Tawuran
Disusun oleh :
Sophia Devi Anggreani (2065050156)
Ruth Yosephine Grace Uly Maharani Manurung (2165050002)
Sifra Aprillia Fahira (2165050040)
Odi Kristian Sibarani (2165050024)
Charin Gressilia Purnamawan (2165050064)
Pembimbing :
AKBP dr. Andreas A.E. Lala, Sp.F
Tawuran merupakan suatu perkelahian atau tindak kekerasan yang dilakukan oleh
sekelompok atau suatu rumpun masyarakat, dimana tawuran terwujud karena ada rasa
solidaritas yang tinggi ditiap anggota kelompok serta meletus karena ada kepentingan yang
terlanggar oleh masing-masing pihak yang berasal dari kelompok berbeda.
TUJUAN
Ciri luka :
● Pinggir luka rata
● Sudut luka tajam
● Rambut ikut terpotong
● Biasanya mengenai kulit, otot,
pembuluh darah, dan tidak
sampai tulang
Luka Tusuk
Batasan : luka akibat benda/alat yang berujung runcing dan bermata tajam / tumpul yang terjadi dengan
suatu tekanan tegak lurus atau seorang dengan permukaan tubuh
Bentuk Luka:
1. Ante Mortem
2. Post Mortem
3. Umur Luka
LUKA ANTE MORTEM
A. JARINGAN MASIH HIDUP
B. ORGAN MASIH BERFUNGSI
b. Kenaikan kadar histamine (kadar maksimal terjadi 20-30 menit sesudah trauma)
c. Kenaikan kadar enzime yang terjadi beberapa jamsesudah trauma sebagai akibat dari
mekanisme pertahanan jaringan.
Organ dalam masih berfungsi saat terjadi trauma. Jika organ dalam (jantung atau paru) masih dalam keadaan
berfungsi ketika terjadi trauma maka tanda-tandanya antara lain :
Terjadi pada orang hidup akan menimbulkan perdarahan yang banyak sebab jantung masih bekerja
terus-menerus memompa darah lewat luka.Berbeda dengan trauma yang terjadi sesudah mati sebab keluarnya
darah secara pasif karena pengaruh gravitasisehingga jumlah lukanya tidak banyak. Perdarahan pada
lukaintravital dibagi 2, yaitu
a. Perdarahan internal :
Mudah dibuktikan karena darahtertampung dirongga badan (rongga perut, rongga panggul, rongga
dada, rongga kepala dan kantong perikardium) sehingga dapat diukur pada waktu otopsi.
b. Perdarahan eksternal :
Darah yang tumpah di tempatkejadian, yang hanya dapat disimpulkan jika padawaktu otopsi
ditemukan tanda-tanda anemis (muka danorgan-organ dalam pucat) disertai tanda-tanda limpamelisut,
jantung dan nadi utama tidak berisi darah.
● Emboli udara.
Terdiri atas emboli udara venosa (pulmoner) danemboli udara arterial (sistemik). Emboli udara venosa terjadi jika
lumen dari vena yang terpotong tidak mengalami kolap karena terfiksir dengan baik, seperti misalnya vena
jugulariseksterna atau subclavia. Udara akan masuk ketika tekanan di jantung kanan negatif. Gelembung udara
yang terkumpul di jantung kanan dapat terus menuju ke daerah paru-paru sehingga mengganggu fungsinya
● Emboli lemak.
Emboli lemak dapat terjadi pada trauma tumpulyang mengenai jaringan berlemak atau trauma yangmengakibatkan
patah tulang panjang. Akibatnya jaringan jaringan lemak akan mengalami pencairan dan kemudianmasuk kedalam
pembuluh darah vena yang pecah menujuatrium kanan, ventrikel kanan dan dapat terus menuju daerah paru-paru.
● Pneumotorak. Jika dinding dada menderita luka tembus atau paru-paru menderita luka, sementara paru-paru itu
sendiri tetap berfungsi maka luka berfungsi sebagai ventil. Akibatnya, udaraluar atau udara paru-paru akan masuk
ke rongga pleura setiapinspirasi. Semakin lama udara yang masuk ke rongga pleurasemakin banyak yang pada
akhirnya akan menghalangi pengembangan paru-paru sehingga pada akhirnya paru-parumenjadi kolap.
● Emfisema kulit krepitasi. Jika trauma pada dada mengakibatkantulang iga patah dan menusuk pau-paru maka pada
setiapekspirasi udara, paru-paru dapat masuk ke jaringan ikat di bawah kulit. Pada palpasi akan terasa ada krepitasi
disekitardaerah trauma. Keadaan seperti ini tidak mungkin terjadi jikatrauma terjadi sesudah orang meninggal
Umur luka
Untuk mengetahui kapan kapan terjadi kekerasan, perlu diketahui umur luka.Tidak ada satupun metode yang
digunakan untuk menilai dengan tepat kapansuatu kekerasan (baik pada korban hidup atau mati) dilakukan
mengingatadanya faktor individual, penyulit (misalnya infeksi, kelainan darah, atau penyakit defisiensi). Ada
beberapa cara yang dapat digunakan untukmemperkirakannya, yaitu dengan melakukan
Pemeriksaan Makroskopik.
● Pemeriksaan dengan mata telanjang atas luka dapat memperkirakan berapa umur luka tersebut.
● Pada korban hidup, perkiran dihitung darisaat trauma sampai saat diperiksa dan pada korban mati, mulai
darisaat trauma sampai saat kematiannya.
● Pada kekerasan dengan bendatumpul, umur luka dapat diperkirakan dengan mengamati perubahan-
perubahan yang terjadi. Mula-mula akan terlihat pembengkakan akibatekstravasai dan inflamasi, berwarna
merah kebiruan.
● Sesudah 4 sampai5 hari warna tersebut berubah menjadi kuning kehijauan dan sesudahlebih dari seminggu
menjadi kekuningan.
● Pada luka robek atau terbukadapat diperkirakan umurnya dengan mengamati perubahan- perubahannya.
Dalam selang waktu 12 jam sesudah trauma akanterjadi pembengkakan pada tepi luka.
● Selanjutnya kondisi luka akan didominasi oleh tanda-tanda inflamasi dan disusul tanda penyembuhan.
Pemeriksaan mikroskopik
● Perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopik pada korban mati. Selain berguna bagi penentuan intravitalitas
luka, juga dapat menentukan umur luka secara lebih teliti dengan mengamati perubahan-perubahan
histologiknya.
● Menurut Walcher, Robertson dan hodge, infiltrasi perivaskular dari lekosit polimorfnuklear dapat dilihat
dengan jelas pada kasus dengan periode-periode survival sekitar 4 jam atau lebih.
● Dilatasi kapiler dan marginasi sel lekosit mungkin dapat lebih dini lagi, bahkan beberapa menit sesudah
trauma. Pada trauma dengan iinflamasi aseptik, proses eksudasi akan mencapai puncaknya dalam waktu 48
jam.
● Biasanya sekitar 12 hari sesudah trauma, aktivitas sel-sel epitel dan jaringan di bawahnya mengalami regresi.
● Akibatnya jaringan epitelmengalami atrofi, vaskularisasi jeringan di bawahnya juga berkurangdiganti
serabut-serabut kolagen. Sampai beberapa minggu sesudah penyembuhannya, serabut elastis masih lebih
banyak dari jaringanyang tidak kena trauma.
● Perubahan histologik dari luka sangatdipengaruhi oleh ada tidaknya infeksi karena infeksi akan menghambat
proses penyembuhan luka.
UMUR LUKA
Hanya untuk memperikirakan umur luka
1. Pemeriksaan makroskopis
2. Pemeriksaan mikroskopis
3. Pemeriksaan histokimia
4. Pemeriksaan biokimia
CARA MELAKUKAN KEKERASAN
1. Diiriskan
Artinya mata tajam dari sejata tersebut di tekankan lebih dahulu ke suatu bagian dari tubuh dan kemudian digeser kearah
yang sesuai dari senjata. Luka yang di timbulkannya merupakan luka iris ( incised wound ) yang ciri – cirinya :
2. Ditusukan
Artinya bagian dari senjata tajam di tembakkan pada suatu bagian dari tubuh dengan arah tegak lurus atau miring kemudian
ditekan kedalam tubuh sesuai arah tadi. Luka –luka yang di timbulkannya merupakan luka tusuk ( stab wound ) yang ciri –
cirinya :
Mengandung perngertian bahwa senjata tajam yang ukurannya relatif besar dan diayunkan dengan tenaga yang kuat
sehingga mata tajam dari senjata tersebut mengenai suatu bagian dari tubuh. Tulang – tulang di bawahnya biasanya
berfungsi sebgai bantalan sehingga ikut luka. Luka yang di timbulkannya merupakan luka bacok ( chop wound )
yang ciri – cirinya :
Jika senjata yang di gunakan tidak begitu tajam maka disekitar garis batas luka terdapat memar.
CARA MELAKUKAN KEKERASAN
4. Ditembakan
Untuk senjata api, cara senjata itu di tembakan juga dapat di tentukan, yaitu :
Jika di tembakan tegak lurus kearah permukaan tubuh maka ciri – cirinya :
a. Letak lubang luka terhadap cincin di tembakan secara miring ke arah permukaan tubuh maka ciri- cirinya :
● Letak lubang luka terhadap cincin lecet episentris.
CARA MELAKUKAN KEKERASAN
2) Jika di tembakan dengan jarak kontak maka luka yang terjadi mempunyai ciri – ciri :
3) Jika di tembakan dengan jarak dekat ( 1 inci – 2 kaki ) maka ciri – ciri dari luka yang terjadi adalah :
4) Jika di tembakan dengan jarak jauh ( lebih 2 kaki ) maka luka yang terjadi mempunyai ciri – ciri :