PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam menyelesaikan suatu perkara terutama suatu tindak pidana, tidak
jarang penyidik membutuhkan bantuan para ahli dalam bidang pengetahuan
masing-masing. Bilamana bantuan ini berhubungan dengan bidang kedokteran,
maka sudah selayaknya bahwa yang diminta bantuan adalah seorang dokter.
Salah satu peranan dokter dilapangan adalah ikut menegakkan dan membela
kebenaran serta keadillan yang diwujudkan dalam visum et repertum. Tidak
jarang dokter dihadapkan untuk ikut memeriksa korban yang menderita luka atas
permintaan penyidik.
Suatu luka dapat didefinisikan sebagai rusaknya jaringan tubuh yang
disebabkan oleh suatu trauma. Ada bermacam-macam penyebab luka, yaitu yang
disebabkan oleh tembakan, aliran listrik, persentuhan dengan benda tumpul,
benda tajam, bahan kimia, dan sebagainya. Tindakan kriminal yang disertai
dengan senjata tajam sering terjadi, hal ini sering berkaitan dengan mudahnya
memperoleh senjata tajam dimana-mana, karena senjata tajam dapat terjadi
karena pembunuhan, bunuh diri, dan kecelakaan sebagai contoh adalah kasus
mayat terpotong yang sering terjadi akhir-akhir ini, perampokan di rumah tangga,
nasabah bank yang disertai pembunuhan dengan senjata tajam, bunuh diri dengan
menggorok lehernya dengan senjata tajam, dan bayi baru lahir dibunuh dengan
disayat, dipotong-potong oleh ibunya sendiri.1,2
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan kekerasan tajam?
1.2.2 Apa saja bentuk-bentuk luka tajam?
1.2.3 Bagaimana cara mengidentifikasi luka tajam?
1.2.4 Apakah dari identifikasi luka kita bisa mengetahui senjata dari luka
1.2.5
tersebut?
Apa perbedaan trauma tumpul dengan trauma tajam?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum :
Untuk mengetahui dan mengerti mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
kekerasan tajam.
1.3.2
Tujuan Khusus :
1. Mengetahui dan memahami definisi kekerasan tajam, dapat membedakan
luka tajam akibat bacok, disayat, dan ditusuk serta jenis alat yang
digunakan
2. Sebagai tambahan ilmu pengetahuan bagi para mahasiswa kedokteran
maupun masyarakat lainnya
3. Sebagai bahan pembuatan referat periode selanjutnya dengan tema judul
yang sama
1.4 Manfaat
Penulisan referat ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan wawasan
kepada mahasiswa dan mahasiswi yang menjalani stase forensik dan medikolegal
mengenai kekerasan tajam yang meliputi : definisi, dan identifikasi kekerasan
tajam, bagaimana identifikasi kekerasan tajam, bagaimana membedakan
kekerasan tajam tersebut dengan kekerasan tajam akibat luka tusuk, luka bacok,
atau luka sayat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Definisi Traumatologi
Traumatologi berasal dari kata trauma dan logos. Trauma berarti kekerasan
atas jaringan tubuh yang masih hidup, sedang logos berarti ilmu. Traumatologi adalah
ilmu yang mempelajari tentang luka dan cedera serta hubungannya dengan berbagai
kekerasan (rudapaksa), sedangkan yang dimaksud dengan luka adalah suatu keadaan
ketidak senambungan jaringan tubuh akibat kekerasan.1
2.2.
Penyebab Trauma
Trauma Tajam
Trauma tajam adalah suatu ruda paksa yang mengakibatkan luka pada
permukaan tubuh oleh benda-benda tajam. Ciri-ciri umum dari luka benda tajam
adalah1,15 :
a. Garis batas luka biasanya teratur, tepinya rata, dan sudutnya runcing.
b. Jika disambung akan mejadi rapat karena benda tersebut hanya
memisahkan, tidak menghancurkan jaringan dan membentuk garis lurus
dari sedikit lengkung.
c. Tidak ada jembatan jaringan.
d. Daerah di sekitar garis batas luka tidak ada memar.
Sebab kematian pada luka tajam :
a.
b.
c.
d.
(incised wound), luka tusuk (stab wound), dan luka bacok (chop wound).1
2.3.1
Luka sayat adalah luka karena alat yang tepinya tajam dan timbulnya luka
karena alat ditekan pada kulit dengan kekuatan relatif ringan kemudian digeserkan
sepanjang kulit. Komplikasi fatal dari luka iris yang paling sering terjadi adalah
perdarahan sepsis. Luka sayat pada kasus bunuh diri paling sering terjadi di
kerongkongan, pergelangan tangan dan, lengan bawah sisi fleksor. Seseorang
biasanya memegang senjata dengan tangan kanannya dan memulai irisan dari sisi kiri
ke sisi kanan, atau mungkin dia mengiris dari sisi kanan leher ke depan dan ke bawah.
3
Seseorang yang kidal akan mengiris dirinya dengan cara yang sama, pada umumnya
memulai irisan dari sisi kanan leher. Ciri luka sayat adalah :
-
Lokalisasi luka pada daerah tubuh yang dapat dicapai korban sendiri yaitu
berdaya
Luka di sembarang tempat, juga pada daerah tubuh yang tidak mungkin
Pada luka sayat karena bunuh diri biasanya ditandai dengan adanya luka
percobaan, namun tanda ini tidak menyingkirkan kemungkinan adanya pembunuhan.
Luka perlawanan juga dapat ditemukan pada tangan dan pada permukaan ekstensor
lengan pada luka yang disebabkan oleh pembunuhan.
Luka tusuk adalah luka akibat alat yang berujung runcing dan bermata tajam
atau tumpul yang terjadi dengan suatu tekanan tegak lurus atau serong pada
permukaan tubuh. Efek yang terjadi pada luka tusuk tergantung dari lokasinya pada
tubuh. Luka dapat terjadi pada dada, abdomen tulang belakang, leher, kepala dan
ekstremitas. Contohnya pisau dan bayonet. Ciri-ciri luka tusuk (misalnya senjata
pisau / bayonet) adalah :
-
Umumnya luka akibat kekerasan benda tajam pada kasus pembunuhan, bunuh
diri, atau kecelakaan memiliki ciri-ciri berikut1 :
Tabel 2.1 Perbedaan akibat kekerasan benda tajam pada kasus pembunuhan, bunuh
diri, atau kecelakaan
Lokasi luka
Jumlah luka
Pakaian
Luka tangkis
Luka percobaan
Cedera sekunder
Pembunuhan
Sembarang
Banyak
Terkena
Ada
Tidak ada
Mungkin ada
Bunuh diri
Terpilih
Banyak
Tidak terkena
Tidak ada
Ada
Tidak ada
Kecelakaan
Terpapar
Tunggal/banyak
Terkena
Tidak ada
Tidak ada
Mungkin ada
besar dibandingkan dengan lebar pisau. Kebanyakan luka tusuk akan menganga
bukan karena sifat benda yang masuk tetapi sebagai akibat elastisitas dari kulit. Pada
bagian tertentu pada tubuh, dimana terdapat dasar berupa tulang atau serat otot, luka
itu mungkin nampak berbentuk seperti kurva. Panjang luka penting diukur dengan
cara merapatkan kedua tepi luka sebab itu akan mewakili lebar alat. Panjang luka di
permukaan kulit tampak lebih kecil dari lebar alat, apalagi bila luka melintang
terhadap otot. Jika luka masuk dan keluar melalui alur yang sama maka lebar luka
sama dengan lebar alat. Namun, sering yang terjadi lebar luka melebihi lebar alat
kerena tarikan ke samping waktu menusuk dan waktu menarik. Demikian juga bila
alat/pisau yang masuk kejaringan dengan posisi yang miring.4
Pemakaian istilah luka penetrasi ditunjukkan untuk menjelaskan dimana
kedalaman luka yang diakibatkan oleh benda itu melebihi lebar luka yang tampak
pada permukaan kulit. Dalamnya luka sulit ditentukan pada daerah tanpa tulang
seperti di daerah abdomen oleh karena elastisitas dinding perut tersebut. Panjang
7
saluran luka atau kedalaman luka dapat mengindikasikan panjang minimum dari
senjata yang digunakan, jika bagian pangkal senjata masuk kedalam tubuh.
Umumnya dalam luka lebih pendek dari panjang senjata, karena jarang ditusukan
sampai ke pangkal senjata.4
Bentuk Luka
Terdapat beberapa hal yang mempengaruhi bentuk luka, yaitu bentuk dan
ukuran senjata yang digunakan, arah dorongan, gerakan senjata pada luka, gerakan
korban yang ditusuk, dan keadaan elastisitas kulit. Bentuk luka merupakan gambaran
yang penting dari luka tusuk karena hal itu akan sangat membantu dalam
membedakan berbagai jenis senjata yang mungkin telah dikumpulkan oleh polisi dan
dibawa untuk diperiksa. Daerah tepi luka dapat memberikan informasi ketajaman
senjata yang digunakan. Senjata yang tumpul misalnya akan membuat tepi luka
mengalami abrasi. Pinggir luka dapat menunjukan bagian yang tajam (sudut lancip)
dan tumpul (sudut tumpul) dari pisau berpinggir tajam satu sisi. Pisau dengan kedua
sisi tajam akan menghasilkan luka dengan dua pinggir tajam. 5
Tusukan masuk kemuadian saat masih di dalam ditusukkan ke arah lain, sehingga
saluran luka menjadi lebih luas. Luka luar yang terlihat juga lebih luas
dibandingkan dengan lebar senjata yang digunakan.
Tusukan diputar saat masuk, keluar, maupun keduanya. Sudut luka berbentuk
ireguler dan besar.
2.3.3
Luka bacok disebabkan oleh kombinasi luka akibat kekerasan benda tumpul dan
kekerasan benda tajam yang dihasilkan oleh benda tajam yang dipegang dengan
kecepatan masuk yang sangat kuat. Benda yang digunakan sering merupakan benda
berat dan bergerak dengan kecepatan tinggi kecepatan atau dengan percepatan sudut
yang signifikan. Karena jumlah yang lebih besar dari kekuatan, luka bacok memiliki
tampilan dari kedua cedera senjata tajam dan tumpul. Dengan demikian, luka bacok
sering memiliki lecet dan memar marginal, dan kadang-kadang laserasi, seperti yang
digambarkan di bawah ini.2
Pembunuhan (terbanyak)
Kecelakaan
trauma
Tumpul
tajam
.
1.
Bentuk
tidak teratur
Teratur
2.
3.
luka
Tepi luka
Jembatan
Tidak rata
Ada
Rata
Tidak ada
4.
jaringan
rambut
Tidak ikut
Ikut terpotong
5.
Dasar luka
terpotong
Tidak teratur
10
6.
Sekitar
titik
Ada luka Lecet atau Tidak ada luka lain
luka
memar
BAB III
ILUSTRASI KASUS
Pada tanggal 28 November 2015, ditemukan seorang laki-laki bernama
Raden Rahmat, usia 25 tahun ditemukan tewas dikosan korban yang
beralamat di Jln. Jendral Sudirman No. 1,Telanai pura, Jambi pada pagi
hari pukul 08.00 WIB. Teman laki-laki korban menemukan korban dalam
posisi terlentang di lantai kamar kosan korban, tampak beberapa luka
tusuk di perut dan punggung. Korban diduga merupakan korban
pembunuhan. Pihak penyidik meminta tim medis dari Instalasi
Kedoktertan Forensik dan Medikolegal Rumah Sakit Umum Daerah
Raden Mattaher Jambi untuk melakukan pemeriksaan visum luar dan
dalam terhadap korban tersebut untuk memastikan penyebab kematian
laki-laki tersebut.
11
PRO JUSTITIA
VISUM ET REPERTUM
NO: 077/VRJ/VD/XI/2015
Atas permintaan tertulis dari KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH PROVINSI JAMBI, RESORT KOTA JAMBI, SEKTOR TELANAI
PURA
melalui
suratnya
tanggal
28
12
November
2015,
No.
