Anda di halaman 1dari 12

REFLEKSI KASUS

KEKERASAN TAJAM
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Salah Satu Syarat
Dalam Menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter
Bagian Ilmu Kedokteran Forensik RS Bhayangkara

Disusun Oleh :

Diani Retno Widyastuti (30101700049)


Pingkan Rizky A P S (30101607715)
Rahma Amalia Safitri (30101607722)

Pembimbing:

dr. Istiqomah, Sp. KF,SH.,M.H

KEPANITERAAN KLINIK ILMU FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

PERIODE 18 OKTOBER 2021 – 12 NOVEMBER 2021


Laporan Kasus: Kekerasan Tajam

dr. Istiqomah, Sp. KF,SH.,M.H, Diani Retno Widyastuti ,Pingkan Rizky A P S , Rahma
Amalia Safitri

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung, Departemen Forensik Dan


Medikolegal
Rumah Sakit Bhayangkara Semarang

PENDAHULUAN

A. Definisi
Traumatologi berasal dari kata trauma dan logos. Trauma berarti kekerasan
atas jaringan tubuh yang masih hidup, sedang logos berarti ilmu. Jadi
traumatologi merupakan ilmu yang mempelajari semua aspek yang berkaitan
dengan kekerasan terhadap jaringan tubuh manusia yang masih hidup.
Kekerasan tajam adalah adanya kekerasan terhadap jaringan tubuh akibat
benda tajam.

B. Ciri Trauma Tajam


Trauma tajam ialah suatu ruda paksa yang mengakibatkan luka pada
permukaan tubuh oleh benda-benda tajam. Ciri-ciri umum dari luka benda
tajam adalh sebagai berikut:
1) Garis batas luka biasanya teratur, tepinya rata dan sudutnya runcing
2) Bila ditautkan akan mejadi rapat (karena benda tersebut hanya
memisahkan , tidak menghancurkan jaringan) dan membentuk garis lurus
dari sedikit lengkung.
3) Tebing luka rata dan tidak ada jembatan jaringan.
4) Daerah di sekitar garis batas luka tidak ada memar.

C. Jenis Trauma Tajam


Trauma tajam dikenal dalam tiga bentuk pula yaitu luka iris atau luka sayat
(vulnus scissum), luka tusuk (vulnus punctum) dan luka bacok (vulnus
caesum).
1) Luka sayat (Cuts or incised wound)
Luka sayat ialah luka karena alat yang tepinya tajam dan timbulnya luka
oleh karena alat ditekan pada kulit dengan kekuatan relativ ringan
kemudian digeserkan sepanjang kulit sehingga syok traumatic tidak terjadi
kecuali ditimbulkan oleh factor – factor yang lain seperti perdarahan.
Komplikasi fatal dari luka iris yang paling sering terjadi adalah perdarahan
sepsis.

Luka iris pada kasus bunuh diri paling sering terjadi di kerongkongan dan
pergelangan tangan dan lengan bawah sisi fleksor. Seseorang biasanya
memegang senjata dengan tangan kanannya dan memulai irisan dari sisi
kiri ke sisi kanan, atau mungkin dia mengiris dari sisi kanan leher ke depan
dan ke bawah. Seseorang yang kidal akan mengiris dirinya dengan cara
yang sama , pada umumnya memulai irisan dari sisi kanan leher. Ciri luka
sayat:
 Pinggir luka rata
 Sudut luka tajam
 Rambut ikut terpotong
 Jembatan jaringan ( - )
 Biasanya mengenai kulit, otot, pembuluh darah, tidak sampai tulang

2) Luka tusuk (stab wound)


Luka tusuk ialah luka akibat alat yang berujung runcing dan bermata tajam
atau tumpul yang terjadi dengan suatu tekanan tegak lurus atau serong
pada permukaan tubuh. Efek yang terjadi pada luka tusuk tergantung dari
lokasinya pada tubuh. Luka dapat terjadi pada dada, abdomen tulang
belakang, leher, kepala dan ekstremitas. Contoh: Belati, bayonet, keris,
Clurit, Kikir. Tanduk kerbau
Ciri luka tusuk (misalnya senjata pisau / bayonet):
 Tepi luka rata
 Dalam luka lebih besar dari panjang luka
 Sudut luka tajam
 Sisi tumpul pisau menyebabkan sudut luka kurang tajam
 Sering ada memar / echymosis di sekitarnya

3) Luka bacok (chop wound)


Luka bacok ialah luka akibat benda atau alat yang berat dengan mata tajam
atau agak tumpul yang terjadi dengan suatu ayunan disertai tenaga yang
cukup besar. Contoh : pedang, clurit, kapak, baling-baling kapal.
Ciri luka bacok :
 Luka biasanya besar
 Pinggir luka rata
 Sudut luka tajam
 Hampir selalu menimbulkan kerusakan pada tulang, dapat
memutuskan bagian tubuh yang terkena bacokan
 Kadang-kadang pada tepi luka terdapat memar, aberasi
D. Perbedaan trauma tajam dan trauma tumpul

Trauma Tajam Tumpul


Bentuk Luka Teratur Tidak teratur
Tepi Luka Rata Tidak rata
Jembatan Jaringan Tidak ada Ada
Rambut Ikut terpotong Tidak ikut terpotong
Dasar Luka Berupa garis atau titik Tidak teratur
Sekitar Luka Tidak ada luka lain Ada luka lecet/memar

Kekerasan oleh benda keras dan tumpul dapat mengakibatkan berbagai macam
jenis luka, antara lain :
1) Memar (kontusi)
Memar merupakan salah satu bentuk luka yang ditandai oleh kerusakan
jaringan tanpa disertai diskontinuitas permukaan kulit. Kerusakan tersebut
disebabkan oleh pecahnya kapiler sehingga darah keluar dan meresap ke
jaringan di sekitarnya. Mula–mula terlihat pembengkakan, berwarna merah
kebiruan. Sesudah 4 sampai 5 hari berubah menjadi kuning kehijauan dan
sesudah lebih dari seminggu menjadi kekuningan. Pada orang yang
menderita penyakit defisiensi atau menderita kelainan darah, kerusakan
yang terjadi akibat trauma tumpul tersebut akan lebih besar dibandingkan
pada orang normal. Oleh sebab itu, besar kecilnya memar tidak dapat di
jadikan ukuran untuk menentukan besar kecilnya benda penyebabnya atau
keras tidaknya pukulan.
2) Luka lecet (abrasi)
Luka lecet adalah luka yang disebabkan oleh rusaknya atau lepasnya lapisan
luar dari kulit, yang ciri – cirinya adalah:
 Bentuk luka tidak teratur
 Batas luka tidak teratur
 Tepi luka tidak rata
 Kadang – kadang di temukan sedikit perdarahan
 Permukaannya tertutup oleh krusta ( serum yang telah mengering )
 Warna coklat kemerahan
 Pada pemeriksan mikroskopik terlihat adanya beberapa bagian yang
masih di tutupi epitel dan reaksi jaringan ( inflamasi )

3) Luka terbuka / robek (laserasi)


Luka terbuka / robek adalah luka yang disebabkan karena persentuhan
dengan benda tumpul dengan kekuatan yang mampu merobek seluruh
lapisan kulit dan jaringan di bawahnya, yang ciri–cirinya sebagai berikut :
 Bentuk garis batas luka tidak teratur dan tepi luka tak rata
 Bila ditautkan tidak dapat rapat ( karena sebagaian jaringan hancur )
 Tebing luka tak rata serta terdapat jembatan jaringan
 Di sekitar garis batas luka di temukan memar
 Lokasi luka lebih mudah terjadi pada daerah yang dekat dengan tulang
( misalnya daerah kepala, muka atau ekstremitas )

Karena terjadinya luka disebabkan oleh robeknya jaringan maka bentuk


dari luka tersebut tidak menggambarkan bentuk dari benda penyebabnya. Jika
benda tumpul yang mempunyai permukaan bulat atau persegi dipukulkan pada
kepala maka luka robek yang terjadi tidak berbentuk bulat atau persegi.
Kekerasan akibat benda tajam dapat menimbulkan luka yang bentuknya
tergantung dari cara benda tajam itu mengenai sasaran. Jika diiriskan akan
mengakibatkan luka iris, jika di tusukan akan mengakibatkan luka tusuk dan
jika di bacokan (di ayunkan dengan tenaga yang kuat) akan mengakibatkan
luka bacok.
Aspek hukum prosedur medikolegal
Prosedur medikolegal adalah tata cara atau prosedur penatalaksanaan dan
berbagai aspek yang berkaitan pelayanan kedokteran untuk kepentingan hukum. Secara
garis besar prosedur medikolegal mengacu kepada peraturan perundang-undangan yang
berlaku di Indonesia, dan pada beberapa bidang juga mengacu kepada sumpah dokter
dan etika kedokteran.
Ruang lingkup prosedur medikolegal adalah pengadaan visum et repertum,
pemberian keterangan ahli pada masa sebelum persidangan dan pemberian keterangan
ahli di dalam persidangan, kaitan visum et repertum dengan rahasia kedokteran,
penerbitan surat kematian dan surat keterangan medik, pemeriksaan kedokteran
terhadap tersangka (psikiatri forensik), dan kompetensi pasien untuk menghadapi
pemeriksaanpenyidik.
KESIMPULAN

- Luka adalah suatu keadaan ketidaksinambungan jaringan tubuh akibat


kekerasan.
- Mekanisme terjadinya luka bergantung pada efek dari kekuatan mekanis
benda yang berlebih pada jaringan tubuh dan menyebabkan penekanan,
penarikan, perputaran pada tubuh. Selain itu, terjadinya luka juga dipengaruhi
dari jenis benda apakah benda tajam atau tumpul dan target jaringannya.
- Secara mekanis, jenis penyebab luka dapat dibedakan atas luka tajam dan
luka tumpul. Luka tajam dapat menyebabkan luka iris, luka tusuk dan luka
bacok.
- Kekerasan akibat benda tajam dapat menimbulkan luka yang bentuknya
tergantung dari cara benda tajam itu mengenai sasaran. Jika diiriskan akan
mengakibatkan luka iris, jika di tusukan akan mengakibatkan luka tusuk dan
jika di bacokan (di ayunkan dengan tenaga yang kuat) akan mengakibatkan
luka bacok.
REFERENSI

1. Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.


Ilmu kedokteran forensik edisi pertama. Jakarta:Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; 1997;.
2. Sofwan D. Ilmu kedokteran forensik pedoman bagi dokter dan penegak
hukum. Semarang:Balai Penerbit Universitas Diponegoro; 2004
3. Dahlan, Sofwan. Pembuatan Visum Et Repertum. Badan Penerbit Universitas
Diponegoro. Semarang: 2003.
4. Sjamsuhidajat, Wim de Jong. Luka. Dalam: Buku Ajar Ilmu Bedah, Ed.2,
Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2004.
5. Apuranto, Hariadi. Luka tajam [online]. 2010. Available at:
www.fk.uwks.ac.id/elib/.../LUKA%20AKIBAT%20BENDA%20TAJAM.pdf
6. Idries, Abdul Mun'im. 1997. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Binarupa
Aksara: Jakarta 1997.

Anda mungkin juga menyukai