Anda di halaman 1dari 15

TRAUMA TUMPUL

LUKA LECET

PENDAHULUAN

Dalam ilmu perlukaan dikenal trauma tumpul dan trauma tajam. Luka merupakan
kerusakan atau hilangnya hubungan antarjaringan (discontinuous tissue) seperti jaringan kulit,
jaringan lunak, jaringan otot, jaringan pembuluh darah, jaringan saraf dan tulang.(1)
Trauma tumpul ialah suatu ruda paksa yang mengakibatkan luka pada permukaan tubuh
oleh benda-benda tumpul. Hal ini disebabkan oleh benda-benda yang mempunyai permukaan
tumpul, seperti batu, kayu martil, terkena bola, ditinju, jatuh dari tempat tinggi, kecelakaan lalu
lintas dan lain-lain sebagainya Benda tumpul bila mengenai tubuh dapat menyebabkan luka yaitu
luka lecet, memar dan luka robek atau luka robek atau luka terbuka. Dan bila kekerasan benda
tumpul tersebut sedemikian hebatnya dapat pula menyebabkan patah tulang.(1,2)

Organ atau jaringan pada tubuh mempunyai beberapa cara menahan kerusakan yang
disebabkan objek atau alat, daya tahan tersebut menimbulkan berbagai tipe luka. Trauma tumpul
dapat menyebabkan tiga macam luka yaitu luka memar (contusion), luka lecet (abrasion), dan
luka robek (vulnus laceratum).Dan bila kekerasan benda tumpul tersebut sedemikian hebatnya
dapat pula menyebabkan patah tulang.(1,2)

Manfaat interpretasi luka lecet ditinjau dari aspek medikolegal seringkali diremehkan,
padahal pemeriksaan luka lecet yang teliti disertai pemeriksaan di TKP dapat mengungkapkan
peristiwa yang sebenarnya terjadi. Misalnya suatu luka lecet yang diperkirakan sebagai akibat
jatuh ke aspal jalanan atau tanah, seharusnya dijumpai pula aspal atau debu yang menempel di
luka tersebut. Bila telah dilakukan pemeriksaan yang teliti ternyata tidak dijumpai benda asing
tersebut, maka harus timbul pemikiran bahwa luka tersebut bukan terjadi akibat jatuh ke
aspal/tanah, tapi mungkin akibat tindak kekerasan.(3)

1
TRAUMA MEKANIS

Trauma mekanis adalah hilangnya kontinuitas jaringan yang disebabkan oleh karena
adanya kekuatan mekanik dari luar tubuh. Berdasarkan penyebabnya trauma mekanik terbagi
menjadi tiga yaitu trauma tumpul, trauma tajam, dan trauma senjata api.3
Trauma Tumpul
Trauma tumpul ialah trauma yang disebabkan oleh benda yang memiliki permukaan yang
tumpul atau tidak tajam. Luka yang terjadi dapat berupa :
a. Memar
i. kontusio
ii. hematom
b. Luka lecet
i. luka lecet gores (scratch)
ii. luka lecet serut atau geser (graze, friction abrasion)
iii. luka lecet tekan (impression, impact abrasion)
iv. luka lecet berpola(crushing)
c. Luka terbuka/robek (Vulnus laseratum)

Luka akibat kekerasan benda tumpul merupakan luka yang paling banyak ditemukan oleh
ahli patologi forensik. Jenis-jenis luka akibat benda tumpul adalah abrasi (luka lecet), kontusi
(luka memar), laserasi (luka robek), dan fraktur.(3)
Berbagai faktor mempengaruhi gambaran akhir dan berat luka akibat trauma tumpul.
Secara umum faktor ini bergantung subjek, objek, atau gabungan dari keduanya. Faktor yang
bergantung pada subjek antara lain gambaran anatomi daerah benturan, usia seseorang, dan
kesehatannya. Faktor yang bergantung pada objek antara lain jenis alat atau permukaan yang
kontak dengan tubuh, daerah benturan pada permukaan tubuh dan banyaknya kontak yang
terjadi.(3)

2
LUKA LECET

Definisi
Luka lecet adalah luka akibat kekerasan benda yang memiliki permukaan yang kasar
sehinggasebagian atau seluruh lapisan epidermis hilang.Luka lecet adalah suatu kerusakan yang
mengenai lapisan atas dari epidermis akibat kekerasan dengan benda yang mempunyai
permukaan kasar, sehingga epidermis menjadi tipis, sebagian atau seluruh lapisannya
hilang.Luka lecet mengeluarkan serum, yang semakin mengeras dan membentuk keropeng,
namun luka lecet dapat juga berdarah karena terkadang cukup dalam untuk mengenai papila
vaskular yang berada di bawah permukaan epidermis dan dalam hal ini juga perdarahan dapat
terjadi pada tahap awal. Abrasi yang sesungguhnya tidak berdarah karena pembuluh darah
terdapat pada dermis.Merupakan luka kulit yang superfisial, akibat cedera pada epidermis yang
bersentuhan dengan benda yang memiliki permukaan kasar atau runcing..(2,3,4,5,6,7,8,9)

Lecet sering dihasilkan dari pergerakan permukaan kulit ke permukaan yang lebih kasar
atau sebaliknya. Dengan demikian luka tersebut dapat memiliki penampilan yang linier,
danpemeriksaan dekat mungkin menunjukkan epidermis superfisial yang mengerut pada salah
satu ujung luka,menunjukkan arah perjalanan dari permukaan lawan. Dengan demikian, pukulan
tangensialbisa horizontal atau vertikal, atau mungkin dapat disimpulkan bahwakorban telah
diseret di atas permukaan yang kasar.(6)

3
Gambar 1. Mekanisme terjadinya abrasi.(6)

Pola dari luka lecet lebih jelas daripada memar karena luka lecetsering mengambil kesan
yang cukup rinci tentang bentuk objekyang menyebabkan luka yang sekali ditimbulkan, tidak
memanjang atau tertarik, sehingga luka menunjukkan tepatnya wilayah penerapan kekerasan.
Pada pencekikan manual,luka lecet kecil, berbentuk bulan sabit yang disebabkan oleh kuku
korban ataupenyerang mungkin tanda-tanda hanya terlihat pada leher. Seorang korban menolak
sebuah pelecehan seksualatau serangan lain mungkin mencakar penyerangnya dan meninggalkan
lecet paralel linear padawajah penyerang. Beberapa lecet mungkin terkontaminasi dengan bahan
asing,seperti kotoran atau kaca, yang mungkin memiliki signifikansi medikolegal penting.(6)

Bahan tersebut harus disimpan hati-hati untuk analisis forensik berikutnya.Dalam kasus
tersebut, konsultasi dengan seorang ilmuwan forensik dapat memastikan cara
terbaikpengumpulan dan pelestarianbukti.(6)

Anatomi

Bagian paling atas adalah lapisan sel keratinisasi stratum korneum yang ketebalannya
bermacam-macam pada bagian-bagian tubuh tertentu. Pada tumit dan telapak tangan adalah yang
paling tebal sementara pada daerah yang terlindungi seperti skrotum dan kelopak mata hanya
pecahan dari millimeter. Berkaitan dengan forensik pada perkiraan perlukaan penetrasi pada
kulit. (8)
4
Kemudian epidermis yang tidak terdapat pembuluh darah. Lapisan epidermis umumnya
berkerut, permukaan bawahnya terdiri dari papilla yang masuk ke dalam dermis. Dermis
(korium) terdiri dari jaringan ikat dengan adneksa kulit sperti folikel rambut, kelenjar sebasea
dan kelenjar keringat. Terdapat banyak pembuluh darah, saraf pembuluh limfe serta ujung saraf
taktil, tekan, panas.. bagian bawah dari dermis terdapat jaringan adiposa dan (tergantung dari
bagian tubuh) fascia, jaringan lemak, dan otot yang berurutan di bawahnya.(8)

Jenis Luka Lecet

Sesuai mekanisme terjadinya luka lecet dibedakan dalam 3 jenis:

a. Luka lecet gores (scratch)

Abrasi yang lebih superficial yanghampir tidak merusak kulit dengan eksudasi sedikit
atau tidak ada serum (dan dengan demikian sedikit atautidak ada pembentukan keropeng) dapat
disebut luka lecet gores.Diakibatkan oleh benda runcing yang menggeser lapisan permukaan
kulit. Dari gambaran kedalaman luka pada kedua ujungnya dapat ditentukan arah kekerasan yang
terjadi.. Salah satu jenis luka lecet gores yang paling umum adalah abrasi linier atau yang dikenal
sebagai goresan. Luka lecet yang sama seperti luka lecet gores dapat dihasilkan ketika tubuh
korban diseret di atas permukaan yang kasar. Penjeratan juga dapat menghasilkan luka lecet
gores.Hal ini sangat umum ditemukan dalam buku tentang penumpukan epidermis pada ujung
distal dari luka lecet gores, memungkinkan seseorang untuk menentukan arahgerakan dari benda
tumpul atau tubuh pada permukaan kasar. Hal tersebut merupakan fenomena yang lebih teoritis
daripada nyata danbiasanya tidak terjadi padaderajat yang signifikan.(3,4,6)

b. Luka lecet serut (graze)/geser (friction abrasion)

Adalah luka lecet yang terjadi akibat persentuhan kulit dengan permukaan badan yang
kasar dengan arah kekerasan sejajar/miring terhadap kulit. Arah kekerasan ditentukan dengan
melihat letak tumpukan epitel.Luka lecet ini merupakan variasi dari luka lecet gores yang daerah
persentuhannya dengan permukaan kulit lebih lebar. Abrasi kebanyakan disebabkan gerakan
lateral daripada tekanan vertikal. Ketika tanda abrasi ini ditemui, arah kekuatan dapat ditentukan

5
dari sisa epidermis yang terbawa sampai ujung abrasi. Pemeriksaan visual, bila perlu
menggunakan lensa, dapat menunjukkan pergerakan dari tubuh.(3,8,10)

Gambar. . Road rash(5)

Luka lecet geser disebabkan oleh tekanan linear pada kulit disertai gerakan bergeser,
misalnya pada kasus gantung atau jerat serta pada korban pecut. Luka lecet geser yang terjadi
semasa hidup mungkin sulit dibedakan dsri luka lecet geser yang terjadi segera pasca mati.(3)

c. Luka lecet tekan (impression, impact abrasion)

Luka lecet yang disebabkan oleh penekanan benda tumpul secara tegak lurus terhadap
permukaan kulit. Bentuk luka lecet tekan umumnya sama dengan bentuk permukaan benda
tumpul tersebut. Kulit pada luka lecet tekan tarnpak berupa daerah kulit yang kaku dengan warna
lebih gelap dari sekitarnya.Abrasi yang terjadi mengikuti pola obyek . tidak hanya epidermis
yang rusak, kulit dapat tertekan mengikuti pola obyek, sehingga dapat terjadi memar intradermal.
Contohnya ketika ban motor melewati kulit, meninggalkan pola pada kulit dimana kulit juga
tertekan mengikuti alur ban tersebut.(3,8,10)

6
Gambar.2 Luka lecet tekan pada sisi kanan wajah.(4)

d.Luka lecet Crushing/ luka lecet berpola


Ketika penekanan vertikal pada permukaan kulit, tidak ada goresan yang terjadi namun
epidermis hancur dan obyek yang menghantam tercetak. Jika hantaman tersebut kuat dan daerah
permukaan kontak kecil akan terjadi luka berlubang kecil dan abrasi hantaman terjadi. Lecet
tersebut cenderung terlokalisir dan sering terlihat pada penonjolan tulang di mana lapisan tipis
kulit meliputi tulang. Kerusakan yang terjadi berupa penekanan hingga depresi ringan dari
permukaan atau paling tidak memar atau tonjolan udem lokal. Abrasi ini salah satu dari abrasi
yang menunjukkan cetakan dari obyek yang membuat luka.(4,8)

7
Gambar. . (A) Luka lecet berpola pada leher, (B) Tanda/pola pemanggangan
seorang pria melompat dari lantai 8 gedung dan mendarat pada besi pemanggangan.(4)

Contoh luka lecet :(9)

a) Karena persentuhan Benda kasar misalnya terseret di jalan aspal


b) Karena tali tampar yaitu pada leher orang gantung diri , diikat dengan tali tampar.
c) Karena bersentuhan dengan benda runcingseperti duri, kuku
d) Karena persentuhan dengan benda yang meninggalkan bekas seperti ban mobil
Ciri luka lecet :(9)
1. Sebagian/seluruh epitel hilang
2. Permukaan tertutup exudasi yang akan mengering (krusta)
3. Timbul reaksi radang (Sel PMN)
4. Biasanya pada penyembuhan tidak meninggalkan jaringan parut

8
Memperkirakan umur luka lecet:(9)
Hari ke 1 3 : warna coklat kemerahan karena eksudasi darah dan cairan lymphe.
Hari ke 4 6 : warna pelan-pelan menjadi gelap dan lebih suram.
Hari ke 7 14 : pembentukan epidermis baru
Beberapa minggu : terjadi penyembuhan lengkap

Klasifikasi Penyembuhan Luka

Klasifikasi penyembuhan luka terbagi menjadi dua yaitu :(11)


1. Sanatio Per Primam Intentionem
2. Sanatio Per Secundam Intentionem

Sanatio Per Primam Intentionemyaitu proses penyembuhan luka yang segera diusahakan
bertaut dengan jahitan atau dengan cara dijahit. Proses penyembuhan luka ini biasanya lebih
halus dan kecil.(11)
Sanatio Per Secundam Intentionemyaitu proses penyembuhan luka yang terjadi secara
alami tanpa pertolongan dari luar. Cara penyembuhan luka ini biasanya memakan waktu cukup
lama dan meninggalkan parut yang kurang baik, terutama kalau lukanya menganga lebar. (11)
Luka lecet termasuk cara penyembuhan secara Sanatio Per Secundam Intentionem.(11)

Tahap Dalam Penyembuhan Luka Lecet

Pemeriksaan histologi luka lecet untuk menentukan usia luka memungkinkan untuk
dilakukan. Robertson dan Hodge menyediakan metode pendekatan yang paling logikal. Mereka
mengungkapkan empat tahap pada penyembuhan luka lecet:(2)
1. Pembentukan Keropeng
Serum, sel darah merah, dan fibrin didepositkanpada abrasi. Hal ini tidak
digunakan untuk menunjukkan penuaan, tetapi menunjukkan kelangsungan hidupsetelah
cedera. Infiltrasi sel polimorfonuklear pada pembentukan perivaskular menandakan
bahwa lamanya cederasekitar 4-6 jam. Waktu awal untuk setiap reaksi seluler adalah 2
jam, tetapi biasanya tidak terlihat jelas sampai 4-6 jam. Setelah 8 jam, dasar dari

9
keropeng ditandai oleh zona infiltrasi sel polimorfonuklearyang mendasari daerah epitel
yang cedera. Setelah 12 jam, telah terbentuk tigalapisan: zona permukaan terdiri dari
fibrin dan sel darah merah (atau epitel hancur dalamkasus lecet tubrukan), zona yang
lebih dalam terdiri dari infiltrasi sel polimorfonuklear, dan lapisan abnormal kolagen
yang rusak. Setelah 12sampai 18 jam berikutnya, zona terakhir ini semakin disusupi oleh
sel-sel polimorfonuklear.(4)
2. Regenerasi Epitel
Regenerasi sel epitel muncul di folikel rambut dan di tepi abrasi.Pertumbuhan
epitel dapat muncul pada 30 jam pertama pada luka lecet superficial dan terlihat jelas
setelah 72 jam pada kebanyakan luka lecet.(4)
3. Granulasi Subepitel dan hiperplasia epitel
Hal ini menjadi lebih jelas selama 5 sampai 8 hari. Hal ini terjadi hanya setelah
penutupan epitel dari sebuah abrasi.Infiltrasi perivascular dan sel inflamasi kronis
sekarang mulai muncul.Epitel atasnya menjadi semakin hiperplastik, dengan
pembentukankeratin. Tahap ini yang paling menonjol selama 9 sampai 12 hari setelah
cedera.(4)
4. Regresi dari epitel dan granulasi jaringan
Tahap ini dimulai sekitar 12 hari. Selama fase ini,epitel diremodelling dan
menjadi lebih tipis dan bahkan atrofik. Serat kolagen, yang mulai muncul di fase
granulasi subepidermal terlambat, sekarang mulai muncul.Mula-mula bekuan darah
mengisi luka dan anyaman fibrin terbentuk. Granulosit dan monosit fagositik mulai
proses pembersihan. Tunas kapiler dan fibroblast dengan cepat berproliferasi ke bekuan
darah. Tumas kapiler mengeluarkan enzim litik untuk memecah fibrin dan
memungkinkan pembentukan anyaman. Tunas itu kemudian mengalami kanalisasi,
membentuk lengkung vaskuler yang menghasilkan penyediaan darah yang kaya zat gizi,
oksigen, granulosit, dan monosit yang dibutuhkan untuk menghilangkan jaringan mati
dan bekuan darah. Sel polimorfonuklear yang banyak dalam jaringan intersisiel
menghasilkan perlawanan primer terhadap infeksi dan juga ikut mengeluarkan nanah dari
jaringan granulasi pada saat sel mati dibersihkan. Fibroblast yang berproliferasi
menyertai pembuluh ini dan mulai menimbun kolagen.(4)

10
Dalam waktu 4-6 hari, jaringan granulasi sehat berwarna merah muda membentuk
dasar untuk menyokong dan memberi makan epitelium yang meluas (atau cangkokan
kulit). Sejalan dengan waktu, fibroplasia akan terus berlangsung dan terjadi ikatan.
Banyak pembuluh darah yang atropi. Dengan adanya penyembuhan akhir, akan terbentuk
jaringan parut putih yang tertutup selapis tipis epitelium.(4,12)

Perbedaan luka lecet ante motem dan post mortem(7,9)

Gambar .Wanita 40 tahun adalahdikeluarkan dari kendaraanbermotor ketika dia


menabrak mobil yang sedang diparkir dengan kecepatan tinggi. Dia bertahan selama 4jam
di rumah sakit sebelum meninggal karena cedera kepala tertutup.Luka lecet berwarna
merah-coklat gelap di dagu kiri danpipi. Penampilan kemerahan dari cedera ini

11
menunjukkan adanya luka antemortem dengan reaksi vital yang terjadi pada
traumajaringan.(5)

Gambar. . Seorang pria 25 tahun kolaps dan meninggal karena kelainan jantung
yang tidak didiagnosis sebelumnya.pada gambar tampak sebuah abrasi besar berbentuk
bundar penonjolan malar. Seperti biasanya pada lecet peri-postmortem, tampak warna
kuning-coklatdan tekstur agakseperti perkamen. Tidak ada bukti adanya reaksi vital.
Pada otopsi, abrasi samatelah kering, berwarna merah-coklat. (5)

Walaupun kerusakan yang ditimbulkan minimal sekali, luka lecet mempunyai arti
penting di dalam Ilmu Kedokteran Kehakiman, oleh karena dari luka tersebut dapat memberikan
banyak hal, misalnya:(2,10)

1) Petunjuk kemungkinan adanya kerusakan yang hebat pada alat-alat dalam tubuh, seperti
hancurnya jaringan hati, ginjal, atau limpa, yang dari pemeriksaan luar hanya tampak adanya
luka lecet di daerah yang sesuai dengan alat-alat dalam tersebut.

2) Petunjuk perihal jenis dan bentuk permukaan dari benda tumpul yang menyebabkan luka,
seperti :

12
a. Luka lecet tekan pada kasus penjeratan atau penggantungan, akan tampak sebagai suatu luka
lecet yang berwarna merah-coklat, perabaan seperti perkamen, lebarnya dapat sesuai dengan alat
penjerat dan memberikan gambaran/cetakan yang sesuai dengan bentuk permukaan dari alat
penjerat, seperti jalianan tambang atau jalinan ikat pinggang. Luka lecet tekan dalam kasus
penjeratan sering juga dinamakan jejas jerat, khususnya bila alat penjerat masih tetap berada
pada leher korban.

b. Di dalam kasus kecelakaan lalu lintas dimana tubuh korban terlindas oleh ban kendaraan,
maka luka lecet tekan yang terdapat pada tubuh korban seringkali merupakan cetakan dari ban
kendaraan tersebut, khususnya bila ban masih dalam keadaan yang cukup baik, dimana
kembang dari ban tersebut masih tampak jelas, misalnya berbentuk zig-zag yang sejajar.
Dengan demikian di dalam kasus tabrak lari, informasi dari sifat-sifat luka yang terdapat pada
tubuh korban sangat bermanfaat di dalam penyidikan.

c. Dalam kasus penembakan, yaitu bila moncong senjata menempel pada tubuh korban, akan
memberikan gambaran kelainan yang khas yaitu dengan adanya jejas laras, yang tidak lain
merupakan luka lecet tekan. Bentuk dari jejas laras tersebut dapat memberikan informasi
perkiraan dari bentuk moncong senjata yang dipakai untuk menewaskan korban.

d. Di dalam kasus penjeratan dengan tangan (manual strangulation), atau yang lebih dikenal
dengan istilah pencekikan, maka kuku jari pembunuh dapat menimbulkan luka lecet yang
berbentuk garis lengkung atau bulan sabit; dimana dari arah serta lokasi luka tersebut dapat
diperkirakan apakah pencekikan tersebut dilakukan dengan tangan kanan, tangan kiri atau
keduanya. Di dalam penafsiran perlu hati-hati khususnya bila pada leher korban selain
didapatkan luka lecet seperti tadi dijumpai pula alat penjerat; dalam kasus seperti ini
pemeriksaan arah lengkungan serta ada tidaknya kuku-kuku yang panjang pada jari-jari korban
dapat memberikan kejelasan apakah kasus yang dihadapi itu merupakan kasus bunuh diri atau
kasus pembunuhan, setelah dicekik kemudian digantung.

e. Dalam kasus kecelakaan lalu-lintas dimana tubuh korban bersentuhan dengan radiator, maka
dapat ditemukan luka lecet tekan yang merupakan cetakan dari bentuk radiator penabrak.

3) Petunjuk dari arah kekerasan, yang dapat diketahui dari tempat dimana kulit ari yang
terkelupas banyak terkumpul pada tepi luka; bila pengumpulan tersebut terdapat di sebelah kanan

13
maka arah kekerasan yang mengenai tubuh korban adalah dari arah kiri ke kanan. Di dalam
kasus-kasus pembunuhan dimana tubuh korban diseret maka akan dijumpai pengumpulan kulit
ari yang terlepas yang mendekati ke arah tangan, bila tangan korban dipegang; dan akan
mendekati ke arah kaki bila kaki korban yang dipegang sewaktu korban diseret.

Aspek Medikolegal

Di dalam melakukan pemeriksaan terhadap orang yang menderita luka akibat kekerasan,
pada hakekatnya dokter diwajibkan untuk dapat memberikan kejelasan dari permasalahan
sebagai berikut:(10)
a. Jenis luka apakah yang terjadi?
b. Jenis kekerasan/senjata apakah yang menyebabkan luka?
c. Bagaimanakah kualifikasi luka itu?

Pengertian kualifikasi luka disini semata-mata pengertian Ilmu Kedokteran Forensik,


yang hanya baru dipahami setelah mempelajari pasal-pasal dalm Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana (KUHP), yang bersangkutan dengan Bab XX (Tentang Penganiayaan), terutama pasal
351 dan pasal 352; dan Bab IX (Tentang Arti Beberapa Istilah Yang Dipakai Dalam Kitab
Undang-Undang), yaitu pasal 90.(10)
Dari pasal-pasal tersebut dapat dibedakan empat jenis tindak pidana, yaitu:
1. Penganiayaan ringan
2. Penganiayaan
3. Penganiayaan yang mengakibatkan luka berat
4. Penganiayaan yang mengakibatkan kematian

Oleh karena istilah penganiayaan merupakan istilah hukum, yaitu dengan sengaja
melukai atau menimbulkan perasaan nyeri pada seseorang, maka di dalam Visum et Repertum
yang dibuat dokter tidak boleh mencantumkan istilah penganiayaan, oleh karena dengan sengaja
atau tidak itu merupakan urusan hakim. Demikian pula dengan menimbulkan perasaan nyeri
sukar sekali untuk dapat dipastikan secara objektif, maka kewajiban dokter di dalam membuat
Visum et Repertum hanyalah menentukan secara objektif adanya luka, dan bila ada luka, dokter
harus menentukan derajatnya.(10)

14
Penganiayaan ringan, yaitu penganiayaan yang tidak menimbulkan penyakit atau
halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau pencaharian , di dalam Ilmu Kedokteran
Forensik pengertiannya menjadi: luka yang tidak berakibat penyakit atau halangan untuk
menjalankan pekerjaan jabatan atau pencaharian. Luka ini dinamakan luka derajat
pertama.(10)
Bila sebagai akibat penganiayaan seseorang itu mendapat luka atau menimbulkan
penyakit atau halangan di dalam melakukan pekerjaan jabatan atau pencaharian, akan tetapi
hanya untuk sementara waktu saja, maka luka ini dinamakan luka derajat kedua.(10)
Apabila penganiayaan tersebut mengakibatkan luka berat seperti yang dimaksud dalam
pasal 90 KUHP, luka tersebut dinamakan luka derajat ketiga. (10)
Suatu hal yang penting harus diingat di dalam menentukan ada tidaknya luka akibat
kekerasan adalah adanya kenyataan bahwa tidak selamanya kekerasan itu akan meninggalkan
bekas/luka. Dengan demikian pada kasus perlukaan akan tetapi di dalam pemeriksaan tidak
ditemukan luka, maka di dalam penulisan kesimpulan Visum et Repertum yang dibuat, haruslah
ditulis tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan, dan jangan dinyatakan secara pasti bahwa pada
pemeriksaan tidak ada kekerasan.(10)

15

Anda mungkin juga menyukai