LUKA
Oleh:
Preseptor:
Definisi
Mekanisme Luka
Menurut rumus fisika, energi dapat dirumukan Ek= ½ mv2 . Sehingga apabila
dianalogikan dengan sebuah batu bata 1kg yang diletakan di kepala akan berbeda
dengan batu bata yang sama namun dihempaskan dengan kecepatan 10m/s mungkin
dapat menghacurkan kepala.3
2. Luas permukaan
P=F/A
Gaya yang dihasilkan dari massa yang sama dan kecapatan yang sama namun
mengenai area yang lebih kecil, akan menghasilkan kerusakan yang lebih serius. Hal
ini relevan dengan luka tusuk, kecepatan dan massa yang diberikan akan
menghasilkan energy yang terkonsentrasi pada satu area kecil.3Luas permukaan yang
lebih luas juga akan menghasilkan waktu yang lebih lama untuk menyalurkan hasil
transfer energi dan berhubungan pada luka yang didapat.
Klasifikasi
1. Mekanik:
2. Fisika:
a. Suhu
b. Listrik dan petir
c. Perubahan tekanan udara
d. Akustik & Radiasi
3. Kimia:
Berdasarkan beratnya luka, menurut KUHP pasal 90 adalah luka berat berarti Luka
berat berarti: 4
• jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan akan sembuh sama
sekali, atau yang menimbulkan bahaya maut;
• tidak mampu terus-menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau pekerjaan
pencarian;
• kehilangan salah satu pancaindera;
• mendapat cacat berat;
• menderita sakit lumpuh;
• terganggunya daya pikir selama empat minggu lebih;
• gugur atau matinya kandungan seorang perempuan.
LUKA MEKANIK
Luka akibat kekerasan benda tumpul merupakan luka yang terjadi yang diakibatkan
oleh benda yang memilki permukaan tumpul. Luka yang terjadi dapat berupa: memar
(kontusio, hematom), luka lecet (ekskoriasi, abrasi), dan luka robek (vulnus
laseratum)2
Memar
Memar adalah pendarahan dalam jarngan bawah kulit/kutis akibat pecahnya kapiler
dan vena yang disebabkan kekerasan benda tumpul.2
Dua hal yang harus terjadi sebelum memar dapat terbentuk: kerusakan pada
pembuluh darah (biasa pada vena atau arteriol) dimana terdapat kebocoran darah,
kemudian darah tersebut bocor ke jaringan sekitarnya. Memar biasanya terlihat di
kulit namun dapat juga terlihat di organ yang lebh dalam termasuk otot dan organ
dalam.6
Beberapa hal yang dapat memengaruhi letak, bentuk, dan luas luka memar adalah
besarnya kekerasan , jenis benda penyebab, kondisi dan jenis jaringan, usia, jenis
kelamin, corak dan warna kulit, kerapuhan pembuluh darah, dan penyakit yang
dimliki korban seperti hipertensi, penyakit kardiovaskular, diathesis hemoragik.2 Serta
dapat juga dipengaruhi oleh gravitasi dan permukaan jaringan.6
Misalnya pada bayi dan orangtua lebih mudah terjadi hematom karena sifat kulit yang
longgar dan jaringan lemak subkutan masih tipis. Gravitasi juga dapat menentukan
lokasi hematom dimana misalnya kekeasan benda tumpul pada dahi menimbulkan
hematom palpebra atau kekerasan benda tumpul pada paha dengan patah
menimbulkan hematom pada sisi luar tungkai bawah.2
Luka lecet
Luka lecet terjadi akibat cedera pada epidermis yang bersentuhan dengan benda yang
memliki permukaan kasar atau runcing. Sesuai mekanisme terjadnya, luka lecet dapat
diklasifikasikan sebagai luka lecet gores (scratch), luka lecet serut (graze), luka lecet
tekan (impression, impact abrason), dan luka lecet geser (friction abrasion).2
Luka lecet gores diakibatkan oleh benda runcing yang menggeser lapisan epidermis
di depannya dan menyebabkan lapsan tersebut terangkat sehingga menunjukan arah
kekerasan yang terjadi.
Luka lecet serut adalah variasi dari luka lecet gores yang dapat persentuhan dengan
permukaan kult lebih lebar. Arah kekerasan ditentukan dengan melihat tumpukan
epitel.2
Luka lecet tekan disebabkan oleh penjejakan benda tumpul pada kulit. Bentuk luka
kult belum tentu sama dengan bentuk pemukaan benda tumpul tersebut tapi masih
memungkinkan untuk mengidentifikasi benda penyebab yang memili bentuk yang
khas (kisi-kisi radiator mobil, jejas gigitan, dsb. Gambaran luka lecet tekan pada
mayat adalah daerah kulit yang kaku dengan warna lebih gelap dari sekitarnya akibat
menjadi lebih padatnya jaringan yang tertekan serta terjadinya pengeringan yang
berlangsung pasca mati.1
Luka lecet geser disebabkan oleh tekanan linier yang terjadi pada kulit disertai
gerakan bergeser.2
Luka Robek
Luka robek merupakan luka terbuka pada akibat trauma benda tumpul yang
menyebabkan kulit teregang ke satu arah dan bila melampaui elastisitas kulit maka
akan terjadi robekan pada kulit. Luka robek memiliki cirri bentuk luka yang
umumnya tidak beraturan, tepi atau dinding tidak rata, tampak jembatan jaringan
antar tepi luka, bentuk dasar yang tidak beratiran, dan sering tampak luka lecet atau
leka memar d sisi luka.2
Trauma benda tumpul lainnya: cedera kepala, cedera leher, trauma pada kecelakaan
lalu lintas.
Cedera pada kulit kepala dapat menimbulkan perdarahan parah yang dapat
menimbulkan syok dan kematian. Perdarahan pada kulit kepala dapat berterusan
hingga setelah kematian. Kulit kepala dapat terkena trauma tumpul dengan mudah.
Bruise pada kulit kepala sering dikaitkan dengan edema karena respon jaringan ini
tidak dapat menyebar pada jaringan lainnya.6
Cedera pada tulang tengkorak. Tulang tengkorak manusia terbagi menjadi 3 bagian;
mandibula, wajah, dan bagian tertutup yang mengandung otak dan calvaria. Saking
kompleksnya struktur tulang tengkorak manusia, mekanisme dari fraktur tulang
tengkorak bisa menjadi sangat rumt sebagai hasil dari cedera langsung ataupun tidak
langsung. Terdapatnya fraktur pada tulang tengkorak mengindikasikan adanya trauma
tumpul, kemudian energi tersebut ditransmisikan kepada isi dari intracranial,
termasuk otak, yang memiliki potensi kematian. 6
Luka akibat kekerasan benda setengah tajam adalah cedera akibat kekerasan benda
tumpul yang memiliki tepi rata, misalnya tepi meja, lempeng besi, gigi, dan
sebagainya. Ciri-ciri luka yang terjadi adalah sama dengan ciri luka pada kekerasan
tumpul namun bentuknya beraturan.2 Contoh kekerasan akibat benda setengah tajam
adalah jejas gigit (bite mark). Bentuk dari jejas gigit adalah adanya luka lecet tekan
atau hematom berbentuk garis melengkung yang terputus-putus.
Benda-benda yang dapat mengakibatkan luka dengan sifat seperti ini adalah benda
yang memiliki sisi tajam, baik berupa garis maupun runcing, yang bervariasi dari
alat-alat seperti pisau, golok, keeping kaca, gelas, logam, sembilu, bahkan tepi kertas
atau rumput. Luka akibat benda tajam. Luka akibat kekerasan benda tajam dapat
berupa luka iris, luka sayat, luka tusuk, dan luka bacok. 2
Kemudian dilihat sudut, kedalaman, dan panjang luka. Pada luka iris, sayat, dan
bacok mempunyai kedua sudut lancip dan dalam luka tidak melebihi panjang luka.
Pada luka tusuk, sudut luka dapat menunjukan perkiraan benda penyebabnya bila satu
sudut luka lancip dan yang lain tumpul, berarti penyebabnya adalah benda tajam
bermata satu. Bila kedua sudut lancip dan yang lain tumpul, berarti benda
penyebabnya adalah benda taajam bermata satu. Bila kedua sudut lancip, luka
tersebut dapat diakibatkan benda tajam bermata dua.2
Definisi senjata api: Senjata api adalah suatu senjata yang menggunakan tenaga hasil
peledakan mesiu, dapat melontarkan proyektil (anak peluru) yang berkecepatan
tinggi melalui larasnya.2
Laras Licin (smooth bore): Seperti pada senjata api jenis shot gun, yang pada satu kali
tembakan dapat melontarkan anak peluru dalam jumlah banyak sekaligus.2
- Peluru untuk jenis senjata api berlaras beralur berbeda dari peluru untuk
senjata api berlaras licin seperti diatas. Anak peluru untuk senjata api berlaras
pendek jenis revolver umumnya terbuat dari timah hitam yang kadang-kadang
berselaput plastik. Anak peluru untuk senjata berlaras pendek jenis pitol dan
senjata api berlaras panjang umumnya terbuat dari timah hitam sebagai inti
yang dibalut dengan tembaga, kuningan atau nikel sebagai mantel.2
- Garis tengah anak peluru senapan biasanya berukuran 7-9 mm dengan
panjang 25-39mm dan berat 9-14 gram. Anak peluru yang digunakan pada
senapan mesin umumnya lebih kecil dan lebih ringan, 5,56mm dan 3,5 gram.2
Akibat yang ditimbulkan oleh anak peluru pada sasaran tergantung pada pelbagai
faktor2:
Luka tembak masuk (LTM) luka tembak masuk jarak jauh: hanya
dibentuk oleh komponen anak peluru.
Luka tembak masuk jarak dekat: dibentuk oleh anak peluru dan butir-butir
mesiu yang tidak habis terbakar.
Luka tembak masuk jarak sangat dekat: dibentuk oleh komponen anak
peluru, butir mesiu, jelaga dan panas/api.
Luka tembak tempel/ kontak: dibentuk oleh seluruh komponen tersebut
diatas yang akan masuk kedalam saluran luka dan jejas laras. Saluran luka
akan berwarna hitam dan jejas laras akan tampak mengelilingi luka
tembak masuk sebagai luka lecet jenis tekan, yang terjadi akibat tekanan
berbalik dari udara hasil ledakan mesiu.
Luka tembak keluar (LTK): apabila setelah mengenai sasaran, anak peluru masih
memiliki tenaga untuk meneruskan lintasannya dan menebus ke luar tubuh, maka
akan terjadi luka tembak keluar. Anak peluru yang menembus kulit akan
menyebabkan terjadinya lubang yang dikelilingi bagian yang kehilangan kulit berupa
kelim lecet.2
Deskripsi LTM2:
- luka tembak masuk jarak jauh: hanya dibentuk oleh komponen anak peluru.
- luka tembak masuk jarak dekat: dibentuk oleh anak peluru dan butir-butir
mesiu yang tidak habis terbakar.
- luka tembak masuk jarak sangat dekat: dibentuk oleh komponen anak peluru,
butir mesiu, jelaga dan panas/api.
- luka tembak tempel/ kontak: dibentuk oleh seluruh komponen tersebut diatas
yang akan masuk kedalam saluran luka dan jejas laras. Saluran luka akan
berwarna hitam dan jejas laras akan tampak mengelilingi luka tembak masuk
sebagai luka lecet jenis tekan, yang terjadi akibat tekanan berbalik dari udara
hasil ledakan mesiu.
- Gambaran LTM jarak jauh dapat ditemukakn pada korban yang tertembak
pada jarak dekat/sangat dekat , apabila diatas permuakaan kulit terdapat
penghalang misalnya pakaian yang tebal, ikat pinggang, helm dan sebagainya.
LUKA FISIKA
Luka akibat suhu. Paparan tubuh terhadap suhu yang tinggi dapat menyebabkan
kerusakan pada sel-sel. Faktor-faktor yang berpengarung terhadap beratnya kerusakan
yang timbul adalah lamanya paparan dan suhu itu sendiri. Paparan suhu 44°C dapat
menyebabkan kerusakan kulit dalam hitungan jam, sedangkan pada suhu 50°C proses
kerusakan dapat berlangsung lebih cepat, bahakn pada suhu 60°C kerusakan dapat
terjadi hanya dalam 3 detik. Terdapat dua istilah luka akibat suhu panas berdasarkan
sumbernya. Pada sumber panas yang padat luka disebut dengan istilah “burning”
sedangkan pada sumber panas yang cair luka disebut “scalding”.6
SUHU RENDAH
Pemaparan terhadap suhu rendah misalnya di puncak gunung yang tinggi, dapat
menyebabkan kematian mendadak, mekanisme kematian dapat daikibatkan oleh
kegagalan pusat pengatur suhu maupun akibat rendahnya disosiasi ikatan oksi-
hemoglobin. Bayi dan orang tua secara fisiologis kurang tanggap terhdap dingin,
demikian juga pada kelelahan, alkoholism, hipopituitarism, myoedema, dan
steatorhoea.1 Pada kulit dapat terjadi luka yang terbagi menjadi beberapa derajat
kelainan:
I Hiperemia
III Nekrosis
Luka akibat perubahan tekanan udara. Peningkatan tekanan udara yang diikuti
oleh perubahan volume gas di tubuh dapat mengakibatkan trauma fisik2:
– Barotrauma aural
– Barotrauma pulmoner
– Penyakit dekompresi (disbarisme) dan emboli udara
Barotrauma Aural2:
• Rasa nyeri ringan dan berdengung pada telinga
• Sering dijumpai pada saat pesawat lepas landas / akan mendarat / waktu
menyelam
• Gejala yang lebih berat: retraksi gendang telinga, hiperemi, kongesti telinga
tengah, pecahnya gendang telinga
• Dapat berkembang menjadi emfisema, pneumotoraks, kerusakan jaringan paru
dan emboli udara.
Penyakit dekompresi2:
• Reaksi fisiologik terhadap tekanan tinggi
• Pada saat tekanan tinggi, kelarutan gas-gas tubuh terutama nitrogen akan
meningkat. Apabila terjadi tekanan secara tiba-tiba, maka kelarutan gas juga akan
turun sehingga terjadi pembebasan gas-gas tersebut dalam bentuk gelembung
gelembung mikro dalam pembuluh darah (emboli udara) dan jaringan.
• Gejala: nyeri, pusing, paralisis, nafas pendek, kelelahan ekstremitas dan
kolaps.
Bahan bahan kimia korosif dapat menyebabkan iritasi, nekrosis, dan menghancurkan
permukaan apapun yang kontak dengannya. Kerusakan yang ditimbulkan bergantung
pada waktu dan konsentrasi zat, sehingga pengenceran dan segera mencucinya dapat
mengurangi kemungkinan kerusakan.6 Bahan-bahan tersebut antara lain:
1. Asam kuat (sulfat, nitrat, dan hidroklorida) dan asam organik seperti asetat, format,
dan oksalat
3. Bahan lain seperti lisol, garam logam berat, pemutih pakaian, deterjen kuat juga
merupakan bahan korosif.
DAFTAR PUSTAKA
1. Konsil Kedokteran Indonesia (Ed.). (2012). Perkonsil No.11 Tahun 2012 : Standar
Kompetensi Dokter Indonesia 2012. Jakarta: Konsil Kedokteran Indonesia
2. Budiyanto Arif, Widiatmaka W, Sudiono S, Mun’im TWA, Sidhi Hertian S. Ilmu
kedokteran forensik. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. 1997
3. Knight B. Forensic pathology. London: Edward Arnold, 1991; 1991;
4. Indonesia. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.7
5. Payne-James Payne, Jones Richard, Karch B Steven, Manlove John. Simpsons’s
forensic medicine 13th Edition: CRC Press; 2011
6. Shepherd Richard Shepherd, Simpson Keith. Simpson's forensic medicine 12th
edition: CRC Press; 2003.
7. Dewi S, Ratna Y. Burn Injury: General Concepts and Investigation Based on
Antemortem and Postmortem of Clinical Injury. E-Jurnal Medika Udayana.
2013;2(3):389–409.
8. Vij K. Textbook of Forensic Medicine & Toxicology: Principles & Practice.
Elsevier Health Sciences; 2014.