LAPORAN KASUS
1.1 Anamnesis
Pasien datang dengan keluhan nyeri perut kiri bawah kurang lebih sudah 1
bulan SMRS, nyeri di rasakan hilang timbul dan memberat 1 minggu terakhir.
Menurut pasien, awalnya nyeri hanya di rasakan di perut kiri bawah namun
demam(-). Selain itu pasien juga mengeluhkan perutnya mulai membesar sejak
3 bulan yang lalu dan lama kelamaan terus membesar. Menurut pasien tidak
terdapat adanya cairan maupun darah yang keluar dari jalan lahir. Namun
lebih 7 hari yang lalu, dan di diagnosa menderita penyakit kista, dan di sarakan
1) 2002/2900/Perempuan/aterm/normal/Bidan
2) 2007/3000/Perempuan/aterm/normal/Bidan
kencing manis, penyakit paru, alergi obat dan makanan, kejang-kejang saat hamil.
Tidak ada riwayat penyakit keluarga darah tinggi, kencing manis, penyakit
jantung, kejang-kejang, asma dan alergi obat dan makanan. Riwayat penyakit yang
d. THT
Mukosa bibir kering (-), mukosa bibir sianosis (-), pembesaran tonsil (-), faring
hiperemis (-)
e. Thorax :
Simetris, retraksi dinding dada (-)
Mammae : simetris, membesar, puting menonjol, hiperpigmentasi (-/-)
Cor
Inspeksi : iktus cordis tidak tampak
Palpasi : iktus cordis teraba di ICS 5 linea midclavicula
Perkusi : batas jantung jelas
Auskultasi : bunyi jantung I/II (+) normal, regular, murmur (-), gallop
(-)
Pulmo
Inspeksi : simetris, barrel chest (-)
Palpasi : stem fremitus simetris
Perkusi : sonor (+/+)
Auskultasi : vesicular (+/+), wheezing (-), ronchi (-)
f. Abdomen
Inspeksi : cembung, perut tampak membesar
Perkusi : nyeri ketuk (+), shufting dullness (-)
Auskultasi : bising usus (+)
Palpasi : Teraba massa setinggi procecus xhypoideus dengan konsistensi,
3
2. Leukosit : 5,3 x103/mm3
3. Trombosit : 160 x103/mm3
4. Eritrosit : 3,59 x106mm3
5. Hematokrit : 28,7%
6. MCV : 79,9 µm3
7. MCH : 26,5pg
8. MCHC : 33,1g/dl
Urin
Tidak di lakukan.
Pemeriksaan USG
3.6. Penatalaksanaan
Nama : Ny. BL
Umur : 63 tahun
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SR
Pukul : 10.00
3.8. Follow Up
pinggang.
O: Ku: Baik
VS:
TD: 120/80
HR: 80 x/menit
RR: 22 x/menit
T : 36,1
5
A: Neoplasma Ovarium Kista susp
Keganasan
P:
IVFD RL/D5 (3:1) 20 tpm
Ceftiaxon 2x1/iv
Metronidazole 2x0,5 gr/iv
Tramadol 3x100gr/iv
pronalgess supp 3x1
O: KU: Baik
VS:
TD: 110/70
HR: 80 x/menit
RR: 22 x/menit
T : 36,5
A: Neoplasma Ovarium Kistik susp
keganasan
O: KU: Baik
VS:
TD: 110/70
HR: 80 x/menit
RR: 22 x/menit
T : 36,7
Hb: 11,7
A: Neoplasma Ovarium Kista susp
keganasan
6
P: IVFD RL/D5 (3:1) 20 tpm
Ceftiaxon 2x1/iv
Metronidazole 2x0,5 gr/iv
Tramadol 3x100gr/iv
O: KU: Baik
VS:
TD: 120/70
HR: 78 x/menit
RR: 21 x/menit
T : 36,8
A Neoplasma Ovarium Kista susp
keganasan
P Aff infuse
Pasien Pulang
BAB II
PEMBAHASAN
Pasien datang dengan keluhan nyeri perut kiri bawah yang menjalar ke seluruh lapang
perut disertai pembesaran pada perut. Perut yang sakit sudah dialami sejak 1 bulan yang
lalu. Awalnya perut terasa membesar sekitar 3 bulan yang lalu, dimana semakin hari
semakin membesar, selain itu pasien juga mengaku sering mengalami mual hingga muntah
terus menerus.
