Oleh :
Maulizar
Risya Mentari Nst
Pembimbing:
Vella
PENDAHULUAN
Dermatitis kontak alergika (DKA) respon peradangan pada kulit yg
diperantarai reaksi imunologi tipe lambat ( reaksi hipersensitifitas tipe IV)
DEFINISI Sering ditandai dgn gejala gatal, rasa panas seperti terbakar dan munculnya lesi
yg berbatas tegas.
Nama : Tn. Yi
Umur : 71 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Aceh
Pekerjaan : Pensiunan
Status : Menikah
Agama : Islam
No. CM : 0-09-50-20
Tgl Pemeriksaan : 30 Juni 2016
ANAMNESIS
KU : Gatal pada kedua kaki
RPS :
Gatal pada kedua kaki yang di rasakan memberat Keluhan gatal pada kaki sudah di alami pasien sejak 2
sejak 1 minggu yang lalu. tahun yang lalu.
Deskripsi Lesi :
Tampak plak eritematus berbatas
tegas, dengan ekskoriasi dan krusta
diatasnya, multipel, ukuran plakat
dengan distribusi simetris.
DIAGNOSA BANDING
Dermatitis
kontak alergi
ec. Sandal
jepit
Dermatitis
Tinea Pedis kontak
iritan
Dermatitis
Atopik
RESUME
Pasien laki-laki 71 tahun datang dengan keluhan rasa gatal pada
kedua kaki yang di rasakan sejak 1 minggu yang lalu. Awalnya
berupa kulit yang memerah saja pada bagian punggung kaki,
namun makin hari makin meluas dan menebal akibat sering di
garuk oleh pasien. Kemerahan pada kulit tidak langsung muncul
melainkan setelah berkontak ulang dengan sandal karet. Pada
pemeriksaan fisik di dorsum pedis dextra et sinistra tampak
plak eritematus berbatas tegas, dengan erosi dan krusta
diatasnya, multipel, ukuran plakat dengan distribusi simetris.
DIAGNOSA KLINIS
Quo ad vitam
Dubia ad Bonam
Quo ad functionam
Dubia ad Bonam
Quo ad sanactionam
Dubia ad Bonam
ANALISA KASUS
Dari hasil anamnesa di
dapatkan bahwa pasien
datang dengan keluhan
Teori
rasa gatal pada kedua kaki
Keluhan gatal merupakan gejala utama
yang di rasakan sejak 1 yang dikeluhkan pasien DKA. Pada
minggu yang lalu setelah sebuah penelitian diperoleh hasil bahwa
pasien menggunakan manifestasi gatal pada pasien DKA
sandal jepit. mencapai 90%. Selain itu keluhan lain
Keluhan rasa terbakar (-), dapat ditemukan adanya fotosensitifitas
nyeri (-) (42%) dan rasa terbakar (20%).
Kasus
ANALISA KASUS
Teori
Usia tidak mempengaruhi timbulnya
Pasien laki-laki sensitisasi, tetapi umumnya DKA jarang
ditemui pada anak-anak.
berusia 71 tahun Prevalensi pada wanita dua kali lipat
dibandingkan pada laki-laki. Perbedaan
kejadian dermatitis kontak pada pria dan
wanita banyak terkait faktor pekerjaan,
cara berpakaian, kebiasaan pribadi,
Kasus budaya, dan pajanan/interaksi dengan
lingkungan.
ANALISA KASUS
Teori
Pada pemeriksaan fisik pada
regio : Lesi kulit pada kasus DKA sering
pedis dextra et sinistra berbatas tegas namun tidak selalu
tampak plak eritematus mengikuti bentuk alergen yang
berbatas tegas, dengan erosi terpapar dengan kulit.
dan krusta diatasnya, ukuran Kelainan kulit bergantung pada
keparahan dermatitis & lokalisasinya.
plakat dengan distribusi
Pada kondisi DKA kronis terlihat
simetris.
kulit kering berskuama, papul,
likenifikasi dan mungkin juga fisura
Kasus
ANALISA KASUS
Teori
Etiologi DKA
pada kasus ini Etiologi DKA dapat terjadi karena adanya
adalah sandal paparan alergen dengan kulit. Terdapat 3700
jepit karet yang substansi yang dapat mencetuskan DKA.
digunakan DKA akibat sepatu atau sandal paling sering
disebabkan oleh bahan karet, karbamat, dan
pasien tetramethyl-thiuram disulfide.
Etiologi lain : bahan kimia nikel, sarung
Kasus tangan karet, tekstil, bahan pengawet,
parfum, obat-obatan yg bermanifestasi klinis
secara bervariasi pada regio tertentu di tubuh
ANALISA KASUS
Planning :
Patch test untuk Teori
menyingkirkan
diagnosa banding. Patch test (Uji tempel ) merupakan
gold standard untuk mendiagnosis
DKA yang bertujuan untuk
mengetahui sensitifitas seseorang
terhadap suatu alergen.
Alergen yang dicurigai diletakkan
pada kulit dan hasil positif berupa
reaksi eksatema dalam 48-72 jam.
Kasus
ANALISA KASUS
Planning : Teori
Patch test untuk
menyingkirkan
Hasil pembacaan patch test dengan
diagnosa banding menggunakan ICDRG (International Contact
Dermatitis Research Group) di interprestasi
kan sebagai berikut :
- : Tidak ada reaksi
? : Eritema ringan, tanpa infiltrat
f : Beberapa papul folikel
+ : Eritema, papul yang diskret
Kasus
ANALISA KASUS
Edukasi:
Memberikan informasi tentang
Teori
penyakitnya kepada pasien,
Edukasi berupa informasi-
bahwa penyakitnya bukan
informasi tsb sangat penting
penyakit menular
untuk disampaikan karena
Memberikan informasi kepada
tatalaksana non farmakologis yang
pasien bahwa penyakit pasien
paling penting dari DKA adalah
adalah penyakit yang disebabkan
edukasi untuk menghindari/
oleh penggunaan bahan-bahan
yang dapat menimbulkan alergi,
mencegah paparan alergen
dst. sehingga akan membantu
kesembuhan dari penyakit ini
Kasus
Terima Kasih
KRITISI JURNAL
Jin Kyeong Choia, Hyun-Mee Ohb, Soyoung Leea, Jin-Woo Parkc, Dongwoo Khangd, Seung Woong Leeb, Woo Song Leeb, Mun-
Chual Rhob,*, Sang-Hyun Kima
Efek Pengobatan
kortikosteroid DKA?
TUJUAN
Asam oleanolic Menjelaskan efek AAO pada DA dan DKA dan
menentukan mekanisme yang mendasarinya.
BAHAN DAN METODE
BAHAN
Gambar. 3. Epidermal dan ketebalan kulit, infiltrasi sel-sel Gambar 4. Kadar serum IgE dan IgG2a pada tikus AD
kekebalan, dan serum histamin pada tikus AD.
HASIL
Efek asam asetat oleanolic pada dermatitis atopik pada tikus
AAO menghambat DFE / DNCB-yang diinduksi pada DA dan gejala DKA DNFB-yang tersensitisasi.
Hasil untuk fitur morfologi dan klinis dari model DA menunjukkan peningkatan pada telinga dan
penebalan epidermal sera dalam infiltrasi dermal sel CD4 + T, eosinofil, dan sel mast dan konsisten
dengan lesi kulit DA kronis
Infiltrasi sel CD4 + dan eosinofil, dan peningkatan regulasi sitokin Th2 adalah fitur
khas lesi DA
AAO nyata menghambat ekspresi Th1 (IFN-), dan Th2 (IL-4, IL-5, IL-10, dan IL-31)
sitokin, TSLP, dan serum kadar IgE dan IgG2a
IL-17 adalah sitokin pro-inflamasi yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan, dan IL-22 yang terlibat
dalam epidermal renovasi dan dapat menyebabkan hiperplasia dari keratinosit di epidermis.
Peningkatan kadar IL-17 telah terbukti pada pasien dengan DA akut, sedangkan kadar IL-22 dan IFN-
yang diregulasi pada mereka dengan DA kronis
DISKUSI
AAO dapat menjadi pilihan pengobatan yang berguna untuk DKA dan bahwa
hal itu mungkin membantu mengurangi Th1 dan Th17 tanggapan pada pasien
DKA
Keratinosit dari pasien DA menghasilkan profil yang unik dari kemokin dan
sitokin mengikuti beberapa stimulasi mekanik
Telah dilaporkan bahwa senyawa triterpenoid seperti asam oleanolic (OA), asam
kaurenoic, dan -spinasterol mencegah peradangan kulit akut dan kronis
DISKUSI
Relevansi klinis dari hasil untuk AAO untuk AD dan DKA masih belum jelas.
Hal ini menunjukkan bahwa uji klinis yang dirancang dengan baik diperlukan untuk mengatasi
masalah ini.
Kita tidak dapat memastikan pada tahap ini bahwa kemanjuran AAO secara eksklusif melalui
regulasi kekebalan tubuh.
Kita tidak bisa membedakan apakah AAO memodulasi fase induksi atau fase elisitasi dari DKA
AAO dapat menjadi pilihan pengobatan yang efektif untuk gangguan alergi pada kulit.
AAO dapat membantu mencegah AD dan digunakan sebagai agen farmakologis yang efektif
KRITISI JURNAL
Apakah penelitian dilakukan secara kohort ?
Tidak
YA
Tidak
Ya
Ya
Pada penelitian ini, relevansi klinis dari hasil untuk AAO untuk AD
dan DKA masih belum jelas.
Hal ini menunjukkan bahwa uji klinis yang dirancang dengan baik
diperlukan untuk mengatasi masalah ini.
Apakah kegunaan uji diagnosis yang sedang diteliti disebutkan ?
Ya
Tidak