Anda di halaman 1dari 17

Traumatologi adalah ilmu yang mempelajari tentang luka, cedera serta

hubungannya dengan berbagai kekerasan (rudapaksa), sedangkan yang dimaksudkan

dengan luka adalah suatu ketidaksinambungan jaringan tubuh akibat kekerasan.1

Dalam memberikan gambaran tentang luka, hendaknya setiap luka diperiksa

seteliti-telitinya dan ditentukan :2

1. Lokalisasi

Letak luka terhadap garis ordinat atau absis pada tubuh. Garis yang melalui tulang

dada dan tulang belakang dipakai sebagai ordinat. Sebagai absisi dapat : garis

besar yang melalui pusat, garis datar puting susu, garis datar melalui ujung tulang

belikat. Pada luka tembak lokalisasi di ukur dari tumit dan dari garis yang melalui

tulang dada atau tulang punggung.

2. Ukuran

a. Ditentukan panjang luka, diukur setelah luka dirapatkan terlebih

dahulu, dalam luka diukur jaraknya dari organ yang terdalam yang terkena

sampai permukaan lubang pada kulit.

b. Jumlah luka, dihitung jumlah luka yang terdapat di seluruh tubuh.

c. Sifat luka, meliputi : sudut luka, tepi luka, dasar luka, ada atau

tidaknya jembatan jaringan, rambut terpotong atau tidak, sekitar luka terdapat

memar atau tidak, apa dari luka ada sesuatu yang keluar? Dari sifat dan

bentuk luka akan dapat ditentukan macam luka dan mungkin juga benda yang

menjadi penyebabnya.
d. Benda asing. Ada atau tidaknya benda asing pada luka : pecahan gelas,

ujung pisau yang patah.

e. Luka terjadi saat masih hidup atau korbansudah mati.

f. Luka tersebut menyebabkan kematian atau tidak : Bila teradpat banyak

luka, luka manakah yang menimbulakn kematian.

g. Cara terjadinya luka : bunuh diri, kecelakaan dan pembunuhan.

3. Jenis kekerasan yang menjadi penyebab luka.

Berdasarkan sifat serta penyebabnya, kekerasan dapat dibedakan atas

kekerasan yang bersifat : 1

Mekanik

 Kekerasan oleh benda tajam

 Kekerasan oleh benda tumpul

 Tembakan senjata

Fisika

 Suhu

 Listrik dan petir

 Akustik

 Radiasi

Kimia

 Asam basa atau kuat

I. Kekerasan Mekanik
Luka akibat kekerasan benda tumpul

Benda-benda yang dapat mengakibatkan luka dengan sifat luka seperti ini

adalah benda yang memiliki permukaan tumpul,. Luka yang terjadi berupa :

1. Memar (kontusio, hematom)

Suatu perdarahan dalam jaringan bawah kulit/kutis akibat pecahnya kapiler dan

vena yang disebabkan oleh kekerasan benda tumpul. Letak, bentuk dan luas luka

memar dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti :1

- Besarnya kekerasan

- Jenis benda penyebab

- Kondisi dan jenis jaringan

Pada jaringan yang lembut, longgar dan jaringan pembuluh darah seperti pada

kelopak mata lebih mudah terjadi memar jika dibandingkan telapak tangan.

- Usia

Pada anak-anak dan orang tua memar mudah terjadi karena jaringan ikat

longgar yang halus awalnya dan kehilangan jaringan penunjang subkutaneus

- Jenis kelamin

Pada wanita terutama dengan obesitas lebih mudah. Sedangkan pada pria

sebaliknya terutama yang berotot kurang mudah terjadi memar.

- Corak dan warna kulit

- Kerapuhan pembuluh darah

- Penyakit

Pada sirosis, perdarahan diatesis, demam berdarah mudah terjadi memar.


Luka memar secara kasar dapat diperkirakan melalui perubahan warnanya :1

Umur Luka Perubahan warna


Pada saat timbul Berwarna merah kemudian
berubah menjadi ungu atau hitam

Setelah 4-5 hari Berwarna hijau

7-10 hari Berubah menjadi kuning

14-15 hari Menghilang


Perubahan warna berlangsung mulai dari tepi dan waktunya dapat bervariasi

tergantung derajat dan berbagai faktor yang mempengaruhi. Dari sudut pandang

medikolegal, interpretasi luka memar dapat merupakan hal yang penting, apalagi

bila luka memar tersebut disertai luka lecet atau laserasi. Dengan perjalanan

waktu, baik pada orang hidup maupun mati, luka memar akan memberi gambaran

yang makin jelas.1

Berikut merupakan perbedaan hematom antemortem dan lebam mayat :

Lebam Mayat Hematom

Pembengkakan (-) Terdapat pembengkakan

Darah akan mengalir keluar dari pembuluh


darah yang tersayat

Jika dialiri air penampang sayatan nampak Penampang sayatan nampak


bersih merah kehitaman

2. Luka lecet

Terjadi akibat akibat hilangnya sebagian atau seluruh lapisan kulit ari karena tubuh

bersentuhan dengan benda yang memiliki permukaan kasar atau runcing, misalnya
kejadian kecelakaan lalulintas, tubuh terbentur aspal jalan, atau sebaliknya benda

tersebut bergerak dan bersentuhan dengan kulit. 1,2

Luka sesuai dengan mekanisme terjadinya luka lecet diklasifikasikan sebagai :

- Luka lecet tekan

Gambaran luka lecet tekan yang ditemukan pada mayat adalah :

Daerah kulit yang kaku dengan warna lebih gelap dari sekitarnya akibat

menjadi lebih padatnya jaringan yang tertekan serta terjadinya pengeringan

yang berlangsung paska mati

- Luka lecet geser

Epidermis akan terdorong ke arah distal (ujung luka) dan akan muncul

tumpukan keratin. Luka ini penting dalam tindakan criminal seperti

pembunuhan dan pada luka akibat kecelakaan lalu lintas pada tabrak lari.

Dimana bentuk luka dapat membantu dalam mengidentifikasi peralatan

digunakan.3

Ada 4 tahap penyembuhan luka :4

1. Pembentukan keropeng

Terjadi pengumpulan serum, sel darah merah dan fibrin. Ini untuk

menunjukkan luka yang terjadi saat intravital. Saat 4-6 jam setelah

terjadinya pada luka akan terlihat infiltrasi sel PMN. Setelah 12 jam akan

terlihat 3 lapisan yaitu lapisan permukaan terdapat fibrin dan sel adarah

merah, lapisan selanjutnya terdapat infiltrasi sel-sel PMN, dan lapisan yang
terdapat kolagen. Kemudian setelah 12-18 jam terjadi infiltrasi sel PMN

secara progresif.

2. Regenerasi epitel

Regenerasi ini terjadi pada folikel rambut yang masih hidup dan tepi luka.

Fase ini terjadi 30 jam setelah luka terjadi dan jelas terlihat setelah 72 jam

luka.

3. Granulasi subepitel

Tahap ini menonjol pada hari ke 5 -8 yang muncul setelah epitel menutupi

luka yakni terjadi infiltrasi perivaskuler dan sel-sel infiltrasi kronis. Epitel

yang melapisi menjadi hiperplastik dengan formasi keratin. Tahap ini

sangat terlihat pada hari ke 9 – 12.

4. Regresi epitel dan hiperplasi epitel

Dimulai setelah hari ke 12. Selama fase ini terjadi remodeling epitel yang

menjadi tipis dan atrofi. Serabut kolagen mulai muncul di akhir tahap ke 3.

3. Luka Robek

Merupakan luka terbuka yang terjadi karena trauma benda tumpul melampaui

elastisitas kulit. Luka ini mempunyai ciri bentuk luka yang umumnya tidak

beraturan, tepi atau dinding tidak rata, tampak jembatan jaringan antara kedua tepi

luka, bentuk dasar luka tidak beraturan, sering tampak luka memar atau luka lecet

di sekitar luka.
Luka robek sering terjadi pada daerah yang dibawahnya terdapat tulang. Umumnya

terjadi pada kulit kepala, wajah, siku, lutut, dan distal ekstremitas. Tetapi kurang

sering pada bagian yang lunak seperti pada abdomen dan bokong.4

4. Patah Tulang

Kekerasan tumpul yang cukup kuat dapat menyebabkan patah tulang. Patah atau

retaknya tulang akibat kekerasan benda tumpul mudah dibedakan dengan patah

tulang atau retak tulang akibat benda tajam atau senjata api. Pada kasus dimana

kepala seseorang dipukul dengan benda tumpul, sering dijumpai patah tulang

dimana bagian-bagian yang patah tersebut tertekan ke dalam (fraktur kompresi).

Pada kasus lalulintas dimana sering kali tubuh korban terlempar dan jatuh dengan

kepala menyentuh jalan, maka lebih sering akan dijumpai patah tulang dengan

garis patah yang linier. Denga demikian dapat dibedakan berdasarkan kelainan

yang terjadi pada tengkorak, yaitu apakah benda tumpul yang menghampiri kepala,

atau kepala yang mendekati benda tumpulnya. 1,5

Luka Akibat Kekerasan Benda Tajam

Benda-benda yang dapat mengakibatkan luka dengan sifat luka seperti ini

adalah benda yang memiliki sisi tajam, baik berupa garis maupun runcing, yang

bervariasi dari alat-alat seperti pisau, golok, dan sebagainya hingga keeping kaca,

gelas, logam, sembilu, bahkan tepi kertas atau rumput.

Luka akibat kekerasan benda tajam dapat berupa :

1. Luka iris atau sayat


Mempunyai kedua sudut luka lancip dan dalam luka tidak melebihi panjang luka.

Sudut luka yang lancip dapat terjadi dua kali pada tempat yang berdekatan akibat

pergeseran senjata sewaktu ditarik atau akibat bergeraknya korban. Bila dibarengi

gerak memutar, dapat menghasilkan luka yang tidak selalu berupa garis.

2. Luka Tusuk

Sudut luka dapat dapat menunjukkan perkiraan benda penyebabnya, apakah pisau

bermata satu atau dua. Bila satu sudut luka lancip dan yang lain tumpul, berarti

benda penyebabnya adalah benda tajam bermata satu. Bila kedua sudut lancip

apabila hanya bagian ujung benda saja yang menyentuh kulit, sehingga sudut luka

dibentuk ujung dan sisi tajamnya. Panjang luka biasanya tidak mencerminkan

lebar benda tajam penyebabnya, demikian pula panjang saluran luka biasanya

tidak menunjukkan panjang benda tajam tersebut. Hal ini disebbakna oleh factor

elastisitas jaringan dan gerakan korban.

3. Luka Bacok

Luka ini disebabkan oleh benda tajam yang ukurannya besar, umpanya luka akibt

golok, klewang, mandau, kapak dan oleh clurit. Luka yang diakibatkan pada

umumnya lebih hebat dan lebih besar bila dibandingkan dengan luka yang

disebabkan oleh pisau. Faktor yang paling penting adalah faktor tenaga atau

kekuatan yang dipakai serta faktor ketajaman bagian benda tajam yang mengenai

tubuh . Pada senjata clurit misalnya maka luka akan diperberat dengan adanya

gerakan untuk menarik clurit dari tubuh korban, selain factor gerakan dari korban

sendiri.5
Umumnya luka akibat kekerasan benda tajam pada kasus pembunuhan, bunuh

diri atau kecelakaan memiliki cirri-ciri berikut :

Pembunuhan Bunuh Diri Kecelakaan

Lokasi luka Sembarang Terpilih Terpapar

Jumlah luka Banyak Banyak Tunggal/banyak

Pakaian Terkena Tidak terkena Terkena

Luka tangkisan Ada Tidak ada Tidak ada

Luka percobaan Tidak ada Ada Tidak ada

Cedera Sekunder Mungkin ada Tidak ada Mungkin ada

Ciri-ciri pembunuhan di atas dapat dijumpai pada kasus pembunuhan yang

disertai perkelahian. Tapi bila tanpa perkelahian maka lokasi luka biasanya pada

daerah fata dan dapat tunggal.

Luka tangkis merupakan luka yang terjadi akibat perlawanan korban dan

umumnya ditemukan pada telapak dan punggung tangan, jari-jari tangan, punggung

lengan bawah dan tungkai. Pemeriksaan pada kain (baju) yang terkena pisau

bertujuan untuk melihat interaksi antara pisau-kain-tubuh, yaitu melihat latak/lokasi

kelainan, bentuk robekan, adanya partikel besi (reaksi biru berlin dilanjutkan dengan

pemeriksaan spektroskopi), serat kain dan pemeriksaan terhadap bercak darahnya.

Bunuh diri yang menggunakan benda atajam biasanya diarahkan pada tempat

yang cepat mematikan misalnya leher, dada kiri, pergelangan tangan, perut (harakiri)
dan lipat paha. Bunuh diri dengan senjata tajamtentu saja akan menghasilkan luka-

luka pada tempat yang terjangkau oleh tangan korban serta biasanya tidak menmebus

pakaian terlebih dulu. Luka percobaan khas ditemukan pada kasus bunuh diri yang

menggunakan senjata tajam, sehubungan dengan kondisi kejiwaan korban. Luka

percobaan tersebut dapat berupa luka sayat atau luka tusuk yang dilakukan berulang

dan biasanya sejajar.

Luka tembak

Ciri-ciri utama luka tembak ialah biasanya luka tembak menghasilkan 2 buah

luka:6

1. Luka Tembak Masuk

2. Luka Tembak Keluar

Luka tembak masuk6

1. Jika hanya terdapat 1 luka tembak yaitu luka tembak masuk, hal itu

menunjukkan bahwa perlu masih terdapat di dalam tubuh. Pada kasus demikian

maka peluru harus diambil oleh ahli bedah dan pelurunya diserahkan ke

laboratorium forensic. Lokasi peluru dengan tepat bias diketahui dengan

pemeriksaan sinar-X.

2. Luka tembak masuk biasanya lebih kecil dibandingkan pelurunya. Hal ini

disebabkan elastisitas kulit.

3. Bentuk luka adalah bulat jika peluru menmebus kulit pada posisi tegak lurus.

Jika peluru menembus kulit membentuk sudut maka bentuk luka menjadi lonjong.

4. Pinggiran luka melekuk ke arah dalam dan terdapat memar.


5. Jika tembakan dilakukan dari jarak dekat, luka tembak masuk cukup besar dan

pinggiran luka melekuk kea rah luar.

6. Pada luka mungkin terdapat sisa-sisa pakaian yang dikenakan korban, atau

sisa bubuk mesiu yang tidak terbakar.

7. Kulit di sekitarnya ada yang hangus dan seperti kulit di tato.

Luka tembak keluar6

1. Ukuran lukanya lebih besar daripada luka tembak masuk.

2. Pinggiran luka tercabik-cabik atau robek dan melekuk ke arah luar.

3. Tidak adanya luka tembak keluar bias diterangkan berdasarkan keterangan di

bawah ini :

a. Peluru mungkin keluar melalui luka tembak masuk karena berbenturan

dengan tulang yang keras.

b. Peluru mungkin dibatukkan keluar.

c. Peluru hilang melalui feses.

d. Peluru tertahan di dalam jaringan tubuh.

4. Tidak terdapat bagian kulit yang hangus atau seperti tato pada kulit di

sekitarnya.
Perbedaan antara luka tembak masuk dengan luka tembak keluar6

Luka tembak masuk Luka tembak keluar


1. Ukurannya kecil, karena peluru 1. Ukurannya lebih besar dan lebih

menembus kulit seperti bor dengan tidak teratur dibandingkan luka tembak

kecepatan tinggi masuk, karena kecepatan peluru


berkurang hingga menyebabkan

robekan jaringan.
2. Pinggiran luka melekuk kea rah 2. Pinggiran luka melekuk keluar

dalam karena peluru menmebus karena peluru menuju keluar.

kulit dari luar


3. Pinggiran luka mengalami abrasi 3. Pinggiran luka tidak mengalami

abrasi.
4. Bisa tampak kelim lemak. 4. Tidak terdapat kelim lemak
5. Pakaian masuk kedalam luka, dibawa 5. Tidak ada

oleh peluru yang masuk.


6. Pada luka bias tampak hitam, 6. Tidak ada

terbakar, kelim tato atau jelaga.


7. Pada tulang tengkorak, pinggiran luka 7. Tampak seperti gambaran mirip

bagus bentuknya. kerucut


8. Bisa tampak berwarna merah terang 8. Tidak ada

akibat adanya zat karbon

monoksida.
9. Di sekitar luka tampak kelim 9. Tidak ada

ekimosis.
10. Perdarahan hanya sedikit. 10. Perdarahan lebih banyak
11. Pemeriksaan radiology atau analisa 11. Tidak ada

aktivitas netron mengungkapkan

adanya lingkaran timah atau zat besi

di sekitar luka.

Faktor-faktor yang mempengaruhi cedera akibat senjata api :6

1. Jenis peluru
2. Kecepatan peluru

3. Jarak antara senjata api dengan tubuh korban saat penembakan

Jenis Peluru6

1. Peluru yang berat mengakibatkan kerusakan yang lebih parah

2. Luka akibat peluru yang bulat lebih besar dibandingkan jika pelurunya

berbentuk kerucut.

3. Peluru berbentuk kerucut lebih sedikit menyebabkan laserasi jaringan

dibandingkan peluru yang berbentuk bulat. Luka yang ditimbulkan bentuknya

seperti luka tusuk.

4. Peluru moderen yang dibungkus dengan besi merupakan peluru yang

bentuknya bulat memanjang. Peluru ini menembus tubuh dam keluar tanpa

mengalami defleksi. Dalam hal ini maka cedera yang terjadi pada luka temabk

masuk dan luka temabk keluar hamper sama ukuran dan bentuknya melingkar.

Luka seperti ini cepat sembuh

5. Peluru yang bentuknya tidak teratur mengakibatkan bentuk luka yang tidak

beraturan, laserasi jaringan dan ukuran yang bermacam-macam.

Kecepatan Peluru6

Peluru dengan kecepatan tinggi mempunyai cirri-ciri sebagai berikut :

1. Lubang luka pinggirannya bagus, dengan pinggiran yang mengarah keluar

2. Menembus jaringan tubuh


3. Arah peluru tidak berubah walaupun menembus tulang.

4. Sisa mesiu bentuknya tidak jelas dan tidak teratur

Peluru dengan kecepatan rendah mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :6

1. Terdapat memar pada luka tembak masuk

2. Arah jalan peluru mudah berubah

3. Karena peluru mungkin tertanam di dalam tubuh, mungkin tidak terdapat luka

tembak keluar.

4. Gambaran sisa mesiu cenderung mengalami distribusi yang merata dan jelas.

Jarak antara senjata api dengan tubuh korban saat penembakan6

1. Jika senjata ditembakkan pada jarak yang sangat dekat atau

menempel dengan kulit :

a. Jaringan subkutan 5 samapi 7,5 cm disekitar luka tembak

masuk mengalami laserasi

b. Kulit disekitar luka terbakar atau hitam karena asap. Kelim

tato terjadi karena bubuk mesiu senjata yang tidak terbakar.

c. Rambut di sekitar luka hangus.

d. Pakaian yang neutupi luka terbakar karena percikan api dari

senjata.

e. Walaupun jarang bisa ditemukan bercak berwarna abu-abu

atau putih di sekitar luka. Hal ini terjadi jika bubuk mesiu tidak berasap dan

tidak terdapat bagian kehitaman pada kulit.

2. Tembakan jarak dekat


a. Jaraknya adalah 30-45 cm dari kulit.

b. Ukuran luka lebih kecil dibandingkan peluru

c. Warna hitam dan kelim tato lebih luar disekitar luka

d. Tidak ada luka baker atau kulit yang hangus.

3. Tembakan jarak jauh

a. Jaraknya adalah di atas 45 cm.

b. Ukuran luka jauh lebih kecil dibandingkan peluru.

c. Kehitaman atau kelim tato tidak ada

d. Bisa tampak kelim lecet. Jika peluru menyebabkan gesekan

pada lubang tempat masuk dan menyebabkan lecet, maka di sebut kelim lecet.
DAFTAR PUSTAKA

1. Budiyanto AW, Siswandi S, dan T Winarno. Ilmu Kedokteran Forensik.


1997. FKUI : Jakarta, 1997.

2. AbdussalamHR. Medicine Forensik dalam Forensik. Restu Agung, Jakarta.


2006.

3. Dimaio, Vincent dan Dominick D. Forensic Pathology second edition CRC


Press : Washington DC, 2001.

4. Knight B. Simpson’s Forensic Medicine 11th edition. Arnold, New York.


1996.

5. Idries AM. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Binarupa Aksara, Jakarta.


1997

6. Chadha PV. Catatan Ilmu Forensik dan Toksikologi. Penerbit Widya


Medika, Jakarta. 1995.

7. Knight B. Forensic Pathology 2nd Ed. Arnold, New York. 1996.

Sedana, MP. Paroxysmal Nocturnal Hemoglobinuria (PNH) dalam Buku Ajar

Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Pusat Penerbitan Departemen IPD FKUI, Jakarta. 2006
Referat

TRAUMATOLOGI

Disusun untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik

Ilmu Kedokteran Kehakiman

Oleh

Sri Purwatiningsih, S.Ked

I1A001074

Pembimbing :

dr. Iwan Aflanie, Sp.F, M.Kes

Bagian/SMF Ilmu Kedokteran Kehakiman

FK UNLAM – RSUD Ulin

Banjarmasin

September, 2007

Anda mungkin juga menyukai