Anda di halaman 1dari 28

PENENTUAN UMUR LUKA

INTRAVITAL : LUKA MEMAR

Suci Pramadiani (C11107084)


Risandi (C11107185)

PEMBIMBING
dr. Costantinus William Sialana

SUPERVISOR
Prof. dr. Randanan Bandaso, Sp.PA (K), DFM, Sp.F

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


PADA BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
PENDAHULUAN
• Sejarah dan perkembangan Ilmu Forensik tidak dapat
dipisahkan dari sejarah dan perkembangan hukum acara
pidana. Sebagaimana diketahui bahwa kejahatan yang
terjadi di muka bumi ini sama usia tuanya dengan
sejarah manusianya itu sendiri.
• Luka merupakan salah satu kasus tersering dalam Ilmu
Kedokteran Forensik. Luka bisa terjadi pada korban
hidup maupun korban mati

Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ilmu Kedokteran Forensik edisi pertama.
Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1997 : 37-54
PENDAHULUAN
Kekerasan yang menyebabkan luka dapat dibagi menjadi 3 golongan,yaitu:
1. Luka karena kekerasan mekanik (benda tajam, tumpul)
2. Luka karena kekerasan fisik (arus listrik, petir, suhu)
3. Luka karena kekerasan kimiawi (asam, basa, logam berat)

Jenis luka akibat kekerasan benda tumpul (blunt force injury), yaitu:
a. Luka lecet (abrassion)
b. Luka memar (contusion)
c. Luka robek (laceration)

Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ilmu Kedokteran Forensik edisi pertama.
Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1997 : 37-54
DEFINISI
Luka memar (bruise/contusion) adalah
suatu perdarahan akibat pecahnya
pembuluh darah kapiler dan vena dalam
jaringan bawah kulit atau kutis yang
disebabkan oleh kekerasan benda tumpul
(blunt force injury).

Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ilmu Kedokteran Forensik edisi pertama.
Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1997 : 37-54
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
TERJADINYA LUKA MEMAR

KONDISI & TIPE


JARINGAN LUKA

TEKSTUR & WARNA


UMUR PENDERITA
KULIT

PENYAKIT TEKANAN
LAINNYA

•Shkrum J.M, Ramsay A.D. Forensic Pathology of Trauma. Humana Press Totowa,New Jersey. 2007 : 405-18.
•A.William. Pathology of Blunt Force Traumatic Injury. Forensic Pathologist/Neuropathologist. 2011.
KONDISI & TIPE JARINGAN LUKA
Normal Skin Thin Skin Thin. Infraorbital Bruise

1. Slomianka, Lutz. Blue Histology-Intugementary System. School of Anatomy and Human Biology- The University of Western Australia. 2009. Available at
http://www.lab.anhb.uwa.edu.au/mb140/corepages/integumentary/integum.htm. Di unduh pada tanggal 19 Juni 2014.
2. A.William. Pathology of Blunt Force Traumatic Injury. Forensic Pathologist/Neuropathologist. 2011.
KONDISI & TIPE JARINGAN LUKA

Normal Thick Skin Bruise

1. Slomianka, Lutz. Blue Histology-Intugementary System. School of Anatomy and Human Biology- The University of Western Australia. 2009. Available at
http://www.lab.anhb.uwa.edu.au/mb140/corepages/integumentary/integum.htm. Di unduh pada tanggal 19 Juni 2014
KONDISI & TIPE JARINGAN LUKA
THICK SKIN ( volar manus, plantar pedis) THIN SKIN (seluruh permukaan tubuh )

EPIDERMIS

EPIDERMIS

1. Slomianka, Lutz. Blue Histology-Intugementary System. School of Anatomy and Human Biology- The University of Western Australia. 2009. Available at
http://www.lab.anhb.uwa.edu.au/mb140/corepages/integumentary/integum.htm. Di unduh pada tanggal 19 Juni 2014
UMUR PENDERITA

• lapisan jaringan subkutan menipis


•Dermis, Less elastic fibers (thinner)
•Fungsi Barrier menurun
• Dermo-epidermal junction less cohesion
•< Fibroblas & matriks kolagen yg
beetwen epidermis & dermis
membuat sebagian besar dermis
• Epidermis, stratum corneum adherent
kurang elastis.

Sarkar., et al. Skin Care for the Newborn. Review Article. Indian Pediatric Volume 47-Junly 17,2010
P,Shuartin P. Teori Penuaan, Perubahan Pada Sistem Tubuh dan Implikasinya pada Lansia. Universitas Dipenogoro.2010
TEKSTUR & WARNA KULIT

KAROTEN

MELANIN

HEMOGLOBIN

1. Junquiera L.C, Carneiro J, Kelley R.O. Basic Histology. 12th edition, Washington, Lange,2012:395 - 405
2. Ross M.H, Pawlina W. Histology, A Text And Atlas, Lippincott Williams & Wilkins. 6thEdition,2011:488-503
TEKSTUR & WARNA KULIT
KULIT PUTIH KULIT HITAM

fibroblas lebih sedikit fibroblas lebih banyak dan lebih besar

Lapisan dermis tipis Lapisan dermis lebih tebal

•Jacopin. Skin Illustration. Available at http://www.sciencephoto.com/media/108826. Di unduh pada tanggal 19 Juni 2014
•Jacopin. Skin Illustration. Available at http://www.sciencephoto.com/media/108827. Di unduh pada tanggal 19 Juni 2014
TEKANAN PADA TRAUMA
HUKUM FISIKA Kekuatan = ½ massa x kecepatan

1 kg batu bata ditekankan ke kepala batu bata yang sama dilemparkan ke


tidak akan menyebabkan luka kepala dengan kecepatan 10 m/s
menyebabkan perlukaan

•Shkrum J.M, Ramsay A.D. Forensic Pathology of Trauma. Humana Press Totowa,New Jersey. 2007 : 405-18.
•A.William. Pathology of Blunt Force Traumatic Injury. Forensic Pathologist/Neuropathologist. 2011.
PENYAKIT LAINNYA

• Hemofilia
• Leukimia
• Von willenbard
• DIC
• ITP

•A.William. Pathology of Blunt Force Traumatic Injury. Forensic Pathologist/Neuropathologist. 2011.


PERBEDAAN LUKA MEMAR & LEBAM
MAYAT
LUKA MEMAR LEBAM MAYAT

Intravital Post Mortem

Terjadi ekstravasasi darah, warna Letaknya intravaskuler, < 7 jam warna


memar tidak hilang dengan masih dapat hilang dengan penekanan.
penekanan Batas tidak tegas

Edema Tidak ada edema

Saat di iris, darah tidak menghilang jika Saat di iris, darah menghilang jika di aliri air
di aliri air

Lokasinya tidak menentu Lokasinya terletak pada bagian tubuh yang


terendah, mengikuti arah gravitasi

•Shkrum J.M, Ramsay A.D. Forensic Pathology of Trauma. Humana Press Totowa,New Jersey. 2007 : 405-18.
•A.William. Pathology of Blunt Force Traumatic Injury. Forensic Pathologist/Neuropathologist. 2011.
PERBEDAAN LUKA MEMAR & LEBAM MAYAT

LUKA MEMAR LEBAM MAYAT

S.Erin Presnell. Postmortem Changes. Medscape Reference. Available at


http://emedicine.medscape.com/article/1680032-overview#aw2aab6b3. Di unduh pada tanggal 19 Juni 2014.
PATOMEKANISME PERADANGAN

INJURY

Kumar, Vinay, Ramzi S. Cotran & Stanley L. Robbins Pathology Basic of Disease. Elsevier Inc. All rights reserved. 2005.
PATOMEKANISME MEMAR

INJURY

Blahd H, William. Bruise ( Contusion of the skin). WebMD Medical Reference from Healthwise. Available at
http://www.webmd.com/skin-problems-and-treatments/bruise-contusion-of-the-skin. Di unduh pada tanggal 19 Juni 2014.
PATOMEKANISME MEMAR

PENGHANCURAN
EKSTRAVASKULAR MAKROFAG

Constantino, Fondevila., Ronald W Busuttil ,Jerzy W Kuplec-Weglinski. Hepatic ischemia/reperfusion injury—a fresh look. Regular article.
Experimental and Molecular Pathology Special Issue: University of California, Los Angeles Department of Pathology. Volume 74, Issue 2, April 2003: p. 86–93.
PERUBAHAN WARNA MEMAR

Svaziphil.Bruises. Available at http://www.svazi.com/v1/forensic/bruise_result.htm. Di unduh pada tanggal 19 Juni 2014


PERUBAHAN WARNA MEMAR
BERDASARKAN WAKTU

Merah, Biru, Hijau, Kuning,


ungu, 1-3 hari 3 hari setelah >7 hari setelah
setelah cedera cedera cedera

Svaziphil.Bruises. Available at http://www.svazi.com/v1/forensic/bruise_result.htm. Di unduh pada tanggal 19 Juni 2014


PERUBAHAN WARNA LUKA MEMAR
BERDASARKAN WAKTU
0-24 Jam 1-3 hari 4-7 hari 1-2 minggu > 2 minggu
Camp Merah, Hijau kuning resolusi
ungu, hitam

Glasiter Biru tua Biru tua Hijau kuning resolusi


Polson et all Merah,hitam Hijau (hari kuning resolusi
atau merah ke-7)

Smith& Merah, Kuning kuning Kuning/ resolusi


Fiddes ungu/hitam (mulai) resolusi

Spitz and Biru terang/ Ungu tua Ungu tua, coklat resolusi
Fisher merah hijau/kuning

Adelson Merah/biru, Biru/coklat Kuning/ resolusi resolusi


ungu hijau

P. Vanezis. Interpreting Bruises at Necropsy. Journal Clinical Pathology. Departement of


Forensic Medicine and Science, University of Glaslow. 2001 ;54: p.348-55.
PERUBAHAN WARNA MEMAR
Hari ke 1, 15 jam
setelah cedera

Hari ke 1, 20 jam
setelah cedera

Hari ke 1, 38 jam
setelah cedera

Svaziphil.Bruises. Available at http://www.svazi.com/v1/forensic/bruise_result.htm. Di unduh pada tanggal 19 Juni 2014


PERUBAHAN WARNA MEMAR
Hari ke 2, 73 jam
setelah cedera

Hari ke 2, 87 jam
setelah cedera

Hari ke 3, 92 jam
setelah cedera

Svaziphil.Bruises. Available at http://www.svazi.com/v1/forensic/bruise_result.htm. Di unduh pada tanggal 19 Juni 2014


PERUBAHAN WARNA MEMAR

Hari ke 4, 111 jam


setelah cedera

Hari ke 5, 137 jam


setelah cedera

Hari ke 6 setelah
cedera

Svaziphil.Bruises. Available at http://www.svazi.com/v1/forensic/bruise_result.htm. Di unduh pada tanggal 19 Juni 2014


PERUBAHAN WARNA MEMAR

Hari ke 7 setelah
cedera

Hari ke 8 setelah
cedera

Hari ke 12 setelah
cedera

Svaziphil.Bruises. Available at http://www.svazi.com/v1/forensic/bruise_result.htm. Di unduh pada tanggal 19 Juni 2014


KESIMPULAN
• Umur luka memar secara kasar dapat diperkirakan melalui perubahan warnanya. Pada saat
timbul, memar berwarna merah, kemudian berubah menjadi ungu atau hitam, setelah 4
sampai 5 hari akan berwarna hijau yang kemudian akan berubah menjadi kuning dalam 7
sampai 10 hari, dan akhirnya menghilang dalam 14 sampai 15 hari. Perubahan warna
tersebut berlangsung mulai dari tepi dan waktunya dapat bervariasi tergantung derajat dan
berbagai faktor yang mempengaruhinya.
• Dari sudut pandang medikolegal, interpretasi luka memar dapat merupakan hal yang
penting, apalagi bila luka memar tersebut disertai luka lecet atau laserasi. Dengan
perjalanan waktu, baik pada orang hidup maupun mati, luka memar akan memberi
gambaran yang makin jelas.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai