Anda di halaman 1dari 22

BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA JOURNAL READING

FAKULTAS KEDOKTERAN AGUSTUS 2017


UNIVERSITAS PATTIMURA

THE MANAGEMENT OF CATARACT: WHERE WE ARE?

Disusun oleh :

SALLY NEILVINDA POERMARA


NIM. 2017-84-008

Konsulen :
dr. Elna Anakotta, Sp. M

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


DI BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2017
Ringkasan
Latar belakang: Katarak sebagai penyebab utama
kebutaan bilateral di seluruh dunia mewakili tidak hanya
masalah medis, tapi juga masalah sosial dengan
mempertimbangkan populasi yang menua dan meningkatnya
kasus morbiditas terkait usia.
Ringkasan
Dari jaman dulu satu-satunya pendekatan untuk menyembuhkan
katarak adalah operasi. Suatu evolusi teknik bedah mencapai
puncak berdasarkan teknologi canggih dengan lensa intraokular
"cerdas", yang menyoroti beban ekonomi dan menimbulkan
pertanyaan tentang aksesibilitas dan keterjangkauan perawatan
bedah. Hal tersebut mengindikasikan adanya kebutuhan
pencarian pendekatan alternatif untuk pengelolaan katarak.
Ringkasan

Tujuan

Tujuan dari tinjauan ini adalah untuk mengevaluasi bukti dan


mendiskusikan alasan di balik saran terbaru bahwa perawatan
medis katarak layak dilakukan.
Pendahuluan
Katarak sebagai penyebab utama kebutaan bilateral di
seluruh dunia, yang mempengaruhi puluhan juta orang [1] tidak
hanya mewakili secara medis, tapi juga masalah sosial dengan
mempertimbangkan populasi yang menua dan meningkatnya
kasus komorbiditas terkait usia [2].
Penelitian sebelumnya [6]. Telah menunjukkan bahwa
hanya gejala yang muncul belakangan atau retardasi katarak
akan menurunkan kebutuhan pembedahan sebesar 45% atau
lebih. Hal tersebut mengindikasi perlunya mencari pendekatan
alternatif untuk pengelolaan katarak.
Katarak
Katarak didefinisikan sebagai keburaman terhadap
transparansi di lensa fokus pada mata sehingga, menjadi lebih
padat, mengganggu penglihatan yang jelas. Kata "Katarak"
berasal dari kata Latin "Cataracta", yang berarti air terjun,
karena lensa buram menyebabkan munculnya penampakan
struktur berwarna putih seperti air yang mengalir dengan cepat.
Kasus katarak terdokumentasi paling awal dilaporkan sekitar
2457-2467 SM. Penglihatan pada penderita katarak sering
dibandingkan dengan melihat melalui air terjun atau kertas wax
[7].
Katarak
PENYEBAB UMUM PENYEBAB LAINNYA

penyakit intraokular, trauma,


Penyebab paling umum katarak obat-obatan (steroid, dan lain-
adalah usia-pada usia 65, lebih dari lain) dan kelainan metabolik,
90% orang menderita katarak. gangguan pada sistem
endokrin (terbanyak karena
diabetes melitus), atau
kelainan kongenital [8].
Katarak
Setiap gangguan dari interaksi intra atau antar-protein
akan menyebabkan agregasi protein dan pembentukan katarak
[9-14]. Hampir seragam berdasarkan model lensa kultur [15,16]
dan model hewan percobaan [17-20] diketahui bahwa stres
oksidatif memainkan peran penting sebagai faktor penyebab
katarak. Proses penuaan, khususnya di lensa dengan katarak,
disertai dengan konsentrasi protein yang lebih tinggi dan
percepatan reaksi oksidatif dengan produksi berlebihan dari
radikal bebas [20], yang memiliki dampak negatif juga pada
genetika. Hal ini diduga bahwa dapat terjadi sepanjang
antioksidan dan glutation tidak dapat mencapai inti lensa untuk
mencegah stres oksidatif [21].
Katarak
Konsentrasi kolesterol di lensa, khususnya pada
membran lensa, yang sangat tinggi [22], tertinggi diantara
membran lain yang ada [23], dan ini diperlukan agar sel epitel
lensa berfungsi normal [24], oleh karena itu penurunan kadar
kolesterol berbahaya bagi lensa [25].
Perawatan bedah
Hingga saat ini hanya tersedia pengobatan katarak yaitu
operasi. Operasi katarak pertama yang didokumentasikan diberi
nama couching sejak 800 SM. Dilakukan dengan memasukkan
instrumen tajam (jarum atau lancet) ke lensa dan
melepaskannya dari pupil. Couching akhirnya diganti dengan
operasi ekstraksi katarak dari abad ke-2, di mana lensa itu
dilepas dengan alat hisap.
Perawatan bedah
Di Eropa ekstraksi katarak ekstra-kapsular pertama
dilakukan, yang hanya menghilangkan inti lensa, korteks
sekitarnya, dan sebagian dari kapsul anterior, meninggalkan
kapsul posterior, dilakukan oleh dokter mata Prancis Jacques
Daviel pada tahun 1747 dan kemudian oleh Albrech von Graefe
menggunakan "modified linear extraction" sebagai teknik baru.
Ekstraksi katarak intrakapsular dengan mengeluarkan seluruh
lensa dan kapsul sekitarnya dengan cara memutus zonula
terutama menggunakan cryoprobe yang diperkenalkan, namun
akhir-akhir ini digantikan oleh ekstraksi katarak ekstrakapsular
saat ini.
Perawatan bedah
Sebuah langkah maju yang besar untuk rehabilitasi visual
setelah ekstraksi katarak adalah penemuan lensa intraokular
buatan yang dibuat dari polymethylmethacrylate (PMMA), yang
ditulis oleh dokter mata Inggris Harold Ridley pada tahun 1949
[27]. Fakoemulsifikasi sebagai standar operasi katarak saat ini, di
mana menggunakan perangkat ultrasound frekuensi tinggi
dimaksudkan untuk memecah inti keras lensa menjadi partikel
yang lebih kecil, ditemukan oleh dokter mata Amerika Charles
Kelman pada tahun 1967 [27]. Keunggulan fakoemulsifikasi
dengan IOLs modern, termasuk IOLs yang mengoreksi
presbiopia sudah terkenal.
Perawatan bedah
Kemajuan mutakhir dalam perawatan bedah adalah
operasi katarak berbasis laser Femtosecond (FLACS), yang
membuka era baru dalam operasi katarak [28], merupakan
pilihan baru yang menarik secara potensial untuk meningkatkan
hasil dan keamanan pasien. FLACS disetujui oleh Food and Drug
Administration (FDA) untuk operasi katarak pada tahun 2010.
Keuntungan utama membandingkan fakoemulsifikasi adalah
penggunaan ultrafast pulse dalam kisaran 10-15 yang
membutuhkan lebih sedikit energi untuk menghancurkan
jaringan, dan karena itu meningkatkan keamanannya [ 29].
lanjutan…

FLACS menunjukkan hasil yang sangat baik dalam operasi


katarak, namun ini merupakan tantangan finansial [31-33].
Berdasarkan survei yang melibatkan 1047 dokter mata, untuk
72% responden, masalah keuangan menjadi perhatian
terpenting mereka dalam mengadopsi teknologi ini [32].
Perawatan Medis
Obat penurun sorbitol dianjurkan untuk studi lanjutan
melalui uji klinis, namun hasilnya menimbulkan efektivitas obat
dalam pencegahan katarak [41,42]. Kelas obat lain yang diuji
untuk pengobatan katarak adalah NSAIDS mulai dari aspirin
[41,42]. Hasil awal dari studi kontrol kasus menunjukkan bahwa
obat-obatan ini, atau setidaknya aspirin, memilki efek proteksi
terhadap katarak, namun saat ini temuannya patut
dipertanyakan, karena efek aspirin adalah dosis-tergantung dan
masalah bioavailabilitas juga muncul dalam situasi di rute
penggunaan sistemik. [26]
Perawatan medis
Selama bertahun-tahun, ini menunjukkan aktivitas
antioksidan vitamin C dan vitamin E dengan mencegah lipid
peroksidasi dengan generasi radikal bebas berikutnya, namun
saat ini tersedia temuan dari meta-analisis yang mengevaluasi
uji klinis [43] telah menemukan kurangnya efektivitas vitamin C,
vitamin B dan beta karoten dalam pencegahan atau retardasi
katarak terkait usia. Sebuah analisis menunjukkan manfaat
tanpa bukti-bukti dan rekomendasi peneliti untuk penelitian
lebih lanjut.
Perawatan medis
Agen lain yang diusulkan untuk perawatan medis katarak
adalah kurkumin, namun masih perlu evaluasi lebih lanjut,
terutama mengingat rendahnya bioavailabilitasnya [44]. Terlepas
dari berbagai pernyataan yang dibuat dalam berbagai penelitian
tentang pencegahan dan perawatan medis terhadap katarak,
masih sedikit bukti ilmiah yang valid mengenai ke-efektifannya.
Tetesan sterol
Baru-baru ini penggunaan tetes berbasis sterol diselidiki
secara eksperimen oleh dua kelompok peneliti independen
hampir bersamaan [14,45]. Alasan penggunaan tetes mata
berbasis sterol adalah zat kimia tersebut mengikat α-kristalin,
sehingga meningkatkan transparansi lensa dan berpotensi
membalikkan perkembangan katarak.
Tetesan sterol
Makley., Dkk. [4] telah menemukan derivat kolesterol,
salah satunya berhasil selama pengujian in vitro mengikat kedua
subtipe dari α-kristalin (cryAA dan cryAB) yang menyebabkan
disagregasi. Yang terakhir pada model tikus katarak herediter
dan pada lensa tikus usia derivat ini telah menunjukkan
percepatan transparansi lensa setelah dua minggu penggunaan
topikal sebagai obat tetes mata. Efek yang sama dibuktikan
dengan lensa mata manusia ex vivo. Hasil penelitian ini
dipresentasikan pada Pertemuan Tahunan American Academy of
Ophthalmology pada bulan November tahun 2015.
Tetesan sterol
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Zhao., Dkk. [14]
menyarankan temuan serupa pada transparansi lensa yang
meningkat jika menggunakan turunan kolesterol lain yang diberi
nama lanosterol secara in vitro pada lensa buram kelinci yang
dibedah dan juga in vivo pada anjing. Para peneliti telah
menemukan bahwa awalnya lanosterol disuntik dan diikuti oleh
tetes mata selama enam minggu mampu mengembalikan
transparansi lensa katarak pada anjing dan sangat menyarankan
agar lanosterol adalah molekul kunci dalam pencegahan
agregasi protein lensa. Hasil awal yang menggembirakan ini
menunjukkan bahwa penelitian acak skala besar harus
dilakukan.
Tetesan sterol
Kesimpulan tinjauan ini adalah saat ini bukti yang ada
menunjukkan bahwa tetes berbasis sterol menawarkan
pendekatan yang tepat untuk perawatan medis katarak. Mudah-
mudahan, kita berada di awal era baru pengelolaan katarak.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai