PENDAHULUAN
Liken simpleks kronik adalah peradangan kulit kronis, gatal, sirkumskrip, dan khas
ditandai dengan likenifikasi. Keluhan dan gejala dapat mucul dalam waktu hitungan
minggu sampai bertahun-tahun. Liken simpleks kronik merupakan penyakit yang sering
ditemui pada masyarakat umum terutama pada usia dewasa, puncak insidennya antara
30-50 tahun.1,2,3 Keluhan utama yang dirasakan pasien dapat berupa gatal dan seringkali
bersifat paroksismal. Gatal biasanya dikatakan lebih parah pada saat periode dimana
pasien tidak ada aktivitas, seperti pada waktu tidur dan pada saat malam sehingga
mempengaruhi kualitas tidur pasien. Liken simpleks kronik memiliki gambaran yang
khas dibanding penyakit lain. Lesi pada liken simpleks kronis dapat terinfeksi secara
sekunder akibat ekskoriasi yang terjadi akibat garukan.2,3 Liken simpleks kronik
merupakan penyakit yang sering berulang. Patogenesis terjadinya liken simpleks kronik
belum dapat dijelaskan secara pasti. Liken simpleks kronik dapat juga terjadi akibat
komplikasi dari penyakit lain, namun kebanyakan terjadi akibat adanya faktor pencetus
stres.4 Pada laporan kasus ini akan dibahas mengenai bagaimana cara menegakkan
diagnosis liken simpleks kronik. Dengan demikian diharapkan dapat menjadi sumber
selanjutnya.
BAB II
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama : Tn. P
Umur : 40 tahun
Pekerjaan : Petani
Keluhan Utama :
Bercak kehitaman yang menebal disertai rasa gatal di kedua punggung kaki sejak 1 bulan
yang lalu.
Tn.P datang ke RSU Kabanjahe dengan keluhan bercak kehitaman yang menebal disertai rasa
gatal di kedua punggung kaki sejak 1 bulan yang lalu. 1 bulan yang lalu pasien merasakan
gatal pada kedua punggung kakinya dan timbul bintil-bintil berisi cairan berwarna putih.
Pasien sering menggaruknya sehingga bintil-bintilnya pecah dan menimbulkan luka. Kulit
yang luka menjadi terasa kering dan menebal. Rasa gatal muncul saat pasien sedang banyak
pikiran dan stres. Pasien pernah mengalami penyakit yang sama 3 tahun yang lalu. Keluhan
pertama yang dirasakan pasien adalah terdapat bintil-bintil kemerahan dan gatal di kedua
punggung kaki. Gatal dirasakan sering kambuh, lebih sering jika pasien sedang beristirahat,
jika terasa sangat gatal pasien menggaruknya. Pasien sebelumnya pernah datang berobat ke
poliklinik kulit dan kelamin RSK dr. A. Rivai Abdullah dan diberi obat makan dan obat salep
tapi pasien lupa namanya, namun pasien hanya satu kali berobat dan tidak pernah kontrol
lagi. Lama kelamaan pasien merasakan kulit di kedua punggung kakinya semakin lama
Gatal tidak bertambah pada saat pasien berkeringat. Gatal tidak menyebar ke tempat lain
khususnya di daerah lipatan-lipatan kulit. Tidak ada riwayat gatal setelah mengkonsumsi
Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan yang serupa seperti pasien
Pemeriksaan Fisik
RR : 26 kali / menit.
Temperatur : 36,5C
Berat badan : 50 kg
Kepala
Dada
Inspeksi : datar
Perkusi : timpani
Status Dermatologikus
Efloresensi : ada lesi hiperpigmentasi ukuran plakat, batas tidak tegas, pada
permukaan dijumpai erosi ukuran lentikular, multiple, sekitarnya dijumpai krusta berwarna
hitam tidak mudah lepas, dijumpai skuama berwarna putih, halus, tidak berlapis-lapis, dan
likenifikasi ukurannya plakat, batas tidak tegas.
Gambar 2.1.
Resume :
Tn. P, seorang laki-laki 40 tahun bekerja sebagai petani datang ke RSU Kabanjahe dengan
keluhan bercak kehitaman yang menebal disertai rasa gatal di kedua punggung kaki sejak 1
bulan yang lalu. Pasien merasakan gatal pada kedua punggung kakinya dan timbul bintil-
bintil berisi cairan berwarna putih. Pasien sering menggaruknya sehingga bintil-bintilnya
pecah dan menimbulkan luka. Kulit yang luka menjadi terasa kering dan menebal. Rasa gatal
muncul saat pasien sedang banyak pikiran dan stres. Pasien pernah mengalami penyakit yang
sama 3 tahun yang lalu. Keluhan pertama yang dirasakan pasien adalah terdapat bintil-bintil
kemerahan dan gatal di kedua punggung kaki. Gatal dirasakan sering kambuh, lebih sering
jika pasien sedang beristirahat, jika terasa sangat gatal pasien menggaruknya. Pasien
sebelumnya pernah datang berobat ke poliklinik kulit dan kelamin RSK dr. A. Rivai
Abdullah dan diberi obat makan dan obat salep tapi pasien lupa namanya, namun pasien
hanya satu kali berobat dan tidak pernah kontrol lagi. Lama kelamaan pasien merasakan kulit
di kedua punggung kakinya semakin lama semakin menebal dan kehitaman. Pada
pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan. Pada status dermatologis ditemukan plak
hiperpigmentasi, multiple, bentuk tidak beraturan, batas tidak tegas, terdapat erosi, krusta,
Diagnosa Banding :
2. Psoriasis
3. Dermatitis Atopik
Umum :
Khusus :
1. Sistemik
Antihistamin
2. Topikal
- Asam salisil 3%
- Emolien 10%
Prognosis
PEMBAHASAN
Liken simpleks kronik adalah peradangan kulit kronis, gatal, sirkumskrip, dan khas
ditandai dengan likenifikasi. Likenifikasi merupakan pola yang terbentuk dari respon
kutaneus akibat garukan dan gosokan yang berulang dalam waktu yang cukup lama.
Likenifikasi timbul secara sekunder dan secara histology memiliki karakteristik berupa
akantosis dan hiperkeratosis, dan secara klinis tampak berupa penebalan kulit, dengan
peningkatan garis permukaan kulit pada daerah yang terkena sehingga tampak seperti kulit
batang kayu.
Pada kasus ini pasien Tn. P berusia 40 tahun, dengan keluhan adanya bercak
kehitaman yang menebal dan terasa gatal di kedua punggung kaki sejak 1 bulan yang lalu.
Keluhan tersebut disertai rasa gatal dan timbul apabila pasien mengalami stres. Diagnosis
liken simpleks kronik pada pasien ini didasarkan pada anamnesis dan status dermatologikus.
Anamnesis
Fakta Teori
- Keluhan bercak kehitaman yang menebal - Keluhan utama yang dirasakan pasien dapat
disertai rasa gatal di kedua punggung kaki berupa gatal dan sering kali bersifat
- Gatal dirasakan kumat-kumatan lebih sering paroxismal. Lesi kulit yang mengalami
jika pasien sedang beristirahat, sekali kumat likenifikasi umumnya akan dirasakan sangat
akan terasa sangat gatal sehingga pasien nyaman bila digaruk sehingga terkadang
menggaruknya. Rasa gatal muncul saat pasien secara refleks menggaruk dan menjadi
pasien sedang banyak pikiran dan stres. kebiasaan yang tidak disadari
- Lesi hanya terdapat pada kedua punggung - Etiologi pasti neurodermatitis sirkumskripta
emosional
menerus dan dialami setelah ada faktor stres, dirasakan di daerah punggung kaki.
Berdasarkan teori, anamnesis di atas adalah sesuai untuk mendukung ke arah diagnosis liken
simpleks kronik.
Status Dermatologikus
- Pada regio dorsum pedis sinistra dan dextra - Pada stadium awal kelainan kulit yang
terdapat plak hiperpigmentasi, multiple, terjadi dapat berupa eritem dan edema atau
berbatas tidak tegas, bentuk tidak beraturan, kelompok papul, selanjutnya karena garukan
ditutupi oleh skuama halus, terdapat erosi, berulang, bagian tengah menebal, kering dan
biasanya tunggal.
Pada status dermatologikus terdapat plak hiperpigmentasi berbatas tidak tegas ditutupi
oleh skuama sedang, dan terdapat likenifikasi. Lesi kulit terbatas pada daerah punggung kaki.
Pemeriksaan Penunjang
Fakta Teori1,2
- Tes auspitz sign dan fenomena koebner - Pemeriksaan Auspitz sign dan fenomena
kronik1,2,3
penderita atau
keluarganya.
Anamnesis Keluhan dan gejala Gatal ringan, hampir Gatal- gatal, gelisah
beberapa hari.
makanan, maupun
psikologis (emosi,
stres)
Lesi Pada stadium awal Plak eritema dengan Lesi bersifat kronik
sampai plakat,
bentuk umum
lonjong atau tidak
solid dengan
likenifikasi, disertai
tipis.
periauricle
subepidermis.
Penatalaksanaan
1. Umum Umum
- Mengurangi menggaruk daerah gatal lesi yang terasa gatal justru akan
2. Khusus a. Sistemik
- Kortikosteroid dengan potensi tinggi seperti dalam mengatasi pruritus lokal sangat
-Anti histamin
Terapi liken simpleks kronik bertujuan untuk memutus itch-scratch cycle, karena pada
dasarnya tindakan menggaruk lesi yang terasa gatal justru akan memperberat lesi, dan
memperberat gatal yang dirasakan. Penyebab sistemik dari gatal harus diidentifikasi. Hal ini
lah yang menyebabkan penatalaksanaan liken simpleks kronik menjadi sangat sulit. Harus
Liken simpleks kronik dapat menjadi lesi yang persisten dan bersifat berulang. Eksaserbasi
KESIMPULAN
Liken simpleks kronik adalah peradangan kulit kronis dengan keluhan utama rasa
gatal, dan ditandai dengan likenifikasi. Liken simpleks kronik merupakan penyakit yang
sering ditemui pada masyarakat umum terutama pada usia dewasa, puncak insidennya antara
30-50 tahun. Dari hasil anamnesis ditemukan seorang laki-laki berusia 40 tahun dengan
keluhan bercak kehitaman yang menebal disertai rasa gatal di kedua punggung kaki sejak 1
bulan yang lalu. Pasien mengeluhkan gatal pada kedua punggung kakinya dan timbul bintil-
bintil berisi cairan berwarna putih. Rasa gatal muncul saat pasien sedang banyak pikiran dan
stres. 3 tahun yang lalu pasien mengalami hal serupa yaitu terdapat bintil-bintil kemerahan
dan gatal di kedua punggung kaki. Gatal dirasakan sering kambuh dan membuat pasien
menggaruknya sehingga kulit dirasakan semakin menebal dan kehitaman. Pada efloresensi
ditemukan di regio dorsum pedis sinistra dan dextra terdapat plak hiperpigmentasi, multiple,
berbatas tidak tegas, bentuk tidak beraturan, ditutupi oleh skuama halus, terdapat erosi, krusta
dan likenifikasi. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami liken
simpleks kronik. Terapi yang utamanya adalah menghindari menggaruk lesi yang terasa
gatal karena akan melukai kulit dan memperberat lesi. Untuk mengurangi rasa gatal dapat
Dalam: Fitzpatrick TB, Eizen AZ, Woff K,Freedberg IM, Auten KF, penyunting:
Dermatology in generalmedicine, 7th ed, New York: Mc Graw Hill. 2008: 158-162.
3. Odom RB, James WD, Berger TG. Atopic dermatitis, eczema, and noninfectious
Mei 2012.
5. C.A. Holden & J. Berth-Jones. Lichen Simplex Chronic. Dalam: Rooks Text Book of
6. Gulsum Gencoglan et al. Therapeutic Hotline: Treatment of prurigo nodularis and lichen
March/April 2010:194198.
7. Stewart KM. Clinical care of vulvar pruritus, with emphasis on one common cause, lichen
simplex chronicus. Dermatol Clin 2010 Oct; 28(4):669-80. 8. Richards RN. Update on
intralesional steroid: focus on dermatoses. J Cutan Med Surg 2010 Jan-Feb;14(1):19- 23.