Tanda Intravital (+) 3. Tanda Intravital (-)
4. Ditekan tidak menghilang 4. Ditekan Menghilang
5. Diiris : tidak menghilang 5. Diiris : dibersihkan dengan
kapas menjadi bersih