Pol:
dunia
akibat
pembunuhan-----------------------------------------------------------
HASIL PEMERIKSAAN:---------------------------------------------------------------------Dari pemeriksaan luar dan dalam yang telah kami lakukan atas tubuh jenazah tersebut
diatas ditemukan fakta-fakta sebagai berikut: -----------------------------------------------A. FAKTA YANG BERKAITAN DENGAN IDENTITAS JENAZAH-----------1.Identitas Umum Jenazah :------------------------------------------------------------
f.
a. Jenis Kelamin
: Laki-laki------------------------------------------------------
b. Umur
c. Panjang Badan
d. Berat Badan
e. Warna Kulit
: Sawo Matang-------------------------------------------------
13
g. Ciri Rambut
: A---------------------------------------------------------------
i. Kesan Gizi
: Cukup---------------------------------------------------------
: Tidak ada-----------------------------------------------------
: Tidak ada-----------------------------------------------------
b. Jaringan Parut
: Tidak ada-----------------------------------------------------
c. Tahi lalat
: Tidak ada-----------------------------------------------------
: Tidak ada-----------------------------------------------------
f. Pakaian
:------------------------------------------------------------------
Terdapat satu buah baju lengan pendek, tidak berkerah, bahan kaos,
warna putih, motif tidak ada, ukuran tidak ada, merek tidak ada, tidak
terdapat kantong. Baju dipenuhi bercak berwarna merah pada bagian
depan dan belakang-------------------------------------------------------------Terdapat satu buah celana pendek sebatas lutut, bahan katun, motif
polos, warna hitam, ukuran M, merek tidak ada, terdapat kantong
disebelah kanan, isi kantong kosong----------------------------------------Sebuah celana dalam berwarna coklat, bahan katun, motif polos, ukuran
M, merek BONTEX----------------------------------------------g. Kantong Jenazah : Sebuah kantong berwarna hitam, berbahan plastik,
dengan ukuran panjang dua ratus sentimeter, lebar tujuh puluh sentimeter,
bertulisan IDENTIFIKASI, warna tulisan merah-----------------------------h. Penutup Jenazah : Tidak ada----------------------------------------------------i. Alas Jenazah
: Tidak ada----------------------------------------------------j. Benda disamping jenazah: Satu buah pisau bermata satu, panjang dua
puluh sentimeter, lebar lima sentimeter, gagang pisau berbahan kayu,
warna hitam. Terdapat beberapa uang berserakan berjumlah delapan ratus
14
tiga ribu rupiah, lima belas lembar uang lima puluh ribu, lima lembar uang
sepuluh ribu, tiga lembar uang seribu. Terdapat satu buah kunci motor
berwarna hitam, panjang tujuh sentimeter, lebar satu skoma lima
sentimeter, tulisan HONDA-----------------------------------------------------k. Perhiasan
: Tidak ada----------------------------------------------------l. Lain Lain
: Tidak ada-----------------------------------------------------
B. FAKTA
YANG
BERKAITAN
DENGAN
WAKTU
TERJADINYA
KEMATIAN--------------------------------------------------------------------------------1.
2.
Lebam Mayat
: Tidak ada-----------------------------------------------------
C. FAKTA DARI PEMERIKSAAN TUBUH BAGIAN LUAR---------------------1. Permukaan Kulit Tubuh :-----------------------------------------------------------a. Kepala :-------------------------------------------------------------------------- Daerah Berambut :
tidak
ada
-
kelainan----------------------------------Bentuk Kepala
: Simetris, tidak ada kelainan----------------------Wajah
: terdapat sebuah luka memar pada pipi sebelah
kiri. Titik pusat terletak empat sentimeter di sebelah kiri garis
tengah tubuh dan lima sentimeter dibawah garis yang melewati
kedua sudut mata. Bentuk tidak teratur, ukuran panjang enam
sentimeter lebar enam koma lima sentimeter. Perabaan sama seperti
kulit sekitar. Warna merah kebiruan. Daerah sekitar luka tidak ada
kelainan-----------------------------------------------------------------------
lima
sentimeter,
daerah
sekitar
luka
tidak
ada
kelainan--------------------------------------------------g. Bokong
:---------------------------------------------------------
Bokong kanan
Bokong kiri
16
h. Dubur
: -----------------------------------------------------------------
Liang dubur
i. Anggota gerak:-----------------------------------------------------------------
Kanan :--------------------------------------------------------------
Kiri :-----------------------------------------------------------------
Kanan : Ujung jari dan jaringan di bawah kuku berwarna pucat ------
Kiri : Ujung jari dan jaringan dibawah kuku berwarna pucat --------
:------------------------------------------------------------------
Alis mata
:------------------------------------------------------------------
Kanan
Kiri
Bulu mata
:------------------------------------------------------------------
17
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
Kiri
Pelangi
mata :--------------------------------------------------------------------
Kiri
: berwarna hitam----------------------------------\-----------------
b. Hidung :---------------------------------------------------------------------------------
Bentuk hidung
Lubang hidung
c. Telinga:---------------------------------------------------------------------------------
Bentuk telinga
18
Lubang telinga
d. Mulut :----------------------------------------------------------------------------------
Bibir atas
: berwarna pucat--------------------------------------
Bibir bawah
Rongga mulut
Gigi geligi
Lidah
e. Alat Kelamin : ------------------------------------------------------------------------- Pelir: sudah disunat, tidak ada kelainan------------------------------------- Kantung buah pelir: terdapat dua buah biji pelir, tidak ada kelainan----f. Tulang Tulang : ---------------------------------------------------------------------
Tulang tengkorak
-------------------------------------------------------o Tulang
atap
tengkorak
Tidak
ada
kelainan----------------------------o Tulang
dasar
tengkorak:
Tidak
ada
kelainan----------------------------
Tulang wajah
Tulang hidung
Tulang belakang
kelainan---------------------------------
19
Tidak
ada
Tulang-tulang dada
Tidak
ada
kelainan
Tidak
ada
--------------------------------
Tulang-tulang punggung
kelainan--------------------------------
Tulang-tulang panggul :
Tidak
ada
kelainan--------------------------------
Tidak
ada
kelainan
Kulit
:--------------------------------------------------------kepala
bagian
dalam
tidak
ada
kelainan-------------------
Tengkorak
Otak besar : berat berat otak besar seribu dua ratus gram,
Otak kecil : berat otak kecil seratus lima belas gram, panjang
enam sentimeter, lebar dua koma enam sentimeter, tinggi dua
sentimeter, pada pengirisan tidak ada kelainan--------------------
tak
kelainan-------------------------------------------
20
ada
tidak
ada
e. Paru : ----------------------------------------------------------------------------
Kanan
Jantung kanan : katup antara serambi dan bilik kanan terdiri dari
tiga katup, ukuran panjang lingkar ketiga katup sebelas sentimeter,
tebal otot jantung kanan nol koma delapan sentimeter, pembuluh
nadi paru terdiri dari tiga katup ukuran lingkar ketiga katup
pembuluh nadi paru lima sentimeter, daerah sekitar jaringan tidak
ada
kelainan------------------------------------------------------------------Jantung kiri : katup antara serambi dan bilik kiri terdiri dari dua
katup, ukuran panjang lingkar kedua katup sembilan koma lima
sentimeter, tebal otot jantung kiri satu sentimeter, pembuluh nadi
utama terdiri dari tiga katup ukuran panjang lingkar ketiga katup
tujuh sentimeter, daerah sekitar jaringan tidak ada kelainan-----------
b.
c.
Usus
tidak
ada
kelainan-----------------------------------------------------------
d.
gram. Lambung berisi cairan, tidak terdapat sisa makanan, tidak ada
kelainan----e.
f.
enam
sentimeter.
Pada
pengirisan
penampang
tidak
ada
kelainan-------------------g.
tidak
ada
kelainan--------------------------------------------------------------------h.
penampang
tidak
ada
kelainan-----------------------------------------------------i.
dilepaskan,
tidak
ada
kelainan--------------------------------------------------------------------
tidak
ada
23
Rongga
a.
Panggul :----------------------------------------------------------------------Kandung kemih : terisi air kencing setiga belas mililiter, tidak ada
b.
kelainan------------------------------------------------------------------------------Prostat: permukaan rata, berat empat puluh gram, ukuran panjang empat
sentimeter, lebar tiga sentimeter, tebal dua senti meter, tidak ada kelainan
E. FAKTA DARI PEMERIKSAAN PENUNJANG--------------------------Selain fakta-fakta diatas kami mengambil sampel dari jenazah untuk
melakukan pemeriksaan golongan darah, pemeriksaan tes narkoba dan
alkohol. Kami mengirim sampel berupa : - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 1. Darah sebanyak tiga mililiter - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 2. Urin sebanyak lima mililiter - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Hasil pemeriksaan laboratorium : - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 1. Golongan darah : A - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 2. Hasil negatif pada tes narkoba - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 3. Hasil negatif pada tes alkohol - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
KESIMPULAN -----------------------------------------------------------------------------Berdasarkan fakta-fakta yang kami temukan dari pemeriksaan jenazah tersebut, maka
kami simpulkan bahwa telah diperiksa jenazah laki-laki, umur kurang lebih dua puluh
lima tahun, warna kulit sawo matang, kesan gizi cukup. Dari pemeriksaan luar dan
dalam di temukan kekerasan tumpul berupa luka memar pada pipi sebelah kiri, lengan
kanan bawah bagian dalam, dan kekerasan tajam berupa sebuah luka robek pada
24
punggung kanan bagian bawah, perut kiri bagian bawah dan tanda-tanda perdarahan
hebat, sebab kematian adalah perdarahan hebat akibat luka robek pada punggung dan
perut -----------------------------------------------------------------------------------------------PENUTUP:---------------------------------------------------------------------------------------Demikianlah keterangan tertulis ini saya buat dengan sesungguhnya, dengan
mengingat sumpah sewaktu menerima jabatan sebagai dokter.----------------------------Jambi, 28 November 2015
Dokter yang memeriksa,
25
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Luka Tusuk (Stab Wound)
4.1.1 Definisi dan Gambaran Luka Tusuk
Luka tusuk ialah salah satu jenis luka yang disebabkan oleh penetrasi benda
tajam atau runcing pada tubuh. Benda yang digunakan dapat berupa pisau, pecahan
kaca, pecahan gelas, gunting, garpu, jarum dan lain sebagainya. Jenis luka ini banyak
ditemukan pada kasus pembunuhan. Ukuran dan bentuk luka tusuk pada kulit
tergantung dari sifat dan jenis benda tajam, arah tusukan, menggerakkan pisau pada
luka, pergerakan individu yang ditusuk, dan keadaan relaksasi atau kontraksi dari
kulit. Kedalaman luka yang dibentuk oleh luka tusuk dapat kurang, sama atau
melebihi panjang benda yang digunakan. Panjang luka yang dibentuk dapat lebih
pendek, sama atau lebih panjang dari benda yang digunakan.8,9,10,11,12
Sudut luka yang dibentuk pada luka tusuk biasanya tajam, tanpa abrasi atau
kontusio. Jumlah sudut lancip yang dibentuk pada luka tusuk dapat menunjukkan
perkiraan benda penyebabnya, misalnya pisau bermata satu atau bermata dua. Pada
luka tusuk yang disebabkan oleh pisau bermata satu biasanya salah satu sudut luka
lancip dan yang lain tumpul. Luka tusuk dengan kedua sudut lancip biasanya
disebabkan pisau bermata dua. Pisau bermata satu dapat membentuk sudut lancip
pada kedua sudut luka jika hanya bagian ujung benda saja yang menyentuh kulit.
Kulit disekitar kulit biasanya tidak menunjukkan tanda luka lecet atau memar, kecuali
bila bagian gagang ikut membentur kulit. Jika terdapat banyak luka tusuk pada tubuh
seseorang, perkiraan panjang dan lebar mata pisau dapat diperoleh dengan memeriksa
semua luka tersebut. 8,9,10,11,12
26
Gambar 4.1 luka tusuk yang disebabkan oleh pisau bermata satu
Dalamnya luka tusuk yang diperlukan untuk membuat luka yang fatal atau
mengancam jiwa tergantung pada area tubuh yang ditusuk. Jarak antara kulit ke organ
dalam dapat lebih panjang dibandingkan dengan jarak yang dibutuhkan pisau untuk
mencapai organ dikarenakan adanya penekanan pada kulit dan jaringan subkutan saat
melakukan tusukan. 9,11,12,13
Ketajaman benda akan menentukan bentuk dan pinggir luka. Selain ketajaman
benda, keadaan kulit juga mempengaruhi bentuk luka. Jika tusukan dilakukan ketika
kulit sedang meregang, maka luka panjang dan tipis yang terbentuk diasumsikan
lebih pendek dan lebar saat kulit relaksasi. Garis Langers juga mempengaruhi
penampakan dari luka. Garis Langers adalah pola dari serabut elastin pada dermis
kulit. Jika seseorang ditusuk di garis ini, tegak lurus ke serabut, serabu akan menarik
ujung luka sehingga luka akan menganga. Luka tusukan yang sejajar dengan Garis
Langers menghasilkan luka dengan celah sempit. Jenis luka diagonal terhadap Garis
Langers, maka luka yang berbentuk dapat asimetris atau semisirkuler, tergantung
pola serabut. Jika pinggir luka disatukan, ukuran luka akan dapat menggambarkan
kemungkinan lebar maksimum dari pisau.11,12
27
Gambar 4.2 luka tusuk multiple dengan pisau yang sama (A)
(B)Gambaran luka yang tegak lurus terhadap garis Langers (C) Gambaran
luka yang sejajar terhadap garis Langers
Saat pisau dicabut dari tubuh, pisau bisa berputar atau korban dapat berpindah
sehingga luka bisa berbentuk seperti huruf V, Y, atau L. Terdapat luka tusuk utama
dengan perpanjangan yang disebabkan oleh tepi pisau yang memotong bagian lain
dari kulit. Pada luka tusuk dapat berbentuk luka lecet disekitar luka yang disebabkan
pegangan pisau karena kekuatan saat menusuk besar sehingga bagian pisau
menembus kulit.8,11,12
Gambar 4.3 konfigurasi ireguler dari luka tusuk karena pisau berpura atau
pergerakan dari korban ketika pisau dicabut
28
Gambar 4.4 Pola luka lecet sekitar luka tusuk karena pisau bermata satu
dengan gagang
4.2 Identifikasi Alat
Hal penting yang perlu diketahui mengenai kekerasan tajam, salah satunya
luka tusuk adalah mengetahui karakteristik dari alat yang digunakan, misalnya pisau
bermata satu atau bermata dua, berapa panjang dan lebar mata pisau, apakah pisau
yang digunakan bergigi, dan jumlah pisau yang digunakan. Pada sebagian besar
kasus, informasi tersering yang bisa disimpulkan adalah lebar maksimum dari mata
pisau, perkiraan panjang mata pisau, dan apakah pisau itu bermata satu. Apakah luka
tusuk miring atau tegak lurus terhadap garis Langers, seseorang harus memposisikan
ulang tepi luka untuk melihat penampakan yang sebenarnya dari pisau. Seseorang
tidak dapat benar-benar mengatakan pisau sebagai penyebab luka kecuali ujung pisau
tersebut tertancap pada tubuh dan patah. Jika pisau ditemukan, maka ujung pisau
dapat dicocokkan. Jika tidak, maka kesimpulan yang didapatkan hanya merupakan
kemungkinan. Identifikasi juga dapat dilakukan dengan melakukan tes DNA antara
darah yang terdapat pada barang bukti dengan korban.10,11,12
Pada kasus bunuh diri, benda tajam akan ditemukan dengan jarak yang dekat
dari tubuh. Darah dapat tidak mengenai tangan apabila tusukan dilakukan di dada dan
perut. Jika senjata tidak ditemukan, maka besar kemungkinan kejadian tersebut
adalah pembunuhan. Namun, bisa saja pelaku pembunuhan meninggalkan barang
bukti di dekat tubuh korban untuk mengesankan bahwa korban bunuh diri. 10,12,13
4.3 Cara Kematian
29
Gambar 4.5 luka tusuk fatal pada daerah dada kiri karena pisau bermata satu
Konsekuensi luka tusuk biasanya terbatas pada efek langsung dari jalur luka.
Dibutuhkan eksplorasi untuk menentukan penyebab kematian berdasarkan lokasi luka
dan hubungannya dengan perdarahan. Mekanisme kematian meliputi :11
a. Syok karena kehilangan darah
b. Emboli udara (saat struktur leher terlibat)
c. Asfiksia karena aspirasi darah (misalnya cedera pada paru-paru, trakea, atau
arteri vertebral
d. Tamponade jantung
e. Hematothoraks dan / atau pneumothoraks
f. Cedera otak dan sumsum tulang belakang
30
31
32
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Luka adalah suatu keadaan ketidaksinambungan jaringan tubuh akibat
kekerasan.
2. Mekanisme terjadinya luka bergantung pada efek dari kekuatan mekanis
benda yang berlebih pada jaringan tubuh dan menyebabakan penekanan,
penarikan, perputaran pada tubuh. Selain itu, terjadinya luka juga
dipengaruhi dari jenis benda apakah benda tajam atau tumpul dan target
jaringannya
3. Kekerasan tajam dapat menyebabkan luka iris, luka tusuk dan luka bacok
tergantung dari alat yang digunakan serta dibedakan sesuai jumlah luka,
jenis, lokasi, bentuk, ukuran, perabaan, warna dan daerah sekitar luka,
batas luka tegas, tepi rata, sudut lancip, tebing rata yang terdiri dari kulit,
33
lemak, jaringan ikat, otot, dan tulang, diantara kedua tebing tidak terdapat
jembatan jaringan, dasar luka dapat ditentukan atau tidak dapat dientukan.
5.2 Saran
Bagi proses pembelajaran di stase forensik, referat ini agar dapat menjadi
bahan bacaan guna menambah wawasan ilmu bagi dokter muda dalam menjalani
kepaniteraan klinik dan bagi staf dalam menjalankan tugas.
DAFTAR PUSTAKA
1. Bagian Kedokteran Forensik Kedokteran Universitas Indonesia. Ilmu
Kedokteran Forensik edisi pertama. Jakarta: Balai penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; 1997
2. Idries AM. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi I. Jakarta: Binarupa
Aksara, 1997
3. Satyo, Alfred C. 2006. Aspek medikolegal luka pada forensik klinik. Majalah
Kedokteran Nusantara Volume 39 y No. 4 y Desember 2006.
4. James-payne J, Vanezis P. Sharp and cutting Edge Wounds. Encyclopedia of
Forensic and Legal Medicine; Elsevier academic Press. 2005
5. Anonim. Assessing Stab Wounds - Type of Weapon Involved. Available from :
URL: http://www. forensicmed.co.uk
6. Amir, Amri. Trauma Mekanik. Dalam. Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi
Kedua Medan: Percetakan Ramadhan. 2005
7. Sofwan. D. Ilmu Kedokteran Forensik Pedoman bagi dokter dan penegak
hukum. Semarang.: Balai Penerbit universitas Diponegoro. 2004
8. Budiyanto. A. Widiatmika W, Sudiono,S.T Winardi, Hertian S, Sampurna B,
et al. Ilmu Kedokteran Forensik. 12th ed. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 1997
34
9. Nerchan E, Mallo JF, Mallo NT. Pola luka pada kematian akibat kekerasan
tajam di bagian ilmu kedokteran forensik dan medikolegal RSUP Prof. DR. R.
D. Kandou Manado Periode 2013. Jurnal e-Clinic (sCl). 2015; 3(2). Hal 640645.
10. Sharma M, Khajja BS, Jha S, Mathur GK, Mathur VN. Forensic
interpretation of injuries/wounds found on the human body. J Punjab Acad
Forensic Med Toxicol.2011; 11(2).
11. Dimaio VJ, Dimaio D. Forensic Pathology. In Begerth VJ, editor. Wouns
Caused by Pointed and Sharp-Edged Weapons. United States: CRC Press;
2001
12. Shkrum MJ, Ramsay DA. Forensic pathology of trauma: Common Problems
for the Pathologist. In Karch SB, editor. Ing Trauma. New Jersey: Humana
Press;2007.p. 357-404.
13. Shepherd R. Simpsons Forensic Medicine. 12th ed. Bureau S, editor. London:
Oxford University Press; 2003
14. Scolan V, Telmon M, Blanc JP, Allery D, Charlet RD. Homicide Suicide By
Stabbing Study Over 10 Years In The Toulouse Region. The America Journal
of Forensic Medicine & Pathology. 2004;25(1):p. 33-36.
15. Teknik Autopsi Forensik. Bagian Kedokteran Forensik. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Jakarta. 2000
35