September 2016
Fakultas Kedokteran
Universitas Halu Oleo
TRAUMATOLOGI
(TAJAM, TUMPUL, BAKAR, LISTRIK, TEMBAK, BOM)
OLEH :
Sitti Wahidatun Asriyani, S.Ked
K1A109057
PEMBIMBING:
Kompol dr. Mauluddin, S.sos, S.H, M.H, M.kes, Sp.F
DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
TRAUMATOLOGI
(TAJAM, TUMPUL, BAKAR,LISTRIK, TEMBAK, BOM)
Traumatologi berasal dari kata trauma dan logos. Trauma berarti kekerasan
atas jaringan tubuh yang masih hidup, sedang logos berarti ilmu. Traumatologi adalah
cabang ilmu kedokteran yang mempelajari tentang trauma atau perlukaan, cedera
serta hubungannya dengan berbagai kekerasan (rudapaksa), yang kelainannya terjadi
pada tubuh karena adanya diskontinuitas jaringan akibat kekerasan yang
menimbulkan jejas.
Ada tiga hal yang ciri khas/ hasil dari trauma yaitu :
1. Adanya luka
2. Perdarahan dan atau skar
3. Hambatan dalam fungsi organ
Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh. Keadaan ini
dapat disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia,
ledakan, sengatan listrik , atau gigitan hewan atau juga gangguan pada ketahanan
jaringan tubuh yang disebabkan oleh kekuatan mekanik eksternal, berupa potongan
atau kerusakan jaringan, dapat disebabkan oleh cedera atau operasi.
Luka di klasifikasikan dapat dibagi berdasarkan :
1. Jenis penetrasi yang terbagi atas luka tusuk, luka insisi, luka bacok, luka memar,
luka robek, luka tembak dan luka gigitan.
2. Tingkat kebersihan dari kontaminasi bakteri terbagi atas luka bersih, luka bersih
yang terkontaminasi, luka terkontaminasi dan luka kotor.
3. Waktu terjadinya terbagi atas luka akut (sebelum 8 jam) dan luka kronis
A. Trauma Tajam
Trauma tajam ialah suatu ruda paksa yang mengakibatkan luka pada
permukaan tubuh oleh benda-benda tajam. Ciri-ciri umum dari luka benda tajam
adalh sebagai berikut :
Garis batas luka biasanya teratur, tepinya rata dan sudutnya runcing
Bila ditautkan akan mejadi rapat (karena benda tersebut hanya memisahkan ,
tidak menghancurkan jaringan) dan membentuk garis lurus dari sedikit
lengkung.
Tebing luka rata dan tidak ada jembatan jaringan.
Daerah di sekitar garis batas luka tidak ada memar.
Luka akibat kekerasan tajam merupakan luka terbuka yang terjadi akibat
benda yang memiliki sisi tajam atau ujung runcing. Luka berupa luka terbuka
dengan tepi dan dinding luka yang rata, berbentuk garis, tidak terdapat jembatan
jaringan, dasar luka berbentuk garis atau titik dengan keadaan sekitar luka bersih.
Luka jenis ini dibagi tiga golongan, yaitu : luka iris, luka tusuk dan luka
bacok
Luka Iris
Luka iris adalah luka yang disebabkan karena alat untuk memotong
dengan mata tajam dengan cara menekan dan menggeser, pada permukaan kulit
yang mengakibatkan luka pada jaringan tubuh dengan pinggir luka yang jelas
terpisah. Contoh benda tajam : pisau, silet, skalpel, pecahan kaca, dan taji.
Ciri luka iris:
a. Panjang luka lebih besar daripada lebar dan dalamnya luka.
b. Tepi luka tajam dan rata, pada lipatan kulit tepi luka tajam dan berlikuliku.
c. Ujung luka runcing.
d. Pada luka terdapat awal luka, yaitu tempat dimana luka dimulai. Pada
bagian ini luka lebih dalam dibandingkan ujung lainnya, yang disebut
akhir luka.
e. Rambut ikut teriris.
f. Tidak ada jembatan jaringan.
g. Perdarahan lebih banyak bila pembuluh darah ikut teriris.
Luka iris pada bunuh diri :
1.
Lokasi pada tempat tertentu pada bagian tubuh yang mudah dijangkau, antara
lain : leher, pergelangan tangan, perut, dan lekuk lutut. Irisan di leher biasanya
tidak sampai ke ruas tulang leher.
2.
3.
4.
5.
Luka Tusuk
Luka ini terjadi akibat senjata tajam atau tumpul yang diarahkan menembus
kulit langsung ke jaringan yang lebih dalam.
Contohnya : pisau, keris, sangkur, pecahan kaca, kikir dengan penampang bulat,
segitiga, lembing, gancu, obeng.
Luka tusuk ada 2 jenis :
penetrasi
perforasi
Luka penetrasi pada luka ini benda menyebabkan penetrasi yang merobek
kulit dan jaringan yang lebih dalam, lalu masuk ke rongga tubuh seperti rongga
thoraks,abdomen.Luka ini hanya merupakan tempat masuk.
Luka perforasi Jika luka merobek jaringan tubuh manusia sampai menembus
dari satu sisi ke sisi lainnya
Gambar 1
(a) luka tusuk yang tegak lurus dengan serat otot akan menganga lebar. Luka
tusuk yang sejajar dengan serat otot menganga berkurang.
(b) bentuk luka tusuk yang arah mata pisau berlainan waktu masuk dan
keluar.
(c) Bentuk luka tusuk yang disebabkan benda runcing dengan penampang
segi tiga
3) Pada sisi mata yang tajam rambut ikut terpotong.
4) Dalamnya luka lebih besar daripada panjangnya luka.
5) Bila luka tegak lurus dengan serat otot, maka luka akan menganga lebar, bila
luka sejajar dengan serat otot luka menganga berkurang.
Gambar 2: Luka tusuk pisau bermata dua (kiri), luka tusuk pisau bermata satu
(kanan
Luka tusuk pada bunuh diri, antara lain.:
1) Luka tusuk yang menggerombol, pertama dangkal, luka tusuk percobaan,
kemudian lebih dalam.
2) Lokalisasi tertentu adalah daerah perut, daerah jantung, ada kalanya hanya
satu tusukan.
3) Pakaian biasanya disingkirkan sebelum menusuk.
4) Tidak ada luka tangkis.
5) Tempat kejadian perkara rapi, tidak porak-poranda.
Penyeban kematian pada luka tusuk adalah:
I. Cedera pada organ vital tubuh.
II. Perdarahan dari pembuluh darah yang mengalai cedera.
III. Infeksi
Luka Bacok
Luka bacok disebabkan karena persentuhan dengan senjata yang berat
diayunkan dengan mata tajam atau tumpul. Biasanya disebabkan oleh benda tajam
yang ukurannya besar, umpamanya luka akibat golok, klewang, mandau, kapak dan
oleh clurit.(4) Luka bacok mempunyai kedalaman luka kurang lebih sama sama dengan
panjang luka, terjadi akibat kekerasan yang arahnya miring dengan kulit.(6)
Sembarang
Bunuh Diri
Terpilih,
pada
Kecelakaan
tempat Terpapar
Banyak
Banyak
Tunggal/banyak
Pakaian
Terkena
Terkena
Luka Tangkis
Ada
tidak ada
tidak ada
Luka percobaan
tidak ada
Ada
tidak ada
Cedera sekunder
mungkin ada
tidak ada
mungkin ada
tajam
penyebab)
B. Trauma Tumpul
Benda-benda yang dapat mengakibatkan luka dengan sifat luka seperti ini
adalah benda yang memiliki permukaan tumpul. Luka yang terjadi dapat berupa luka
memar (kontusio,hematom), luka lecet (ekskoriasi,abrasi) dan luka retak, robek atau
koyak (vulnus laseratum).
Luka Memar (kontusio)
Memar adalah cedera yang disebabkan benturan dengan benda tumpul yang
mengakibatkan pembengkakan pada bagian tubuh tertentu karena keluarnya darah
dari kapiler yang rusak ke jaringan sekitarnya, yang terjadi sewaktu orang masih
hidup. Pada luka memar biasanya permukaan kulit utuh, yang mengalami kerusakan
adalah jaringan di bawah kulit. Benturan dengan benda tumpul ini termasuk pukulan
dengan tangan, jatuh pada permukaan yang datar, cedera akibat senjata tumpul. (1,2,3,4)
Letak, bentuk dan luas luka memar dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti
besarnya kekerasan, jenis benda penyebab (karet,kayu,besi), kondisi dan jenis
jaringan (jaringan ikat longgar,jaringan lemak), usia, jenis kelamin, corak dan warna
kulit, kerapuhan pembuluh darah, penyakit (hipertensi,penyakit kardiovaskuler,
diatesis hemoragik). Bila kekerasan benda tumpul yang mengakibatkan luka memar
terjadi pada daerah dimana jaringan ikat longgar, seperti di daerah mata, leher, atau
pada orang lanjut usia dan pada bayi, maka luka memar yang tampak seringkali tidak
sebanding dengan kekerasan, dalam arti memar lebih mudah terjadi dan seringkali
lebih luas dan adanya jaringan longgar tersebut memungkinkan berpindahnya
memar ke daerah yang lebih rendah karena pengaruh gravitasi. Seorang dengan
kekurangan vitamin K atau seorang penderita hemofilia, persentuhan yang ringan
dengan benda tumpul dapat menyebabkan luka memar yang luas.
Salah satu bentuk luka memar yang dapat memberikan informasi mengenai
bentuk dari benda tumpul adalah apa yang dikenal dengan marginal haemorrhages,
misalnya bila tubuh korban terlindas ban kendaraan, dimana pada tempat dimana
terdapat tekanan justru tidak menunjukkan kelainan. Perdarahan akan menepi
sehingga terbentuk perdarahan tepi yang bentuknya sesuai dengan bentuk celah
antara kedua kembang ban yang berdekatan. Hal yang sama misalnya bila seseorang
dipukul dengan rotan atau benda yang sejenis, maka akan tampak memar yang
memanjang dan sejajar yang membatasi daerah yang tidak menunjukkan kelainan.
Daerah antara kedua memar yang sejajar dapat menggambarkan ukuran lebar dari alat
pemukul yang mengenai tubuh korban.
Hematom ante-mortem yang timbul beberapa saat sebelum kematian biasanya
akan menunjukkan pembengkakan dan infiltrasi darah dalam jaringan sehingga dapat
dibedakan dari lebam mayat dengan cara melakukan penyayatan kulit. Pada lebam
mayat (hipostasis pascamati) darah akan mengalir keluar dari pembuluh darah yang
tersayat sehingga bila dialiri air, penampang sayatan akan tampak bersih, sedangkan
pada hematom penampang sayatan tetap berwarna merah kehitaman. Pada
pembusukan juga terjadi ekstravasasi darah yang dapat mengacaukan pemeriksaan
ini. Selain itu,untuk membedakan luka memar dengan lebam mayat dapat dilihat dari
lokasinya pada tubuh korban, dimana lebam mayat letaknya pada bagian tubuh yang
terendah.
10
Luka lecet adalah luka yang superfisial, kerusakan tubuh terbatas hanya pada
lapisan kulit yang paling luar / kulit ari epidermis.
Cedera seperti ini bisa terjadi akibat pukulan, terjatuh, kecelakaan lalu lintas,
terseret, cakaran dengan kuku, gigitan, dll.
Sesuai dengan mekanisme terjadinya, luka lecet diklasifikasikan sebagai:
a.
Luka lecet gores (scratch), diakibatkan oleh benda runcing (misalnya jarum,
kuku jari tangan) yang menggeser lapisan permukaan kulit (epidermis) di
depannya dan menyebabkan lapisan tersebut terangkat sehingga dapat
menunjukkan arah kekerasan yang terjadi.
b.
Luka lecet gesek / serut (graze), merupakan variasi dari luka lecet gores yang
daerah persentuhannya dengan permukaan kulit yang lebih lebar. Cedera
seperti ini biasanya akibat kecelakaan lalu lintas. Pangkal luka tampak bersih
tetapi pada ujung luka terlihat tumpukkan kulit, yang menunjukkan arah
kekerasan yang terjadi.
c.
11
Luka lecet geser (friction abrasion), disebabkan oleh tekanan linear pada kulit
disertai gerakan bergeser, misalnya pada kasus gantung atau jerat.
12
13
14
Patah atau retaknya tulang akibat kekerasan benda tumpul mudah dibedakan
dengan patah atau retaknya tulang akibat kekerasan benda tajam atau senjata api.
Pada kasus dimana kepala seseorang dipukul dengan benda tumpul, sering dijumpai
patah tulang dimana bagian-bagian yang patah tersebut tertekan ke dalam (fraktur
kompresi). Pada kasus lalu lintas dimana tubuh korban terlempar dan jatuh dengan
kepala menyentuh jalan, maka sering akan dijumpai patah tulang dengan garis patah
yang linier. Dengan demikian dapat dibedakan berdasarkan kelainan yang terjadi pada
tengkorak, yaitu apakah benda tumpul yang menghampiri kepala atau kepala yang
menghampiri benda tumpul.
Kelainan Jaringan Otak
1. Contusio cerebri (memar otak)
Memar otak terlihat berupa perdarahan kecil di permukaan otak (substansia
alba/grisea) di bawah piamater tanpa disertai kerusakan arachnoid.
2. Laceratio cerebri (robek otak)
Pada laceratio cerebri terdapat kerusakan substansia alba/grisea, disertai robeknya
arachnoid dan piamater.
3. Oedema cerebri (sembab otak)
Oedema cerebri dapat bersifat lokal atau general. Oedema yang lokal terjadi di
sekitar tumor, abses dan laserasi otak yang letaknya dalam. Sifatnya lunak,
gelatinous dan berwarna kehijauan. Oedema yang general terjadi pada kekerasan
otak yang lebih berat. Tanda-tandanya antara lain :
-
Karena sembab otak menyebabkan kompresi, maka pada otak kecil terdapat
bekas cetakan foramen magnum dan pada unkus terdapat bekas cetakan
tentorium cerebelli.
15
perdarahan
tergantung
dari
kuatnya
tulang
tengkorak
dan
eratnyaduramater melekat pada calvaria dan sering terjadi pada usia dewasa (2040 tahun). Perdarahan epidural/ekstradural ini dapat terjadi dengan atau tanpa
disertai patah tulang tengkorak. Pada saat terjadi perdarahan,darah merembes
antara tengkorak dengan selaput otak tebal (duramater) dan bila darah yang
terkumpul sudah cukup banyak, barulah menyebabkan gejala klinik akibat
penekanan pada otak. Jadi, antara terjadinya kekerasan dan timbulnya gejala
klinik ada suatu masa tanpa gejala yang disebut interval bebas atau periode laten.
Lamanya interval bebas ini biasanya dari beberapa jam sampai 24 jam, jarang
lebih dari 2 hari. Perdarahan sebanyak 60-80 gram cukup menyebabkan kematian.
2. Subdural bleeding
Merupakan perdarahan yang lokalisasinya antara duramater dengan arachnoid dan
biasanya disertai pula dengan perdarahan subarachnoid. Perdarahan ini dapat
terjadi oleh karena robeknya sinus, arteri basilaris atau berasal dari perdarahan
subarachnoid. Perdarahan subdural dapat pula disebabkan oleh penyakit
pachymeningitis haemorrhagica interna, perdarahan ini merupakan perdarahan
kronik sehingga terdapat darah beku yang berlapis-lapis, darah beku pertama
adalah yang melekat pada bagian selaput otak tebal.
3. Subarachnoid bleeding
Merupakan perdarahan yang terjadi antara arachnoid dengan piamater. Sifatnya
tidak terlokalisasi tetapi meluas dan bercampur dengan cairan cerebrospinal.
Perdarahan dapat terjadi akibat trauma maupun timbul secara spontan, misalnya
16
17
dimana tubuh korban terlindas oleh ban kendaraan, maka luka lecet tekan yang
terdapat pada tubuh korban seringkali merupakan cetakan daripada ban kendaraan
tersebut, khususnya bila ban masih dalam keadaan cukup baik, dimana kembang
dari ban tersebut masih tampak jelas, misalnya berbentuk zigzag yang sejajar. Dengan
demikian di dalam kasus tabrak lari, informasi dari sifat-sifat luka yang terdapat pada
tubuh korban sangat bermanfaat di dalam penyidikan.
Pada pengemudi yang mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi dan
kemudian mendadak berhenti, dapat terjadi :
(1)
(2)
(3)
18
C. Luka Bakar
Dry heat (burn heat / luka bakar) adalah luka bakar yang diakibatkan
oleh persentuhan tubuh dengan api atau benda panas (bukan cairan).
Ada 2 reaksi dari tubuh korban :
1. Reaksi lokal
2. Reaksi umum
Ada 4 reaksi lokal dari tubuh korban :
9%
Permukaan dada
9%
Permukaan punggung
9%
Permukaan perut
9%
Permukaan pinggang
9%
9%
9%
19
9%
9%
1%
Tingkat IIA
Tingkat IIB
Tingkat III
Klinis
Tusukan
bakar
I
IIA
IIB
III
Hiperemia
Basah, Bulla (+)
Basah, Bulla , keputihan
Kering, putih, hitam
jarum
Hiperestesi
Hiperestesi
Hiperestesi
Anestesi
Kritis
a. Anak-anak :
b. Dewasa
c. Luka bakar Tk III pada tangan, kaki, wajah, atau yang memberi
komplikasi pada tractus respiratorius atau ada fraktur tulang
Sedang
a. Anak-anak :
b. Dewasa :
20
Ringan
a. Anak-anak : - luka bakar Tk II < 10%
- luka bakar Tk III <2%
b. Dewasa :
21
Heat stroke / sun stroke / pingsan panas diakibatkan oleh terjadinya paralisis
centrum di medulla. Keadaan ini dapat terjadi pada udara yang panas (1000
Fahrenheit) dan lembab serta telah berlangsung beberapa hari.
Ada 6 gejala heat stroke / sun stroke / pingsan panas :
1. Badan panas
2. Pusing
3. Sakit kepala
4. Nadi cepat & penuh
5. Kolaps sirkuler
6. Shock sampai beresiko mati dengan tubuh kemerahan
Ada 6 hal pada autopsi tanda adanya reaksi heat stroke :
1. Darah berwarna merah gelap.
2. Organ mengalami kongesti.
3. Perdarahan otak, epicardium, endocardium atau bundle of his.
4. Degenerasi sel-sel ganglion.
5. Kongesti (edem berat).
6. Perdarahan kecil pada ventrikel III & IV.
Heat cramp dapat terjadi pada individu yang bekerja dalam ruangan yang
bersuhu tinggi. Kita dapat melakukan terapi terhadap reaksi heat cramp dengan
menggunakan campuran air & garam atau larutan PZ IV bila korban mengalami
konvulsi.
Ada 5 gejala umum dry heat (burn heat / luka bakar), yaitu :
Pugillistic attitude / coitus attitude berupa ekstremitas fleksi, kulit menjadi arang
& mengelupas. Ekstremitas fleksi akibat koagulasi protein. Ekstremitas fleksi
tidak sampai menimbulkan rigor mortis.
22
Lambat : shock dehidrasi, acute renal failure, infeksi & sepsis, ulcus curling,
autointoksikasi, dan pneumonia hipostatik.
Luas dry heat (burn heat / luka bakar) dapat kita tentukan dengan
23
Diagnosis pasti dapat kita tentukan dengan melakukan pemeriksaan saturasi, yaitu
lebih 10%. Gas karbon monoksida (CO) 210 kali lebih kuat dari gas oksidan (O2)
dalam mengikat hemoglobin.
D. Trauma Listrik
Ada 2 jenis tenaga yaitu :
Tenaga listrik alam seperti petir dan kilat.
Tenaga listrik buatan meliputi arus listrik searah (DC) seperti telepon (30-50
volt) dan tram listrik (600-1000 volt) dan arus listrik bolak-balik (AC) seperti
listrik rumah, pabrik, dll
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efek Listrik pada Tubuh
1. Jenis / macam aliran listrik
Arus searah (DC) dan arus bolak-balik (AC). Banyak kematian akibat
sengatan arus listrik AC dengan tegangan 220 volt. Suatu arus AC dengan
intensitas 70-80 mA kematian, sedangkan arus DC dengan intensitas 250
mA masih dapat ditolerir tanpa menimbulkan kerusakan.
2. Tegangan / voltage
Hanya penting untuk sifat-sifat fisik saja, sedangkan pada implikasi biologis
kurang berarti.Voltage yang paling rendah yang sudah dapat menimbulkan
kematian manusia 50 volt. Makin tinggi voltage akan menghasilkan efek
yang lebih berat pada manusia baik efek lokal maupun general.+60%
kematian akibat listrik arus listrik dengan tegangan 115 volt. Kematian
akibat aliran listrik tegangan rendah terutama oleh karena terjadinya vibrilasi
ventrikel, sementara itu pada tegangan tinggi disebabkan oleh karena trauma
elektrotermis.
