Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN KASUS

DERMATITIS KONTAK ALERGI


Wahyu Syafiah
2017-84-033
Pembimbing :
dr. Rita S. Tanamal, Sp.KK
PENDAHULUAN
2

 Dermatitis kontak ialah dermatitis yang


disebabkan oleh bahan/substansi yang
menempel pada kulit.

DERMATITIS
KONTAK IRITAN
(DKI)
DERMATITIS
KONTAK DERMATITIS
KONTAK ALERGI
(DKA)

12/15/2018
3

Epidemiologi Gejala klinis

 Gejala klinis DKA muncul


Prevalensi dalam 24-48 jam.
DKA mencapai  Temuan ini terbatas pada
15% di dunia area kontak.
 Hal ini akan
menyebabkan timbulnya
Batasina Thaha dkk eritema, edema dan
dkk (2013) (2013) : papulovesikular, dan
: 2,3% di 7,02% di
palembang manado dengan gejala utama
berupa gatal.

12/15/2018
4

 Hal yang perlu diperhatikan pada pengobatan


DKA adalah pencegahan pajanan ulang dengan
allergen penyebab.
 Umumnya kelainan kulit akan mereda dalam
beberapa hari.
 Kortikosteroid dapat diberikan dalam jangka
pendek untuk mengatasi peradangan DKA akut.

12/15/2018
5 LAPORAN KASUS
Seorang perempuan berusia 46 tahun, suku Ambon,
bangsa Indonesia, alamat Serat bagian timur. Datang ke
RSUD Dr. M. Haulussy ke bagian penyakit kulit dan
kelamin (no RM 1365 20) tanggal 12-09-2018 dengan
keluhan utama adanya bercak kemerahan di tangan,
kaki, dada, leher, perut dan belakang.

12/15/2018
Autoanamnesis
6

 Pasien mengeluh adanya bercak kemerahan di tangan,


kaki, dada, leher, perut dan belakang disertai rasa
gatal. Keluhan dialami pasien kurang lebih sejak
1minggu yang lalu. Keluhan tersebut awalnya
dirasakan hanya di kedua tangan, namun lama
kelamaan melebar.
 Riwayat penyakit keluarga tidak terdapat anggota
keluarga yang mengalami keluhan yang sama dengan
pasien.
 Riwayat kebiasaan, pasien merupakan pekerja kebuh
yang setiap hari terkena paparan bahan kimia.
12/15/201
8
Pemeriksaan fisik
7

Keadaan : Kesadaran kompos mentis (GCS = E4V5M6), tampak sakit


umum sedang, kesan gizi cukup. nadi : 72 x/menit, RR : 20
Status Dermatologis
x/menit, Suhu : 37 oC Regio fasialis, colli, trunk, femur et cruris et pedis dextra et
Lokasi :
sinistra, manus dextra et sinistra
Kepala : Bentuk normosefal, konjungtiva anemis (-),
Ukuran : Plakat
sklera ikterik (-),
Efloresensi : Makula eritema, difus, squama
Mulut : Faring : hiperemis (-), tonsil T1-1

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening

Toraks : Jantung dan paru dalam batas normal

Aksila : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening

Abdomen : Hepar dan lien tidak teraba, tidak ada nyeri tekan

Ekstremitas : Akral hangat, tidak ada kelainan


atas

Eksteremitas
: Akral hangat, tidak ada kelainan
bawah

12/15/2018
8

 DIAGNOSIS BANDING PENATALAKSANAAN


 Dermatitis kontak Iritan Terapi :
 DIAGNOSIS  Terapi sistemik

 Dermatitis kontak alergi  Methylprednisolone 8 mg, 2 x 1


 Cetirizine 10 mg, 1 x 1
 Terapi topikal
 Salep

ANJURAN : desoksimetasonedioleskan 2
menutup seluruh bagian tubuh serta kali sehari (pada badan,
wajah agar tidak terkena paparan
tangan, kaki, leher)
bahan kimia.  Salep hidrokortison 2,5%
dioleskan 2 kali sehari
(pada wajah)
12/15/201
8
9

12/15/2018
10 PEMBAHASAN
Diagnosis DKA didasarkan atas hasil anamnesis yang cermat dan
pemeriksaan klinis yang teliti.
Pertanyaan mengenai kontakan yang dicurigai berdasarkan pada kelainan
kulit yang ditemukan.
Pemeriksaan fisis sangat penting, karena dengan melihat lokasi dan pola
kelainan kulit sering kali dapat diketahui kemungkinan penyebabnya.

12/15/2018
PEMBAHASAN
11

TEORI KASUS

 Wanita umumnya lebih Pada anamnesis,


sering mengalami
dermatitis kontak alergi ditemukan bahwa pasien
dibandingkan pria. merupakan seorang
 Pada penelitian di RSUP wanita berusia 46 tahun.
MH Palembang ditemukan
bahwa rerata usia pasien
perempuan adalah 40
tahun dan paling banyak
dijumpai pada kategori
usia 48-55 tahun.4

12/15/2018
ETIOLOGI
12

TEORI KASUS
 Menurut Belsito (2005) dermatitis  pasien dicurigai menderita
kontak okupasi adalah penyakit kulit DKA sebagai akibat dari
okupasi yang paling sering
dilaporkan pada banyak negara di pajanan bahan kimia yang
dunia. berkontak dengan pasien
 Dilaporkan dermatitis kontak setiap hari berhubungan
okupasi berkisar antara 5 hingga 9 dengan pekerjaan pasien
kasus tiap 10.000 karyawan full time yang bekerja di perkebunan.
setiap tahunnya.
 kecenderungan pasien
 Penggunaan alat pelindung diri saat
bekerja merupakan salah satu faktor terpapar sangat tinggi
yang berperan dalam dermatitis karena pasien kemungkinan
kontak alergi. tidak menggunakan alat
pelindung diri dengan baik.

12/15/201
8
GEJALA KLINIS
13

TEORI KASUS
 eritema, edema dan papulovesikular,  pasien mengeluh adanya bercak
dan dengan gejala utama berupa gatal. kemerahan di tangan, kaki,
 Gejala klinis DKA muncul dalam 24-48 dada, leher, perut dan belakang
jam. disertai rasa gatal.
 Temuan ini terbatas pada area kontak.
 Keluhan dialami pasien kurang
Lesi awal dapat asimetrik.

lebih sejak 1 minggu yang lalu.
 Reaksi akan timbul simetris walaupun lesi
awalnya tidaknya.  Keluhan tersebut awalnya
 Pada DKA kronis terlihat kulit kering, dirasakan hanya di kedua
berskuama, papul, likenifikasi dan tangan, namun lama kelamaan
mungkin juga fisura, berbatas tidak melebar.
tegas.
 Pasien umumnya mengeluh gatal.

12/15/2018
PEMERIKSAAN FISIS
14

TEORI KASUS

 Lesi awal dapat asimetrik.  Pemeriksaan fisis pada


 Temuan ini terbatas pada kasus ini ditemukan
area kontak. adanya makula
 eritema, edema dan hiperpigmentasi, difus
papulovesikular, dan squama pada
 Pada DKA kronis terlihat regiofasialis, regio colli,
kulit kering, berskuama, regio trunk, regio femur
papul, likenifikasi dan et cruris et pedis dextra
mungkin juga fisura, et sinistra, regio manus
berbatas tidak tegas. dextra et sinistra.

12/15/201
8
DIAGNOSIS BANDING
15

DERMATITIS KONTAK IRITAN

 DKI merupakan dermatitis yang disebabkan oleh pajanan bahan yang


bersifat iritan.
 Terdapat pula faktor lain yaitu lama kontak, kekerapan (terus menerus
atau berselang), trauma fisis dan suhu serta kelembaban.
 Kelainan kulit oleh bahan iritan terjadi akibat kerusakan sel secara
kimiawi atau fisis.
 pada dermatitis kontak iritan tidak terdapat sensitisasi sebelumnya, dan
intensitas dari iritan tersebut tergantung dari konsentrasinya serta jumlah
daripada iritan tersebut.

12/15/2018
PENATALAKSANAAN
16

 Pada dermatitis kontak alergi, hal yang


perlu diperhatikan pada pengobatan
DKA adalah pencegahan pajanan
ulang dengan allergen penyebab.
 Kebanyakan kasus DKA yang akut akan
membaik dengan pemberian
kortikosteroid dalam beberapa hari.
 Pada kasus yang kronis, pengobatan
jangka panjang diperlukan.
12/15/201
8
Terapi
17

TEORI KASUS
Untuk terapi sistemik, dapat digunakan

beberapa obat seperti steroid. Penggunaan  Sistemik
retinoid (asitrasin) dapat juga digunakan untuk
hiperkeratosis kronik atau fisura pada • methylprednisolone 8 mg 2 x 1
dermatitis pada tangan.
 Antihistamin digunakan untuk mngatasi pruritus • cetirizine 10 mg 1 x 1
yang dialami oleh pasien.
 Antibiotik juga digunakan dalam terapi DKA  Topikal
pada pasien yang mengalami infeksi sekunder.
 Kortikosteroid dapat diberikan dalam jangka
• salep desoximetasone 0,25%
pendek untuk mengatasi peradangan DKA akut (untuk tangan, kaki dan badan)
misalnya pemberian prednisone 30 mg/hari.
 Untuk topical cukup dikompres dengan larutan • salep hidrokortison 2,5% (untuk
garam faal atau larutan asam salisilat 1 :
1000, atau pemberian kortikosteroid atau wajah).
makrolaktam (pimecrolimus atau tacrolimus)
secara topical.

12/15/201
8
18

TEORI KASUS

 Pada dermatitis  anjuran untuk menutup


kontak alergi, hal seluruh bagian tubuh
yang perlu serta wajah agar
diperhatikan pada tidak terkena paparan
pengobatan DKA
adalah pencegahan bahan kimia.
pajanan ulang dengan
allergen penyebab.

12/15/201
8
Prognosis
19

TEORI KASUS

Prognosis DKA umumnya baik,



sejauh dapat mengindari  quo ad vitam : dubia
bahan penyebabnya. ad bonam
 Prognosis dapat menjadi
kurang baik pada beberapa  quo ad sanam : dubia
keadaan, misalnya yang ad bonam
berhubungan dengan
pekerjaan tertentu atau  quo ad kosmetikam :
yangterdapat di lingkungan
pasien. dubia ad bonam

12/15/201
8
20 TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai