Anda di halaman 1dari 34

Traumatologi Akibat

Tawuran
Disusun oleh :
Sophia Devi Anggreani (2065050156)
Ruth Yosephine Grace Uly Maharani Manurung (2165050002)
Sifra Aprillia Fahira (2165050040)
Odi Kristian Sibarani (2165050024)
Charin Gressilia Purnamawan (2165050064)

Pembimbing :
AKBP dr. Andreas A.E. Lala, Sp.F

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK.I.R.SAID SUKANTO PERIODE 22 NOVEMBER 2021 -
06 JANUARI 2022
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA 2021
01
BAB 1
PENDAHULUAN
Kasus
Pada hari senin, 13 Desember 2021 terjadi tawuran antar pelajar yang terjadi di daerah cawang yang
mengakibatkan satu korban meninggal dan segera dilarikan ke RS.POLRI untuk dilakukan autopsi untuk
mencari penyebab kematian korban tersebut .
Deskripsi Luka
1. Pada sisi
LATAR BELAKANG MASALAH
Traumatologi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang luka dan cedera serta
hubungannya dengan berbagai kekerasan (ruda paksa). Luka merupakan suatu
kedtidaksinambungan jaringan tubuh akibat kekerasan. Berdasarkan sifat serta penyebabnya,
kekerasan dibedakan atas kekerasan yang bersifat mekanik yaitu kekerasan oleh benda tajam,
kekerasan oleh benda tumpul dan tembakan senjata api.

Tawuran merupakan suatu perkelahian atau tindak kekerasan yang dilakukan oleh
sekelompok atau suatu rumpun masyarakat, dimana tawuran terwujud karena ada rasa
solidaritas yang tinggi ditiap anggota kelompok serta meletus karena ada kepentingan yang
terlanggar oleh masing-masing pihak yang berasal dari kelompok berbeda.
TUJUAN

Mengetahui aspek traumatologi akibat peristiwa tawuran


02
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
TRAUMATOLOGI
Luka Luka adalah suatu keadaan ketidaksinambungan jaringan tubuh akibat
kekerasan.
LUKA AKIBAT BENDA TAJAM

BENDA TAJAM SEBAB KEMATIAN MACAM

● Perdarahan ● LUKA IRIS (INCISED WOUND)


Bermata tajam ● Sepsis ● LUKA BACOK(CHOP WOUND)
(mengiris) dan berujung ● Kerusakan organ ● LUKA TUSUK(STAB WOUND)
runcing (menusuk) vital
BENDA - BENDA TAJAM
Luka iris
Luka akibat persentuhan benda bermata tajam yang terjadi dengan tekanan ringan dan goresan pada
permukaan tubuh.

Ciri luka :
● Pinggir luka rata
● Sudut luka tajam
● Rambut ikut terpotong
● Biasanya mengenai kulit, otot,
pembuluh darah, dan tidak
sampai tulang
Luka Tusuk
Batasan : luka akibat benda/alat yang berujung runcing dan bermata tajam / tumpul yang terjadi dengan
suatu tekanan tegak lurus atau seorang dengan permukaan tubuh

Bentuk Luka:

1. Tergantung lokasi luka dan bentuk penampang alat penyebab luka


2. Pada kulit atau otot :
● Alat pisau:
- Arah sejajar serat elastis otot : seperti celah
- arah tegak lurus serat elasis/otot : bentuk luka menganga
- arah mirirng terhadap serat elastic/otot: bentuk luka simetris
● Alat ganco/lembing: bentuk luka: seperti celah bila luka di daerah pertemuan seraelastis/otot,
maka bentuk luka bulat (sesuai dengan penampang alat)
● Alat penampang segitiga / segiempat :bentuk luka binatang berkaki tiga/empat
Ciri-ciri luka tusuk: tergantung alatnya
bermata tajam/tidak; bila alat berujung
runcing & bermata tajam:

1. Tepi luka rata


2. Sudut luka tajam, pada sisi tumpul
dari alat, sudut luka karang tajam
3. Pada sisi tajam dari alat, rambut
ikut terpotong
4. Bila tusukan dilakukan sampai
pangkal pisau, kadang ditemukan
memar disekitar luka
5. Ukuran dalam luka lebih besar
daripada panjang luka
Luka Bacok
Luka Bacok adalah:luka akibat benda atau alat yang berat dengan mata tajam atau agak tumpul yang
terjadi dengan suatu ayunan disertai tenaga agak besar.

