Atas permintaan tertulis dari penyidik, dilakukan autopsi terhadap satu jenazah
berjenis kelamin laki-laki, berusia 35 tahun. Berdasarkan keterangan yang
tercantum di Surat Permintaan Visum (SPV), jenazah tersebut merupakan korban
dugaan penembakan oleh orang tidak dikenal. Di TKP tidak ditemukan peluru
maupun genangan darah.
• Kaku mayat: terdapat pada rahang, siku dan pergelangan tangan, lutut dan
pergelangan kaki, jari-jari tangan dan kaki, sukar dilawan.
• Histopatologi : tampak sinusoid pada organ hepar dan limpa hanya berisi
sedikit eritrosit.
A. KATA KUNCI
o Kaku mayat: terdapat pada rahang, siku dan pergelangan tangan, lutut
dan pergelangan kaki, jari-jari tangan dan kaki, sukar dilawan.
B. PERTANYAAN
C. JAWABAN PERTANYAAN
Pemeriksaan autopsi
a. Autopsi Luar
Luka Tembak
Jumlah :1
Ukuran : 1 cm
b. Autopsi Dalam
• Tampak perdarahan massif pada daerah peritoneum
• Ruptur Lien
c. Pemeriksaan penunjang
Radiologi
Terdapat 1 buah peluru pada columna
vertebra
Histopatologi
Tampak sinusoid pada organ hepar dan
limpa hanya berisi sedikit eritrosit
Definisi
Penyebab dari kematian adalah luka, penyakit, atau kombinasi dari
keduanya yang memulai rangkaian gangguan fisiologis yang, tidak peduli
seberapa singkat atau lama, mengakibatkan penghentian fatal dari kehidupan
individu. Penyebab kematian harus etiologi spesifik. Penyebab kematian
dapat dibagi menjadi penyebab langsung kematian dan penyebab antara
kematian. Penyebab langsung kematian adalah penyakit atau cedera yang ada
pada saat kematian yang menyebabkan kematian seseorang. Penyebab antara
kematian adalah proses alami penyakit asli, cedera, atau peristiwa yang
menyebabkan serangkaian kondisi dalam waktu yang tidak terbatas yang
akhirnya menyebabkan kematian individu. Cara kematian mengacu pada
mode di mana penyebab kematian muncul, dan dapat muncul sebagai alam,
kecelakaan, bunuh diri, atau pembunuhan. Jika ada informasi yang tidak
memadai setelah penyelidikan menyeluruh, mungkin tepat untuk label cara
kematian sebagai yang belum dapat ditentukan.
Penyebab kematian adalah kondisi yang tidak wajar atau
prosespenyakit, kelainan, cedera atau keracunan yang langsung atau tidak
langsung mengarah ke kematian. Ini terdiri dari entitas diagnostik, yang
merupakan istilah tunggal atau istilah komposit yang digunakan untuk
menggambarkan penyakit, sifat cedera, atau kondisi yang tidak wajar lainnya.
Penyebab langsung kematian adalah kondisi yang mengarah langsung mati
dan dilaporkan pada baris (a) di Bagian I. Penyebab antara kematian adalah
setiap penyebab intervensi kematian yang terjadi antara penyebab langsung
dan penyebab yang mendasari kematian.
Pada baris (b) melaporkan penyakit, cedera, atau komplikasi, jika ada,
yang memunculkan penyebab langsung kematian dilaporkan pada baris (a).
Jika ini pada gilirannya dihasilkan dari kondisi lebih lanjut, mencatat bahwa
kondisi pada baris (c). Jika ini pada gilirannya dihasilkan dari kondisi lebih
lanjut, mencatat bahwa kondisi pada baris (d). Untuk banyak kondisi yang
terlibat, menulis urutan penuh, satu syarat per baris, dengan kondisi terbaru di
bagian atas, dan penyebab kematian yang dilaporkan pada baris terendah
digunakan di Bagian I. Jika lebih dari empat baris yang dibutuhkan ,
menambahkan baris tambahan (tulisan '' karena '' antara kondisi pada baris
yang sama adalah sama dengan menggambar garis tambahan) daripada
menggunakan ruang di Bagian II untuk melanjutkan urutan. Sertifikasi
berikut ini adalah contoh di mana baris tambahan diperlukan.
Bagian I:
untuk urutan kejadian yang menyebabkan kematian, ditulis terbalik mulai
dari penyebab kematian langsung di I (a); dan Bagian II : Untuk kondisi lain
yang berkontribusi
- Bagian I
Mulai dari I (a) yaitu penyakit atau kondisi yang secara langsung
menyebabkan kematian. Disini bukan ditulis tentang cara sekaratnya, namun
penyakit, luka, atau komplikasi yang menyebabkan kematian.
Harus selalu didahului dengan I (a)
Jika kondisi di I (a) merupakan konsekuensi dari kondisi lain, tulis hal itu di I
(b). Dan jika kondisi ini disebabkan lagi oleh kondisi lain yang lebih jauh,
tulis kondisi ini di I (c).
Konsekwensi fatal ini tidak selalui terdiri dari tiga kondisi: Jika kondisi di I
(a) dan I (b) merupakan penyebab yang mendsari, jangan masukkan apapun
lagi di bagia pertama. Dan jika urutan penyebab lebih dari tiga tingkat, baris
tambahan bisa ditambahkan di bagian oertama
Bagaimanapun juga banyak kondisi yang terlibat, tuliskan urutannya secara
lengkap, satu kondisi perbaris, dengan kondisi terbaru berada di paling atas,
dan kondisi paling awal (keadaan yang mengawali rangkainan kejadian antara
normal dan kematian) ditulis paling bawah.
Kata “diakibatkan oleh (atau sebagai konsekuensi dari)”, yang di cetak
diantara baris bagian pertama, berlaku tidak hanya berlaku untuk dasar
etiologi dan patologi, tetapi juga untuk urutan di mana kondisi yg diyakini
menjadi jalan bagi penyebab lebih langsung kerusakan jaringan atau
gangguan fungsi, bahkan setelah interval yang lama.
Pada kasus kecelakaan , keracunan, atau kekerasan, masukkan deskripsi
singkat dari penyebab eksternal dalam baris tepat di bawah deskripsi tipe luka
atau racun.
Jika penyebab kematian langsung muncul akibat ketcelakaan dan kesalahan
selama proses pengobatan, masukkan juga kedalam tulisan prosedur atau
pengobatan ma na yang menyebabkan kondisi tersebut.(Dokter spesialis tentu
saja harus mematuhi pengaturan lokal untuk kematian akibat kekerasan atau
lainnya kepada pihak berwajib.)
Normalnya kondisi pada baris paling bawah pada bagian pertama diambil
sebagai penyebab kematian yang mendasari pada statistik.
- Bagian II
Bagian II dari sertifikat kematian mencatat semua penting lainnya atau iuran
penyakit atau kondisi yang hadir pada saat kematian, tetapi tidak langsung
mengarah pada penyebab kematian yang tercantum dalam Bagian I.
Dimasukkan berdasarkan urutan signifikannnya, penyakit atau kondisi lain
yang yang diduga memiliki pengaruh dalam menimbulkan rangkaian proses
tersebut juga berkontribusi terhadap hasil akhir yang fatal tetapi tidak
berkaitan langsung dengan penyakit atau kondisi yang secara langsung
menyebabkan kematian.
Akan ada kasus-kasus yang sulit untuk menentukan apakah suatu kondisi
yang menyebabkan kematian relevan untuk dicatat sebagai penyebab
kematian pada bagian I atau sebagai kondisi yang berkontribusi pada bagian
II. Kondisi pada bagian I harus mewakili sebuah rangkaian proses sehingga
setiap kondisi adalah akibat dari keadaan yang terjadi tepat di bawahnya. Jika
suatu kondisi tidak sesuai dengan urutan tersebut, maka pertimbangkan hal
tersebut sebagai kondisi di bagian II.
Dalam sertifikasi penyebab kematian untuk Bagian II, penyakit, kelainan,
cedera atau efek akhir keracunan, diyakini memiliki terpengaruh orang yg
meninggal harus dilaporkan, termasuk: Penggunaan alkohol dan / atau zat
lain; Riwayat merokok; Faktor lingkungan, seperti paparan asap beracun,
sejarah bekerja di industri pertambangan, dll .; kehamilan terbaru, jika
diyakini telah memberi kontribusi pada kematian; Efek Akhir cedera;
Informasi bedah, jika berlaku; dan Setiap penyebab iatrogenik. (6)
Nama lain livor mortis ini antara lain lebam mayat, post mortem lividity, post
mortem hypostatic, post mortem sugillation, danvibices. Livor mortis adalah
suatu bercak atau noda besar merah kebiruan atau merah ungu (livide) pada
lokasi terendah tubuh mayat akibat penumpukan eritrosit atau stagnasi darah
karena terhentinya kerja pembuluh darah dan gaya gravitasi bumi, bukan
bagian tubuh mayat yang tertekanoleh alas keras.
Bercak tersebut mulai tampak oleh kita kira-kira 20-30 menit pasca kematian
klinis. Makin lama bercak tersebut makin luas dan lengkap, akhirnya menetap
kira-kira 8-12 jam pasca kematian klinis (Idries, 1997).
Kaku mayat atau rigor mortis adalah kekakuan yang terjadi pada otot yang
kadang-kadang disertai dengan sedikit pemendekan serabut otot, yang terjadi
setelah periode pelemasan/ relaksasi primer; hal mana disebabkan oleh karena
terjadinya perubahan kimiawi pada protein yang terdapat dalam serabut-
serabut otot (Gonzales, 1954).
Algor mortis adalah penurunan suhu tubuh mayat akibat terhentinya produksi
panas dan terjadinya pengeluaran panas secara terus menerus. Pengeluaran
panas tersebut disebabkan perbedaan suhu.
d. Pembusukan
Bakteri ini menghasilkan asam lemak dan gas pembusukan berupa H2S, HCN,
dan AA. H2S akan bereaksi dengan hemoglobin (Hb) menghasilkan HbS yang
berwarna hijau kehitaman. Syarat terjadinya degradasi jaringan yaitu adanya
mikroorganisme dan enzim proteolitik. Proses pembusukan telah terja
disetelah kematian seluler dan baru tampak oleh kita setelah kira-kira 24 jam
kematian. Kita akan melihatnya pertama kali berupa warna kehijauan (HbS) di
daerah perut kanan bagian bawah yaitu dari sekum (caecum). Lalu menyebar
keseluruh perut dan dada dengan disertai bau busuk.
D. Kesimpulan