FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA Makassar, 25 Juli 2022
LAPORAN PBL
MODUL 1
“LUKA/TRAUMA”
Kelompok: 14 A
Disusun Oleh:
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
Skenario 1.3
Seorang laki-laki berusia 29 tahun datang ke UGD RS diantar oleh temannya. Berdasarkan
keterangan teman pasien, pasien merupakan korban dari aksi pembegalan sekitar rumah
setengah jam yang lalu. Pada pemeriksaan di ugd ditemukan luka sebagai berikut. Setelah
dilakukan pemeriksaan fisik di sarankan untuk dilakukan pemeriksaan penunjang dan di
lakukan perawatan.
KATA SULIT
-
KALIMAT KUNCI
- laki-laki, 29 tahun.
- Datang ke UGD RS.
- Mengalami aksi pembegalan sekitar rumah setengah jam yang lalu.
- Ditemukan luka seperti pada gambar.
PERTANYAAN
1. Bagaimana jenis- jenis luka dan deskripsi luka yang ditemukan pada pasien terkait
skenario ?
2. Bagaimana patomekanisme terjadinya luka atau trauma yang dialami pasien ?
3. Bagaimana derajat keparahan luka sesuai pada skenario ?
4. Bagaimana kemungkinan agen penyebab luka/trauma berdasarkan skenario ?
5. Bagimana multiple cause of damage yang terjadi pada skenario ?
6. Apa diagnosis sesuai skenario ?
7. Bagaimana contoh visum et repertum sesuai korban pada skenario ?
8. Komplikasi apa yang terjadi berdasarkan letak luka pada pasien ?
9. Perspektif islam berdasarkan skenario ?
JAWABAN PERTANYAAN
1. Bagaimana jenis jenis luka dan deskripsi dari luka yang ditemukan pada pasien?
Jenis penyebab trauma
- Kekerasan mekanik
- Kekerasan fisika
- Kekerasan kimia
- Kekerasan senjata api
Cara melakukan kekerasan
- Diiriskan
- Ditusukkan
- Dibacokkan
- Ditembakkan
Cara melakukan kekerasan mekanik :
- Benda tajam
- Benda tumpul
- Benda mudah pecah
Jenis Luka
Robekan
pada kulit
Panjang Dalam luka Panjang Pecahnya mengenai Kerusakan
luka sama lebih dari luka lebih pembuluh lapisan bagian
dengan darah jaringan
panjang dari dalam epidermis
dermis dan
dalam luka luka luka dibawah kulit
epidermis
kulit bahkan otot
Deskripsi luka:
a. Jumlah luka : 1 buah luka terbuka
b. Lokasi : terdapat satu buah luka pada bagian dada kiri atas.
1. Letak axis : tidak bisa di hitung karena pada foto tidak terlihat garis tengah
tubuh.
2. Letak ordinat : luka berada di bagian dada kiri atas 65 mm jaraknya kebawah
dari bahu kiri
3. Regio : hemithoraks sinistra superior.
c. Ukuran luka : panjang 1 cm, lebar (+/-)7mm
d. Jenis luka : luka tusuk
e. Bentuk luka : luka tembus berbentuk lonjong seperti celah dan jika tautkan rapat
merupakan garis lurus yang arahnya mendatar
f. Karakteristik luka :
1. Warna : merah
2. Tepi luka : regular
3. Batas luka : tegas
4. Ujung luka : salah satu ujung runcing dan ujung lainnya tumpul
5. Jembatan jaringan : tidak ada
6. Dasar luka : tidak terlihat dari pemeriksaan luar
7. Tebing luka : terdiri atas jaringan kulit
8. Daerah sekitar luka : tidak tampak kelainan pada daerah sekitar luka
Penentuan derajat luka atau kualifikasi luka dapat dilihat pada bagian
kesimpulan VeR secara implisit membedakan derajat perlukaan yang dialami korban
menjadi luka ringan, luka sedang, dan luka berat..
Luka ketiga (golongan A/ luka Berat),
yaitu luka yang mengakibatkan luka berat sehingga terhalang dalam
menjalankan jabatan/ pekerjaan/aktivitas. Berhubungan dengan luka berat,
menentukan, luka berat pada tubuh adalah: penyakit atau luka yang tak dapat
diharapkan akan sembuh lagi secara sempurna, atau luka yang dapat mendatangkan
bahaya maut; terus menerus tidak cakap lagi melakukan jabatan atau pekerjaan; tidak
lagi memiliki salah satu pancaindera; kudung (rompong), lumpuh, berubah pikiran
(akal) lebih dari empat minggu lamanya; membunuh anak dari kandungan ibu.
Klasifikasi luka derajat ketiga
Luka berat berarti:
a. Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan akan sembuh sama
sekali, atau yang menimbulkan bahaya maut.
b. Tidak mampu terus-menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau pekerjaan
pencarian;
c. Kehilangan salah satu pancaindera;
d. Mendapat cacat berat;
e. Menderita sakit lumpuh;
f. Terganggunya daya pikir selama empat minggu lebih;
g. Gugur atau matinya kandungan seorang perempuan
Pada skenario didapatkan 1 luka tusuk pada bagian dada kiri atas dan
berdasarkan patomekanisme yang sudah dijelaskan bahwa luka tusuk tersebut
dapat menyebabkan kematian maka luka tusuk pada skenario masuk kedalam
derajat luka berat.
Penyeb
ab
kontrib
usi
PRO JUSTITIA
No. Surat Keterangan VeR: VeR /387 /III/ 2022 / Forensik
Akar C3, C4, dan C5 berkontribusi untuk membentuk saraf frenikus. Ini bertanggung
jawab untuk suplai motorik dan sensorik ke diafragma, serta untuk output simpatik.
Saraf frenikus berjalan di anterior ke arteri subklavia, tetapi di posterior ke vena
subklavia
- Sensorik
Cabang kutaneus pleksus serviks mengirimkan informasi sensorik dari kulit leher,
bagian superior toraks, dan kulit kepala. Saraf ini muncul dari titik yang sama pada
aspek posterior sternokleidomastoid, yang dikenal sebagai titik Erb. Ada beberapa
cabang:
Nervus aurikularis mayor C2 dan C3 naik ke anterior aurikula dan
mempersarafi kulit di atas kelenjar parotis, prosesus mastoideus, dan kulit dari
kelenjar parotid ke prosesus mastoideus.
Nervus servikal transversus, C2 dan C3, menonjol ke posterior dan
membungkus di sekitar anterior untuk mensuplai kulit regio servikal anterior.
Saraf supraklavikula, dari C3 dan C4, turun dari sternokleidomastoid posterior
dan memberikan informasi sensorik dari kulit di atas klavikula dan bahu.
Pleksus brakialis terbentuk dari rami ventral C5 hingga C8, serta T1. Pleksus menonjol ke
lateral, di depan iga pertama, tetapi di belakang klavikula, ke regio aksila. Pleksus dibagi
menjadi beberapa bagian melalui beberapa anastomosis dari lima akar saraf menjadi tiga
batang, enam divisi, tiga kabel, dan akhirnya, lima cabang. Output akhir paling baik
dijelaskan oleh lokasi dari mana mereka muncul dari pleksus, daripada hanya berdasarkan
fungsi motorik/sensoriknya karena beberapa saraf membawa kedua jenis informasi
tersebut.
- Roots
Akar C4 dan C5 menimbulkan saraf skapula dorsal yang memasok rhomboids
dan levator skapula.
C5, seperti disebutkan sebelumnya, bersama dengan C3 dan C4, berkontribusi
pada saraf frenikus yang mempersarafi diafragma.
Akar C5, C6, dan C7 menghasilkan saraf toraks panjang, yang bertanggung
jawab untuk mengendalikan serratus anterior.
- Batang
Dari batang atas C5 dan C6 menimbulkan saraf ke subklavius, dan saraf
supraskapular, yang masing-masing memasok otot subklavius, dan otot supra dan
infraspinatus.
- Cords
Dari korda lateral, C5, C6, dan C7 mempersarafi otot pektoralis mayor dan
minor, melalui nervus pektoralis lateral dan medial, serta nervus
coracobrachialis, brachialis, dan biceps brachii, melalui nervus
muskulokutaneus. Saraf muskulokutaneus memberikan sensasi pada kulit
lengan bawah lateral.
Dari C5 dan C6, saraf subskapularis atas dan bawah mempersarafi bagian atas
dan bawah subskapularis. Nervus subscapularis bawah juga mempersarafi
nervus teres mayor.
Selain itu, dari C5 dan C6, saraf aksilaris mempersarafi fungsi motorik deltoid
dan teres minor, serta aspek sensorik kulit di atasnya, saraf kutaneus lateral
superior lengan, dan kulit bahu dan lengan lateral. .
9. Perspektif islam berdasarkan skenario?
QS. Al-Ahzab.33: 58
Artinya :
“Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa
kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul
kebohongan dan dosa yang nyata.”
Dari Abu Said Sa'd bin Malik bin Sinan al-Khudri Radhyallahu anhu, Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Tidak boleh ada bahaya dan tidak boleh
membahayakan orang lain.”
Hadits ini diriwayatkan oleh:
1. Malik dalam al-Muwaththa' (11/571, no. 31).
2. Ad-Daraquthni (111/470, no. 4461).
3. Al-Baihaqi (V1/69).
4. Al-Hakim (11/57-58).
Dalam riwayat al-Hakim dan al-Baihaqi ada tambahan,
“Barangsiapa membahayakan orang lain, maka Allah akan membalas bahaya
kepadanya dan barangsiapa menyusahkan atau menyulitkan orang lain, maka Allah
akan menyulitkannya."
Hadits ini dinilai hasan oleh an-Nawawi rahimahullah dalam al-Arba’în, Ibnu Rajab
rahimahullah dalam Jâmi’ul ‘Ulûm wal Hikam, dan Syaikh al-Albâni rahimahullah
dalam Silsilatul Ahâdîtsish Shahîhah (no. 250), Irwâ-ul Ghalîl (no. 896), dan Shahîh
Kitâbil Adzkâr wa Dha’îfuhu (II/985, no.981/1247).
DAFTAR PUSTAKA
1. Trisnadi, Setyo. Traumatologi Forensik . Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan
Agung
2. Gani, M Husni, dr DSF. Ilmu Kedokteran Forensik. Fakultas kedokteran Universitas
Andalas : Padang
3. Amir, A., 2008. Rangkaian Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi Ketiga. Medan: FK USU.
4. Surya, T. and Priyanto, M.H., 2019. PERAN KEDOKTERAN FORENSIK DALAM
PENGUNGKAPAN KASUS PEMBUNUHAN SATU KELUARGA DI BANDA ACEH.
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala, 19(1), pp.45-50.
5. Situmorang TG. Prevelensi taruma mekanik pada korban hidup di rsud dr. r. R djoelham
binjai tahun 2019.
6. Mathius Denny. 2021. Multiple Cause Of Death (MCOD)/Damage. Bahan Ajar Fakultas
Kedokteran Uniersitas Muslim Indonesia.
7. Gani, M.Husni, dr. DSF. IImu Kedokteran Forensik. Fakultas Kedokteran Universitas
Andalas : Padang.
8. https://almanhaj.or.id/12328-tidak-boleh-membahayakan-orang-lain-2.html.
9. Review of : William H. Blahd Jr. MD, FACEP - Emergency Medicine & Adam Husney
MD - Family Medicine & Kathleen Romito MD - Family Medicine & Martin J. Gabica
MD - Family Medicine
10. Kahn, April. 2019. “Cuts and Puncture Wounds”,
https://www.healthline.com/health/cuts-and-puncture-wounds, diakses pada 25 Juli 2022
pukul 23.30
11. Casal D, Cunha T, Pais D, Iria I, Angélica-Almeida M, Millan G, Videira-Castro J,
Goyri-O'Neill J. A stab wound to the axilla illustrating the importance of brachial plexus
anatomy in an emergency context: a case report. J Med Case Rep. 2017 Jan 4;11(1):6.
doi: 10.1186/s13256-016-1162-6. PMID: 28049512; PMCID: PMC5209886.
12. Waxenbaum JA, Reddy V, Bordoni B. Anatomy, Head and Neck, Cervical Nerves.
[Updated 2021 Jul 26]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing; 2022 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538136/