1. Ukuran biasanya besar


2. Tepi luka tergantung pada mata senjata: tajam atau kurang tajam. Makin tajam mata senjata yang
digunakan, tepi luka yang ditimbulkan makin rata
3. Sudut luka tergantung mata senjata yang digunakan
4. Hampir selalu menimbulkan kerusakan pada tulang, kadang-kadang bagian tbuh yang mengalami
bacokan ikut terputus
5. Dapat dijumpai memar atau lecet disekitar luka
Waktu Terjadinya Luka

1. Ante Mortem
2. Post Mortem
3. Umur Luka
LUKA ANTE MORTEM
A. JARINGAN MASIH HIDUP
B. ORGAN MASIH BERFUNGSI

Tanda Organ masih berfungsi :


Tanda Jaringan Masih Hidup a. Perdarahan hebat
a. Retraksi jaringan b. Emboli udara /v. Jugularis
b. Reaksi vaskuler eksterna
c. Reaksi mikroorganisme c. Emboli lemak
d. Reaksi biokimia d. Pneumothoraks
e. Emfisema kulit
A. Retraksi jaringan
a. Terjadi karena serabut-serabut elastis di bawah kulit terpotong dan kemudian
mengkerut sambil menarik kulit di atasnya. Jika arah luka memotong serabut secara
tegak lurus maka bentuk luka akan mengangga, tetapi jika arah luka sejajar dengan
serabut elastis maka bentuk luka tidak begitu menganga
B. Retraksi vaskuler
a. Pada trauma suhu panas, bentuk reaksi intravitalnya berupa: Eritema (kulit berwarna
kemerahan) dan vesikel atau bulla
b. Pada trauma benda keras dan tumpul, bentuk intravital berupa : Kontusio atau memar.
C. Reaksi mikroorganisme
Jika tubuh dari orang masih hidup mendapat trauma maka pada daerah tersebut akan terjadi
aktivitas biokimiawi berupa

a. Kenaikan kadar serotinin (kadar maksimal terjadi 10menit sesudah trauma).

b. Kenaikan kadar histamine (kadar maksimal terjadi 20-30 menit sesudah trauma)

c. Kenaikan kadar enzime yang terjadi beberapa jamsesudah trauma sebagai akibat dari
mekanisme pertahanan jaringan.
Organ dalam masih berfungsi saat terjadi trauma. Jika organ dalam (jantung atau paru) masih dalam keadaan
berfungsi ketika terjadi trauma maka tanda-tandanya antara lain :

● Perdarahan hebat (profuse bleeding)

Terjadi pada orang hidup akan menimbulkan perdarahan yang banyak sebab jantung masih bekerja
terus-menerus memompa darah lewat luka.Berbeda dengan trauma yang terjadi sesudah mati sebab keluarnya
darah secara pasif karena pengaruh gravitasisehingga jumlah lukanya tidak banyak. Perdarahan pada
lukaintravital dibagi 2, yaitu

a. Perdarahan internal :
Mudah dibuktikan karena darahtertampung dirongga badan (rongga perut, rongga panggul, rongga
dada, rongga kepala dan kantong perikardium) sehingga dapat diukur pada waktu otopsi.

b. Perdarahan eksternal :
Darah yang tumpah di tempatkejadian, yang hanya dapat disimpulkan jika padawaktu otopsi
ditemukan tanda-tanda anemis (muka danorgan-organ dalam pucat) disertai tanda-tanda limpamelisut,
jantung dan nadi utama tidak berisi darah.
● Emboli udara.
Terdiri atas emboli udara venosa (pulmoner) danemboli udara arterial (sistemik). Emboli udara venosa terjadi jika
lumen dari vena yang terpotong tidak mengalami kolap karena terfiksir dengan baik, seperti misalnya vena
jugulariseksterna atau subclavia. Udara akan masuk ketika tekanan di jantung kanan negatif. Gelembung udara
yang terkumpul di jantung kanan dapat terus menuju ke daerah paru-paru sehingga mengganggu fungsinya
● Emboli lemak.
Emboli lemak dapat terjadi pada trauma tumpulyang mengenai jaringan berlemak atau trauma yangmengakibatkan
patah tulang panjang. Akibatnya jaringan jaringan lemak akan mengalami pencairan dan kemudianmasuk kedalam
pembuluh darah vena yang pecah menujuatrium kanan, ventrikel kanan dan dapat terus menuju daerah paru-paru.
● Pneumotorak. Jika dinding dada menderita luka tembus atau paru-paru menderita luka, sementara paru-paru itu
sendiri tetap berfungsi maka luka berfungsi sebagai ventil. Akibatnya, udaraluar atau udara paru-paru akan masuk
ke rongga pleura setiapinspirasi. Semakin lama udara yang masuk ke rongga pleurasemakin banyak yang pada
akhirnya akan menghalangi pengembangan paru-paru sehingga pada akhirnya paru-parumenjadi kolap.
● Emfisema kulit krepitasi. Jika trauma pada dada mengakibatkantulang iga patah dan menusuk pau-paru maka pada
setiapekspirasi udara, paru-paru dapat masuk ke jaringan ikat di bawah kulit. Pada palpasi akan terasa ada krepitasi
disekitardaerah trauma. Keadaan seperti ini tidak mungkin terjadi jikatrauma terjadi sesudah orang meninggal
Umur luka
Untuk mengetahui kapan kapan terjadi kekerasan, perlu diketahui umur luka.Tidak ada satupun metode yang
digunakan untuk menilai dengan tepat kapansuatu kekerasan (baik pada korban hidup atau mati) dilakukan
mengingatadanya faktor individual, penyulit (misalnya infeksi, kelainan darah, atau penyakit defisiensi). Ada
beberapa cara yang dapat digunakan untukmemperkirakannya, yaitu dengan melakukan
Pemeriksaan Makroskopik.

● Pemeriksaan dengan mata telanjang atas luka dapat memperkirakan berapa umur luka tersebut.
● Pada korban hidup, perkiran dihitung darisaat trauma sampai saat diperiksa dan pada korban mati, mulai
darisaat trauma sampai saat kematiannya.
● Pada kekerasan dengan bendatumpul, umur luka dapat diperkirakan dengan mengamati perubahan-
perubahan yang terjadi. Mula-mula akan terlihat pembengkakan akibatekstravasai dan inflamasi, berwarna
merah kebiruan.
● Sesudah 4 sampai5 hari warna tersebut berubah menjadi kuning kehijauan dan sesudahlebih dari seminggu
menjadi kekuningan.
● Pada luka robek atau terbukadapat diperkirakan umurnya dengan mengamati perubahan- perubahannya.
Dalam selang waktu 12 jam sesudah trauma akanterjadi pembengkakan pada tepi luka.
● Selanjutnya kondisi luka akan didominasi oleh tanda-tanda inflamasi dan disusul tanda penyembuhan.
Pemeriksaan mikroskopik

● Perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopik pada korban mati. Selain berguna bagi penentuan intravitalitas
luka, juga dapat menentukan umur luka secara lebih teliti dengan mengamati perubahan-perubahan
histologiknya.
● Menurut Walcher, Robertson dan hodge, infiltrasi perivaskular dari lekosit polimorfnuklear dapat dilihat
dengan jelas pada kasus dengan periode-periode survival sekitar 4 jam atau lebih.
● Dilatasi kapiler dan marginasi sel lekosit mungkin dapat lebih dini lagi, bahkan beberapa menit sesudah
trauma. Pada trauma dengan iinflamasi aseptik, proses eksudasi akan mencapai puncaknya dalam waktu 48
jam.
● Biasanya sekitar 12 hari sesudah trauma, aktivitas sel-sel epitel dan jaringan di bawahnya mengalami regresi.
● Akibatnya jaringan epitelmengalami atrofi, vaskularisasi jeringan di bawahnya juga berkurangdiganti
serabut-serabut kolagen. Sampai beberapa minggu sesudah penyembuhannya, serabut elastis masih lebih
banyak dari jaringanyang tidak kena trauma.
● Perubahan histologik dari luka sangatdipengaruhi oleh ada tidaknya infeksi karena infeksi akan menghambat
proses penyembuhan luka.
UMUR LUKA
Hanya untuk memperikirakan umur luka
1. Pemeriksaan makroskopis
2. Pemeriksaan mikroskopis
3. Pemeriksaan histokimia
4. Pemeriksaan biokimia
CARA MELAKUKAN KEKERASAN
1. Diiriskan

Artinya mata tajam dari sejata tersebut di tekankan lebih dahulu ke suatu bagian dari tubuh dan kemudian digeser kearah
yang sesuai dari senjata. Luka yang di timbulkannya merupakan luka iris ( incised wound ) yang ciri – cirinya :

● Sesuai ciri – ciri umum luka akibat senjata tajam


● Panjang luka lebih besar dari dalamnya luka.