7
Sesuai dengan kajian teori, gejala-gejala yang dialami oleh pasien banyak yang
mengarah kepada tumor ovarium seperti pembesaran perut yang dirasakan sejak 3 bulan
yang lalu, dan sudah kurang lebih 1 tahun mengalami nyeri perut hilang timbul dan
memberat 1 minggu terakhir yang membuat pasien dating ke rumah sakit mengikuti saran
kadang mual muntah, dan kepala terasa pusing, dimana keluhan ini sesuai dengan tinjaan
siklus menstruasi, yang di mana ini merupalakan salah satu gejala lain dari pasien-pasien
dengan tumor ovarium. Selain itu pasien juga mengatakan kalau pasien sudah menopause
± 10 tahun yang lalu, dimana sesuai dengan teori mengatakan semakin tua usia seorang
sesuai teori oleh penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat dilaporkan bahwa insiden
kanker ovarium pada populasi wanita berusia di atas 50 tahun sebesar 41,4 per 100.000
penduduk, sedangkan pada wanita yang lebih muda hanya 5,1 per 100.000 penduduk.
Dan juga penelitian yang dilakukan oleh Haraps dkk di Jakarta tahun 2011 melaporkan
normal, pemeriksaan fisik abdomen didapati inspeksi perut nampak cembung dan tegang,
palpasi teraba massa (+) pada daerah suprapubik yang meluas sedikit ke daerah iliaka kiri
dan kanan serta umbilikus, konsistensi lunak, permukaan reguler, dan mobile, pada
perkusi terdapat redup pada hampir seluruh regio abdomen dan pada auskultasi bising usus
9,5g/dL, Hct: 28,7%, dan pada pemeriksaan pasien tanggal 22-04-2019 post tranfusi Hb =
13,1gr/dl.
8
Sesuai dengan teori, bahwa pada pemeriksaan fisik didapati perabaan massa pada
region suprapubic yang meluas sedikit ke daerah iliaka kiri dan kanan serta umbilikus,
konsistensi lunak, permukaan reguler, dan mobile, pada perkusi terdapat redup pada
hampir seluruh regio abdomen dan pada auskultasi bising usus berkurang, sehingga hal ini
pasien tidak terlalu menunjukkan tanda-tanda yang berarti. Tidak juga dilakukan
pemeriksaan foto thorax untuk melihat adanya gambaran efusi atau lainnya untuk curiga
kemungkinan metastasis. Pada hasil USG di dapati terdapat masa kistik pada ovarium
padat ukuran 15x11cm, letak setinggi procecus xyphoideus, tumor berisikan cairan serosa
kurang lebih 3 liter. Masa berasal dari adnexa dextra. Tindakan yang dilakukan adalah
dengan di kirim sample adnexa kanan untuk melihat jenis tumor ovarium serta melihat
keganasan ovarium lebih tinggi di banding dengan pada usia muda sehingga wajib
dilakukan pemeriksaan PA. Juga dari hasil operasi terdapat masa tumor ovarium yang
berasal dari adnexa kanan yang berisikan cairan serosa sebanyak 3 liter.
Dan juga sesuai pada prosedur tatalaksana yang seharusnya pada pasien dengan
salfingooforoctomi yang dimana tumor bersal dari adnexa kanan, seperti di ketahui adalah
kista adneksa ada berbagai macam salah satunya adalah kita ovarium, dan juga sekaligus
sayangnya pada kasus ini, hasil PA belum keluar sehingga belum bias mengetahui secara
9
BAB III
5.1 Simpulan
Diagnosis kerja pada kasus ini suudah tepat yaitu NOK karena keluhan yang
dirasakan danpemeriksaan USG yang didapat merupakan gejala klinis dari NOK.
Tatalaksana dalam kasus ini sudah tepat karena sudah sesuai dengan indikasi untuk
10
BAB IV
NEOPLASMA OVARIUM
I. PENDAHULUAN
Tumor ovarium adalah neoplasma yang berasal dari jaringan ovarium. Tumor
ovarium berdasarkan konsistensinya bisa bersifat solid atau kistik. Tumor ovarium
berdasarkan histopatologinya bisa bersifat jinak atau ganas. Sembilan puluh persen tumor
ovarium adalah jinak, walaupun hal ini bervariasi dengan umur. Kebanyakan tumor
ovarium jinak bersifat kistik. Tumor ovarium jinak yang mempunyai komponen padat
adalah fibromata, thecomata, dermoid, Brenner tumor. Tumor ovarium terbagi atas tiga
kelompok berdasarkan struktur anatomi dari mana tumor itu berasal yaitu tumor epitel
11
ovarium, tumor germ sel, tumor sex cord – stromal.1 Kanker ovarium ganas terdiri dari 90
– 95 % kanker epitel ovarium, dan selebihnya 5 – 10 % terdiri dari tumor germ sel dan
II. EPIDEMIOLOGI
Umumnya secara histologis hampir seluruh kanker ovarium berasal dari epithel, yaitu
menempati sekitar 85–90% dari seluruh kanker ovarium. Di Amerika Serikat dalam tahun
1998 dijumpai 25.400 kasus baru kanker ovarium dan lebih dari separuhnya mengalami
kematian (sebanyak 14.500 orang). Juga dalam tahun yang sama dilaporkan bahwa kanker
ovarium merupakan tumor ganas urutan kelima terbanyak di Amerika Serikat setelah
mendapatkan angka kejadian kanker ovarium sebesar 30,5% dari seluruh keganasan
12
ginekologi, Gunawan di Surabaya tahun 1979 mendapatkan 7,4% dari tumor ginekologi,
Danukusumo di Jakarta pada tahun 1990 mendapatkan kejadian kanker ovarium sebesar
13,8% dari seluruh keganasan ginekologi, dan Fadlan di Medan pada tahun 1981–1990
melaporkan sebesar 10,64% dari seluruh keganasan ginekologi. Angka kejadian kanker
Negara asal:
Didapatkan angka kejadian karsinoma ovarium yang tinggi pada wanita di negara-negara
RAS
Insiden kanker ovarium per 100.000 penduduk di kalangan kulit putih Amerika
9,3%.3 Juga Parker16 melaporkan insiden kanker ovarium di kalangan kulit putih Amerika
Usia
wanita berusia di atas 50 tahun sebesar 41,4 per 100.000 penduduk, sedangkan pada
13
wanita yang lebih muda hanya 5,1 per 100.000 penduduk. Dari penelitian lain dilaporkan
bahwa kanker ovarium dijumpai pada dekade delapan yaitu pada wanita usia 75–79 tahun
sebanyak 57 kasus per 100.000 wanita, sedangkan pada wanita yang berusia antara 40–44
pada kelompok usia 41–50 tahun, sedangkan Harahap di Jakarta tahun 1984 melaporkan
III. ETIOLOGI
14
Sampai sekarang penyebab dari kistik ovarium belum ditemukan secara pasti, tetapi
beberapa para ahli menyebutkan bahwa individu yang mempunya riwayat hereditor
mengidap tumor presentasenya lebih tinggi daripada yang tidak mempunyai riwayat
tumor.2
Mengenai terjadinya kista ada dua teori. Disebabkan oleh karena perkembangan yang
tidak sempurna pada akhir stadium glastomer. Tumor ini berasal dari perkembangan sel
Untuk kanker ovarium sendiri, etiologi dari kanker ovarium sampai saat ini belum
diketahui secara pasti, namun beberapa penulis telah melaporkan bahwa terdapat hubungan
antara kejadian kanker ovarium ini dengan beberapa faktor lingkungan termasuk paparan
Faktor Makanan
meningkatkan risiko untuk menderita kanker ovarium. Beberapa negara seperti Swedia di
mana konsumsi lemak hewan per kapitanya tinggi, mempunyai insiden kanker ovarium
yang tinggi dibanding dengan negara Jepang dan China yang konsumsi lemak hewan per
kapitanya rendah. Juga dilaporkan insiden kanker ovarium yang tinggi didapati pada
populasi dengan konsumsi kopi per kapitanya tinggi. Byers dalam penelitiannya
menjumpai adanya hubungan diet yang rendah serat dan kurang vitamin A dengan
15
Dari beberapa penelitian dilaporkan bahwa asbes dan komponen dari talk (hydrous
Keal dan juga Graham dalam penelitiannya menemukan peningkatan kejadian neoplasma
ovarium pada wanita-wanita yang dalam pekerjaannya terpapar dengan asbes. Henderson
melakukan penelitian pada babi hutan dan kelinci yang dipaparkan dengan asbes, ternyata
Juga dilaporkan pada wanita yang menggunakan talk pada pembalut wanitanya atau
sebagai powder pengering di daerah vulva dan perineum, ternyata partikel dari talk dapat
ditemukan pada sel epitel pada ovarium yang normal, kista ovarium juga pada kanker
ovarium.
dengan asbes, ternyata pada pemeriksaan histopatologi dijumpai partikel asbes pada
jaringan ovarium dari wanita-wanita pekerja tersebut. Partikel talk tersebut dapat
mencapai epitel ovarium melalui vagina ke uterus dan keluar melalui tuba fallopii masuk
ke rongga peritoneum.
Dilaporkan angka risiko relatif kejadian kanker ovarium sebesar 1,9 pada wanita yang
sering menggunakan bedak talk sebagai pengering pada daerah perineum dan pembalut
Dugaan bahwa virus juga terlibat sebagai penyebab kanker ovarium masih diperdebatkan.
Dijumpai kasus-kasus kanker ovarium yang ternyata mempunyai riwayat pernah terinfeksi
virus mumps (parotitis epidemika) atau menderita infeksi virus mumps yang subklinis.
16
Juga ada laporan yang menghubungkan penyebab kanker ovarium ini dengan infeksi dari
Dugaan adanya pengaruh paparan dari radiasi terhadap ovarium telah mendapat perhatian
dari banyak peneliti. Dari penelitian case control terbukti adanya peningkatan risiko
menderita kanker ovarium pada wanita yang terpapar oleh radiasi, dengan risiko relatif
sebesar 1,8. Walaupun ada juga penelitian yang tidak menemukan hubungan antara
Pada saat terjadi ovulasi akan terjadi kerusakan pada epitel ovarium. Untuk proses
perbaikan kerusakan ini diperlukan waktu tertentu. Apabila proses ovulasi dan kerusakan
epitel ini terjadi berkali-kali terutama jika sebelum penyembuhan sempurna tercapai, atau
dengan kata lain masa istirahat sel tidak adekuat, maka proses perbaikan tersebut akan
Hal ini dapat menerangkan tentang terjadinya penurunan kejadian kanker ovarium pada
wanita yang hamil, menyusui atau menggunakan pil kontrasepsi, oleh karena selama
hamil, menyusui, dan menggunakan pil kontrasepsi tidak terjadi ovulasi. Mosgard dkk.
Melaporkan peningkatan kejadian kanker ovarium dengan odds ratio 2,7 dan 1,9 pada
wanita tidak pernah hamil dibandingkan dengan wanita yang mempunyai anak.
