Anda di halaman 1dari 20

BLOK FORENSIK & MEDIKOLEGAL

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA Makassar, 25 Juli 2022

LAPORAN PBL
MODUL 1
“LUKA/TRAUMA”

Kelompok: 14 A

Tutor: dr.Amrizal Muchtar, M.Kes,Ph.D


dr. Inna Mutmainnah Musa, M.Biomed

Disusun Oleh:

Ahmad Naufal Aswan (11020190112)


Hilda (11020190114)
Rana Raihanah Azzahra (11020190116)
Riski Iswanto (11020190118)
A.Ahmad Khaidir Agussalim (11020190120)
Ahmad Said Fadillah (11020190122)
Indri Afiska (11020190124)
Gadis Mutmainnah Helmi (11020190126)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
Skenario 1.3
Seorang laki-laki berusia 29 tahun datang ke UGD RS diantar oleh temannya. Berdasarkan
keterangan teman pasien, pasien merupakan korban dari aksi pembegalan sekitar rumah
setengah jam yang lalu. Pada pemeriksaan di ugd ditemukan luka sebagai berikut. Setelah
dilakukan pemeriksaan fisik di sarankan untuk dilakukan pemeriksaan penunjang dan di
lakukan perawatan.

KATA SULIT
-

KALIMAT KUNCI
- laki-laki, 29 tahun.
- Datang ke UGD RS.
- Mengalami aksi pembegalan sekitar rumah setengah jam yang lalu.
- Ditemukan luka seperti pada gambar.
PERTANYAAN
1. Bagaimana jenis- jenis luka dan deskripsi luka yang ditemukan pada pasien terkait
skenario ?
2. Bagaimana patomekanisme terjadinya luka atau trauma yang dialami pasien ?
3. Bagaimana derajat keparahan luka sesuai pada skenario ?
4. Bagaimana kemungkinan agen penyebab luka/trauma berdasarkan skenario ?
5. Bagimana multiple cause of damage yang terjadi pada skenario ?
6. Apa diagnosis sesuai skenario ?
7. Bagaimana contoh visum et repertum sesuai korban pada skenario ?
8. Komplikasi apa yang terjadi berdasarkan letak luka pada pasien ?
9. Perspektif islam berdasarkan skenario ?

JAWABAN PERTANYAAN
1. Bagaimana jenis jenis luka dan deskripsi dari luka yang ditemukan pada pasien?
Jenis penyebab trauma
- Kekerasan mekanik
- Kekerasan fisika
- Kekerasan kimia
- Kekerasan senjata api
Cara melakukan kekerasan
- Diiriskan
- Ditusukkan
- Dibacokkan
- Ditembakkan
Cara melakukan kekerasan mekanik :
- Benda tajam
- Benda tumpul
- Benda mudah pecah

Ciri ciri luka tajam :


- Garis batas luka rata dan teratur
- Bila kedua batas luka ditautkan rapat membentuk garis
- Tebing luka rata
- Bentuknya : Luka iris, luka tusuk, luka bacok
1. Luka iris
Ciri ciri kekerasan tajam, panjang luka > dalam luka
2. Luka tusuk
Ciri ciri kekerasan tajam, dalam luka > panjang luka
3. Luka bacok
Ciri ciri kekerasan tajam, tulang ikut pecah, panjang luka sama dengan dalam
luka
Algoritma Luka sesuai dengan scenario

Jenis Luka

Luka terbuka Luka tertutup

Benda tajam Benda tumpul

Luka Luka Luka Luka Luka Luka


bacok tusuk iris memar robek lecet

Robekan
pada kulit
Panjang Dalam luka Panjang Pecahnya mengenai Kerusakan
luka sama lebih dari luka lebih pembuluh lapisan bagian
dengan darah jaringan
panjang dari dalam epidermis
dermis dan
dalam luka luka luka dibawah kulit
epidermis
kulit bahkan otot
Deskripsi luka:
a. Jumlah luka : 1 buah luka terbuka
b. Lokasi : terdapat satu buah luka pada bagian dada kiri atas.
1. Letak axis : tidak bisa di hitung karena pada foto tidak terlihat garis tengah
tubuh.
2. Letak ordinat : luka berada di bagian dada kiri atas 65 mm jaraknya kebawah
dari bahu kiri
3. Regio : hemithoraks sinistra superior.
c. Ukuran luka : panjang 1 cm, lebar (+/-)7mm
d. Jenis luka : luka tusuk
e. Bentuk luka : luka tembus berbentuk lonjong seperti celah dan jika tautkan rapat
merupakan garis lurus yang arahnya mendatar
f. Karakteristik luka :
1. Warna : merah
2. Tepi luka : regular
3. Batas luka : tegas
4. Ujung luka : salah satu ujung runcing dan ujung lainnya tumpul
5. Jembatan jaringan : tidak ada
6. Dasar luka : tidak terlihat dari pemeriksaan luar
7. Tebing luka : terdiri atas jaringan kulit
8. Daerah sekitar luka : tidak tampak kelainan pada daerah sekitar luka

2. Bagaimana patomekanisme terjadi luka/trauma pada pasien?


Luka tusuk (vulnus punctum) yang memiliki gambaran terputusnya jaringan
berpinggiran rata dengan sisi kedalaman luka lebih besar dari panjang serta lebar luka
disebabkan oleh mekanisme tekanan dan kecepatan yang kuat dari permukaan paling
kecil benda tajam.
a. Apabila luka karena benda tajam mengenai dada kiri dan sampai ke jantungakan
menyebabkan perdarahan yang hebat. Perdarahan ini apabila terjadi terus-
menerus dalam waktu yang lama akan menimbulkan suatu keadaan yang disebut
syok hipovolemik. Yaitu suatu keadaan dimana terganggunya system sirkulasi
akibat dari volume darah dalam pembuluh darah yang berkurang. Perdarahan
yang terjadi akan menurunkan tekanan pengisian pembuluh darah rata-rata dan
menurunkan aliran darah balik ke jantung. Hal inilah yang menimbulkan
penurunan curah jantung. Curah jantung yang rendah dibawah normal akan
menimbulkan beberapa kejadian pada beberapa organ, yaitu Ketika curah jantung
turun tahanan vaskuler sistemik akan berusaha untuk meningkatkan tekanan
sistemik guna menyediakan perfusi yang cukup bagi jantung dan otak melebihi
jaringan lain. Kebutuhan energi untuk pelaksanaan metabolisme di jantung dan
otak sangata tinggi tetapi kedua sel organ itu tidak mampu menyimpan cadangan
energi. Sehingga keduanya sangat bergantung pada ketersediaan oksigen dan
nutrisi tetapi sangat rentang bila terjadi iskemia yang berat untuk waktu yang
melebihi kemampuan toleransi jantung dan otak. Ketika tekanan arterial rata-
ratan (mean arterial presure / MAP) jatuh hingga < 60mmHg maka aliran ke
organ akan turun drastis dan fungsi sel disemua organakan terganggu. Apabila hal
ini terus-menerus terjadi maka akan menimbulkan suatu yang disebt "gagal
sirkulasi" dan akan menimbulkan kematian. Seperti yang kita ketahui di rongga
toraks terdapat 2 organ vital yang sangat penting yaitu jantung dan paru-paru.
Apabila luka tusuk mengenai daerah dada (toraks) maka apabila mengenai
jantung maka akan menimbulkan kegagalan sirkulasi yang dapat mengancam
jiwa seseorang.
b. Pada kasus yang didapatkan lokasi luka tusuk terdapat  didada kiri bagian atas,
maka organ yang dapat mengenai lokasi tersebut kemungkinan mengenai paru-
paru.  Jika terkena paru-paru , maka akan menghambat sistem pernafasan. Hal ini
dapat terjadi apabila setelah terjadi luka, kemungkinan terjadi perdarahan dan
darah akan terakumulasi di paru-paru yang dapat menimbulkan haemotorax.
Dimana haemotorax ini dapat mengganggu pengembangan dari paru yang
akhirnya secara tidak langsung akan mengganggu pengambilan O2 sehingga
terjadi gagal nafas dimana system pernapasan tidak mampu  untuk
mempertahankan suatu keadaan pertukaran udara antara atmosfer dengan sel-sel
tubuh yang sesuai dengan kebutuhan tubuh normal. dan akhirnya menyebabkan
hypoxia dan apabila terjadi dalam waktu yang cukup lama dapat mengakibatkan
terjadinya iskemia pada berbagai organ dan berujung pada kematian.

3. Bagaimana derajat keparahan luka sesuai pada skenario ?

Penentuan derajat luka atau kualifikasi luka dapat dilihat pada bagian
kesimpulan VeR secara implisit membedakan derajat perlukaan yang dialami korban
menjadi luka ringan, luka sedang, dan luka berat..
Luka ketiga (golongan A/ luka Berat),
yaitu luka yang mengakibatkan luka berat sehingga terhalang dalam
menjalankan jabatan/ pekerjaan/aktivitas. Berhubungan dengan luka berat,
menentukan, luka berat pada tubuh adalah: penyakit atau luka yang tak dapat
diharapkan akan sembuh lagi secara sempurna, atau luka yang dapat mendatangkan
bahaya maut; terus menerus tidak cakap lagi melakukan jabatan atau pekerjaan; tidak
lagi memiliki salah satu pancaindera; kudung (rompong), lumpuh, berubah pikiran
(akal) lebih dari empat minggu lamanya; membunuh anak dari kandungan ibu.
Klasifikasi luka derajat ketiga
Luka berat berarti:
a. Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan akan sembuh sama
sekali, atau yang menimbulkan bahaya maut.
b. Tidak mampu terus-menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau pekerjaan
pencarian;
c. Kehilangan salah satu pancaindera;
d. Mendapat cacat berat;
e. Menderita sakit lumpuh;
f. Terganggunya daya pikir selama empat minggu lebih;
g. Gugur atau matinya kandungan seorang perempuan

Pada skenario didapatkan 1 luka tusuk pada bagian dada kiri atas dan
berdasarkan patomekanisme yang sudah dijelaskan bahwa luka tusuk tersebut
dapat menyebabkan kematian maka luka tusuk pada skenario masuk kedalam
derajat luka berat.

4. Bagaimana kemungkinan agen penyebab luka/trauma berdasarkan skenario?


Trauma Tajam Trauma tajam didefinisikan sebagai cedera yang diakibatkan
oleh instrumen dengan ujung atau ujung tipis, seperti pisau, botol kaca pecah, pecah
jendela kaca, gunting, mata gergaji, kapak, parang dan sebagainya. Trauma tajam
ditandai dengan pemisahan traumatis yang relatif baik pada jaringan, terjadi ketika
benda tajam atau runcing bersentuhan dengan kulit dan jaringan di bawahnya. Tiga
subtipe spesifik dari trauma tajam, yaitu: luka tusuk (stab wound), luka gores/iris
(incised wound), dan luka potong (chop wound):
a. Luka Iris (Incised wound)
Luka iris, merupakan luka yang dhasilkan ketika suatu benda dengan ujung yang
tajam membuat kontak dengan kulit (dengan atau tanpa jaringan di bawahnya),
dengan arah gaya dalam kaitannya dengan kulit yang terjadi pada arah tangensial
lebih atau kurang. Meskipun pisau merupakan senjata utama yang sering digunakan
dalam menghasilkan sebagian besar luka irisan yang dijumpai pada sebagian besar
praktik forensik, benda apa pun dengan ujung yang tajam dapat mengakibatkan luka
irisan. Contohnya termasuk pisau cukur, pecahan kaca, gunting, kawat berduri, dan
pemotong kotak. Banyak dari luka-luka yang dihasilkan oleh alat-alat ini sangat mirip
dengan luka yang dihasilkan oleh pisau. Karateristik dari luka iris, yaitu:
1. Margin Tepi terpotong bersih dan tegas. Tepinya bebas dari kontusio dan lecet.
Luka keriput diproduksi di tempat kulit keriput (yaitu lipatan) dan lebih dari satu
sayatan luka terlihat.
2. Lebar Lebar lebih besar dari tepi senjata yang disebabkan oleh karena retraksi
jaringan.
3. Panjang Panjang lebih besar dari lebar dan kedalamannya dan tidak ada
hubungannya dengan ujung tombak senjata.
4. Bentuk Biasanya berbentuk spindel karena retraksi yang hebat di tepi bagian
tengah tepi di tengah.
5. Kedalaman dan arah Biasanya lebih dalam diawal, kecuali dalam kasus bunuh
diri dengan cedera penggorokan tenggorokan, dengan potongan ragu-ragu di
awal. Ini dikenal sebagai kepala luka. Menjelang selesai, potongan menjadi
semakin dangkal, yang dikenal sebagai ekor luka. Akibatnya, kedalaman dari
luka yang diiris dengan ekor luka akan menunjukkan arah dari mana gaya
diterapkan.
6. Perdarahan Saat pembuluh darah terpotong bersih, maka akan terjadi perdarahan
yang lebih.
7. Potongan miring Jika mata/ujung senjata masuk dengan miring, jaringan akan
terlihat pada satu margin dan margin lainnya akan rusak.
Gambar 1. Luka Iris (Incised wound)

b. Luka Tusuk (Stab Wound)


Luka tusuk merupakan luka yang disebabkan oleh benda runcing, biasanya
memiliki ujung yang tajam, ketika benda tersebut dipaksa masuk ke kulit (dan
jaringannya di bawahnya) dengan arah gaya dalam sudut tegak lurus yang kurang
lebih dengan kulit. Luka tusuk biasanya lebih dalam (melalui kulit dan ke dalam
tubuh) daripada luka iris (pada permukaan kulit). Secara klinis, luka tusuk dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu:
1. Luka tembus (penetrating): senjata masuk ke tubuh menghasilkan hanya satu
luka, yaitu luka masuk.
2. Luka perforasi (perforating): senjata masuk ke salah satu sisi tubuh akan
keluar melalui sisi tubuh yang lain, menghasilkan dua luka:
a) Luka masuk: masuk ke dalam tubuh dengan luka yang lebih besar.
b) Luka keluar: keluar dari dalam tubuh dengan luka yang lebih kecil.
Luka tususk memiliki tepi luka yang terlihat bersih, biasanya tidak ada abrasi atau
memar pada tepi luka. Tetapi bila penetrasi penuh, abrasi yang terpola atau memar
akan bisa dihasilkan oleh pangkal senjata yang menyerang kulit. Tepi luka tusuk
terlihat teratur, tajam dan jelas. Luka tusuk memiliki panjangnya sedikit kurang dari
lebar senjata karena peregangan kulit. Kemudian kedalaman luka tusuk adalah
dimensi terbesar dari tikaman luka. Kedalaman sesuai dengan panjang badan pisau
dari senjata yang memasuki tubuh, ketika keseluruhan panjang senjata memasuki
tubuh, tetapi belum menghasilkan luka keluar. Contoh alat: belati, bayonet, pedang,
keris, clurit, pecahan kaca, busur, obeng, benda-benda berujung runcing dengan
penampang bulat/persegi empat/segitiga, misalnya kikir, tanduk kerbau, dan lainnya.
Gambar 2. Luka Tusuk (Stab wound)

c. Luka Bacok (Chop wound)


Luka bacok paling baik dianggap sebagai kombinasi dari cedera tumpul dan
cedera tajam yang dihasilkan oleh benda yang relatif tajam yang dipegang dengan
kekuatan yang luar biasa. Senjata yang digunakan sering kali memiliki berat yang
cukup besar dan bergerak dengan kecepatan tinggi. Karena jumlah kekuatan yang
lebih besar, luka bacok memiliki ciri-ciri baik ciri cedera tajam maupun cedera
tumpul. Dengan demikian, luka bacok sering memiliki lecet dan memar marginal, dan
kadang-kadang laserasi. Senjata yang biasanya digunakan adalah kapak, pedang atau
parang daging.Dimensi luka sesuai dengan penampang dari pisau penembus. Tepi
lukanya tajam, dan mungkin menunjukkan abrasi, memar dan beberapa laserasi
dengan kemungkinan cedera parah pada organ yang mendasarinya.

Gambar 3. Luka Bacok (Chop Wound)


5. Bagimana multiple cause of damage yang terjadi pada skenario ?
Format Multiple Cause of Damage/Disease (MCODamage/Disease)
menggunakan
proximus morbus approach

Temuan Jejas/Penyakit (Damage/Disease) ICD-10

A-1 Penyebab langsung jejas/penyakit ICD-10

A-2 Penyebab antara ICD-10


Penyeb
ab
utama

Penyeb
ab
kontrib
usi

CODamage bersasarkan skenario:


Current finding : sebuah luka tusuk pada dada sebelah kiri
A1 : kerusakan jaringan kulit, lemak, otot
A2 : trauma benda tajam bermata satu
B : tidak ada

6. Apa diagnosis sesuai skenario?


Berdasarkan deskripsi luka yang telah dibahas sebelumnya maka dapat disimpulkan
bahwa diagnosa dari pasien tersebut adalah Luka Tusuk akibat benda tajam bermata 1.
Hal tersebut dapat dibuktikan dengan melihat bentuk luka yang tampak berbentuk lonjong
seperti celah, dan jika tautkan rapat merupakan garis lurus yang arahnya mendatar dan
salah satu ujung luka runcing.

7. Bagaimana contoh visum et repertum sesuai korban pada skenario?

SURAT KETERANGAN VISUM ET REPERTUM


KORBAN HIDUP
Departemen Kedokteran Forensik & Medikolegal (KFM)
Fakultas Kedokteran UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
RS Pendidikan UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Jl. Tamalanrea No. 90 Makassar – Indonesia

PRO JUSTITIA
No. Surat Keterangan VeR: VeR /387 /III/ 2022 / Forensik

I. Surat Permintaan VeR————————————————————————————


a) Nomor Surat Permintaan VeR :B/26/III/2022/Reskrim ………………………
b) Tanggal dan Waktu SPV diterima :Dua puluh Satu Juli Dua Ribu Dua Puluh Dua
Pukul Sembilan Waktu Indonesia Bagian
Tengah…………………………………………
c) Pihak yang membuat SPV :Kepolisian Republik Indonesia Daerah Kota
Makassar Jalan Jendral Ahmad Yani Nomor
Sembilan Makassar Penyidik Atas Nama Ajun
Komisaris Besar Polisi……………………….
d) Jenis pemeriksaan yang diminta :Pemeriksaan Medis Atau Perawatan Dan
Dibuatkan Visum et Repertum………………
II. Laporan Visum et Repertum——————————————————————————
a) Tempat, Tanggal, dan Waktu Pemeriksaan :Di Rumah Sakit Ibnu Sina Dua Puluh
Satu Juli Dua Ribu Dua Puluh Dua
Pukul Sembilan Waktu Indonesia Bagian
Tengah………………………
a) IdentitasPasien/Korban
(KTP/SIM/Paspor/SPV)*………………………………………………………..
1. Nama : Kevin Sanjaya………………………………………………
2. Tanggal Lahir/Umur : Dua Juli Seribu Sembilan Ratus Sembilan Puluh Tujuh/ Dua
Puluh Sembilan tahun………………..
3. Alamat : toddopuli XXII blok 35 no. 89…………………………………
4. No. Bukti Identitas : 7310104401010002……………………………………………
c) Hasil Pemeriksaan…………………………………………………………………………………
1. Anamnesis : tidak ada…………………………………………………………
2. Pemeriksaan Fisis………………………………………………………………………………
(a) Kesadaran : Tidak Sadar saat di bawa ke Rumah Sakit……………………
(b) Denyut nadi : Delapan Puluh Kali Per Menit ………………………………..
(c) Pernapasan : Dua Puluh Empat Kali Per Menit……………………………..
(d) Tekanan darah : Seratus Dua Puluh Per Delapan Puluh Milimeter
Hektogram……………………………………………
(e) Suhu tubuh : Tiga Puluh Enam Koma Lima Derajat Celsius………………
(f) Pakaian : Kemeja Berwarna Abu-Abu Dan Celana Kain Berwarna
Hitam………………………..
(g) Tinggi badan : Seratus Lima Puluh Lima Sentimeter ……………………….
(di ukur setelah pasien sadar)………………………………..
(h) Berat badan : Lima Puluh Kilogram…………………………………………..
(i) Ciri khusus : Tidak Ada………………………………………………………..
(j) Kepala: : Tidak Ada Kelainan……………………………………………..

(k) Wajah : Tidak Ada Kelainan……………………………….


(l) Leher : Tidak Ada Kelainan……………………………….
(m) Bahu : Tidak Ada Kelainan………………………………….
(n) Dada : Ditemukan satu buah luka tusuk di dada kiri atas.
Ukuran luka dengan Panjang 1 sentimter dan lebar 7 milimeter.Terlihat luka
dengan batas yang jelas dan bentuk yang tidak teratur. Warna luka terlihat merah.
Luka tampak dalam dengan sudut yang tumpul……………………………
(o) Punggung :Tidak Ada Kelainan………………………………….
(p) Perut :Tidak Ada Kelainan………………………………….
(q) Pinggang :Tidak Ada Kelainan……………………………………….
(r) Bokong :Tidak Ada Kelainan………………………………….
(s) Dubur :Tidak Ada Kelainan…………………………………….
(t) Alat kelamin :Tidak Ada Kelainan……………………………….
(u) Anggota gerak atas :TidakAdaKelainan……………………………………….
(v) Anggota gerak bawah :Tidak Ada Kelainan…………………………………….
3. PemeriksaanPenunjang………………………………………………………………………
(a) Laboratorium :Tidak Ada………………………………………………..
(b) Radiologi :Tidak Ada………………………………………………..
(c) Odontogram :Tidak Ada………………………………………………..
(d) Lain-lain :Tidak Ada………………………………………………
4. Ringkasan Pemeriksaan :Berdasarkan hasil pemeriksaan pada pasien laki-laki
bernama Kevin Sanjaya, berusia dua puluh Sembilan
tahun Korban tidak sadar dengan tanda tanda vital
dalam batas normal. menggunakan kemeja berwarna
abu abu dan celana kain berwarna hitam dengan tinggi
badan seratus lima puluh lima sentimeter dan berat
badan lima puluh kilogram ditemukan sebuah luka
tusuk di dada kiri atas berbentuk tidak teratur dan
berbatas tegas berwarna merah dengan ukuran
Panjang 1 sentimeter dan lebar 7 milimeter…………
*coret yang tidak perlu
5. Diagnosis Kerja (ICD coding)—————————————————————————
Damage : Sebuah luka tusuk di dada kiri atas….
Penyebab damage langsung (A-1) : Kerusakan lapisan kulit……………………………
Penyebab antara (A-2) : pecahnya pembuluh darah kulit…………………
Penyebab yang mendasari (A-3) : Trauma benda tajam………………………………
Keadaan morbid lain yang tidak berhubungan dengan penyebab utama tersebut (A),
namun berkontribusi terhadap damage tersebut:
Keadaan morbid lain (B-1) : …………………………………………
Keadaan morbid lain (B-2) : …………………………………………
Keadaan morbid lain (B-n) : …………………………………………
6. Pengobatan dan Tindakan : Perawatan luka………………………………
7. Prognosis dari penyakit/damage : Baik…………………………………………
8. Kesimpulan : Telah dilakukan pemeriksaan korban hidup atas
nama Kevin Sanjaya usia dua puluh Sembilan tahun, didapatkan satu buah luka tusuk
pada dada kiri atas berukuran Panjang 1 sentimeter dan lebar 7 milimeter akibat
trauma benda tajam.....................................................................

III. Penutup -————————————————————————————————


Demikian surat keterangan ini dibuat berdasarkan dengan penguraian yang sejujur-
jujurnya dan menggunakan pengetahuan yang sebaik-baiknya serta mengingat
sumpah pada saat menerima jabatan.
—————————————————————————————————————————

a) Tempat dan Tanggal dikeluarkan Surat Visum et Repertum: Rumah Sakit Ibnu Sina pada
tanggal dua puluh satu juli dua ribu dua puluh dua…………………..
a) Nama lengkap dan Nomor Induk Kepegawaian dokter/dokter gigi yang diberi wewenang
pelayanan Kesehatan :dr.Gadis Mutmainnah Helmi …………………
b) Jabatan dan kompetensi dari (b) :Dokter Unit Gawat Darurat…………………
c) Tanda tangan :

IV. Lampiran Pemeriksaan————————————————————


a) Lampiran Hasil Pemeriksaan Klinis : Tidak Ada…………………………………
b) Lampiran Pemeriksaan Toksikologi : Tidak Ada…………………………………
c) Lampiran Pemeriksaan Histopatologi : Tidak Ada…………………………………
d) Lampiran Foto : Satu buah foto berwarna………………
e) Lampiran Video : Tidak Ada………………………………
f) Lampiran lain-lain : Tidak Ada………………………………
(Akhir dari surat keterangan)

