Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN KASUS

NEURODERMATITIS
David Erikson Eduardo Tambunan
STATUS
PASIEN
Identitas Pasien
Nama : Tn. A
Umur : 68 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen Protestan
Status pernikahan : Menikah
Alamat : Sipirok
Pekerjaan :Wiraswasta
Tanggal Periksa : 08-03-2021
Anamnesis
Keluhan utama
Kulit tungkai kanan –
kiri gatal dan menebal
Keluhan tambahan

Warna kulit lebih gelap dan timbul


sisik-sisik kasar pada daerah kulit
yang gatal
Riwayat Penyakit Sekarang
keluhan kulit gatal dan menebal pada tungkai kanan dan
kiri sejak 2 bulan yang lalu.

Awalnya keluhan ini hanya gatal-gatal saja. Yang


menyebabkan pasien sering menggaruk lalu timbul
penebalan kulit.

Saat menggaruk tanpa sadar pasien melukai kulit sendiri


dan kemudian timbul koreng.

Selain itu pasien juga mengeluhkan timbul sisik-sisik


kasar pada daerah yang gatal.
Riwayat Penyakit Sekarang (lanj.)
Gatal ini dirasakan terus menerus, terutama saat
tidak beraktifitas.
Gatal tidak bertambah saat malam hari, saat
beraktifitas, maupun saat panas siang hari.
Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat hipertensi : diakui


Riwayat alergi obat dan makanan: disangkal
Riwayat asma : disangkal
Riwayat sakit gula / DM : disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat sakit serupa disangkal


Pemeriksaan Fisik
Status Generalisata

Keadaan
umum Baik

Kesadaran kompos mentis

nadi: 80 x / menit
Vital sign laju respirasi: 20 x / menit
suhu: 36.7oC
Normo
bentuk
tia, tidak bibir tidak pucat,
Tidak ada normal,
ada tidak kering, dan
kelainan tidak ada
kelainan tidak ada
kulit kelainan
kulit kelainan kulit
kulit
Ekstremitas
Superior inferior
Akral dingin -/- -/-
Sianosis -/- -/-
CR < 2 detik
Oedem -/- -/-
Status Dermatologis
Lokasi: tungkai bawah
kanan dan kiri
UKK: tampak plak
hiperpigmentasi, sebagian
likenifikasi, sebagian
ekskoriasi dan skuama tipis
putih kasar di atasnya
Diagnosa banding
Neurodermatitis / Liken Simpleks Kronis

Dermatitis Numularis Kronis

Psoriasis

Dermatitis Kontak Iritan


Dermatitis Atopik
Diagnosis Utama

Neurodermatitis / Liken
Simpleks Kronis
Penatalaksanaan
Oral
Metilprednisolon tab 3 x 8 mg / hari
Penatalaksanaan
Oral
Loratadine tab 2 x 10 mg / hari
Penatalaksanaan

Topikal
Clobetasol cream 2 x 1 pagi dan sore pada lesi
Edukasi

Sebisa mungkin hindari menggaruk

Hindari stress dan pikiran berlebih

Mencari faktor pencetus dan


menghindarinya
Prognosis

Quo ad vitam ad bonam

Quo ad
sanationam ad bonam

Quo ad
fungsionam ad bonam

Quo ad
kosmetikum dubia ad bonam
Resume

Anamnesis:
Keluhan kulit gatal dan menebal pada tungkai kanan – kiri dejak 3 bulan yang lalu, gatal dirasakan terus
menerus membuat pasien menggaruk sampai menimbulkan koreng dan penebalan kulit

Pemeriksaan Fisik :
Tidak didapatkan kelainan pada status generalisata
Pada status dermatologis, lokasi tungkai kanan – kiri, tampak plak hiperpigmentasi,
sebagian likenifikasi dan ekskoriasi serta ada skuama tipis warna putih, kasar di
atasnya

Tatalaksana :
Oral: Metilprednisolon tab 3 x 8 mg / hari; Loratadine tab 2 x 10 mg / hari
Topikal: Clobetasol cream 2 x 1 pagi dan sore pada lesi
Terimakasih
Definisi

Peradangan kulit kronis, disertai rasa gatal,


sirkumskrip, yang khas ditandai dengan kulit
yang tebal dan likenifikasi. Likenifikasi pada
kasus ini terjadi akibat garukan atau gosokan
yang berulang-ulang.

Keluhan utama yang dirasakan pasien dapat


berupa gatal yang bersifat paroksismal
Epidemiologi
12% dari populasi orang dewasa dengan keluhan
kulit gatal menderita Liken Simplek Kronik.
Tidak ada kematian akibat Liken Simplek Kronik.
Liken Simplek Kronik tidak memandang ras dalam
penyebarannya.
Diketahui bahwa insiden terjadi lebih sering pada
wanita daripada pria. Penyakit ini sering muncul
ada usia dewasa, terutama usia 30 hingga 50
tahun.
Etiopatogenesis
Etiologi pasti Liken Simplek Kronik belum diketahui, namun faktor
psikologi diasosiasikan dengan Liken Simplek Kronik

Gatal sendiri timbul akibat adanya pelepasan mediator inflamasi


dan aktifitas enzim proteolitik. Keadaan ini menimbulkan adanya
proses inflamasi pada kulit, yang menyebabkan penderita sering
menggaruk lesi yang terbentuk. Proses inflamasi yang
berkepanjangan akan menyebabkan penebalan kulit.

Penebalan kulit ini sendiri menimbulkan rasa gatal, sehingga


merangsang penggarukan yang akan semakin mempertebal kulit.
Gejala Klinis
Penderita penyakit ini akan mengeluh rasa gatal yang sangat mengganggu
aktifitas dan dirasakan terutama ketika penderita tidak sedang beraktifitas.
Rasa gatal akan berkurang bila digaruk dan penderita akan berhenti menggaruk
bila sudah timbul luka, akibat tergantikannya rasa gatal dengan rasa nyeri.

Lesi yang muncul biasanya tunggal, bermula sebagai plak eritematosa, sedikit
edematosa. Lambat laun edema dan eritema akan menghilang, lalu muncul
skuama pada bagian tengah dan menebal. Likenifikasi, ekskoriasi, dengan
sekeliling yang hiperpigmentasi, muncul seiring dengan menebalnya kulit.

Predileksi lesi di tengkuk, leher, paha bagian medial, lutut, tungkai bawah
lateral, pergelangan kaki bagian depan, punggung kaki, pubis, vulva, skrotum,
dan perianal.
Histopatologi

Ortokeratosis, hipergranulosis, akantosis dengan rete


ridges memanjang teratur. bersebukkan sel radang
limfosit dan histiosit di sekitar pembuluh darah dermis
bagian atas, fibroblast bertambah, kolagen menebal.
Kadang terlihat krusta yang menutup sebagian
epidermis
Diagnosis

diagnosis neurodermatitis didasarkan pada


gambaran klinis dan ruam yang khas,
emeriksaan histopatologi dapat digunakan
untuk menunjang penegakan diagnosis
Penatalaksanaan
Menjelaskan kepada pasien untuk sebisa mungkin menghindari
menggaruk lesi karena lingkaran setan dari gatal-garuk-likenifikasi harus
dihentikan.

Untuk mengurangi rasa gatal dapat diberikan:


Antihistamin, contohnya hidroksizin, difenhidramin, prometazin, loratadine
atau topikal dengan krim doxepin 5% jangka pendek (maksimal 8 hari).

Kortikosteroid potensi kuat, bila perlu dengan oklusi. Kortikosteroid


memiliki efek anti inflamasi, anti alergi, anti pruritus, anti mitotik, serta
vasokonstriktor. Kortikosteroid topikal dipakai 2 – 3 kali sehari, tidak lebih
dari 2 minggu untuk potensi kuat. Apabila tidak berhasil, diberikan secara
suntikan intralesi 1 mg, contohnya triamsinolon acetonid.
Prognosis
Penyakit ini bersifat kronik dengan persistensi dan
rekurensi lesi. Eksaserbasi dapat terjadi sebagai respon
stress emosional. Prognosis bergantung pada penyebab
pruritus (penyakit yang mendasari) dan status psikologik
penderita.
Daftar Pustaka
Sularsito, Sri Adi. Suria Djuanda. Dermatitis in Djuanda A, et al. Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin. Edisi ke-6. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2013.

Harahap, M. Liken Simplek Kronik in Ilmu Penyakit Kulit. Hipokrates. 2000. Jakarta. (16 – 17)

Siregar RS. Neurodermatitis Sirkumskripta in Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. ECG.
2005. Jakarta. (129 – 131)

Hogan DJ. Lichen Simplex Chronicus. Diunduh dari


emedicine.medscape.com/article/1123423-overview#a0199

Wolff, Klaus. Lichen Simplex Chronic / Prurigo Nodularis in Fitzpaatricks’s Dermatology in


Gneral Medicine. Edisi ke-7. Mc Graw Hill Medical. New York.

Mansjoer, Arief. dkk. Neurodermatitis Sirkumskripta in Kapita Selekta Kedokteran. Media


Aesculapius. 2000. Jakarta (3) (89)

Wolff, Klaus. Nummular Eczema in Fitzpatricks’s Dermatology in General Medicine. Edisi ke-
7. Mc Graw Hill Medical. New York.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai