Anda di halaman 1dari 24

Fakultas Kedokteran

UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA (FK- UMI ) - Medan

TRAUMA TUMPUL
Disusun oleh :

HANDRI AGUSTINA SINAGA (211210164)


IIN TIFANNI SITUMORANG (211210057)
RYNALDO W. GULTOM (211210075)

Pembimbing :

dr. REINHARD J.D. HUTAHAEAN, SH, Sp.F


INSTALASI JENAZAH DAN KEDOKTERAN
FORENSIK
RSUD Dr. DJASAMEN SARAGIH
PEMATANGSIANTAR
2016
Pengertian trauma (injury) dari aspek
medikolegal berbeda dengan pengertian medis.

Dariaspek medis menyatakan trauma atau perlukaan


adalah hilangnya kontinuitas dari jaringan.

Dariaspek medikolegal adalah pengetahuan tentang


alat atau benda yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan
seseorang.
DEFINISI (Lanjutan)

Benda tumpul:
Tidak bermata tajam
Konsistensi keras /
kenyal
Permukaan halus / kasar
Luka Akibat Trauma
Tumpul
Variasi mekanisme terjadinya trauma tumpul
adalah:
Benda tumpul yang bergerak pada korban yang diam.
Korban yang bergerak pada benda tumpul yang diam.
Tipe luka
Abrasi
Laserasi
Kontusi/ruptur
Fraktur
Kompresi
Perdarahan
Tipe Luka Lecet (Abrasi)

Dapat terjadi superfisial jika hanya


epidermis saja yang terkena
Tanda
Arah dimana epidermis bergulung
hubungan kedalaman pada luka yang
menandakan ketidakteraturan benda yang
mengenainya
Pola dari abrasi sendiri dapat
menentukan bentuk dari benda yang
mengenainya
Tipe Luka Memar
(Kontusio Superfisial

terjadi karena tekanan yang besar


dalam waktu yang singkat
Kerusakan pada pembuluh darah kecil
dan dapat menimbulkan perdarahan
pada jaringan bawah kulit atau organ
dibawahnya
Tipe Luka Kontusio
Superfisial (Lanjutan)

Perubahan warna pada memar


berhubungan dengan waktu
lamanya luka
Semakin lama waktu antara
kematian dan pemeriksaan luka
akan semakin membuat luka
memar menjadi gelap
Tipe Luka Kontusio pada
organ dan jaringan
dalam
Pada organ vital seperti jantung dan otak
jika terjadi kontusio dapat menyebabkan
kelainan fungsi dan bahkan kematian
Kontusio pada otak dapat menyebabkan
terjadi peradangan dengan akumulasi
bertahap produk asam yang dapat
menyebabkan reaksi peradangan
bertambah hebat.
Jantung juga sangat rentan jika terjadi
kontusio.
Tipe Luka Robek (Laserasi)
Trauma tumpul yang kuat

Laserasi
Bentuk dari laserasi dapat
menggambarkan bahan dari benda
penyebab kekerasan tersebut
Perkiraan saat kejadian pada luka
laserasi sulit ditentukan
Kombinasi dari luka lecet, memar
dan laserasi.

Luka lecet, memar dan laserasi dapat terjadi


bersamaan.
Benda yang sama dapat menyebabkan memar pada
pukulan pertama, laserasi pada pukulan selanjutnya
dan lecet pada pukulan selanjutnya.
Ketiga jenis luka tersebut dapat terjadi bersamaan
pada satu pukulan.
Fraktur

Terjadinya fraktur selain disebabkan suatu


trauma juga dipengaruhi beberapa faktor
seperti komposisi tulang tersebut
Kasus dimana tidak terlihat adanya
deformitas maka untuk mengetahui ada
tidaknya fraktur dapat dilakukan
pemeriksaan menggunakan sinar X, mulai
dari fluoroskopi, foto polos.
Fraktur (Lanjutan)

Bentuk dari fraktur dapat menggambarkan


benda penyebabnya (khususnya fraktur
tulang tengkorak),
Dari penampang makros dapat dibedakan
menjadi fraktur yang baru, sedang dalam
penyembuhan, sebagian telah sembuh,
dan telah sembuh sempurna
Kompresi

Kompresi yang terjadi dalam jangka


waktu lama dapat menyebabkan efek lokal
maupun sistemik yaitu asfiksia traumatik
sehingga dapat terjadi kematiaan akibat
tidak terjadi pertukaran udara
Perdarahan

Perdarahan dapat muncul setelah terjadi


kontusio, laserasi, fraktur, dan kompresi
Kecepatan perdarahan yang terjadi
tergantung pada ukuran dari pembuluh
darah yang terpotong dan jenis perlukaan
yang mengakibatkan terjadinya
perdarahan
Perdarahan (lanjutan)

Perdarahan yang berasal dari arteri lebih


berisiko dibandingkan perdarahan yang
berasal dari vena
Hipertensi dapat menyebabkan
perdarahan yang banyak dan cepat apabila
terjadi perlukaan pada arteri.
Adanya gangguan pembekuan darah juga
dapat menyebabkan perdarahan yang lama
Luka Lecet (Abrasion)

Ciri
Sebagian/seluruh epitel hilang
Permukaan tertutup exudasi yang akan mengering (krusta)
Timbul reaksi radang (Sel PMN)
Biasanya pada penyembuhan tidak meninggalkan jaringan
parut
Memperkirakan umur luka lecet:
Hari ke 1 3 : warna coklat kemerahan
Hari ke 4 6 : warna pelan-pelan menjadi gelap dan lebih
suram
Hari ke 7 14 : pembentukan epidermis baru
Beberapa minggu : terjadi penyembuhan lengkap
Perbedaan luka lecet ante motem
dan post mortem

ANTE MORTEM POST MORTEM

1. Coklat kemerahan 1. Kekuningan


2. Terdapat sisa sisa-sisa epitel 2. Epidermis terpisah sempurna
3. Tanda intravital (+) dari dermis
4. Sembarang tempat 3. Tanda intravital (-)
4. Pada daerah yang ada
penonjolan tulang
Luka Memar (Contusion)

Kerusakan jaringan subkutan dimana


pembuluh darah (kapiler) pecah sehingga
darah meresap ke jaringan sekitarnya, kulit
tidak perlu rusak, menjadi bengkak, berwarna
merah kebiruan.
Memperkirakan umur luka memar :
Hari ke 1 : terjadi pembengkakan warna merah
kebiruan
Hari ke 2 3 : warna biru kehitaman
Hari ke 4 6 : biru kehijauancoklat
> 1 minggu-4 minggu : menghilang / sembuh
Perbedaan Luka Memar
dan Lebam mayat
Luka Memar Lebam mayat

1. Di sembarang tempat 1. Bagian tubuh yang


2. Pembengkakan (+) terendah
3. Tanda Intravital (+) 2. Pembengkakan (-)
4. Ditekan tidak menghilang 3. Tanda Intravital (-)
5. Diiris : tidak menghilang 4. Ditekan Menghilang
5. Diiris : dibersihkan dengan
kapas menjadi bersih
Luka Robek, Retak, Koyak
(Laceration)

Kerusakan seluruh tebal kulit dan jaringan bawah


kulit yang mudah terjadi pada kulit yang ada tulang
di bawahnya dan biasanya pada penyembuhan
meninggalkan jaringan parut
Kekerasan Benda
Kulit Tumpul Pada Kepala
L. Lecet
L. Memar
L. Robek
Tengkorak
Fraktur Basis Cranii
Fraktur Calvaria
Otak
Contusio Cerebri
Laceratio Cerebri
Oedema Cerebri
Commotio Cerebri
Selaput Otak
Epidural Haemorrhage
Sub dural Haemorrhage
Sub arachnoid Haemorrhage
Fraktur Calvaria

Sifat Atap Tengkorak :


Terdiri dari tulang melengkung dan tebalnya
kurang lebih sama
Ada bagian-bagian yang lemah, yaitu : Sutura,
Os temporalis
Bentuk Fraktur :
Fracture Linear
Fracture Compositum
Fracture Berbentuk (depressed Fracture )
Ring Fracture
Fraktur Basis Cranii

Gejala :
Keluar darah dari hidung, mulut, telinga
Brill Haematoma
Sifat Basis Cranii :
Posisi kurang lebih mendatar
Terdiri dari tulang-tulang yang tebalnya tidak sama
Tulangnya tipis dan mudah patah
Berlubang-lubang
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai