Anda di halaman 1dari 21

Dilema Etik

Dosen Pengampu : Achmad. Masfi, S.Kep.,Ns., M.Kep

Disusun Oleh

Abdur Rohman (18142010002)

Lilis Damayanti (18142010015)

Luandri (18142010016)

Rifka Putri Fahrani (18142010028)

Sabila Firdausita (18142010029)

Syifa Sahfeni (18142010030)

Veronika Anggraini Bidadari (18142010033)

Ilham Irawan (18142010038)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES NGUDIA HUSADA MADURA

BANGKALAN

2019-2020

1
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan nikmat kesehatan yang diberikan
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang ‘Dilema Etik’.

Tak lupa sholawat serta salam tetap kami curahkan kepada junjungan kita yakni Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kebodohan menuju alam yang penuh
barakah ini.

Kami sadar bahwa makalah ini masih masih belum sempurna dan masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu kami mohon kritik dan saran yang dapat
membangun dari para pembaca agar makalah ini dapat lebih baik dari sebelumnya.

Akhir kata kami ucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya. Semoga makalah ini dapat
membawa manfaat bagi kita semua. Aamiin ya Rabbal ‘alamin.

Bangkalan, 20 Februari 2020

Penyusun

2
Daftar Isi

Kata pengantar

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................................................4


1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................5
1.3 Tujuan...............................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Etik Dan Dilema Etik.....................................................................................6


2.2 Prinsip-Prinsip Etik Perawat.............................................................................................7
2.3 Contoh Kasus....................................................................................................................10
2.4 Pemecahan Kasus.............................................................................................................11
2.5 Pengambilan Keputusan Dan Membuat Keputusan.........................................................13
2.6 Peran Perawat Dalam Dilema Etik Berdasarkan Kasus Yang Diangkat..........................17

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................19
3.2 Saran ................................................................................................................................20

Daftar Pustaka........................................................................................................................21

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperwatan merupakan salah satu profesi yang mempunyai bidang garap pada
kesejahteraan manusia yaitu dengan memberikan bantuan kepada individu yang sehat
maupun yang sakit untuk menjalankan hidup sehari-harinya. Salah satu yang
mengatur hubungan perawat dan pasien adalah etika. Istilah etika dn moral sering
digunakan secara bergantian (Wulan, 2011) .
Perawat merupakan salah satu profesi yang selalu berhubungan dan berinterkasi
langsung dengan klien, baik klien sebagai individu, keluarga, keompok dan
masyarakat. Oleh karena itu, perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dituntut
untuk memahami dan berprilaku sesuai dengan etika keperawatan. Agar seorang
perawat dapat bertanggung jawab dan bertanggung gugat maka ia harus memegang
teguh nilai-nilai yang mendasari praktek keperawatan itu sendiri, yaitu perawat
membantu klien untuk mencapai tingkat kesehatan optimum, perawat membantu
meningkatkan autonomi klien mengekspresikan kebutuhannya. Perawat mendukung
martabat kemanusiaan dan berlaku sebagai advokat bagi kliennya, perawat menjaga
kerahasiaan klien, berorientasi pada akuntabilitas perawat dan perawat bekerja dalam
lingkungan yang kompeten, etik dan aman (Dalami, dkk, 2010) .
Hubungan antara perawat dan pasien atau tim medis yang lain tidakla selalu bebas
dari masalah. Perawat profesional harus mengahdapi tanggung jawab etik dan konflik
yang mungkin mereka alami sebagai akibat dari hubungan mereka dalam praktek
prefesional. Kemajuan dalam bdang kedokteran, hak klien, perubahan sosial dan
hukum telah berperan dalam peningkatan perhatian terhadap etik. Standar perilaku
perawat ditetapkan dalam kode etik yang disusun oleh asosiasi keperawatan
internasional, nasional, dan negara bagian atau provinsi. Perawat harus mampu
menerapkan prinsip etik dalam pengambilan keputusan dan mencakup nilai dan
keyakinan diri klien, profesi, perawat, dan semua pihak yang terlihat (Ismani, 2001).
Dalam berjalannya proses semua semua profesi termasuk profesi keperawatan
didalamnya tidak lepas dari suatu permasalahan yang membutuhkan berbagai
alternatif jawaban yang belum tentu jaaban-jawaban tersbut bersifat memuaskan
semua pihak. Hal itulah yang sering dikatan dilema etik. Dalam dunia keperawatan
sering kali dijumpai banyak adanya kasus dilema etik sehigga seorang perawat harus

4
benar-benar tahu tentang etik dan dilema etik serta cara penyelesaian dilema etik
supaya didapatkan keputusan yang terbaik.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalah kami antara lain

a. Apa pengertian etik dan dilema etik?


b. Bagaimana prinsip-prinsip etik perawat?
c. Apa salah satu contoh kasus dilema etik keperawatan?
d. Bagaimana cara pemecahan kasus dilema etik?
e. Bagaimana pengambilan keputusn dan membuat keputusan berdasarkan
kasus?
f. Bagaimana peran perawat dalam dilema etik berdasarkan kasus yang
diangkat?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, adalah:

a. Tujuan umum
Tujuan umum dari makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana peran dan
cara perawat menghadapi dilema etik
b. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengertian etik dan dilema etik
2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip etik perawat
3. Untuk mengetahui contoh kasus dilema etik keperawatan
4. Untuk mengetahui cara pemecahan kasus dilema etik
5. Untuk mengetahui pengambilan keputusn dan membuat keputusan
berdasarkan kasus
6. Untuk mengetahui peran perawat dalam dilema etik berdasarkan kasus yang
diangkat

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Etik dan Dilema Etik

Etik sendiri adalah prisip yang menyangkut soal benar dan salah, baik dan buruk
dalam hubungan dengan orang lain. Etik adalah studi perilaku, karakter dan ,motif
yang baik serta di tekankankan dalam menetapkan apa yang baik dan berharaga bagi
semua orang.

Secara umum terminologi etik dan moral adalah sama, namun etik memiliki
terminologi berbeda dengan yang moral etik mengarahkan termilogina untuk
penyelidikan filosofif atau kajian tentang masalah atau dilema tertentu.

Etik dapat digunakan untuk mendeskriprisikan sesuantu pola atau cara hidup tertentu
sehinga etik bisa merefleksikan sifat, prinsip dan standar seseorang. Cara hidup dan
moral perawat di deskripsiskan sebagai etik keperawatan.

Berdasarkan uraian di atas, di simpulkan bahwa etik merupakan istilah yang


digunakan untuk mereflesikan bagaimana seharusnya manusia berprilaku, apa yang
seharusnya dilakukan seseorang terhadap orang lain atau sesamanya manusia.

Perawat sebagai salah satu kesehatan mempunyai kewajban mengenal sebuah


fenomena. Dilemma adalah suatu fenomena suatu terjadi di praktek keperawatan.
Konsep dilemma merupakan hal yang sangat penting bagi praktek keperawatan.
Dilemma sering terjadi setiap hari di keperawatan sebagai contoh, ketika timbul
masalah antara pilihan menghormati otonomi pasien dan tanggung jawab perawat
secara professional dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien.

Dilema etik adalah realitan sehari hari dalm praktek keperawatan. Dilemma etik selalu
ada Bersama manusia termasuk perawat, tetapi sifat alami mereka dalam setting
keperawatn, kesehatan dapat berubah secara radikal seuai dengan perkembangan ilmu
dan teknologi (aroskar, 1990).

Dilema etik dapat terjadi pada ssat perawat dan pasien berinteraksi dirumah sakit,
keluarga, masyarakat, dan rumah sakit. Untuk mengetahui berbagai dilema etik yang
dihadapi oleh perawat, pemahaman yang menyekuruh mengenai sifat dari dilema etik

6
termasuk dari defines dari dilema etik dan dilema etik dalam praktik asuhan
keperawatan merupakan hal yang penting.

Sebuah dilema dapat didefinisikan sebagai suatu masalah sulit yang kelihatannya
tidak dapat diatasi yang melibatkan pilihan yang sama-sama tidak memuaskan, yang
sering terjadi dalam praktek keperawatan (Aroskar, Liaschencko, & Drought, 1997).
Dilema etik adalah situasi ketika seseorang dipaksa untuk memilih salah satu dari dua
pilihan yang sama-sama tidak memuaskan (Han & Ahn, 2000). Dilema etik adalah
situasi yang melibatkan tuntutan konflik moral dan akan memunculkan pertanyaan
seperti “apa yang seharusnya dilakukan?” atau “Keputusan atau tindakan apa yang
berbahaya dan yang memberikan manfaat?”. Cassels dan Redman (1998)
menguraikan dilema etik suatu situasi ketika ada 2 pilihan yang sama, baik yang
diinginkan maupun yang tidak diinginkan dan masing-masing pilhan tersebut dapat
dibenarkan dengan aturan atau prinsip moral yang mendasar. Suatu dilema etik terjadi
ketika (1) seseorang harus memilih diantara pilihan yang tidak dapat diterima dengan
cara yang sama (2) pilihan yang diinginkan mengarah pada hasil yang tidak
diinginkan (3) ketika pilihan membuat seseorang tidak tahu apa yang benar untuk
dilakukan (Ellis &Hartley, 2001, Rushton[1998] yang dikutip oleh Reigle [1996];
Sletteboe, 1997) dan sebuah dilema etik ada ketikaterjadi tuntutan konflik moral
dengan orang lain (Redman & Hill, 1997).

Menurut Cannadian Nurse Association (2002) dilema etik adalah situasi yang timbul
ketika secara bersamaan terjadi pemaksaan tindakan keperawatan yang bertentangan
dengan etika tertentu sedangkan tindakan tersebut harus dilakukan, misalnya ketika
seorang perawat terpakasa melakukan tindakan perawatan tertentu walaupun tindakan
tersebut menimbulkan risiko bagi dirinya.

2.2 Prinsip-Prinsip Etik Perawat

Prinsip bahwa etika adalah menghargai hak dan martabat manusia, tidak akan pernah
berubah. Prinsip ini juga diterapkan baik dalam bidang Pendidikan maupun pekerjaan.
Juga dalam hak-haknya memperoleh pelayanan kesehatan. Ketika mengambil
keputusan klinis, perawat seringkali mengandalkan pertimbangan mereka dengan
menggunakan kedua konsekuensi dan kewajiban moral yang universal. Hal yang
paling fundamental dari prinsip ini adalah penghargaan atasi sama. Empat prinsip

7
dasar lainnya bermula dari prinsip dasar ini yang menghargai otonomi kedermawanan
maleficienci dan keadilan.

Prinsip-prinsip etika keperawatan terdiri dari:

a. Autonomi (otonomi)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berfikir logis
dan memutuskan. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki kekuatan
membuat keputusan sendiri memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan
yang dihargai. Prinsip otonomi ini adalah bentuk respek terhadap seseorang, juga
dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional.
Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan indvidu yang menuntut
perbedaan diri. Praktek merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak-hak
pasien dalam memenuhi keputusan tentang keperawatan dirinya.
Perawat wajib menyadari dan menghargai keunikan individu yaitu menghargai
hak orang tersebut untuk menjadi dirinya sendiri, hak untuk memutuskan tujusn
bsgi dirinya sendiri. Misalnya :
1. Meminta tujuan setiap tindakan yang akan dilakukan pada pasien
2. Menghargai hak-hak pasien dalam mengambil keputusan
3. Menerima kelemahan-kelemahan subjektif pasien
4. Meminta informen consent bila akan dilakukan sesuatu pemeriksaan dan
tindakan-tindakan untuk terapi
b. Beneficience (berbuat baik)
Beneficience berarti hanya mengerjakan sesuatu yang baik. Kebaikan juga
memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kesejahteraan, penghapusan
kesalahan atau kesejahteraan dan peningkatan oleh diri dan orang lain kadang-
kadang dalam situasi pelayanan kesehatan kebaikan menjadi konflik dengan
otonomi.
Perawat wajib berbuat kebaikan yang menguntungkan pasien, dan disini perawat
seringkali juga mempertimbangkan kerugian atau yang membahayakan pasien.
Misalnya : perawat menganjurkan pasien dengan penyakit jantung untuk
mengikuti program latian fisik secara intensif dengan maksud meningkatkan
kesehatannya secara umum, tetapi itu tidak perlu dilakukan, karena dengan latian
intensif tersebut da resiko bagi pasien terkena serangan jantung.
c. Justice (keadilan)

8
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terapi yang sama dan adil terhadap orang lain
yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini
direfleksikan dalam praktek professional etika perawat bekerja untuk terapi yang
benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh
kualitas pelayanan kesehatan.
Perawat wajib berlaku adil dalam membuat keputusan dan bertindak untuk pasien.
Misalnya:
1. Perawat seorang diri di IGD, menerima pasien 2 orang, mana pasien yang
harus diberi pengobatan dulu? Apa pertimbangannya?
2. Misalnya menolong dulu yang lebih gawat dan kesakitan
3. Bila peralatan atau tenaga terbatas, sedangkan kebutuhan hanya butuh lebih,
bagaimana perawat membagi peralatan dan tenaga yang ada tersebut
dipertimbangkan dengan rasa keadilan sesuai dengan kebutuhan objektif
d. Non malefisience (tidak merugikan)
Prinsip ini berrti segala tindakan yang dilakukan pada klien tidak menimbulkan
cahaya/cedera secara fisik dan psikologis.
e. Veracity (kejujuran)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh
pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap pasien
dan untuk meyakinkan bahwa pasien sangat mengerti. Prinsip veracity
berhubungan dengan kemampuan seorang untuk mengatakan kebenaran.
Perawat wajib mengatakan hal yang sebenarnya, dengan bijaksana demi kebaikan
pasiennya. Misalnya: Perawat memberitahukan keadaan penyakit pasien yang
sebenarnya kepada pasien yang ingin mengetahuinya, dengan tetap
mempertimbangkan situasi dan kesiapan pasien untuk menerimanya.
f. Fidelity (loyalty/ketaatan)
Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya
terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta
menyimpan rahasia pasien. Ketaatan, kesetiaan adalah kewajiban seseorang untuk
mempertahankan komitmen yang dibuatnya. Kesetiaan itu menggambarkan
kepatuhan perawat terhadap kode etik yang menyatakan bahwa tanggung jawab
dasar dari perawat adalah untuk meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit,
memulihkan kesehatan dan meminimalkan penderitaan.
g. Confidentiality (kerahasiaan)

9
Aturan dalam prinsip kerahasiaan ini adalah bahwa informasi tentang klien harus
dijaga prifesinys. Apa yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien
hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tak ada satu orangpun dapat
memperoleh informasi tersebut kecuali jikadiidzinkan oleh klien dengan bukti
persetujuannya. Diskusi tentang klien diluar area pelayanan, menyampaikannya
pada teman atau keluarga tentang klien dengan tenaga kesehatan lain harus
dicegah.
h. Moral Right
1. Advokasi
Advokasi adalah memberikan saran dalam upaya melindungi dan mendukung
hak-hak pasien. Hal tersebut merupakan suatu kewajiban moral bagi perawat
dalam mempraktikkan keperawatan professional.
2. Responsibilitas (tanggung jawab) eksekusi terhadap tugas-tugas yang
berhubungan dengan peran tertentu dari perawat. Misalnya pada saat
memberikan obat, perawat bertanggung jawab untuk mengkaji kebutuhan
klien dengan memberikannya dengan aman dan benar.
3. Loyalitas suatu konsep yang melewati simpat, peduli, dan hubungan timbal
balik terhadap pihak yang secara professional berhubungan dengan perawat.
i. Nilai (value)
Keyakinan (beliefs) mengenai arti dari suatu ide, sikap, objek, perilaku, dll yang
menjadi standar dan mempengaruhi prilaku seseorang.
Nilai menggambarkan cita-cita dan harapan-harapan ideal dalam praktik
keperawatan.
Nilai adalah sesuatu yang berharga, keyakinan yang dipegang sedemikian rupa
oleh seseorang.
Nilai yang sangat diperlukan bagi perawat adalah:
1. Kejujuran
2. Lemah Lembut
3. Ketepatan
4. Menghargai orang lain

2.3 Contoh Kasus

10
Ny. D seorang ibu rumah tangga, umur 35 tahun, mempunyai 2 orang anak yang ber
umur 6 dan 4 tahun, Ny.D. berpendidikan SMA, dan suami Ny.D bekerja sebagai
Sopir angkutan umum. Saat ini Ny.D dirawat di ruang kandungan RS. sejak 2 hari
yang lalu. Sesuai hasil pemeriksaan Ny.D positif menderita kanker Rahim grade III,
dan dokter merencanakan klien harus dioperasi untuk dilakukan operasi pengangkatan
kanker rahim, karena tidak ada tindakan lain yang dapat dilakukan. Semua
pemeriksaan telah dilakukan untuk persiapan operasi Ny.D. Klien tampak hanya diam
dan tampak cemas dan binggung dengan rencana operasi yang akan dijalaninnya.
Pada saat ingin meninggalakan ruangan dokter memberitahu perawat kalau Ny.D atau
keluarganya bertanya, sampaikan operasi adalah jalan terakhir. Dan jangan dijelaskan
tentang apapun, tunggu saya yang akan menjelaskannya. Menjelang hari operasinya
klien berusaha bertanya kepada perawat ruangan yang merawatnya, yaitu: “apakah
saya masih bisa punya anak setelah dioperasi nanti”. karena kami masih ingin punya
anak. “apakah masih ada pengobatan yang lain selain operasi” dan apakah operasi
saya bisa diundur dulu suster” Dari beberapa pertanyaan tersebut perawat ruangan
hanya menjawab secara singkat, “ibu kan sudah diberitahu dokter bahwa ibu harus
operasi” “penyakit ibu hanya bisa dengan operasi, tidak ada jalan lain” “yang jelas ibu
tidak akan bisa punya anak lagi…” “Bila ibu tidak puas dengan jawaban saya, ibu
tanyakan langsung dengan dokternya… ya.” Sehari sebelum operasi klien berunding
dengan suaminya dan memutuskan menolak operasi dengan alasan, klien dan suami
masih ingin punya anak lagi.

2.4 Pemecahan Masalah

Kerangka pemecahan dilemma etik banyak diutarakan para ahli dan pada dasarnya
menggunakan kerangka proses keperawatan /pemecahan masalah secara ilmiah antara
lain:

a. Model pemecahan masalah (megan, 1989)


Ada lima langkah dakam pemecahan masalah dalam dilemma etik yaitu:
1. Mengkaji situasi
2. Mendiagnosa masalah etik moral
3. Membuat tujuan dan rencana pemecahan
4. Melaksanakan rencana
5. Mengvaluasi hasil

11
b. Kerangka pemecahan dilemma etik (Kozier & Erb, 1989)
1. Mengembangkan data dasar.
Untuk melakukan ini perawat memerlukan pengumpulan informasi sebanyak
mungkin meliputi:
a) Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut dan bagaimana keterlibatannya?
b) Apa tindakan yang diusulkan
c) Apa maksud dari tindakan yang diusulkan
d) Apa saja konsekuensi-konsekuensi yang mungkin timbul dari tindakan
yang diusulkan
2. Mengidentifikasi konflik yang terjadi berdasarkan situasi tersebut
3. Membuat tindakan alternative tentang rangkaian tindakan yang direncanakan
dan mempertimbangkan hasil akhir atau konsekuensi tindakan tersebut.
4. Menentukan siapa yang terlibat dalam masalah tersebut dan siapa pengambil
keputusan yang tepat.
5. Mengidentifikasi kewajiban perawat.
6. Membuat keputusan.
c. Model murphy dan murphy
1. Mengidentifikasi masalah kesehatan.
2. Mengidentifikasi masalah etik.
3. Siapa yang terlibat dalam pengambilan keputusan.
4. Mengidentifikasi peran perawat.
5. Mempertimbangkan berbagai alternative yang mungkin dilaksnakan.
6. Mempertimbangkan besar kecilnya konsekuensi untuk setiap alternative
keputusan.
7. Memberi keputusan.
8. Mempertimbangkan bagaimana keputusan tersebut hingga sesuai dengan
falsafah umum untuk keperawatan klien.
9. Analisa situasi hingga hasil actual dari keputusan telah tampak dan
menggunakan informasi tersebut untuk membantu membuat keputusan
berikutnya.
d. Model curtin
1. Mengumpulkan berbagai latar belakang informasi yang menyebabkan
masalah.
2. Mengidentifikasi bagian-bagian etik dari masalah pengambilan keputusan.

12
3. Mengidentifikasi orang-orang yang terlibat dalam pengambilan keputusan.
4. Mengidentifikasi semua kemungkinan pilihan dan hasil dari pilihan itu.
5. Mengaplikasikan teori, prinsip dan peran etik yang relevan.
6. Memecahkan dilemma.
7. Melaksanakan keputusan.
e. Model levine-Ariff dan Gron
1. Mendefinisikan dilemma.
2. Mengidentifkasikan factor-faktor pemberian pelayanan.
3. Mengidentifikasi fakto-faktor bukan pemberi pelayanan:
a) Pasien dan keluarga.
b) Factor-faktor eksternal.
4. Memikirkan factor-faktor tersebut satu persatu.
5. Mengidentifikasi item-itemkebutuhan sesuai klasifikasi.
6. Mengidentifikasi pengambil keputusan.
7. Mengkaji ulang pokok-pokok dari prinsip-prinsip etik.
8. Menentukan alternatif-alternatif.
9. Menindaklanjuti.
f. Langkah- langkah menurut Purtilo dan Cassel (1981)
Partilo dan Cassel menyarankan 4 langkah dalam membuat keputusan etik:
1. Mengumpulkan data yang relevan.
2. Mengidentifikasi dilemma.
3. Memutuskan apa yang harus likakuan.
4. Melengkapi tindakan.
g. Langkah-langkah menurut Thompson & Thompson (1981). Keduaanya
mengusulkan 10 langkah model keputusan biotis:
1. Meninjau situasi untuk menentukan masalah kesehatan, keputusan yang
diperlukan, komponen etis dan petunjuk individual.
2. Mengumpulkan informasi tembahan untuk mengklasifikasi situasi.
3. Mengidentifikasi issue etik.
4. Menentukan posisi moral pribadi dan professional.
5. Mengidentifikasi posisi moral dari petunjuk individual yang terkait.
6. Mengidentifikasi konflik nilai yang ada

2.5 Pengambilan Keputusan dan Membuat Keputusan

13
Kasus diatas menjadi dilema etik bagi perawat dimana dilema etik ini didefinisikan
sebagai suatu masalah yang melibatkn dua atau lebih landasan moral suatu tindakan
tetapi tidak dapat dilakukan keduanya. Ini merupakan suatu kondisi dimana setiap
alternatif tindakan memiliki landasan moral atau prinsip. Pada kasus dilema etik ini
sukar untuk menentukan yang benar atau salah dan dapat menimbulkan kebingungan
pada tim medis yang dalam konteks kasus ini khususnya pada perawat karena dia tahu
apa yang harus dilakukan, tetapi banyak rintangan untuk melakukannya.

Dalam menyelesaikan kasus dilema etik yang terjadi pada kasus Ny. D, dapat diambil
salah satu kerangka penyelesaian etik, yaitu kerangka pemecahan etik yang
dikemukan oleh Kozier, erb. (1989), dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mengembangkan data dasar


Dalam hal klarifiaksi dilema etik, mencari informasi sebanyak-banyaknya,
berkaitan dengan:
1. Orang yang terlibat, yaitu: Pasien, suami pasien, dokter bedah/kandungan,
Rohaniawan dan perawat.
2. Tindakan yang diusulkan yaitu: Akan dilakukan operasi pengangkatan
kandungan/rahim pada Ny.D. tetapi pasien mempunyai otonomi untuk
membiarkan penyakitnya menggorogoti tubuhnya, walaupun sebenarnya
bukan itu yang diharapkan, karena pasien masih meginginkan keturunan.
3. Maksud dari tindakan yaitu: dengan memberikan pendidikan, konselor,
advocasi diharapkan pasien mau menjalani operasi serta dapat membuat
keputusan yang tepat terhadap masalah yang saat ini dihadapi. Dengan tujuan
agar Agar kanker rahim yang dialami Ny.D dapat diangkat (tidak menjalar ke
organ lain) dan pengobatan tuntas.
4. Konsekuensi dari tindakan yang diusulkan yaitu:
a) Bila operasi dilaksanakan:
1) Biaya : biaya yang dibutuhkan klien cukup besar untuk
pelaksanaan operasinya.
2) Psikologis : pasien merasa bersyukur diberi umur yang panjang
bila operasi berjalan baik dan lancar, namun klien juga dihadapkan
pada kondisi stress akan kelanjutan hidupnya bila ternyata operasi itu
gagal. Selain itu konsekuensi yang harus dituanggung oleh klien dan
suaminya bahwa ia tidak mungkin lagi bisa memiliki keturunan.

14
3) Fisik : klien mempunyai bentuk tubuh yang normal.
b) Bila operasi tidak dilaksankan
1) Biaya : biaya yang dibituhkan klien tidak mengeluarkan biaya
apapun.
2) Psikologis : klien dihadapkan pada suatu ancaman kematian,
terjadi kecemasan dan rasa sedih dalam hatinya dan hidup dalam masa
masa sulit dingan penyakitnya.
3) Fisik : timbulnya nyeri pinggul atau tidak bisa BAK,
perdarahan sesudah senggama, keluar keputihan atau cairan encer dari
vagina.
b. Mengidentifikasi konflik yang terjadi berdasarkan situasi tersebut.
Untuk memutuskan apakah operasi dilakukan pada wanita tersebut, perawat
dihadapkan pada konflik tidak menghormati otonomi klien. Apabila tindakan
operasi dilakukan perawat dihadapkan pada konflik tidak melaksanakan kode etik
profesi dan prinsip moral .
Bila menyampaikan penjelasan dengan selengkapnya perawat kawatir akan
kondisi Ny.D akan semakin parah dan stress, putus asa akan keinginannya untuk
mempunyai anak .
Bila tidak dijelaskan seperti kondisi tersebut, perawat tidak melaksanakan prinsip-
prinsip professional perawat Bila perawat menyampaikan pesan dokter, perawat
melangkahi wewenang yang diberikan oleh dokter, tetapi bila tidak disampaikan
perawat tidak bekerja sesuai standar profesi.
c. Membuat tindakan alternatif tentang rangkaian tindakan yang direncanakan dan
mempertimbangkan hasil akhir atau konsekuensi tindakan tersebut.
1. Menjelaskan secara rinci rencana tindakan operasi termasuk dampak setelah
dioperasi. Menjelaskan dengan jelas dan rinci hal-hal yang berkaitan dengan
penyakit bila tidak dilakukan tindakan operasi Memberikan penjelasan dan
saran yang berkaitan dengan keinginan dari mempunyai anak lagi,
kemungkinan dengan anak angkat dan sebagainnya. Mendiskusikan dan
memberi kesempatan kepada keluarga atas penolakan tindakan operasi dan
memberikan alternative tindakan yang mungkin dapat dilakukan oleh
keluarga.
2. Memberikan advokasi kepada pasien dan keluarga untuk dapat bertemu dan
mendapat penjelasan langsung pada dokter bedah, dan memfasilitasi pasien

15
dan kelurga untuk dapat mendapat penjelasan seluas-luasnya tentang rencana
tindakan operasi dan dampaknya bila dilakukan dan bila tidak dilakukan.
Menentukan siapa yang terlibat dalam masalah tersebut dan siapa pengambil
keputusan yang tepat.
d. Siapa yang sebaiknya terlibat dalam membuat keputusan dan mengapa mereka
ditunjuk.
Untuk siapa saja keputusan itu dibuat. Apa kriteria untuk menetapkan siapa
pembuat keputusan (social, ekonomi, fisiologi, psikologi dan peraturan/hukum).
Sejauh mana persetujuan pasien dibutuhkan. Apa saja prinsip moral yang
ditekankan atau diabaikan oleh tindakan yang diusulkan. Dalam kasus Ny.D.
dokter bedah yakin bahwa pembuat keputusan, jadi atau tidaknya untuk dilakukan
operasi adalah dirinya, dengan memperhatikan faktor-faktor dari pasien, dokter
akan memutuskan untuk memberikan penjelasan yang rinci dan memberikan
alternatif pengobatan yang kemungkinan dapat dilakukan oleh Ny.D dan keluarga.
Sedangkan perawat primer seharusnya bertindak sebagai advokasi dan fasilitator
agar pasien dan keluarga dapat membuat keputusan yang tidak merugikan bagi
dirinya, sehingga pasien diharapkan dapat memutuskan hal terbaik dan memilih
alternatif yang lebih baik dari penolakan yang dilakukan.
Bila beberapa kriteria sudah disebutkan mungkin konflik tentang penolakan
rencana operasi dapat diselesaikan atau diterima oleh pasien setelah
mendiskusikan dan memberikan informasi yang lengkap dan valid tentang
kondisinya, dilakukan operasi ataupun tidak dilakukan operasi yang jelas pasien
telah mendapat informasi yang jelas dan lengkap sehingga hak autonomi pasien
dapat dipenuhi serta dapat memuaskan semua pihak. Baik pasien, keluarga,
perawat primer, kepala ruangan dan dokter bedahnya.
e. Mendefinisikan kewajiban perawat
Dalam membantu pasien dalam membuat keputusan, perawat perlu membuat
daftar kewajiban keperawatan yang harus diperhatikan, sebagai berikut:
1. Memberikan informasi yang jelas, lengkap dan terkini
2. Meningkatkan kesejahteran pasien
3. Membuat keseimbangan antara kebutuhan pasien baik otonomi, hak dan
tanggung jawab keluarga tentang kesehatan dirinya.
4. Membantu keluarga dan pasien tentang pentingnya sistem pendukung
melaksanakan peraturan Rumah Sakit selama dirawat melindungi dan

16
melaksanakan standar keperawatan yang disesuikan dengan kompetensi
keperawatan professional dan SOP yang berlaku diruangan tersebut.
f. Membuat keputusan
Dalam suatu dilema etik, tidak ada jawaban yang benar atau salah, mengatasi
dilema etik, tim kesehatan perlu dipertimbangkan pendekatan yang paling
menguntungkan atau paling tepat untuk pasien. Kalau keputusan sudah ditetapkan,
secara konsisten keputusan tersebut dilaksanakan dan apapun yang diputuskan
untuk kasus tersebut, itulah tindakan etik dalam membuat keputusan pada keadaan
tersebut. Hal penting lagi sebelum membuat keputusan dilema etik, perlu
menggali dahulu apakah niat/untuk kepentinganya siapa semua yang dilakukan,
apakah dilakukan untuk kepentingan pasien atau kepentingan pemberi asuhan, niat
inilah yang berkaitan dengan moralitas etis yang dilakukan.

Pada kondisi kasus Ny.D. dapat diputuskan menerima penolakan pasien dan
keluarga tetapi setelah perawat atau tim perawatan dan medis, menjelaskan secara
lengkap dan rinci tentang kondisi pasien dan dampaknya bila dilakukan operasi
atau tidak dilakukan operasi. Penjelasan dapat dilakukan melalui wakil dari tim
yang terlibat dalam pengelolaan perawatan dan pengobatan Ny.D. Tetapi harus
juga diingat dengan memberikan penjelasan dahulu beberapa alternatif
pengobatan yang dapat dipertanggung jawabkan sesuai kondisi Ny.D sebagai
bentuk tanggung jawab perawat terhadap tugas dan prinsip moral profesionalnya.
Pasien menerima atau menolak suatu tindakan harus disadari oleh semua pihak
yang terlibat, bahwa hal itu merupakan hak, ataupun otonomi pasien dan keluarga.
Keputusan yang dapat diambil sesuai dengan hak otonomi klien dan keluarganya
serta pertimbangan tim kesehatan sebagai seorang perawat, keputusan yang
terbaik adalah dilakukan operasi berhasil atau tidaknya adalah kehendak yang
maha kuasa sebagai manusia hanya bisa berusaha.

2.6 Peran Perawat Dalam Dilema Etik Berdasarkan Kasus Yang Diangkat
Perawat memiliki peran 24 jam bersama pasien. Perawat juga yang akan
menyampaikan informasi terkini tentang kondisi terkini pasien dengan persetujuan
dokter sebelumnya. Hal ini dilakukan sebab dokter yang seharusnya lebih diutamakan
untuk menjelaskan kondisi pasien, tidak bisa sepenuhnya ada di samping pasien 24

17
jam. Jadi perawatlah yang diberi mandat oleh dokter untuk menyampaikan kondidi
terkini dari pasien.
Perawat disini sangat berperan aktif sebagai pendengar aktif nagi pasien. Pasien yang
harus menghadapi pilihan sulit akan memiliki tingkat stress yang lebih tinggi dari
pada pasien lainnya. Jadi pasien jua membtuhkan perawat sebagai tempat berkeluh
kesah selain keluarga karena mengganggap perawat yang memahami sisi mereka dari
segala sisi, baik sisi kemanusiaan maupun kesehatan.
Dalam pengambilan keputusan, peran perawat juga sangat diperlukan terutamadalam
perkembangan kondisi pasien. Laporan perawat tentang kondisi terkini pasien
menajdi salah satu elemen penting dalam pengambilan keputusan tindakan yang
dilakukan karena menjadi tolak ukur bagaimana kesiapan pasien menghadapi
tindakan selanjutnya, baik kesiapan fisik maupun psiskis.
Hubungan antara perawat dengan pasien atau tim medis lainnya tidak lah selalu bebas
dari masalah, perawat profesional harus menghadapi tanggung jawab etik dan konflik
yang mungkin mereka alami sebagai akibat dari hubungan mereka dalam praktiknya.
Perawat harus mampu menerapkan prinsip etik dalam pengambilan keputusan dan
mencakup nilai dan keyakinan dari klien, perawat memiliki tanggung jawab untuk
melindungi hak klien dengan bertindak sebagai advokat klien. Para perawat juga
harus tau berbagai konsep hukum yang berkaitan dengan praktik keperawatan karena
mereka mempunyai akuntabilitas terhadap keputusan dan tindakan yang mereka
lakukan.

18
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
a. Etik merupakan istilah yang digunakan untuk mereflesikan bagaimana seharusnya
manusia berprilaku, apa yang seharusnya dilakukan seseorang terhadap orang lain
atau sesamanya manusia. Sedangkan Dilema etik adalah situasi ketika seseorang
dipaksa untuk memilih salah satu dari dua pilihan yang sama-sama tidak memuaskan.
b. Prinsip-prinsip etika keperawatan terdiri dari:
1. Autonomi (otonomi)
2. Beneficience (berbuat baik)
3. Justice (keadilan)
4. Non malefisience (tidak merugikan)
5. Veracity (kejujuran)
6. Fidelity (loyalty/ketaatan)
7. Confidentiality (kerahasiaan)
8. Moral Right
9. Nilai (value)
c. Ada berbagai macam kasus yang terjadi pada pasien yang harus dihadapi oleh
perawat. Seperti kasus Ny. D yang harus menjalani operasi pengangkatan rahim
akibat kanker serviks yang berakibat pasien tersebut tidak akan bisa memiliki anak.
Namun pasien melakukan operasi karena ingin memiliki anak. Sehingga perawat
dihadapkan pada posisi mendukung tindakan operasi yang dianjurkan oleh dokter
demi kesehatan pasien, atau mendukung pasien yang ingin memiliki anak karena
faktor kemanusiaan dengan mengabaikan resiko kedepannya.
d. Ada beberapa pendapat para ahli dalam pemecahan kasus dilemma etik. Berikut
beberapa ahli yang mengemukakan pendapat tentang cara pemecahan kasus dilemma
etik.
1. Model pemecahan masalah (megan, 1989)
2. Kerangka pemecahan dilemma etik (Kozier & Erb, 1989)
3. Model murphy dan murphy
4. Model curtin
5. Model levine-Ariff dan Gron
6. Langkah- langkah menurut Purtilo dan Cassel (1981)

19
7. Langkah-langkah menurut Thompson & Thompson (1981)
e. Dalam pemecahan kasus dan pengambil keputusan berdasarkan kasus, digunakan
Kerangka pemecahan dilemma etik (Kozier & Erb, 1989). Berdasarkan hasil dari
pemecahan kasus, dipilih keputusan pasien untuk tidak melakukan tindakan operasi
setelah petugas medis telah menjelaskan dampak atau efek jika memilih tidak
dilakukannya operasi. Karena semua keputusan medis harus berdasarkan otonomi
yang dimiliki pasien.
f. Dalam kasus tersebut, perawat memilki peran penting dalam menyampaikan informasi
terkait kondisi terkini pasien, perawat juga menjadi pendengar yang baik untuk keluh
kesah pasien terkait kondisinya.

3.2 Saran
Pembelajaran tentang etika dan moral dalam dunia profesi terutama bidang keperawatan
harus ditanamkan kepada mahasiswa sedini mungkin supaya nantinya mereka bisa lebih
memahami tentang etika keperawatan sehingga akan berbuat atau bertindak sesuai kode
etiknya (kode etik keperawatan).
Perawat harus berusaha meningkatkan kemampuan profesional secara mandiri atau secara
bersama-sama dengan jalan menambah ilmu pengetahuan untuk menyelesaikan suatu
dilema etik.

20
Daftar Pustaka

Nasrullah, D. (2014). Etika dan Hukum Keperawatan Untuk Mahasiswa Dan Praktisi
Keperawatan. Jakarta Timur: Trans Info Media.

Wulan, K. Hastuti, M. (2011). Pengantar Etika Keperawatan. Jakarta: Prestasi


Pustaka Publisher.

Purba, J. M. Pujiastuti, S. E. (2009). Dilema Etik Dan Pengambilan Keputusan Etis


Dalam Praktik Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.

Academi Edu. Contoh kasus dilemma etik. Diakses pada tanggal 19 Februari 2020
melalui https://scholar.google.co.id

21

Anda mungkin juga menyukai