8. Komplikasi apa yang terjadi berdasarkan letak luka pada pasien?


Luka tusuk adalah luka yang disebabkan oleh benda tajam dan runcing yang
menembus kulit. Luka tusukan biasanya lebih sempit dan lebih dalam daripada luka
atau goresan. Banyak orang secara tidak sengaja mendapatkan luka tusukan dengan
barang-barang rumah tangga atau pekerjaan, peralatan pekarangan, atau saat
mengoperasikan mesin.
Kemungkinan komplikasi dari luka sayat atau tusukan meliputi:
 infeksi luka
 infeksi darah, atau sepsis
 ganggren
 amputasi
 hilangnya fungsi di area luka
 kerusakan saraf
 kerusakan organ
Fungsi dari Cervical Flexus yang memiliki kemungkinan berkaitan dengan scenario :
Fungsi pleksus serviks adalah untuk memberikan kontrol otot rangka leher dan batang
tubuh bagian atas serta memberikan sensasi kulit ke bagian oksiput, leher, dan bahu.
Nervus oksipitalis mayor berasal dari nervus servikal kedua yang tidak bergantung pada
pleksus servikal.
Penting untuk dicatat bahwa input dan output dapat bervariasi pada setiap individu, dan
oleh karena itu, sumber yang berbeda dapat menawarkan deskripsi yang berbeda.
- Motorik

Akar C3, C4, dan C5 berkontribusi untuk membentuk saraf frenikus. Ini bertanggung
jawab untuk suplai motorik dan sensorik ke diafragma, serta untuk output simpatik.
Saraf frenikus berjalan di anterior ke arteri subklavia, tetapi di posterior ke vena
subklavia

- Sensorik
Cabang kutaneus pleksus serviks mengirimkan informasi sensorik dari kulit leher,
bagian superior toraks, dan kulit kepala. Saraf ini muncul dari titik yang sama pada
aspek posterior sternokleidomastoid, yang dikenal sebagai titik Erb. Ada beberapa
cabang:
 Nervus aurikularis mayor C2 dan C3 naik ke anterior aurikula dan
mempersarafi kulit di atas kelenjar parotis, prosesus mastoideus, dan kulit dari
kelenjar parotid ke prosesus mastoideus.
 Nervus servikal transversus, C2 dan C3, menonjol ke posterior dan
membungkus di sekitar anterior untuk mensuplai kulit regio servikal anterior.
 Saraf supraklavikula, dari C3 dan C4, turun dari sternokleidomastoid posterior
dan memberikan informasi sensorik dari kulit di atas klavikula dan bahu.

Pleksus brakialis terbentuk dari rami ventral C5 hingga C8, serta T1. Pleksus menonjol ke
lateral, di depan iga pertama, tetapi di belakang klavikula, ke regio aksila. Pleksus dibagi
menjadi beberapa bagian melalui beberapa anastomosis dari lima akar saraf menjadi tiga
batang, enam divisi, tiga kabel, dan akhirnya, lima cabang. Output akhir paling baik
dijelaskan oleh lokasi dari mana mereka muncul dari pleksus, daripada hanya berdasarkan
fungsi motorik/sensoriknya karena beberapa saraf membawa kedua jenis informasi
tersebut.
- Roots
 Akar C4 dan C5 menimbulkan saraf skapula dorsal yang memasok rhomboids
dan levator skapula.
 C5, seperti disebutkan sebelumnya, bersama dengan C3 dan C4, berkontribusi
pada saraf frenikus yang mempersarafi diafragma.
 Akar C5, C6, dan C7 menghasilkan saraf toraks panjang, yang bertanggung
jawab untuk mengendalikan serratus anterior.
- Batang
Dari batang atas C5 dan C6 menimbulkan saraf ke subklavius, dan saraf
supraskapular, yang masing-masing memasok otot subklavius, dan otot supra dan
infraspinatus.

- Cords
 Dari korda lateral, C5, C6, dan C7 mempersarafi otot pektoralis mayor dan
minor, melalui nervus pektoralis lateral dan medial, serta nervus
coracobrachialis, brachialis, dan biceps brachii, melalui nervus
muskulokutaneus. Saraf muskulokutaneus memberikan sensasi pada kulit
lengan bawah lateral.
 Dari C5 dan C6, saraf subskapularis atas dan bawah mempersarafi bagian atas
dan bawah subskapularis. Nervus subscapularis bawah juga mempersarafi
nervus teres mayor.

Selain itu, dari C5 dan C6, saraf aksilaris mempersarafi fungsi motorik deltoid
dan teres minor, serta aspek sensorik kulit di atasnya, saraf kutaneus lateral
superior lengan, dan kulit bahu dan lengan lateral. .
9. Perspektif islam berdasarkan skenario?

QS. Al-Ahzab.33: 58

Artinya :
“Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa
kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul
kebohongan dan dosa yang nyata.”

Dari Abu Said Sa'd bin Malik bin Sinan al-Khudri Radhyallahu anhu, Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Tidak boleh ada bahaya dan tidak boleh
membahayakan orang lain.”
Hadits ini diriwayatkan oleh:
1. Malik dalam al-Muwaththa' (11/571, no. 31).
2. Ad-Daraquthni (111/470, no. 4461).
3. Al-Baihaqi (V1/69).
4. Al-Hakim (11/57-58).
Dalam riwayat al-Hakim dan al-Baihaqi ada tambahan,
“Barangsiapa membahayakan orang lain, maka Allah akan membalas bahaya
kepadanya dan barangsiapa menyusahkan atau menyulitkan orang lain, maka Allah
akan menyulitkannya."
Hadits ini dinilai hasan oleh an-Nawawi rahimahullah dalam al-Arba’în, Ibnu Rajab
rahimahullah dalam Jâmi’ul ‘Ulûm wal Hikam, dan Syaikh al-Albâni rahimahullah
dalam Silsilatul Ahâdîtsish Shahîhah (no. 250), Irwâ-ul Ghalîl (no. 896), dan Shahîh
Kitâbil Adzkâr wa Dha’îfuhu (II/985, no.981/1247).
DAFTAR PUSTAKA
1. Trisnadi, Setyo. Traumatologi Forensik . Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan
Agung
2. Gani, M Husni, dr DSF. Ilmu Kedokteran Forensik. Fakultas kedokteran Universitas
Andalas : Padang
3. Amir, A., 2008. Rangkaian Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi Ketiga. Medan: FK USU.
4. Surya, T. and Priyanto, M.H., 2019. PERAN KEDOKTERAN FORENSIK DALAM
PENGUNGKAPAN KASUS PEMBUNUHAN SATU KELUARGA DI BANDA ACEH.
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala, 19(1), pp.45-50.
5. Situmorang TG. Prevelensi taruma mekanik pada korban hidup di rsud dr. r. R djoelham
binjai tahun 2019.
6. Mathius Denny. 2021. Multiple Cause Of Death (MCOD)/Damage. Bahan Ajar Fakultas
Kedokteran Uniersitas Muslim Indonesia.
7. Gani, M.Husni, dr. DSF. IImu Kedokteran Forensik. Fakultas Kedokteran Universitas
Andalas : Padang.
8. https://almanhaj.or.id/12328-tidak-boleh-membahayakan-orang-lain-2.html.
9. Review of : William H. Blahd Jr. MD, FACEP - Emergency Medicine & Adam Husney
MD - Family Medicine & Kathleen Romito MD - Family Medicine & Martin J. Gabica
MD - Family Medicine
10. Kahn, April. 2019. “Cuts and Puncture Wounds”,
https://www.healthline.com/health/cuts-and-puncture-wounds, diakses pada 25 Juli 2022
pukul 23.30
11. Casal D, Cunha T, Pais D, Iria I, Angélica-Almeida M, Millan G, Videira-Castro J,
Goyri-O'Neill J. A stab wound to the axilla illustrating the importance of brachial plexus
anatomy in an emergency context: a case report. J Med Case Rep. 2017 Jan 4;11(1):6.
doi: 10.1186/s13256-016-1162-6. PMID: 28049512; PMCID: PMC5209886.
12. Waxenbaum JA, Reddy V, Bordoni B. Anatomy, Head and Neck, Cervical Nerves.
[Updated 2021 Jul 26]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing; 2022 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538136/

Anda mungkin juga menyukai