3. Tahanan / resistance
Tahanan tubuh bervariasi pada masing-masing jaringan, ditentukan
perbedaan kandungan air pada jaringan tersebut. Tahanan yang terbesar
24
terdapat pada kulit tubuh, akan menurun besarnya pada tulang, lemak, urat
saraf, otot, darah dan cairan tubuh. Tahanan kulit rata-rata 500-10.000 ohm.
Di dalam lapisan kulit itu sendiri bervariasi derajat resistensinya, hal ini
bergantung pada ketebalan kulit dan jumlah relatif dari folikel rambut,
kelenjar keringat dan lemak. Kulit yang berkeringat lebih jelek daripada kulit
yang kering. Menurut hitungan Cardieu, bahwa berkeringat dapat
menurunkan tahanan sebesar 3000-2500 ohm. Pada kulit yang lembab
karena air atau saline, maka tahanannya turun lebih rendah lagi antara 12001500 ohm. Tahanan tubuh terhadap aliran listrik juga akan menurun pada
keadaan demam atau adanya pengaruh obat-obatan yang mengakibatkan
produksi keringat meningkat.
Pertimbangkan tentang transitional resistance, yaitu suatu tahanan yang
menyertai akibat adanya bahan-bahan yang berada di antara konduktor dengan
tubuh atau antara tubuh dengan bumi, misalnya baju, sarung tangan karet, sepatu
karet, dan lain-lain.
4.
Efek
1,0
1,5
2,0
3,5
4,0
25
5,0
7,0
10,0
15,0
20,0
6.
26
konduktor arus listrik akan mengalir lebih lama korban jatuh dalam
keadaan syok yang mematikan Sedangkan pada tegangan tinggi segera
terlempar atau melepaskan konduktor atau sumber listrik yang tersentuh, karena
akibat arus listrik dengan tegangan tinggi tersebut dapat menyebabkan timbulnya
kontraksi otot, termasuk otot yang tersentuh aliran listrik tersebut.
7.
8.
Faktor-faktor lain
a. adanya penyakit-penyakit tertentu yang sudah ada pada korban sebelumnya,
seperti penyakit jantung, kondisi mental yang menurun,dsb, yang dapat
memperberat efek listrik pada tubuh manusia sampai timbulnya kematian.
b. Antisipasi terhadap syok.
c. Kelengahan atau kekuranghati-hatian.
d. Luas kontak dengan arus listrik.
e. Kesadaran adanya arus listrik.
f. Kebiasaan dan pekerjaan.
g. Konstitusi tubuh yaitu tubuh kurus dan gemuk.
Cara Kematian
Paling sering : kecelakaan, jarang terjadi karena pembunuhan atau bunuh diri.
Oleh karena itu pemeriksaan Tempat Kejadian Perkara (TKP) sangat penting.
27
Patofisiologi
Elektron mengalir secara abnormal melalui tubuh menghasilkan cedera
dengan atau kematian melalui depolarisasi otot dan saraf, inisiasi abnormal irama
elektrik pada jantung dan otak, atau menghasilkan luka bakar elektrik internal
maupun eksternal melalui panas dan pembentukan pori di membran sel. Arus yang
melalui otak, baik voltase rendah maupun tinggi mengakibatkan penurunan kesadaran
segera karena depolarisasi saraf otak. Arus AC dapat menghasilkan fibrilasi ventrikel
jika jalurnya melalui dada. Aliran listrik yang lama membuat kerusakan iskemik otak
terutama yang diikuti gangguan nafas. Seluruh aliran dapat mengakibatkan
mionekrosis, mioglobinemia, dan mioglobinuria dan berbagai komplikasi. Selain itu
dapat juga mengakibatkan luka bakar.
Sebab Kematian
Kebanyakan oleh energi listrik itu sendiri. Sering trauma listrik disertai
trauma mekanis. Ada kasus karena listrik yang menyebabkan korban jatuh dari
ketinggian, dalam hal ini sukar untuk mencari sebab kematian yang segera. Sebab
kematian karena arus listrik yaitu :
1. Fibrilasi ventrikel
Bergantung
pada
ukuran
badan
dan
jantung.DALZIEL
(1961)
28
yang dapat menimbulkan ventrikel fibrilasi. Menurut KOEPPEN, spasme otototot pernafasan terjadi pada arus 25-80 mA,sedangkan ventrikel fibrilasi terjadi
pd arus 80-100 mA.
3. Paralisis pusat nafas
Jika arus listrik masuk melalui pusat di batang otak, disebabkan juga oleh
trauma pada pusat-pusat vital di otak yang terjadi koagulasi dan akibat efek
hipertermia. Bila aliran listrik diputus, paralisis pusat pernafasan tetap ada,
jantung pun masih berdenyut, oleh karena itu dengan bantuan pernafasan buatan
korban masih dapat ditolong. Hal tersebut bisa terjadi jika kepala merupakan jalur
arus listrik.
Pemeriksaan Korban
1. Pemeriksaan korban di Tempat Kejadian Perkara (TKP)
Korban mungkin ditemukan sedang memegang benda yang membuatnya kena
listrik, kadang-kadang ada busa pada mulut.Yang perlu dilakukan pertama kali adalah
mematikan arus listrik atau menjauhkan kawat listrik dengan kayu kering. Lalu
kemudian korban diperiksa apakah hidup atau sudah meninggal dunia. Bilamana
belum ada lebam mayat, maka mungkin korban dalam keadaan mati suri dan perlu
diberi pertolongan segera yaitu pernafasan buatan dan pijat jantung dan kalau perlu
segera dibawa ke Rumah sakit. Pernafasan buatan ini jika dilakukan dengan baik dan
benar masih merupakan pengobatan utama untuk korban akibat listrik. Usaha
pertolongan ini dilakukan sampai korban menunjukkan tanda-tanda hidup atau tandatanda kematian pasti.
2. Pemeriksaan Jenazah
a. Pemeriksaan Luar
Sangat penting karena justru kelainan yang menyolok adalah kelainan
pada kulit. Dalam pemeriksaan luar yang harus dicari adalah tanda-tanda
listrik atau current mark/electric mark/stroomerk van jellinek/joule burn.
29
Current mark adalah tanda luka akibat listrik dan merupakan tempat
masuknya aliran listrik. Tanda-tanda listrik tersebut antara lain :
Current mark berbentuk oval, kuning atau coklat keputihan atau coklat
kehitaman atau abu-abu kekuningan dikelilingi daerah kemerahan dan
edema sehingga menonjol dari jaringan sekitarnya (daerah halo). Cara
mencari t.u pada telapak tangan atau telapak kaki dan sebelumnya harus
dicuci dulu dengan sabun dan bila perlu disikat. Metalisasi akibat panas
yang ditimbulkan sedemikian besar sehingga ion-ion asam jaringan
bereaksi dengan ion-ion logam dari kawat atau kabel membentuk garam
dan menyebar di jaringan. Warna yang terjadi tergantung bahan logam,
misalnya dari besi akan tampak warna hitam kecoklatan, tembaga warna
coklat kemerahan, dan aluminium warna perak. Luka keluar dari luka
listrik (electrical burn) tidak khas dapat berupa luka lecet, luka robek, atau
luka bakar. Sepatu korban dan pakaian dapat terkoyak.
Tanda yang lebih berat yaitu kulit menjadi hangus arang, rambut ikut
terbakar, tulang dapat meleleh dengan pembentukan butir kapur/kalk
parels terdiri dari kalsium fosfat
Eksogenous burn dapat terjadi bila tubuh terkena arus listrik tegangan
tinggi yang sudah mengandung panas, sehingga tubuh akan hangus
terbakar dengan kerusakan yang sangat berat dan tidak jarang disertai
dengan patahnya tulang-tulang
Panas yang timbul pada suatu waktu demikian besarnya sehingga kawat
listrik menguap dan mengkondensir di jaringan tubuh/electric metalisasi
30
b. Pemeriksaan Dalam
Pada autopsi biasanya tidak ditemukan kelainan yang khas. Pada otak
didapatkan perdarahan kecil-kecil dan terutama paling banyak adalah pada
daerah ventrikel III dan IV. Organ jantung akan terjadi fibrilasi bila dilalui
aliran listrik dan berhenti pada fase diastole, sehingga terjadi dilatasi jantung
kanan. Pada paru didapatkan edema dan kongesti. Pada korban yang terkena
listrik tegangan tinggi, Custer menemukan pada puncak lobus salah satu paru
terbakar, juga ditemukan pneumothorak, hal ini mungkin sekali disebabkan
oleh aliran listrik yang melalui paru kanan. Organ viscera menunjukkan
kongesti yang merata. Petekie atau perdarahan mukosa gastro intestinal
ditemukan pada 1 dari 100 kasus fatal akibat listrik. Pada hati ditemukan lesi
yang tidak khas., sedangkan pada tulang, karena tulang mempunyai tahanan
listrik yang besar, maka jika ada aliran listrik akan terjadi panas sehingga
tulang meleleh dan terbentuklah butiran-butiran kalsium fosfat yang
menyerupai mutiara atau pearl like bodies.1 Otot korban putus akibat
perubahan hialin. Perikard, pleura, dan konjungtiva korban terdapat bintikbintik pendarahan. Pada ekstremitas, pembuluh darah korban mengalami
nekrosis dan ruptur lalu terjadi pendarahan kemudian terbentuklah gangren.
.
Pemeriksaan Tambahan
Yang dilakukan adalah pemeriksaan patologi anatomi pada current mark.
Walaupun pemeriksaan itu tidak spesifik untuk tanda kekerasan oleh listrik
tetapi sangat menolong untuk menegakkan bahwa korban telah mengalami
trauma listrik.
Hasil pemeriksaan akan terlihat sebagai berikut :
Ada bagian sel yang memipih, pada pengecatan dengan metoxyl lineosin
akan bewarna lebih gelap dari normal
31
Sel dan intinya dari stratum basalis menjadi lonjong dan tersusun secara
palisade
Ada sel yang mengalami karbonisasi dan ada pula bagian sel-sel yang
rusak dari stratum korneum
Petir (Lightning)
Lightning / eliksem adalah kecelakaan akibat sambaran petir. Petir termasuk
arus searah (DC) dengan tegangan 20 juta volt dan kuat arus 20 ribu ampere.
Ada 3 keadaan yang berpotensi besar terkena petir :
1. Berada di tanah lapang.
2. Berada dibawah pohon yang tinggi.
3. Kehujanan dan memakai perhiasan yang terbuat dari logam.
Ada 3 kelainan akibat sambaran petir :
1. Efek listrik.
2. Efek panas.
3. Efek ledakan.
Ada 3 efek listrik akibat sambaran petir :
32
Luka bakar sampai hangus. Rambut, pakaian, sepatu bahkan seluruh tubuh korban
dapat terbakar atau hangus.
Metalisasi. Logam yang dikenakan korban akan meleleh seperti perhiasan dan
komponen arloji. Arloji korban akan berhenti dimana tanda ini dapat kita gunakan
untuk menentukan saat kematian korban. Efek ini juga termasuk salah satu tanda
luka listrik (electrical burn).
Efek ledakan akibat sambaran petir (lightning / eliksem) terjadi akibat
perpindahan volume udara yang cepat & ekstrim. Setelah kilat menyambar, udara
setempat menjadi vakum lalu terisi oleh udara lagi shg menimbulkan suara
menggelegar/guntur / ledakan. Cara kematian korban akibat sambaran petir :
kecelakaan.
E. Trauma Tembak
Senjata api adalah suatu senjata yang menggunakan tenaga hasil
peledakan mesin, dapat melontarkan proyektil (anak peluru) yang berkecepatan
tinggi melalui larasnya. Anak peluru yang dilepaskan dari suatu tembakan dapat
tunggal, dapat pula tunggal berurutan secara otomatis maupun dalam jumlah
tertentu bersama-sama.
Anak peluru yang menembus kulit akan menyebabkan terjadinya lubang
yang dikelilingi bagian yang kehilangan kulit ari berupa kelim lecet. Selain itu
zat yang melekat pada anak peluru seperti minyak pelumas, jelaga dan elemen
mesin (Pb, Sb, ba) akan terisap pada tepi lubang sehingga membentuk kelim
kesat yang terdapat tepat di tepi pada lubang. Butir-butir mesin yang tidak habis
terbakar akan tertanam pada kulit di sekitar kelim lecet, membentuk kelim tattoo
dan jelaga/ asap yang keluar dari ujung laras senjata akan membentuk kelim
jelaga sedangkan api yang ikut keluar membentuk kelim api ( berupa hiperemi
atau jaringan yang terbakar ). Ujung laras yang menempel pada kulit saat senjata
33
api ditembakkan akan membentuk luka lecet tekan yang mengelilingi kelim lecet
dengan sekitar yang menonjol, dikenal sebagai jejak laras.
Ada dua jenis luka tembak yang kita kenal, yakni : luka tembak masuk
dan luka tembak keluar.
Luka Tembak Masuk
Luka tembak masuk dapat dibedakan lagi, yaitu :
1. Luka tembak masuk jarak jauh.
Luka tembak masuk ini dibentuk oleh komponen anak peluru.
2. Luka tembak masuk jarak dekat.
Luka tembak masuk ini dibentuk oleh komponen anak peluru dan butir-butir
mesin yang tidak habis terbakar.
3. Luka tembak masuk jarak sangat dekat atau menempel dengan kulit
Dibentuk oleh komponen anak peluru, butir mesin, jelaga dan panas api.
Ciri-ciri luka tembak masuk jarak jauh ( Long ronge wounds ).
-
Jaraknya diatas 45 cm
Luka berbentuk bundar atau oval, bisa disertai adanya kelim lecet.
Disekitar luka terdapat bintik-bintik hitam (kelim tattoo) dan atau jelaga
(kelim jelaga).
34
Ciri-ciri luka tembak masuk jarak sangat dekat atau menempel dengan kulit
-
Umumnya luka berbentuk bundar, dikelilingi kelim lecet yang sama lebarnya
pada setiap bagian.
Disekeliling luka tampak daerah yang berwarna merah atau merah coklat yang
menggambarkan bentuk moncong senjata (jejas laras) oleh karena
terbentuknya coltb.
Saluran luka berwarna hitam disebabkan oleh butir-butir mesin, jelaga, dan
minyak pelumas
35
Pakaian yang menutupi luka terbakar karena percikan api dari senjata.
Gambar 7: Luka tembak masuk, karena menempel menyebabkan luka robek bentuk
36
Gambar 8: Luka tembak masuk tempel dengan warna hitam abu-abu yang berasal
dari sisa mesiu
1.
Ukurannya kecil, karena peluru Ukurannya lebih besar dan lebih tidak
menembus kulit seperti bor dengan teratur dibandingkan luka tembak
kecepatan tinggi.
masuk, karena kecepatan peluru
berkurang sehingga menyebabkan
robekan jaringan.
2.
Pinggiran luka melekuk kearah dalam Pinggiran luka melekuk ke luar karena
karena peluru menembus kulit dari peluru menuju keluar.
luar.
3.
Pinggiran
abrasi.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
luka
seperti
tidak
gambaran
mengalami
mirip
sekitar luka.
Luka Tembak Pada Tulang Pipih
-
Luka tembak di daerah kepala : pada tempat masuknya peluru, lubang yang
terjadi pada tabula externa lebih kecil dibandingkan di tabula interna, sehingga
membentuk corong yang membuka ke dalam. Sedangkan pada tempat
keluarnya peluru, lubang yang terjadi pada tabula interna, akan lebih kecil
dibanding lubang pada tabula externa sehingga membentuk corong yang
membuka keluar.
Pada tulang panjang dilihat melalui frogmen tulang yang terangkat atau
terdorong, bila peluru datang dari sebelah kanan maka fragmen tulang akan
terdorong ke sebelah kiri.
Gambar 9: Diagram luka tembak tempel, dekat dan jauh (atas), diagram luka
tembak pada tulang tengkorak (bawah)
Prinsip Identifikasi Senjata Api dengan Pemeriksaan anak peluru
-
Tindakan bedah untuk mengambil peluru dan diteliti dari segala sudut, bila
sukar sikeluarkan, maka dilakukan foto roentgen.
Pada korban hidup peluru tidak selalu dikeluarkan, ini tergantung pada
lokasisasi dan beratnya operasi. Indikasi merupakan peluru didasarkan atas
kesehatan penderita.
Secara makroskop dapat ditentukan : kaliber, jumlah alur dan arah alur.
Peluru yang ditemukan harus lebih dulu dicocokkan dengan senjata api yang
dicurigai, kemudian dilakukan tembakan percobaan ( test bullet)
dicocokkan
dengan
goresan
pada
peluru
bukti
dengan
Pada peluru dan selangsang diberi tanda atau goresan sedemikian rupa
sehingga tidak merusak goresan miksroskopik yang diperlukan untuk
identifikasi, berupa : angka, tanggal atau inisial. Pada peluru inskripsi dibuat
dibagian belakang peluru dan pada pelangsang dibagian dalamnya.
Peluru atau selongsong dibungkus dengan kapas dan dimasukkan dalam kotak
kecil kemudian dibungkus rapi dengan kertas, lalu diikat dengan tali yang
tidak ada sambungannya, diberi label dan simpul tali dilax pada label dan
diberi materai.
Setelah itu berita acara pembungkusan yang ditandatangani oleh pengirim dan
saksi yang melakukan pembungkusan dan diberi materai.
Bila pada mayat ditemukan luka tembak masuk jarak dekat atau mayat
ditemukan sisa mesin pada tangannya, maka perlu dilakukan tes parafin untuk
mengangkat sisa mesin. Tempat sekitar luka tembak masuk dibendung dengan
kardus, kemudian dituangkan parafin cair, di atas parafin diletakkan kain kasa,
kemudian dituangkan parafin cari lagi. Dengan adanya kain kasa, parafin yang
membeku tidak mudah retak bila diangkat.
Pada tempat yang tidak dapat dikerjakan tes parafin atau pada korban hidup
dan luka tidak berdarah lagi, sisa mesin dapat diangkat dengan plester yang
letak lekar kemudian diletakkan pada kaca.
F. Trauma Bom
Ledakan dan kebakaran adalah reaksi kimia yang mirip yang terjadi
karena kedua hasil dari konsumsi bahan bakar dan oksigen. Satu-satunya
perbedaan antara keduanya adalah bahwa reaksi ledakan terjadi lebih cepat
dari reaksi api. Reaksi ledakan menghabiskan bahan bakar seperti bensin atau
mesiu hampir seketika sebagian karena bahan terbatas pada ruang kecil.
Reaksi Api di sisi lain mengkonsumsi bahan bakar seperti kayu pohon atau
kertas lebih lambat dari reaksi ledakan. Jika Anda menyulut bahan-bahan di
ruang terbuka bahan hanya membakar. Sebaliknya jika Anda erat pak bahanbahan yang sama ke dalam wadah meledak ketika Anda menyalakan itu.
Ledakan menimbulkan masalah bagi peneliti. Perangkat peledak dan
setiap struktur di sekitarnya rusak berat jika tidak sepenuhnya dihapuskan.
Kecuali api sekunder terjadi peneliti biasanya dapat memastikan titik asal
tanpa masalah. Mencari fragmen perangkat timer atau igniters adalah cerita
lain.
Bahan Peledak dikategorikan sebagai tinggi atau rendah sesuai
dengan kecepatan gelombang kejut yang dihasilkan mereka. Bahan peledak
rendah biasanya bergerak dengan tarif hingga . m / s dan bahan peledak tinggi
dapat mencapai kecepatan hingga . m / s.
Bubuk hitam dan bubuk mesiu tanpa asap adalah bahan peledak
rendah paling tersedia dan umum digunakan. Campuran gula meja dan
potasium klorat membuat peledak lain mudah. Bom tidak perlu menjadi
kompleks.
Bahan peledak tinggi dapat dibagi menjadi dua kategori semua
tergantung pada sensitivitas mereka terhadap panas gesekan atau guncangan
mekanis.
TNT
tetranitrate
pentaerythritrol
RDX
dan
DAFTAR PUSTAKA
Apuranto, Hariadi. Luka tumpul. 2010 [cited: 24 September 2014]. Available at:
www.fk.uwks.ac.id/elib/Arsip/Departemen/.../LUKA%20TUMPUL.pdf
Apuranto, Hariadi. Luka tajam]. 2010. [cited: 24 September 2014] Available at :
www.fk.uwks.ac.id/elib/.../LUKA%20AKIBAT%20BENDA
%20TAJAM.pdf [cited : 09 Juni 2010
Budiyanto, Arif. Ilmu Kedokteran Forensik. Bagian Kedokteran Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta
Dahlan, Sofwan. Traumatologi. 2004 Dalam: Ilmu Kedokteran Forensik.. Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.Semarang