Faktor lambatnya terjadi menopause, panjangnya usia subur, banyaknya jumlah abortus
spontan dan adanya gejala premenstruasi yang berat, juga merupakan faktor risiko
Faktor Hormonal
17
Pengaruh pemakaian terapi sulih hormonal pada wanita menopause terhadap kejadian
kanker ovarium masih diperdebatkan. Hildreth dkk. tidak menjumpai peningkatan risiko
kejadian kanker ovarium pada pemakai terapi sulih hormonal. Rodriguez, melaporkan
pemakaian terapi sulih hormonal pada wanita menopause dengan estrogen saja selama 10
tahun, meningkatkan risiko relatif kejadian kanker ovarium sebesar 2,2. Juga dari
dan progesteron dalam meningkatkan risiko terhadap kejadian kanker ovarium. Pemakaian
pil kontrasepsi juga dapat menurunkan risiko terhadap kejadian karsinoma ovarium
Pengaruh pemakaian pil kontrasepsi terhadap kejadian kanker ovarium dapat dilihat pada
Faktor Paritas
Banyak peneliti yang melaporkan bahwa kejadian karsinoma ovarium menurun pada
wanita-wanita yang mempunyai banyak anak dibandingkan dengan wanita yang tidak
pernah melahirkan dengan risiko relatif berkisar antara 0,5 sampai 0,8. Keadaan ini
18
Faktor Ligasi Tuba dan Histerektomi
Tindakan ligasi tuba fallopii dalam rangka program keluarga berencana dan juga tindakan
penurunan risiko karena tindakan pembedahan ginekologi ini sampai sekarang belum
jelas. Ada yang mengatakan bahwa dengan dilakukan ligasi tuba ataupun histerektomi
akan mengakibatkan terjadinya pemutusan hubungan pintu masuk partikel talk dari daerah
Adanya hubungan yang erat antara terjadinya kanker ovarium dengan faktor genetik
sudah diketahui sejak lama.3 Di Amerika Serikat risiko sepanjang hidup (lifetime risk)
seorang wanita untuk mendapat kanker ovarium adalah 1 dalam 70 atau 1,4%. Pada
penelitian Hildreth dkk. didapatkan estimasi odds ratio untuk terjadinya kanker ovarium
pada wanita dengan riwayat keluarga menderita kanker ovarium adalah 18 dibandingkan
dengan wanita yang tanpa riwayat keluarga. Hampir sebanyak 10% dari kanker ovarium
disebabkan oleh karena adanya mutasi pada gene BRCA1 yang berlokasi pada kromosom
dengan kanker ovarium. Namun kelainan genetik ini tidak hanya menyebabkan keganasan
19
pada ovarium saja, akan tetapi juga menyebabkan keganasan pada organ lain secara
Ada tiga sindroma yang dikenal, sesuai dengan urutan yang paling banyak dijumpai yaitu:
Adanya riwayat keluarga yang menderita karsinoma mamma dan kanker ovarium
merupakan faktor risiko terhadap kejadian kanker ovarium pada seseorang, seperti terlihat
IV. PATOFISIOLOGI
Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang disebut
Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter lebih dari 2,8
cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang rupture akan menjadi kospus luteum, yang
pada saat matang memiliki struktur 1,5-2 cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak
20
terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara
progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan membesar
Kista ovarium yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional dan
selalu jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang kadang-kadang disebut kista
thecalutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH dan HCG.
Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau sensitivitas
dengan diabetes, HCG menyebabkan kondisi yang disebut hiperreaktif lutein. Pasien
dalam terapi infertilitas, induksi ovulasi dengan menggunakan gonadotropin (FSH dan LH)
terutama bila disertai dengan pemberian HCG. Kista neoplasia dapat tumbuh dari
proliferasi sel yang berlebih dan tidak terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas
atau jinak. Neoplasia yang ganas dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringan ovarium.
Sejauh ini, keganasan paling sering berasal dari epitel permukaan (mesotelium) dan
sebagian besar lesi kistik parsial. Jenis kista jinak yang serupa dengan keganasan ini
adalah kistadenoma serosa dan mucinous. Tumor ovari ganas yang lain dapat terdiri dari
area kistik, termasuk jenis ini adalah tumor sel granulosa dari sex cord sel dan germ cel
Sebagian besar tumor pada ovarium dapat disatukan menjadi tiga bagian besar yaitu:
21
- Tumor germ-cell
kali. Tumor yang merupakan kombinasi dari dua atau lebih subtype disebut tipe campuran
(mixed), demi tujuan pengklasifikasian, subtype tumor yang <10% dari keseluruhan tumor,
disisihkan dahulu.
dimana epithelium merupakan garis interior pada pelvis dan cavitas abdomen. Kesamaan
ini, membuat kemiripan secara morfologi antara tumor stromal epithelial dengan tumor
Kelompok dari sex cord-stromal yaitu tumor yang berasal dari mesenkim dan
mesonephric. Beberapa dari jenis tumor ini, seperti fibromas dan tekomas, memiliki
penampakan fibrosa, dan beberapa tampak seperti jaringan berasal dari sel granulose atau
bagian dari testicular sex cord, sel Leydig dan sel Sertoli.
Asal dari sel germinal ovarium memiliki kesamaan dengan tumor sel germinal
testicular. Sel germinal tersebut terpisah ketika melakukan migrasi antara yolk sac dan
gonad yang berkembang yang bisa menjadi tumor sel germinal di luar gonad.
Gambar 2 Asal dari tiga tipe utama tumor ovarium Gambar 3 Ovarium Normal
22
V. KLASIFIKASI2,4
Atas pertimbangan praktis, tumor-tumor neoplastik dibagi menjadi tumor jinak dan
tumor ganas. Untuk tumor jinak dibagi menjadi tumor kistik dan tumor solid.
1. Kistik
2. Solid
23
VI. DIAGNOSA
Melihat topografi ovarium hampir tak memungkinkan kita melakukan deteksi
dini tumor ganas ovarium oleh karena letaknya sangat tersembunyi.Tidak ada uji
penapisan rutin yang tersedia untuk kanker ovarium.Gejala berupa nyeri yang terjadi
jika terdapat regangan yang bermakna, peradangan, torsi atau traksi.Penekanan pada
pelvis mungkin terjadi jika tumor besar.Pembesaran lingkar perut, penambahan atau
penurunan berat badan dan gejala-gejala saluran cerna berkisar dari gangguan cerna
keganasan, yaitu1:
Perubahan menstruasi.
Rasa sakit atau sensasi nyeri saat bersenggama (dyspareunia).
Gangguan pencernaan yang menetap, seperti: kembung, mual.
Obstruksi pada vesica urinaria (poliuria sampai dengan anuria)
Atau rektum(obstipasi dan konstipasi).
Massa tumor dipelvis.
Tumor memiliki bagian padat,ireguler dan terfiksir kedinding panggul, bila tanda-
dengan 8 variabel yang masing-masing diberi bobot dengan skor dan nilai pisah
untuk indeks ini adalah 3.Skor 3-5 menunjukkan kecurigaan keganasan, sedangkan
24
(Sumber:Andrijono MFA, Saifuddin AB. Buku Acuan Nasional Onkologi Ginekologi.
2010. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo )
GAMBARAN KLINIS4
1. Tumor Kistik
Berhubung dengan adanya tangkai, dapat terjadi torsi (putaran tangkai) dengan gejala-
gejala mendadak. Terapi terdiri atas pengangkatan kista dengan reseksi ovarium, akan
25
tetapi jaringan yang dikeluarkan harus segera diperiksa secara histopatologik untuk
Asal tumor ini belum diketahui dengan pasti. Menurut Meyer, kemungkinan berasal
dari suatu teratoma dimana dalam pertumbuhannya satu elemen mengalahkan elemen-
elemen lain. Ada yang berpendapat bahwa tumor berasal dari epitel germinativum, sedang
penulis lain menduga tumor ini mempunyai asal yang sama dengan tumor Brenner.
(lobulated). Kira-kira 10 % dapat mencapai ukuran yang amat besar. Pada tumor dengan
ukuran yang besar tidak lagi dapat ditemukan jaringan ovarium yang normal. Tumor
Dinding kista agak tebal dan berwarna putih keabu-abuan; yang terakhir ini khususnya
bila terjadi perdarahan atau perubahan degenerative di dalam kista. Pada pembukaan
terdapat cairan lender yang khas, kental seperti gelatin, melekat, dan berwarna kuning
Sel-sel epitel yang terdapat dalam satu lapisan mempunyai potensi untuk tumbuh
kista menjadi multilokuler. Jika terjadi sobekan pada dinding kista, maka sel-sel epitel
dapat tersebar pada permukaan peritoneum rongga perut, dan dengan sekresinya
penyakit menahun dengan musin terus bertambah dan menyebabkan banyak perlekatan.
Akhirnya, penderita meninggal karena ileus dan/atau inanisi. Pada kista kadang-kadang
26
Kistadenoma ovarii serosum
Pada umumnya, kista ini berasal dari epitel permukaan ovarium (germinal
epithelium). Biasanya kista jenis ini tak dapat mencapai ukuran yang amat besar
tetapi dapat pula berbagala karena serosum pun daoat berbentuk multilokuler, meskipun
lazimnya berongga satu. Warna kista putih keabu-abuan. Cirri khas kista ini adalah potensi
pertumbuhan papiler ke dalam rongga kista sebesar 50%, dan keluar pada permukaan kista
sebesar 5%. Isi kista cair, kuning, dan kadang-kadang coklat karena campuran darah. Tidak
jarang kistanya sendiri kecil, tetapi permukaannya penuh dengan pertumbuhan papiler
(solid papiloma).
Pada jaringan papiler dapat ditemukan pengendapan kalsium dalam stromanya yang
kistadenoma ovarii serosum papilliferum, tetapi tidak menunjukkan bahwa tumor itu
ganas.
Kista Dermoid
Sebenarnya kista dermoid adalah satu teratoma kistik yang jinak dimana struktur-
struktur ektodermal dengan diferensiasi sempurna, seperti epitel kulit, rambut, gigi, dan
produk glandula sebasea berwarna putih kuning menyerupai lemak Nampak lebih
27
Gambar 5. Kista Dermoid yang mengalami torsio dan infark 6
Tidak ada ciri-ciri yang khas pada kista dermoid. Dinding kista kelihatan putih keabu-
abuan, dan agak tipis. Konsistensi tumor sebagian kistik kenyal, dibagian lain padat.
Sepintas terlihat berongga satu, akan tetapi bila dibelah, biasanya Nampak satu kista besar
dapat ditemukan kulit, rambut, kelenjar sebasea, gigi (ektodermal), tulang rawan, serat otot
jaringan ikat (mesodermal), dan mukosa traktus gastrointestinal, epitel saluran pernapasan,
dan jaringan tiroid (entodermal). Bahan yang terdapat dalam rongga kista ialah produk dari
kelenjar sebasea berupa massa lembek seperti lemak, bercampur dengan rambut.
Pada kista dermoid dapat terjadi torsi tangkai dengan gejala nyeri mendadak di perut
bagian bawah. Ada kemungkinan pula terjadinya sobekan dinding kista dengan akibat
Skrining
28
pemeriksaan berikut ini direkomendasikan dilakukan pada wanita dengan riwayat keluarga
Prosedur skrining ini tidak sempurna. Masih dibutuhkan perbaikan metode skrining
demi mengidentifikasi kanker ovarium stadium dini. Beberapa pemeriksaan yang dapat
pula dilakukan untuk mendeteksi adanya neoplasma ovarium adalah sebagai berikut:
1. Laparoskopi
Untuk mengetahui apakah sebuah tumor berasal dari uterus, dari ovarium, atau
2. Ultrasonografi
Untuk menentukan tumor dan batasnya, apakah tumor berasal di uterus, ovarium
atau dari blader, apakah tumor kistik atau solid dan dapat dibedakan antara cairan
malignansi malignansi
Kista berdinding tipis Thick-walled cyst
padat
Onset yang baru
29
Penyusutan ukuran Bonggol (excrescences)
papilari internal
Ukuran yang stabil
3. Parasentesis
Pungsi pada asites berguna untuk menentukan sebab asites, perlu diingat bahwa
tindakan tersebut dapat mencemarkan kavum peritoneal dengan kista dinding yang
tertusuk.
VIII. PENATALAKSANAAN7
Pengobatan untuk neoplasma dari ovarium adalah dengan obat dan operasi. Untuk
obat,berikut beberapa jenis obat yang diakui Food and Drug Administration (FDA) pada
kanker ovarium. Akan tetapi, terdapat beberapa dari obat ini yang belum diterima oleh
Carboplatin
Cisplatin
Cyclophosphamide
Doxorubicin Hydrochloride
30
Doxorubicin Hydrochloride Liposome
Gemcitabine Hydrochloride
Paclitaxel
Topotecan Hydrochloride
Bep
Carboplatin-Taxol
Gemcitabine-Cisplatin
Pada operasi, jenis dan luasnya operasi tergantung pada jenis, usia wanita, dan perlu
atau tidaknya wanita hamil lagi, sebaiknya isi kista segera dibuka, sebelum perut ditutup
kembali. Pada wanita yang lebih tua (lebih dari 40 tahun) jalan yang baik adalah
keganasan.
Pengobatan pada kanker ovarium didasarkan pada stadium dari penyakit itu sendiri
Staging diketahui dari pembedahan (ginekologi onkologi) saat kanker ovarium diangkat.
Selama prosedur pembedahan berlangsung, dokter bedah akan mengambil potongan kecil
jaringan (biopsy) dari lokasi yang bervariasi dalam cavitas abdominal. Selama prosedur ini
dilakukan, bergantung pada tingkatan (Stadium) dari penyakit tersebut, dokter bedah akan
mengangkat hanya salah satu ovarium saja beserta tuba fallopo atau akan mengangkat
kedua ovarium
31
Kanker stadium I dibatasi pada salah satu atau kedua ovarium. Kanker stadium II jika
salah satu atau kedua ovarium terkena dan menyebar ke uterus dan atau tuba fallopi atau
bagian lain pada pelvis. Kanker stadium III jika satu atau kedua ovarium terkena dan
menyebar ke nodus limfoid atau lokasi lain diluar pelvis tetapi masih di dalam cavum
abdomen, seperti permukaan intestinal atau hepar. Kanker stadium IV jika satu atau kedua
ovarium terkena dan menyebar keluar dari abdomen atau telah menyebar ke dalam hepar.
Pilihan Pengobatan
Ada tiga bentuk dasar pengobatan kanker ovarium. Penanganan primernya yaitu
pembedahan saat kanker diangkat dari ovarium dan dari semua lokasi yang terkena.
menggunakan x-ray energy tinggi untuk membunuh sel kanker. Pembedahan pada kanker
ovarium merupakan cara terbaik bagi para ginekolog onkologi yang dimana telah terlatih
histologist, dan usia pasien serta kondisi lainnya. Tipe sel secara histology dan luasnya
penyakit ini berdasarkan biopsy yang dilakukan oleh ginekolog onkologis saat
pembedahan yang ditentukan oleh ahli patologi yang menganalisa dengan mikroskop.
Staging Keterangan
I Tumor terbatas pada ovarium
IA Tumor terbatas pada satu ovarium, kapsul tumor utuh, tidak ada
32
cairan asites ataupun pada bilasan cairan di rongga peritoneum.
IB Tumor terbatas pada dua ovarium, kapsul tumor utuh, tidak ada
IC Tumor terbatas pada satu atau dua ovarium dengan salah satu faktor
ovarium, ada sel tumor di cairan asites ataupun pada bilasan cairan di
rongga peritoneum.
Tumor pada satu atau dua ovarium dengan perluasan di pelvis
IIA Tumor meluas ke uterus dan/atau ke tuba tanpa sel tumor di cairan
II
IIB Tumor meluas ke jaringan/organ pelvis lainnya tanpa sel tumor di
IIC Perluasan di pelvis (IIA atu IIB) dengan sel tumor di cairan asites
bening regional.
Stadium I
omentektomi, biopsy nodus limfoid, serta jaringan lainnya di pelvis dan abdomen. Wanita
usia muda yang terkena penyakit ini akan dibatasi pada satu ovarium saja yang biasanya
tuba fallopi yang terkena) tanpa dilakukan histerektomi dan pengangkatan ovarium
lainnya. Omentectomy dan bagian lainnya merupakan tindakan lainnya yang akan
pengangkatan jaringan, tidak ada penanganan lebih lanjut jika kanker masih stadium awal,
namun jika tumor pada stadium lanjut pasien bisa mendapat kombinasi kemoterapi.
Stadium II
Stadium III
lainnya diikuti pembedahan tambahan untuk menemukan dan mengangkat sisa kanker
yang ada
Stadium IV
penentuan prognosis kanker ovarium yang diterima secara luas hanya stadium, dan pada
pasien stadium lanjut adalah luas dari penyakit residual. Faktor lainnya memang cukup
penting, namun masih diperdebatkan, antara lain usia pasien, grade histopatologi, dan DNA
ploidy.
REFERENSI
35
3. Neoplasma Ovarium. 2012(Universitas Sumatera Utara):BAB II.
7. Vivien W. Chen PD, Bernardo Ruiz MDPD, Jeffrey L.K. MD, Timothy R.
Cotey MD, M.P.H., Xiaou Cheng Wu MD, MPH, C.T.R., Catherine N.C.
PD. Pathology and Classification of Ovarian Tumors. 2003 15
May;97(North American Association of Central Cancer Registries).
36