2. Ditusukan

Artinya bagian dari senjata tajam di tembakkan pada suatu bagian dari tubuh dengan arah tegak lurus atau miring kemudian
ditekan kedalam tubuh sesuai arah tadi. Luka –luka yang di timbulkannya merupakan luka tusuk ( stab wound ) yang ciri –
cirinya :

● Sesuai ciri –ciri umum luka akibat senjata tajam


● Dalam luka lebih besar dari panjangnya luka.
CARA MELAKUKAN KEKERASAN
3. Dibacokan

Mengandung perngertian bahwa senjata tajam yang ukurannya relatif besar dan diayunkan dengan tenaga yang kuat
sehingga mata tajam dari senjata tersebut mengenai suatu bagian dari tubuh. Tulang – tulang di bawahnya biasanya
berfungsi sebgai bantalan sehingga ikut luka. Luka yang di timbulkannya merupakan luka bacok ( chop wound )
yang ciri – cirinya :

● Sesuai ciri –ciri umum luka akibat senjata tajam


● Ukuran luka besar dan menganga
● Panjang luka kurang lebih sama dengan dalam luka
● Biasnya tulang tulang dibawahnya ikut menderita luka

Jika senjata yang di gunakan tidak begitu tajam maka disekitar garis batas luka terdapat memar.
CARA MELAKUKAN KEKERASAN
4. Ditembakan

Untuk senjata api, cara senjata itu di tembakan juga dapat di tentukan, yaitu :

a. Secara tegak lurus atau miring

b. Dengan jarak tembak tempel, dekat, sedang atau jauh

Jika di tembakan tegak lurus kearah permukaan tubuh maka ciri – cirinya :

a. Letak lubang luka terhadap cincin di tembakan secara miring ke arah permukaan tubuh maka ciri- cirinya :
● Letak lubang luka terhadap cincin lecet episentris.
CARA MELAKUKAN KEKERASAN
2) Jika di tembakan dengan jarak kontak maka luka yang terjadi mempunyai ciri – ciri :

● Bentuknya seperti bintang (cruriform).


● Terlihat memar berbetuk sirkuler akibat hentakan balik dari moncong senjata.

3) Jika di tembakan dengan jarak dekat ( 1 inci – 2 kaki ) maka ciri – ciri dari luka yang terjadi adalah :

● Berupa lubang berbentuk bulat yang di kelilingi cincin lecet


● Terdapat produk dari mesiu ( tattoo, sisa – sisa mesiu atau jelaga )

4) Jika di tembakan dengan jarak jauh ( lebih 2 kaki ) maka luka yang terjadi mempunyai ciri – ciri :

● Berupa lubang berbentuk bulat yang di kelilingi cincin lecet


● Tidak di temukan produk mesiu
03
BAB 3
Kesimpulan
● Traumatologi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang luka dan cedera
serta hubungannya dengan berbagai kekerasan (ruda paksa).
● Kelainan tubuh disebabkan persentuhan dengan benda/alat-alat bermata
tajam dan/atau berujung runcing sehingga kontinuitas jaringan rusak/hilang
Bermata tajam dapat mengiris, sedangkan ujung runcing dapat
menusuk/mengoyak.
● Macam-macam kelainan akibat benda tajam yaitu luka iris (incised Wound),
luka tusuk (Stab Wound) dan luka bacok (Chop Wound).
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
1. Aji DS. Kontrol Sosial Keluarga dan Kekerasan Kolektif : Studi Kasus Keterlibatan Pemuda dalma
Tawuran Warga di Johar Baru, Jakarta Pusat. Masyarakat Jurnal Sosiologi. 2017. 22(2): 160.
2. Nerchan E, Mallo JF, Mallo NTS. Pola Luka Pada Kematian Akibat Kekerasan Tajam Di Bagian Ilmu
Kedokteran Forensik dan Medikolegal RSUP Prof. DR. R. D Kandou Manado Periode 2013. Journal
e-Clinic. 2015. 3(2): 643-644.
3. Syarifah MC, Yudianto HA. Temuan Otopsi Pada Kasus Kekerasan Tajam. Prosiding Pertemuan
Ilmiah Tahunan. 2017. 199-200.
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai