Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam menyelesaikan suatu perkara terutama suatu tindak pidana, tidak
jarang penyidik membutuhkan bantuan para ahli dalam bidang pengetahuan
masing-masing. Bilamana bantuan ini berhubungan dengan bidang kedokteran,
maka sudah selayaknya bahwa yang diminta bantuan adalah seorang dokter.
Salah satu peranan dokter dilapangan adalah ikut menegakkan dan membela
kebenaran serta keadillan yang diwujudkan dalam visum et repertum. Tidak
jarang dokter dihadapkan untuk ikut memeriksa korban yang menderita luka atas
permintaan penyidik.
Suatu luka dapat didefinisikan sebagai rusaknya jaringan tubuh yang
disebabkan oleh suatu trauma. Ada bermacam-macam penyebab luka, yaitu yang
disebabkan oleh tembakan, aliran listrik, persentuhan dengan benda tumpul,
benda tajam, bahan kimia, dan sebagainya. Tindakan kriminal yang disertai
dengan senjata tajam sering terjadi, hal ini sering berkaitan dengan mudahnya
memperoleh senjata tajam dimana-mana, karena senjata tajam dapat terjadi
karena pembunuhan, bunuh diri, dan kecelakaan sebagai contoh adalah kasus
mayat terpotong yang sering terjadi akhir-akhir ini, perampokan di rumah tangga,
nasabah bank yang disertai pembunuhan dengan senjata tajam, bunuh diri dengan
menggorok lehernya dengan senjata tajam, dan bayi baru lahir dibunuh dengan
disayat, dipotong-potong oleh ibunya sendiri.1,2
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan kekerasan tajam?
1.2.2 Apa saja bentuk-bentuk luka tajam?
1.2.3 Bagaimana cara mengidentifikasi luka tajam?
1.2.4 Apakah dari identifikasi luka kita bisa mengetahui senjata dari luka
1.2.5

tersebut?
Apa perbedaan trauma tumpul dengan trauma tajam?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum :
Untuk mengetahui dan mengerti mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
kekerasan tajam.

1.3.2

Tujuan Khusus :
1. Mengetahui dan memahami definisi kekerasan tajam, dapat membedakan
luka tajam akibat bacok, disayat, dan ditusuk serta jenis alat yang
digunakan
2. Sebagai tambahan ilmu pengetahuan bagi para mahasiswa kedokteran
maupun masyarakat lainnya
3. Sebagai bahan pembuatan referat periode selanjutnya dengan tema judul
yang sama

1.4 Manfaat
Penulisan referat ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan wawasan
kepada mahasiswa dan mahasiswi yang menjalani stase forensik dan medikolegal
mengenai kekerasan tajam yang meliputi : definisi, dan identifikasi kekerasan
tajam, bagaimana identifikasi kekerasan tajam, bagaimana membedakan
kekerasan tajam tersebut dengan kekerasan tajam akibat luka tusuk, luka bacok,
atau luka sayat.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.

Definisi Traumatologi
Traumatologi berasal dari kata trauma dan logos. Trauma berarti kekerasan

atas jaringan tubuh yang masih hidup, sedang logos berarti ilmu. Traumatologi adalah
ilmu yang mempelajari tentang luka dan cedera serta hubungannya dengan berbagai
kekerasan (rudapaksa), sedangkan yang dimaksud dengan luka adalah suatu keadaan
ketidak senambungan jaringan tubuh akibat kekerasan.1
2.2.

Penyebab Trauma

Kekerasan yang mengenai tubuh seseorang dapat menimbulkan efek pada


fisik maupun psikisnya yang jika diperiksa dapat diketahui jenis penyebabnya, yaitu
benda-benda mekanik, benda-benda fisik, kombinasi benda mekanik dan fisik, dan
zat-zat kimia korosif. Dalam ilmu perlukaan dikenal trauma tumpul dan trauma tajam.
2.3.

Trauma Tajam
Trauma tajam adalah suatu ruda paksa yang mengakibatkan luka pada

permukaan tubuh oleh benda-benda tajam. Ciri-ciri umum dari luka benda tajam
adalah1,15 :
a. Garis batas luka biasanya teratur, tepinya rata, dan sudutnya runcing.
b. Jika disambung akan mejadi rapat karena benda tersebut hanya
memisahkan, tidak menghancurkan jaringan dan membentuk garis lurus
dari sedikit lengkung.
c. Tidak ada jembatan jaringan.
d. Daerah di sekitar garis batas luka tidak ada memar.
Sebab kematian pada luka tajam :
a.
b.
c.
d.

Kerusakan organ vital


Emboli udara
Aspirasi darah
Sepsis / infeksi
Luka akibat kekerasan benda tajam dapat berupa luka iris atau luka sayat

(incised wound), luka tusuk (stab wound), dan luka bacok (chop wound).1
2.3.1

Luka sayat (incised wound)

Luka sayat adalah luka karena alat yang tepinya tajam dan timbulnya luka
karena alat ditekan pada kulit dengan kekuatan relatif ringan kemudian digeserkan
sepanjang kulit. Komplikasi fatal dari luka iris yang paling sering terjadi adalah
perdarahan sepsis. Luka sayat pada kasus bunuh diri paling sering terjadi di
kerongkongan, pergelangan tangan dan, lengan bawah sisi fleksor. Seseorang
biasanya memegang senjata dengan tangan kanannya dan memulai irisan dari sisi kiri
ke sisi kanan, atau mungkin dia mengiris dari sisi kanan leher ke depan dan ke bawah.
3

Seseorang yang kidal akan mengiris dirinya dengan cara yang sama, pada umumnya
memulai irisan dari sisi kanan leher. Ciri luka sayat adalah :
-

pinggir luka rata

sudut luka tajam

rambut ikut terpotong

jembatan jaringan tidak ada

biasanya mengenai kulit, otot, pembuluh darah, tidak sampai tulang.

Gambar 2.1 Bentuk luka sayat/iris


Luka sayat pada bunuh diri :2

Lokalisasi luka pada daerah tubuh yang dapat dicapai korban sendiri yaitu

leher, pergelangan tangan, lekuk siku, lekuk lutut, pelipatan paha


ditemukan Luka Iris Percobaan
Tidak ditemukan Luka Tangkisan
Pakaian disingkirkan dahulu (tidak ikut robek)

Gambar 2.2 Luka sayat pada bunuh diri


Luka sayat pada pembunuhan : 2

Sebenarnya sukar membunuh seseorang dengan irisan, kecuali kalau fisik


korban jauh lebih lemah dari pelaku atau korban dalam keadaan/dibuat tidak

berdaya
Luka di sembarang tempat, juga pada daerah tubuh yang tidak mungkin

dicapai tangan korban sendiri


Ditemukan luka tangkisan/tanda perlawanan
Pakaian ikut koyak akibat senjata tajam tersebut

Pada luka sayat karena bunuh diri biasanya ditandai dengan adanya luka
percobaan, namun tanda ini tidak menyingkirkan kemungkinan adanya pembunuhan.
Luka perlawanan juga dapat ditemukan pada tangan dan pada permukaan ekstensor
lengan pada luka yang disebabkan oleh pembunuhan.

Gambar 2.3 Luka sayat pada pembunuhan


2.3.2

Luka tusuk (stab wound)

Luka tusuk adalah luka akibat alat yang berujung runcing dan bermata tajam
atau tumpul yang terjadi dengan suatu tekanan tegak lurus atau serong pada
permukaan tubuh. Efek yang terjadi pada luka tusuk tergantung dari lokasinya pada
tubuh. Luka dapat terjadi pada dada, abdomen tulang belakang, leher, kepala dan
ekstremitas. Contohnya pisau dan bayonet. Ciri-ciri luka tusuk (misalnya senjata
pisau / bayonet) adalah :
-

tepi luka rata

dalam luka lebih besar dari panjang luka

sudut luka tajam

sisi tumpul pisau menyebabkan sudut luka kurang tajam


5

sering ada memar / echymosis di sekitarnya

Gambar 2.4 Luka tusuk (stab wound)


Luka tusukan biasanya lebih dalam (melalui kulit dan masuk ke dalam tubuh)
daripada yang lebar (pada permukaan kulit), seperti yang ditunjukkan pada gambar di
bawah.

Gambar 2.5 Luka tusukan lebih dalam


Pada luka tusuk, sudut luka dapat menunjukkan perkiraan benda
penyebabnya, apakah berupa pisau bermata satu atau bermata dua. Bila satu sudut
luka lancip dan yang lain tumpul, berarti benda penyebabnya adalah benda tajam
bermata satu. Bila kedua sudut luka lancip, luka tersebut dapat diakibatkan oleh
benda tajam bermata dua.3
Pada luka tusuk, panjang luka biasanya tidak mencerminkan lebar benda
tajam penyebabnya, demikian pula panjang saluran luka biasanya tidak menunjukkan
panjang benda tajam tersebut. Hal ini disebabkan oleh faktor elastisitas jaringan dan
gerakan korban.1

Umumnya luka akibat kekerasan benda tajam pada kasus pembunuhan, bunuh
diri, atau kecelakaan memiliki ciri-ciri berikut1 :
Tabel 2.1 Perbedaan akibat kekerasan benda tajam pada kasus pembunuhan, bunuh
diri, atau kecelakaan

Lokasi luka
Jumlah luka
Pakaian
Luka tangkis
Luka percobaan
Cedera sekunder

Pembunuhan
Sembarang
Banyak
Terkena
Ada
Tidak ada
Mungkin ada

Bunuh diri
Terpilih
Banyak
Tidak terkena
Tidak ada
Ada
Tidak ada

Kecelakaan
Terpapar
Tunggal/banyak
Terkena
Tidak ada
Tidak ada
Mungkin ada

Karakteristik luka tusuk antara lain :

Panjang dan kedalaman luka


Pada luka tusuk, panjang luka pada kulit dapat sama, lebih kecil ataupun lebih

besar dibandingkan dengan lebar pisau. Kebanyakan luka tusuk akan menganga
bukan karena sifat benda yang masuk tetapi sebagai akibat elastisitas dari kulit. Pada
bagian tertentu pada tubuh, dimana terdapat dasar berupa tulang atau serat otot, luka
itu mungkin nampak berbentuk seperti kurva. Panjang luka penting diukur dengan
cara merapatkan kedua tepi luka sebab itu akan mewakili lebar alat. Panjang luka di
permukaan kulit tampak lebih kecil dari lebar alat, apalagi bila luka melintang
terhadap otot. Jika luka masuk dan keluar melalui alur yang sama maka lebar luka
sama dengan lebar alat. Namun, sering yang terjadi lebar luka melebihi lebar alat
kerena tarikan ke samping waktu menusuk dan waktu menarik. Demikian juga bila
alat/pisau yang masuk kejaringan dengan posisi yang miring.4
Pemakaian istilah luka penetrasi ditunjukkan untuk menjelaskan dimana
kedalaman luka yang diakibatkan oleh benda itu melebihi lebar luka yang tampak
pada permukaan kulit. Dalamnya luka sulit ditentukan pada daerah tanpa tulang
seperti di daerah abdomen oleh karena elastisitas dinding perut tersebut. Panjang
7

saluran luka atau kedalaman luka dapat mengindikasikan panjang minimum dari
senjata yang digunakan, jika bagian pangkal senjata masuk kedalam tubuh.
Umumnya dalam luka lebih pendek dari panjang senjata, karena jarang ditusukan
sampai ke pangkal senjata.4

Bentuk Luka
Terdapat beberapa hal yang mempengaruhi bentuk luka, yaitu bentuk dan

ukuran senjata yang digunakan, arah dorongan, gerakan senjata pada luka, gerakan
korban yang ditusuk, dan keadaan elastisitas kulit. Bentuk luka merupakan gambaran
yang penting dari luka tusuk karena hal itu akan sangat membantu dalam
membedakan berbagai jenis senjata yang mungkin telah dikumpulkan oleh polisi dan
dibawa untuk diperiksa. Daerah tepi luka dapat memberikan informasi ketajaman
senjata yang digunakan. Senjata yang tumpul misalnya akan membuat tepi luka
mengalami abrasi. Pinggir luka dapat menunjukan bagian yang tajam (sudut lancip)
dan tumpul (sudut tumpul) dari pisau berpinggir tajam satu sisi. Pisau dengan kedua
sisi tajam akan menghasilkan luka dengan dua pinggir tajam. 5

Luka tusuk senjata bermata


Luka tusuk senjata bermata
satu.
dua.
Gambar 2.6 Luka tusuk senjata bermata satu dan bermata dua
Bentuk luka juga tergantung seberapa banyak bagian pisau (senjata) yang
masuk ke dalam tubuh, oleh karena itu penting mengetahui berbagai kemungkinan
bentuk senjata yang digunakan.
Beberapa pola luka yang dapat ditemukan seperti6 :

Tusukan masuk, yang kemudian dikeluarkan sebagian, dan kemudian ditusukkan


kembali melalui saluran yang berbeda. Pada keadaan tersebut luka tidak sesuai
dengan gambaran biasanya dan lebih dari satu saluran dapat ditemui pada
jaringan yang lebih dalam maupun pada organ.

Tusukan masuk kemudian dikeluarkan dengan mengarahkan ke salah satu sudut


sehingga luka yang terbentuk lebih lebar dan memberikan luka pada permukaan
kulit seperti ekor.

Tusukan masuk kemuadian saat masih di dalam ditusukkan ke arah lain, sehingga
saluran luka menjadi lebih luas. Luka luar yang terlihat juga lebih luas
dibandingkan dengan lebar senjata yang digunakan.

Tusukan masuk yang kemudian dikeluarkan dengan mengggunakan titik


terdalam sebagai landasan sehingga saluran luka sempit pada titik terdalam dan
terlebar pada bagian superfisial. Luka luar lebih besar dibandingkan lebar senjata
yang digunakan.

Tusukan diputar saat masuk, keluar, maupun keduanya. Sudut luka berbentuk
ireguler dan besar.
2.3.3

Luka bacok (chop wound)

Luka bacok disebabkan oleh kombinasi luka akibat kekerasan benda tumpul dan
kekerasan benda tajam yang dihasilkan oleh benda tajam yang dipegang dengan
kecepatan masuk yang sangat kuat. Benda yang digunakan sering merupakan benda
berat dan bergerak dengan kecepatan tinggi kecepatan atau dengan percepatan sudut
yang signifikan. Karena jumlah yang lebih besar dari kekuatan, luka bacok memiliki
tampilan dari kedua cedera senjata tajam dan tumpul. Dengan demikian, luka bacok
sering memiliki lecet dan memar marginal, dan kadang-kadang laserasi, seperti yang
digambarkan di bawah ini.2

Gambar 2.7 Luka bacok (chop wound)


Luka bacok adalah luka akibat benda atau alat yang berat dengan mata tajam
atau agak tumpul yang terjadi dengan suatu ayunan disertai tenaga yang cukup besar.
Contohnya pedang, clurit, dan kapak. Ciri luka bacok adalah : 2
-

luka biasanya besar.

pinggir luka rata.

sudut luka tajam.

hampir selalu menimbulkan kerusakan pada tulang, dapat memutuskan bagian


tubuh yang terkena bacokan.

kadang-kadang pada tepi luka terdapat memar, aberasi

Cara Kematian pada luka bacok :

Pembunuhan (terbanyak)
Kecelakaan

2.4 Perbedaan antara trauma tumpul dan trauma tajam. 3


Tabel 2.2 Perbedaan antara trauma tumpul dan trauma tajam
No

trauma

Tumpul

tajam

.
1.

Bentuk

tidak teratur

Teratur

2.
3.

luka
Tepi luka
Jembatan

Tidak rata
Ada

Rata
Tidak ada

4.

jaringan
rambut

Tidak ikut

Ikut terpotong

5.

Dasar luka

terpotong
Tidak teratur

Berupa garis atau

10

6.

Sekitar

titik
Ada luka Lecet atau Tidak ada luka lain

luka

memar

BAB III
ILUSTRASI KASUS
Pada tanggal 28 November 2015, ditemukan seorang laki-laki bernama
Raden Rahmat, usia 25 tahun ditemukan tewas dikosan korban yang
beralamat di Jln. Jendral Sudirman No. 1,Telanai pura, Jambi pada pagi
hari pukul 08.00 WIB. Teman laki-laki korban menemukan korban dalam
posisi terlentang di lantai kamar kosan korban, tampak beberapa luka
tusuk di perut dan punggung. Korban diduga merupakan korban
pembunuhan. Pihak penyidik meminta tim medis dari Instalasi
Kedoktertan Forensik dan Medikolegal Rumah Sakit Umum Daerah
Raden Mattaher Jambi untuk melakukan pemeriksaan visum luar dan
dalam terhadap korban tersebut untuk memastikan penyebab kematian
laki-laki tersebut.

11

PEMERINTAH PROVINSI JAMBI


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER JAMBI
INSTALASI KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL
NOMOR AKREDITASI : YM. 00.03.3.5.3974
Jalan Let. Jend. Suprapto No. 31 Telanaipura Jambi 36122
Telp. (0741) 61692-61694; Fax. (0741) 60014

PRO JUSTITIA
VISUM ET REPERTUM
NO: 077/VRJ/VD/XI/2015
Atas permintaan tertulis dari KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH PROVINSI JAMBI, RESORT KOTA JAMBI, SEKTOR TELANAI
PURA

melalui

suratnya

tanggal

28
12

November

2015,

No.

Pol:

VERJ/531/XI/2015/RESKRIM, yang ditandatangani oleh P.Sitanggang, SH, NRP


9903979, pangkat komisaris polisi dan diterima tanggal 28 November 2015, jam
09.00 WIB, maka dengan ini saya dr. Erwin Kamaruddin, sebagai dokter yang
bekerja di Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal Rumah Sakit Umum
Daerah Raden Mattaher Provinsi Jambi, menerangkan bahwa pada tanggal 28
November 2015, pukul 10.00 WIB, di Instalasi Pemulasaraan jenazah Rumah Sakit
Umum Daerah Raden Mattaher Jambi, telah memeriksa jenazah yang berdasarkan
surat tersebut di atas dan telah dibenarkan oleh yang bersangkutan bernama Raden
Rahmat, umur 25 tahun, jenis kelamin laki-laki, pekerjaan mahasiswa, alamat Jl.
Jendral Sudirman No. 1, Telanai Pura, Jambi. Berdasarkan surat permintaan di atas,
jenazah ditemukan di kamar kosan milik jenazah yang bertempat di di alamat tersebut
di atas, pada hari Sabtu tanggal 28 November 2015 pukul 08.00 WIB, diduga
meninggal

dunia

akibat

pembunuhan-----------------------------------------------------------

HASIL PEMERIKSAAN:---------------------------------------------------------------------Dari pemeriksaan luar dan dalam yang telah kami lakukan atas tubuh jenazah tersebut
diatas ditemukan fakta-fakta sebagai berikut: -----------------------------------------------A. FAKTA YANG BERKAITAN DENGAN IDENTITAS JENAZAH-----------1.Identitas Umum Jenazah :------------------------------------------------------------

f.

a. Jenis Kelamin

: Laki-laki------------------------------------------------------

b. Umur

: Kurang lebih dua puluh lima tahun-----------------------

c. Panjang Badan

: Seratus tujuh puluh sentimeter-----------------------------

d. Berat Badan

: Enam puluh kilogram---------------------------------------

e. Warna Kulit

: Sawo Matang-------------------------------------------------

Warna Pelangi Mata: Hitam---------------------------------------------------------

13

g. Ciri Rambut

: Berwarna hitam, bentuk lurus, panjang sepuluh

sentimeter, distribusi merata, tidak mudah dicabut-----------------------------h. Golongan darah

: A---------------------------------------------------------------

i. Kesan Gizi

: Cukup---------------------------------------------------------

j. Ciri ciri lain

: Tidak ada-----------------------------------------------------

2. Identitas Khusus Jenazah :-----------------------------------------------------------a. Tato

: Tidak ada-----------------------------------------------------

b. Jaringan Parut

: Tidak ada-----------------------------------------------------

c. Tahi lalat

: Tidak ada-----------------------------------------------------

d. Tanda Lahir: Tidak ada----------------------------------------------------e. Cacat Fisik

: Tidak ada-----------------------------------------------------

f. Pakaian

:------------------------------------------------------------------

Terdapat satu buah baju lengan pendek, tidak berkerah, bahan kaos,
warna putih, motif tidak ada, ukuran tidak ada, merek tidak ada, tidak
terdapat kantong. Baju dipenuhi bercak berwarna merah pada bagian

depan dan belakang-------------------------------------------------------------Terdapat satu buah celana pendek sebatas lutut, bahan katun, motif
polos, warna hitam, ukuran M, merek tidak ada, terdapat kantong

disebelah kanan, isi kantong kosong----------------------------------------Sebuah celana dalam berwarna coklat, bahan katun, motif polos, ukuran

M, merek BONTEX----------------------------------------------g. Kantong Jenazah : Sebuah kantong berwarna hitam, berbahan plastik,
dengan ukuran panjang dua ratus sentimeter, lebar tujuh puluh sentimeter,
bertulisan IDENTIFIKASI, warna tulisan merah-----------------------------h. Penutup Jenazah : Tidak ada----------------------------------------------------i. Alas Jenazah
: Tidak ada----------------------------------------------------j. Benda disamping jenazah: Satu buah pisau bermata satu, panjang dua
puluh sentimeter, lebar lima sentimeter, gagang pisau berbahan kayu,
warna hitam. Terdapat beberapa uang berserakan berjumlah delapan ratus

14

tiga ribu rupiah, lima belas lembar uang lima puluh ribu, lima lembar uang
sepuluh ribu, tiga lembar uang seribu. Terdapat satu buah kunci motor
berwarna hitam, panjang tujuh sentimeter, lebar satu skoma lima
sentimeter, tulisan HONDA-----------------------------------------------------k. Perhiasan
: Tidak ada----------------------------------------------------l. Lain Lain
: Tidak ada-----------------------------------------------------

B. FAKTA

YANG

BERKAITAN

DENGAN

WAKTU

TERJADINYA

KEMATIAN--------------------------------------------------------------------------------1.

Suhu rektal mayat : Tidak diperiksa-----------------------------------------------

2.

Lebam Mayat

: Terdapat lebam mayat pada punggung, bokong,

berwarna merah kebiruan, hilang pada penekanan--------------------------------3. Kaku Mayat

: Terdapat kaku mayat pada rahang bawah, anggota

gerak atas, sulit untuk dilawan-----------------------------------------------------4. Pembusukan

: Tidak ada-----------------------------------------------------

C. FAKTA DARI PEMERIKSAAN TUBUH BAGIAN LUAR---------------------1. Permukaan Kulit Tubuh :-----------------------------------------------------------a. Kepala :-------------------------------------------------------------------------- Daerah Berambut :
tidak
ada
-

kelainan----------------------------------Bentuk Kepala
: Simetris, tidak ada kelainan----------------------Wajah
: terdapat sebuah luka memar pada pipi sebelah
kiri. Titik pusat terletak empat sentimeter di sebelah kiri garis
tengah tubuh dan lima sentimeter dibawah garis yang melewati
kedua sudut mata. Bentuk tidak teratur, ukuran panjang enam
sentimeter lebar enam koma lima sentimeter. Perabaan sama seperti
kulit sekitar. Warna merah kebiruan. Daerah sekitar luka tidak ada
kelainan-----------------------------------------------------------------------

b. Leher : Tidak ada kelainan---------------------------------------------------c. Bahu : Tidak ada kelainan---------------------------------------------------15

d. Dada : Tidak ada kelainan---------------------------------------------------e. Punggung


: ----------------------------------------------------------------Terdapat sebuah luka terbuka di punggung kanan bagian bawah,
titik pusat terletak tujuh sentimeter di sebelah kanan garis tengah
tubuh, lima belas sentimeter dibawah garis mendatar yang
melewati kedua ujung terbawah tulang belikat. Bentuk teratur
seperti celah. Ukuran panjang lima koma lima sentimeter, lebar
satu sentimeter, kedalaman tujuh sentimeter, batas luka tegas, tepi
rata, sudut lancip, tebing rata terdiri dari kulit, jaringan ikat, otot
dan tulang, diantara kedua tebing tidak terdapat jembatan jaringan,
dasar luka sulit ditentukan karena menembus rongga, bila luka
dirapatkan luka dapat rapat sempurna, membentuk garis lurus,
panjang enam sentimeter, daerah sekitar luka tidak ada kelainan---f. Perut : -------------------------------------------------------------------------Terdapat sebuah luka terbuka di perut kiri bagian bawah, titik pusat
terletak sepuluh sentimeter di sebelah kiri garis tengah tubuh, satu
sentimeter dibawah garis mendatar yang melewati pusar. Bentuk
teratur seperti celah. Ukuran panjang lima koma lima sentimeter,
lebar satu sentimeter, kedalaman tujuh sentimeter, batas luka tegas,
tepi rata, sudut lancip, tebing rata terdiri dari kulit, jaringan ikat,
otot dan tulang, diantara kedua tebing tidak terdapat jembatan
jaringan, dasar luka sulit ditentukan karena menembus rongga, bila
luka dirapatkan dapat rapat sempurna, membentuk garis lurus,
panjang

lima

sentimeter,

daerah

sekitar

luka

tidak

ada

kelainan--------------------------------------------------g. Bokong

:---------------------------------------------------------

Bokong kanan

: Tidak ada kelainan----------------------------------

Bokong kiri

: Tidak ada kelainan----------------------------------

16

h. Dubur

: -----------------------------------------------------------------

Lingkar dubur : Diameter nol koma lima sentimeter, tidak ada


kelainan----------------------------------------------------------------------

Liang dubur

: Tidak ada kelainan--------------------------------------

i. Anggota gerak:-----------------------------------------------------------------

Anggota gerak atas :----------------------------------------------------

Kanan :--------------------------------------------------------------

Ujung jari dan jaringan di bawah kuku berwarna


pucat-----------------------------------------------------------

Terdapat sebuah luka memar di lengan kanan bawah


bagian dalam. Titik pusat terletak dua sentimeter di
atas pergelangan tangan. Bentuk bulat. Ukuran
diameter tiga sentimeter. Perabaan sama seperti kulit
sekitarnya. Warna merah kebiruan. Daerah sekitar luka
tidak ada kelainan--------------------------------------------

Kiri :-----------------------------------------------------------------

Ujung jari dan jaringan dibawah kuku berwarna pucat-

Anggota gerak bawah :---------------------------------------------------------

Kanan : Ujung jari dan jaringan di bawah kuku berwarna pucat ------

Kiri : Ujung jari dan jaringan dibawah kuku berwarna pucat --------

2. Bagian Tubuh Tertentu :----------------------------------------------------------a. Mata

:------------------------------------------------------------------

Alis mata

:------------------------------------------------------------------

Kanan

: Hitam, tipis, tidak ada kelainan----------------------------

Kiri

: Hitam, tipis, tidak ada kelainan----------------------------

Bulu mata

:------------------------------------------------------------------

17

Kanan

: berwarna hitam, lurus, tipis, tidak ada kelainan---------

Kiri

: berwarna hitam, lurus, tipis, tidak ada kelainan---------

Kelopak mata : -----------------------------------------------------------------

Kanan

: Tidak ada kelainan-------------------------------------------

Kiri

: Tidak ada kelainan-------------------------------------------

Selaput kelopak mata : --------------------------------------------------------

Kanan

: Tampak pucat, tidak ada kelainan-------------------------

Kiri

: Tampak pucat, tidak ada kelainan-------------------------

Selaput biji mata : ---------------------------------------------------------------

Kanan

: Tidak ada kelainan-------------------------------------------

Kiri

: Tidak ada kelainan-------------------------------------------

Selaput bening mata:------------------------------------------------------------

Kanan

: Jernih, tidak ada kelainan-----------------------------------

Kiri

: Jernih, tidak ada kelainan-----------------------------------

Pupil mata :-----------------------------------------------------------------------

Kanan : Ukuran nol koma empat sentimeter, tidak ada kelainan-----

Kiri

: Ukuran nol koma empat sentimeter, tidak ada kelainan-----

Pelangi
mata :--------------------------------------------------------------------

Kanan : berwarna hitam ---------------------------------------------------

Kiri

: berwarna hitam----------------------------------\-----------------

b. Hidung :---------------------------------------------------------------------------------

Bentuk hidung

Permukaan kulit hidung : Tidak ada kelainan----------------------------------

Lubang hidung

: Tidak ada kelainan----------------------------------

: Tidak ada kelainan----------------------------------

c. Telinga:---------------------------------------------------------------------------------

Bentuk telinga

: Sedang, Tidak ada kelainan-----------------------

18

Permukaan daun telinga : Tidak ada kelainan----------------------------------

Lubang telinga

: Tidak ada kelainan----------------------------------

d. Mulut :----------------------------------------------------------------------------------

Bibir atas

: berwarna pucat--------------------------------------

Bibir bawah

: berwana pucat --------------------------------------

Selaput lendir mulut

: Tidak ada kelainan----------------------------------

Rongga mulut

: Tidak ada kelainan----------------------------------

Gigi geligi

: -------------------------------------------------------o Rahang Atas : Gigi lengkap, gigi geraham belakang


ketiga kanan dan kiri sudah tumbuh-------------------------o Rahang Bawah : Gigi Lengkap, gigi geraham belakang
ketiga kanan dan kiri sudah tumbuh--------------------------

Lidah

:tampak pucat, tidak ada kelainan------------------------------------

e. Alat Kelamin : ------------------------------------------------------------------------- Pelir: sudah disunat, tidak ada kelainan------------------------------------- Kantung buah pelir: terdapat dua buah biji pelir, tidak ada kelainan----f. Tulang Tulang : ---------------------------------------------------------------------

Tulang tengkorak

-------------------------------------------------------o Tulang

atap

tengkorak

Tidak

ada

kelainan----------------------------o Tulang

dasar

tengkorak:

Tidak

ada

kelainan----------------------------

Tulang wajah
Tulang hidung

: Tidak ada kelainan--------------------------------: Tidak ada kelainan---------------------------------

Tulang belakang

kelainan---------------------------------

19

Tidak

ada

Tulang-tulang dada

Tidak

ada

kelainan

Tidak

ada

--------------------------------

Tulang-tulang punggung

kelainan--------------------------------

Tulang-tulang panggul :

Tidak

ada

kelainan--------------------------------

Tulang anggota gerak :

Tidak

ada

kelainan

--------------------------------D. FAKTA DARI PEMERIKSAAN TUBUH BAGIAN DALAM--------------1. Rongga kepala

Kulit

:--------------------------------------------------------kepala

bagian

dalam

tidak

ada

kelainan-------------------

Tengkorak

Selaput keras otak : Tidak ada kelainan ---------------------------

Selaput lunak otak : Tidak ada kelainan----------------------------

Otak besar : berat berat otak besar seribu dua ratus gram,

: Tidak ada kelainan ---------------------------------

panjang dua puluh tujuh sentimeter, lebar dua puluh


sentimeter, tinggi tujuh koma dua sentimeter, pada pengirisan
tidak ada kelainan----------------------------------------------------

Otak kecil : berat otak kecil seratus lima belas gram, panjang
enam sentimeter, lebar dua koma enam sentimeter, tinggi dua
sentimeter, pada pengirisan tidak ada kelainan--------------------

Batang otak : berat dua puluh lima gram, panjang lima


sentimeter, lebar dua sentimeter, tinggi tiga sentimeter, pada
pengirisan

tak

kelainan-------------------------------------------

20

ada

Dasar tengkorak : Tidak ada kelainan-----------------------

2. Leher dan lidah bagian dalam :-----------------------------------------------a.


Lidah
: tampak pucat, tidak ada kelainan-------b.
Kulit bagian dalam : Tidak ada kelainan------------------------c.
Otot leher bagian dalam: Tidak ada kelainan----------------------d.
Tenggorokan
: Tidak ada kelainan------------------------e.
Kerongkongan
:
Tidak
ada
kelainan------------------------f.
Tulang pangkal lidah : Tidak ada kelainan.-----------------------g.
Tulang-tulang rawan : Tidak ada kelainan.-----------------------h.
Tulang-tulang cincin : Tidak ada kelainan------------------------3. Rongga dada :
a. Rongga dada

tidak

ada

kelainan----------------------------------b. Otot dinding dada


c. Tulang dada
d. Tulang-tulang iga

: tidak ada kelainan.---------------------------------: tidak ada kelainan.---------------------------------: tidak ada kelainan.----------------------------------

e. Paru : ----------------------------------------------------------------------------

Kanan

: Terdiri dari tiga baga, ukuran panjang dua puluh satu

sentimeter, lebar sebelas sentimeter, tebal lima sentimeter, warna


pucat, perabaan seperti karet busa, berat tiga ratus lima puluh gram,

pada pengirisan tidak ada kelainan------------------------------------------Kiri


: Terdiri dari dua baga, ukuran panjang sembilan belas
sentimeter, lebar sepuluh sentimeter, tebal tiga sentimeter, warna
pucat, perabaan seperti karet busa, berat tiga ratus puluh gram, pada
pengirisan tidak ada kelainan--------------------------------------------------

g. Jantung : Jantung sebesar kepalan tangan kanan jenazah, berat tiga


ratus gram, panjang tiga belas sentimeter, lebar tujuh koma lima
sentimeter, tebal enam koma lima sentimeter, warna pucat, permukaan
jantung tidak ada kelainan-----------------------------------------------------

Kandung jantung : terdapat cairan berwarna kuning jernih sebanyak


dua belas mililiter, tidak ada kelainan------------------------------------21

Jantung kanan : katup antara serambi dan bilik kanan terdiri dari
tiga katup, ukuran panjang lingkar ketiga katup sebelas sentimeter,
tebal otot jantung kanan nol koma delapan sentimeter, pembuluh
nadi paru terdiri dari tiga katup ukuran lingkar ketiga katup
pembuluh nadi paru lima sentimeter, daerah sekitar jaringan tidak
ada

kelainan------------------------------------------------------------------Jantung kiri : katup antara serambi dan bilik kiri terdiri dari dua
katup, ukuran panjang lingkar kedua katup sembilan koma lima
sentimeter, tebal otot jantung kiri satu sentimeter, pembuluh nadi
utama terdiri dari tiga katup ukuran panjang lingkar ketiga katup
tujuh sentimeter, daerah sekitar jaringan tidak ada kelainan-----------

3. Rongga Perut : ------------------------------------------------------------------------a.

Dinding rongga perut: Terdapat genangan cairan berwarna merah pada


rongga perut bagian kiri sebanyak lima ratus mililiter--------------------------

b.

Tirai usus : Menutupi sebagian besar usus, tidak ada


kelainan ----------------

c.

Usus

tidak

ada

kelainan-----------------------------------------------------------

Usus halus : Tidak ada kelainan--------------------------------------

Usus besar: Terdapat sebuah luka robek di usus besar kiri


bagian bawah. Bentuk teratur seperti celah. Ukuran panjang
empat sentimeter, lebar satu sentimeter, batas luka tegas, tepi
rata, diantara kedua tebing terdapat cairan berwarna merah,
daerah sekitar luka tidak ada kelainan-------------------------------

d.

Lambung : Tampak pucat, berisi cairan berwarna kuning


kecoklatan, ukuran panjang lengkung besar dua puluh delapan sentimeter,
panjang lengkung kecil dua puluh dua sentimeter, lebar dua puluh lima
sentimeter, tebal lima sentimeter, berat bersama isi dua ratus delapan puluh
22

gram. Lambung berisi cairan, tidak terdapat sisa makanan, tidak ada
kelainan----e.

Hati : Panjang dua puluh enam sentimeter, lebar lima belas


sentimeter, berat seribu empat ratus gram, tebal lima sentimeter, warna
pucat, perabaan kenyal, tepi tajam. Pada pengirisan penampang tidak ada
kelainan-----------

f.

Limpa : Warna pucat, perabaan kenyal, berat seratus lima


puluh gram, panjang sepuluh sentimeter, lebar tujuh sentimeter, tebal nol
koma

enam

sentimeter.

Pada

pengirisan

penampang

tidak

ada

kelainan-------------------g.

Kantung empedu : ukuran panjang sepuluh sentimeter, lebar


lima sentimeter, terdapat cairan berwarna hijau sebanyak tiga puluh
mililiter,

tidak

ada

kelainan--------------------------------------------------------------------h.

Pankreas : ukuran panjang lima puluh sentimeter, lebar lima


sentimeter, tebal satu koma satu senti meter, perabaan kenyal, pada
pengirisan

penampang

tidak

ada

kelainan-----------------------------------------------------i.

Ginjal : Selaput pembungkus ginjal kanan dan ginjal kiri


sulit

dilepaskan,

tidak

ada

kelainan--------------------------------------------------------------------

Ginjal kanan : berwarna pucat, permukaan licin, perabaan kenyal,


ukuran panjang dua belas sentimeter, lebar delapan sentimeter, tebal
tiga sentimeter, berat seratus tiga puluh gram,. Pada pengirisan
penampang

tidak

ada

kelainan------------------------------------------------Ginjal kiri : berwarna pucat, permukaan licin, perabaan kenyal ukuran


panjang dua belas sentimeter, lebar delapan sentimeter, tebal tiga

23

sentimeter, berat seratus dua puluh gram,. Pada pengirisan penampang


tidak ada kelainan--------------------------------------------------------------o Terdapat luka robek pada ginjal kiri, bentuk teratur seperti
garis lurus memanjang, ukuran panjang empat sentimeter,
lebar dua sentimeter. terdapat genangan cairan berwarna
merah sebanyak lima mililiter.------------------------------------5.

Rongga

a.

Panggul :----------------------------------------------------------------------Kandung kemih : terisi air kencing setiga belas mililiter, tidak ada

b.

kelainan------------------------------------------------------------------------------Prostat: permukaan rata, berat empat puluh gram, ukuran panjang empat
sentimeter, lebar tiga sentimeter, tebal dua senti meter, tidak ada kelainan
E. FAKTA DARI PEMERIKSAAN PENUNJANG--------------------------Selain fakta-fakta diatas kami mengambil sampel dari jenazah untuk
melakukan pemeriksaan golongan darah, pemeriksaan tes narkoba dan
alkohol. Kami mengirim sampel berupa : - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 1. Darah sebanyak tiga mililiter - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 2. Urin sebanyak lima mililiter - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Hasil pemeriksaan laboratorium : - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 1. Golongan darah : A - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 2. Hasil negatif pada tes narkoba - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 3. Hasil negatif pada tes alkohol - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

KESIMPULAN -----------------------------------------------------------------------------Berdasarkan fakta-fakta yang kami temukan dari pemeriksaan jenazah tersebut, maka
kami simpulkan bahwa telah diperiksa jenazah laki-laki, umur kurang lebih dua puluh
lima tahun, warna kulit sawo matang, kesan gizi cukup. Dari pemeriksaan luar dan
dalam di temukan kekerasan tumpul berupa luka memar pada pipi sebelah kiri, lengan
kanan bawah bagian dalam, dan kekerasan tajam berupa sebuah luka robek pada
24

punggung kanan bagian bawah, perut kiri bagian bawah dan tanda-tanda perdarahan
hebat, sebab kematian adalah perdarahan hebat akibat luka robek pada punggung dan
perut -----------------------------------------------------------------------------------------------PENUTUP:---------------------------------------------------------------------------------------Demikianlah keterangan tertulis ini saya buat dengan sesungguhnya, dengan
mengingat sumpah sewaktu menerima jabatan sebagai dokter.----------------------------Jambi, 28 November 2015
Dokter yang memeriksa,

dr. Erwin Kamaruddin


NIP. G1A214009

25

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Luka Tusuk (Stab Wound)
4.1.1 Definisi dan Gambaran Luka Tusuk
Luka tusuk ialah salah satu jenis luka yang disebabkan oleh penetrasi benda
tajam atau runcing pada tubuh. Benda yang digunakan dapat berupa pisau, pecahan
kaca, pecahan gelas, gunting, garpu, jarum dan lain sebagainya. Jenis luka ini banyak
ditemukan pada kasus pembunuhan. Ukuran dan bentuk luka tusuk pada kulit
tergantung dari sifat dan jenis benda tajam, arah tusukan, menggerakkan pisau pada
luka, pergerakan individu yang ditusuk, dan keadaan relaksasi atau kontraksi dari
kulit. Kedalaman luka yang dibentuk oleh luka tusuk dapat kurang, sama atau
melebihi panjang benda yang digunakan. Panjang luka yang dibentuk dapat lebih
pendek, sama atau lebih panjang dari benda yang digunakan.8,9,10,11,12
Sudut luka yang dibentuk pada luka tusuk biasanya tajam, tanpa abrasi atau
kontusio. Jumlah sudut lancip yang dibentuk pada luka tusuk dapat menunjukkan
perkiraan benda penyebabnya, misalnya pisau bermata satu atau bermata dua. Pada
luka tusuk yang disebabkan oleh pisau bermata satu biasanya salah satu sudut luka
lancip dan yang lain tumpul. Luka tusuk dengan kedua sudut lancip biasanya
disebabkan pisau bermata dua. Pisau bermata satu dapat membentuk sudut lancip
pada kedua sudut luka jika hanya bagian ujung benda saja yang menyentuh kulit.
Kulit disekitar kulit biasanya tidak menunjukkan tanda luka lecet atau memar, kecuali
bila bagian gagang ikut membentur kulit. Jika terdapat banyak luka tusuk pada tubuh
seseorang, perkiraan panjang dan lebar mata pisau dapat diperoleh dengan memeriksa
semua luka tersebut. 8,9,10,11,12

26

Gambar 4.1 luka tusuk yang disebabkan oleh pisau bermata satu
Dalamnya luka tusuk yang diperlukan untuk membuat luka yang fatal atau
mengancam jiwa tergantung pada area tubuh yang ditusuk. Jarak antara kulit ke organ
dalam dapat lebih panjang dibandingkan dengan jarak yang dibutuhkan pisau untuk
mencapai organ dikarenakan adanya penekanan pada kulit dan jaringan subkutan saat
melakukan tusukan. 9,11,12,13
Ketajaman benda akan menentukan bentuk dan pinggir luka. Selain ketajaman
benda, keadaan kulit juga mempengaruhi bentuk luka. Jika tusukan dilakukan ketika
kulit sedang meregang, maka luka panjang dan tipis yang terbentuk diasumsikan
lebih pendek dan lebar saat kulit relaksasi. Garis Langers juga mempengaruhi
penampakan dari luka. Garis Langers adalah pola dari serabut elastin pada dermis
kulit. Jika seseorang ditusuk di garis ini, tegak lurus ke serabut, serabu akan menarik
ujung luka sehingga luka akan menganga. Luka tusukan yang sejajar dengan Garis
Langers menghasilkan luka dengan celah sempit. Jenis luka diagonal terhadap Garis
Langers, maka luka yang berbentuk dapat asimetris atau semisirkuler, tergantung
pola serabut. Jika pinggir luka disatukan, ukuran luka akan dapat menggambarkan
kemungkinan lebar maksimum dari pisau.11,12

27

Gambar 4.2 luka tusuk multiple dengan pisau yang sama (A)
(B)Gambaran luka yang tegak lurus terhadap garis Langers (C) Gambaran
luka yang sejajar terhadap garis Langers
Saat pisau dicabut dari tubuh, pisau bisa berputar atau korban dapat berpindah
sehingga luka bisa berbentuk seperti huruf V, Y, atau L. Terdapat luka tusuk utama
dengan perpanjangan yang disebabkan oleh tepi pisau yang memotong bagian lain
dari kulit. Pada luka tusuk dapat berbentuk luka lecet disekitar luka yang disebabkan
pegangan pisau karena kekuatan saat menusuk besar sehingga bagian pisau
menembus kulit.8,11,12

Gambar 4.3 konfigurasi ireguler dari luka tusuk karena pisau berpura atau
pergerakan dari korban ketika pisau dicabut

28

Gambar 4.4 Pola luka lecet sekitar luka tusuk karena pisau bermata satu
dengan gagang
4.2 Identifikasi Alat
Hal penting yang perlu diketahui mengenai kekerasan tajam, salah satunya
luka tusuk adalah mengetahui karakteristik dari alat yang digunakan, misalnya pisau
bermata satu atau bermata dua, berapa panjang dan lebar mata pisau, apakah pisau
yang digunakan bergigi, dan jumlah pisau yang digunakan. Pada sebagian besar
kasus, informasi tersering yang bisa disimpulkan adalah lebar maksimum dari mata
pisau, perkiraan panjang mata pisau, dan apakah pisau itu bermata satu. Apakah luka
tusuk miring atau tegak lurus terhadap garis Langers, seseorang harus memposisikan
ulang tepi luka untuk melihat penampakan yang sebenarnya dari pisau. Seseorang
tidak dapat benar-benar mengatakan pisau sebagai penyebab luka kecuali ujung pisau
tersebut tertancap pada tubuh dan patah. Jika pisau ditemukan, maka ujung pisau
dapat dicocokkan. Jika tidak, maka kesimpulan yang didapatkan hanya merupakan
kemungkinan. Identifikasi juga dapat dilakukan dengan melakukan tes DNA antara
darah yang terdapat pada barang bukti dengan korban.10,11,12
Pada kasus bunuh diri, benda tajam akan ditemukan dengan jarak yang dekat
dari tubuh. Darah dapat tidak mengenai tangan apabila tusukan dilakukan di dada dan
perut. Jika senjata tidak ditemukan, maka besar kemungkinan kejadian tersebut
adalah pembunuhan. Namun, bisa saja pelaku pembunuhan meninggalkan barang
bukti di dekat tubuh korban untuk mengesankan bahwa korban bunuh diri. 10,12,13
4.3 Cara Kematian
29

Penyebab kematian tersering pada luka tusuk adalah pembunuhan. Sering


ditemukan luka multiple yang tersebar luas pada tubuh. Sebagian besar luka gagal
menembus organ dalam sehingga tidka mengancam nyawa. Kebanyakan luka yang
mengancam nyawa melibatkan dada dan perut. Buhu diri jarang dilakukan dengan
penusukan. Jika dilakukan dengan penusukan biasanya melibatkan dada sebagian
tengah atau kiri dengan jumlah multiple, dengan sebagian besar luka menunjukkan
penetrasi yang minimal. Biasanya hanya satu atau dua tusukan yang berhasil
mengenai organ dalam. Biasanya korban akan membuka kancing atau menarik ke
samping pakaian mereka agar area yang ingin mereka tikam terlibat. 9, 11,13,14
Luka tusukan yang paling fatal berlokasi di daerah dada kiri. Ketika pelaku
berhadapan dengan korban, maka pelaku yang bertangan dominan kanan akan
cenderung menusuk dada kiri korban. Luka tusuk fatal pada dada kanan korban
biasanya melibatkan ventrikel kanan, aorta, atau atrium kanan. Luka tusuk pada dada
kiri biasanya melukai ventrikel kanan ketika pada posisi parasternal dan ventrikel kiri
dengan luka tusuk pada posisi lebih infero-lateral.10,11

Gambar 4.5 luka tusuk fatal pada daerah dada kiri karena pisau bermata satu
Konsekuensi luka tusuk biasanya terbatas pada efek langsung dari jalur luka.
Dibutuhkan eksplorasi untuk menentukan penyebab kematian berdasarkan lokasi luka
dan hubungannya dengan perdarahan. Mekanisme kematian meliputi :11
a. Syok karena kehilangan darah
b. Emboli udara (saat struktur leher terlibat)
c. Asfiksia karena aspirasi darah (misalnya cedera pada paru-paru, trakea, atau
arteri vertebral
d. Tamponade jantung
e. Hematothoraks dan / atau pneumothoraks
f. Cedera otak dan sumsum tulang belakang
30

g. Komplikasi, misalnya hipotensi selama periode pasca operasi, berbagai


komplikasi pasca operasi emboli, pneumonia, sepsis karena luka, iskemia
jantung, meningitis.
Pendekatan patologis yang perlu pada luka tusuk dibagian kedokteran forensik
adalah sebagai berikut :11
a. Fotolah tubuh secara keseluruhan sebelum penghapusan pakaian. Catat bukti
perdarahan
b. Pakaian yang dibuka disimpan sebagai barang bukti. Catat robekan dan
lubang pada pakaian dan hubungkan dengan luka pada kulit.
c. Fotolah tubuh tanpa mengenakan pakaian, termasuk luka sebelum
dibersihkan.
d. Catat dan spesifikasi dari traum tajam :
Panjang, lebar, dan kedalaman. Jika luka mengang, rapatkan ujungnya

dan ukur kembali panjangnya


Orientasi luka (horizontal, vertical, miring) relative terhadap jenazah
Sudut luka, lancip atau tumpul. Apakah berhubungan dengan trauma

tumpul atau trauma tajam?


Posisi luka diukur dari puncak kepala, garis tengah tubuh, dan penanda
anatomi. Jika lebih dari satu luka, mereka dapat diberi nomor untuk
memudahkan deskripsi.

e. Periksa bagian tubuh lain, terutama tangan


f. Radiografi dari tubuh yang luka harus sudah dilakukan untuk menyingkirkan
kemungkinan adanya ujung pisau yang patah.
g. Bersihkan luka dan periksa kembali luka-luka. Foto luka
h. Jika pisau in situ, lindungi pisau dengan kantong plastic selama pemeriksaan.
Coba tentukan lokasi ujung pisau selama pembedahan.
i. Catat jalur luka, adanya perdarahan, dan jumlah darah dalam rongga
j. Catat tipe luka dan bukti dari penyakit
k. Kumpulkan specimen toksikologi. Kumpulkan sampel darah untuk analisis
DNA jika perlu.

31

Berdasarkan teori, dapat disimpulkan bahwa kasus diatas merupakan kasus


kekerasan dengan benda tajam yaitu luka tusuk dilihat dari ciri luka tusuk tersebut
tepi luka rata, dalam luka lebih besar dari panjang luka, sudut luka tajam. Pada kasus
terdapat luka tusuk pada punggung dan perut. Luka tusuk pada punggung menembus
kulit, jaringan lemak, jaringan ikat, otot, tulang dan dasar luka sulit ditentukan karena
menembus rongga serta mengenai organ ginjal. Luka tusuk pada perut menembus
kulit, jaringan lemak, jaringan ikat, otot, tulang dan dasar luka sulit ditentukan karena
menembus rongga serta mengenai usus besar, hal ini menunjukkan bahwa sebab
matinya korban adalah adanya perdarahan dalam jumlah banyak. Berdasarkan temuan
luka pada tubuh korban lokasi luka yang letaknya sembarangan, pakaian korban
dalam keadaan robek akibat terkena benda tajam, kasus ini mengarah pada kasus
pembunuhan.
4.4 Hubungan antara luka dengan pidana8
a. Luka ringan
Korban dengan luka ringan dapat merupakan hasil dari tindak pidana
penganiayaan ringan (Pasal 352 KUHP) dengan pidana penjara maksimal 3
bulan.
b. Luka sedang
Korban dengan luka sedang dapat merupakan hasil dari tindak
penganiayaan (pasal 351 (1) atau 353 (1)).
c. Luka berat
Korban dengan luka berat (pasal 90 KUHP) dapat merupakan hasil
dari tindak pidana penganiayaan dengan akibat luka berat (pasal 351 (2) atau
353 (2)) atau akibat penganiayaan berat (pasal 354 (1) atau 355 (1)).
KUHP pasal 90 telah memberikan batasan tentang luka berat yaitu:
jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan akan sembuh
sama sekali, atau yang menimbulkan bahaya maut yang menyebabkan
seseorang terus menerus tidak mampu untuk menjalankan tugas jabatan atau
pekerjaan pencaharian; yang menyebabkan kehilangan salah satu panca
indera; yang menimbulkan cacat berat (verminking); yang mengakibatkan

32

terjadinya keadaan lumpuh; terganggunya daya pikir selama empat minggu


atau lebih serta terjadinya gugur atau matinya kandungan seorang perempuan.
d. Luka yang menyebabkan mati
Pasal 351 (3) KUHP, jika menyebabkan kematian, diancam dengan
pidana penjara paling lama tujuh tahun. Sengaja melukai berat dan terjadi
kematian: pasal 354 dengan pidana pencara 10 tahun. Pembunuhan pasal 338
KUHP dengan pidana penjara 15 tahun. Pembunuhan berencana pasal 340
KUHP dengan pidana penjara 15 tahun, 20 tahun, seumur hidup, hukum mati.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Luka adalah suatu keadaan ketidaksinambungan jaringan tubuh akibat
kekerasan.
2. Mekanisme terjadinya luka bergantung pada efek dari kekuatan mekanis
benda yang berlebih pada jaringan tubuh dan menyebabakan penekanan,
penarikan, perputaran pada tubuh. Selain itu, terjadinya luka juga
dipengaruhi dari jenis benda apakah benda tajam atau tumpul dan target
jaringannya
3. Kekerasan tajam dapat menyebabkan luka iris, luka tusuk dan luka bacok
tergantung dari alat yang digunakan serta dibedakan sesuai jumlah luka,
jenis, lokasi, bentuk, ukuran, perabaan, warna dan daerah sekitar luka,
batas luka tegas, tepi rata, sudut lancip, tebing rata yang terdiri dari kulit,

33

lemak, jaringan ikat, otot, dan tulang, diantara kedua tebing tidak terdapat
jembatan jaringan, dasar luka dapat ditentukan atau tidak dapat dientukan.
5.2 Saran
Bagi proses pembelajaran di stase forensik, referat ini agar dapat menjadi
bahan bacaan guna menambah wawasan ilmu bagi dokter muda dalam menjalani
kepaniteraan klinik dan bagi staf dalam menjalankan tugas.

DAFTAR PUSTAKA
1. Bagian Kedokteran Forensik Kedokteran Universitas Indonesia. Ilmu
Kedokteran Forensik edisi pertama. Jakarta: Balai penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; 1997
2. Idries AM. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi I. Jakarta: Binarupa
Aksara, 1997
3. Satyo, Alfred C. 2006. Aspek medikolegal luka pada forensik klinik. Majalah
Kedokteran Nusantara Volume 39 y No. 4 y Desember 2006.
4. James-payne J, Vanezis P. Sharp and cutting Edge Wounds. Encyclopedia of
Forensic and Legal Medicine; Elsevier academic Press. 2005
5. Anonim. Assessing Stab Wounds - Type of Weapon Involved. Available from :
URL: http://www. forensicmed.co.uk
6. Amir, Amri. Trauma Mekanik. Dalam. Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi
Kedua Medan: Percetakan Ramadhan. 2005
7. Sofwan. D. Ilmu Kedokteran Forensik Pedoman bagi dokter dan penegak
hukum. Semarang.: Balai Penerbit universitas Diponegoro. 2004
8. Budiyanto. A. Widiatmika W, Sudiono,S.T Winardi, Hertian S, Sampurna B,
et al. Ilmu Kedokteran Forensik. 12th ed. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 1997

34

9. Nerchan E, Mallo JF, Mallo NT. Pola luka pada kematian akibat kekerasan
tajam di bagian ilmu kedokteran forensik dan medikolegal RSUP Prof. DR. R.
D. Kandou Manado Periode 2013. Jurnal e-Clinic (sCl). 2015; 3(2). Hal 640645.
10. Sharma M, Khajja BS, Jha S, Mathur GK, Mathur VN. Forensic
interpretation of injuries/wounds found on the human body. J Punjab Acad
Forensic Med Toxicol.2011; 11(2).
11. Dimaio VJ, Dimaio D. Forensic Pathology. In Begerth VJ, editor. Wouns
Caused by Pointed and Sharp-Edged Weapons. United States: CRC Press;
2001
12. Shkrum MJ, Ramsay DA. Forensic pathology of trauma: Common Problems
for the Pathologist. In Karch SB, editor. Ing Trauma. New Jersey: Humana
Press;2007.p. 357-404.
13. Shepherd R. Simpsons Forensic Medicine. 12th ed. Bureau S, editor. London:
Oxford University Press; 2003
14. Scolan V, Telmon M, Blanc JP, Allery D, Charlet RD. Homicide Suicide By
Stabbing Study Over 10 Years In The Toulouse Region. The America Journal
of Forensic Medicine & Pathology. 2004;25(1):p. 33-36.
15. Teknik Autopsi Forensik. Bagian Kedokteran Forensik. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Jakarta. 2000

35

Anda mungkin juga menyukai