Anda di halaman 1dari 43

1

Bagian Kedokteran Forensik dan Medikolegal

September 2016

Fakultas Kedokteran
Universitas Halu Oleo

TRAUMATOLOGI
(TAJAM, TUMPUL, BAKAR, LISTRIK, TEMBAK, BOM)

OLEH :
Sitti Wahidatun Asriyani, S.Ked
K1A109057
PEMBIMBING:
Kompol dr. Mauluddin, S.sos, S.H, M.H, M.kes, Sp.F
DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016

TRAUMATOLOGI
(TAJAM, TUMPUL, BAKAR,LISTRIK, TEMBAK, BOM)
Traumatologi berasal dari kata trauma dan logos. Trauma berarti kekerasan
atas jaringan tubuh yang masih hidup, sedang logos berarti ilmu. Traumatologi adalah
cabang ilmu kedokteran yang mempelajari tentang trauma atau perlukaan, cedera
serta hubungannya dengan berbagai kekerasan (rudapaksa), yang kelainannya terjadi
pada tubuh karena adanya diskontinuitas jaringan akibat kekerasan yang
menimbulkan jejas.
Ada tiga hal yang ciri khas/ hasil dari trauma yaitu :
1. Adanya luka
2. Perdarahan dan atau skar
3. Hambatan dalam fungsi organ
Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh. Keadaan ini
dapat disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia,
ledakan, sengatan listrik , atau gigitan hewan atau juga gangguan pada ketahanan
jaringan tubuh yang disebabkan oleh kekuatan mekanik eksternal, berupa potongan
atau kerusakan jaringan, dapat disebabkan oleh cedera atau operasi.
Luka di klasifikasikan dapat dibagi berdasarkan :
1. Jenis penetrasi yang terbagi atas luka tusuk, luka insisi, luka bacok, luka memar,
luka robek, luka tembak dan luka gigitan.
2. Tingkat kebersihan dari kontaminasi bakteri terbagi atas luka bersih, luka bersih
yang terkontaminasi, luka terkontaminasi dan luka kotor.
3. Waktu terjadinya terbagi atas luka akut (sebelum 8 jam) dan luka kronis

A. Trauma Tajam
Trauma tajam ialah suatu ruda paksa yang mengakibatkan luka pada
permukaan tubuh oleh benda-benda tajam. Ciri-ciri umum dari luka benda tajam
adalh sebagai berikut :

Garis batas luka biasanya teratur, tepinya rata dan sudutnya runcing
Bila ditautkan akan mejadi rapat (karena benda tersebut hanya memisahkan ,
tidak menghancurkan jaringan) dan membentuk garis lurus dari sedikit

lengkung.
Tebing luka rata dan tidak ada jembatan jaringan.
Daerah di sekitar garis batas luka tidak ada memar.
Luka akibat kekerasan tajam merupakan luka terbuka yang terjadi akibat

benda yang memiliki sisi tajam atau ujung runcing. Luka berupa luka terbuka
dengan tepi dan dinding luka yang rata, berbentuk garis, tidak terdapat jembatan
jaringan, dasar luka berbentuk garis atau titik dengan keadaan sekitar luka bersih.
Luka jenis ini dibagi tiga golongan, yaitu : luka iris, luka tusuk dan luka
bacok
Luka Iris
Luka iris adalah luka yang disebabkan karena alat untuk memotong
dengan mata tajam dengan cara menekan dan menggeser, pada permukaan kulit
yang mengakibatkan luka pada jaringan tubuh dengan pinggir luka yang jelas
terpisah. Contoh benda tajam : pisau, silet, skalpel, pecahan kaca, dan taji.
Ciri luka iris:
a. Panjang luka lebih besar daripada lebar dan dalamnya luka.
b. Tepi luka tajam dan rata, pada lipatan kulit tepi luka tajam dan berlikuliku.
c. Ujung luka runcing.

d. Pada luka terdapat awal luka, yaitu tempat dimana luka dimulai. Pada
bagian ini luka lebih dalam dibandingkan ujung lainnya, yang disebut
akhir luka.
e. Rambut ikut teriris.
f. Tidak ada jembatan jaringan.
g. Perdarahan lebih banyak bila pembuluh darah ikut teriris.
Luka iris pada bunuh diri :
1.

Lokasi pada tempat tertentu pada bagian tubuh yang mudah dijangkau, antara
lain : leher, pergelangan tangan, perut, dan lekuk lutut. Irisan di leher biasanya
tidak sampai ke ruas tulang leher.

2.

Terdapat luka iris yang sejajar, pertama dangkal, dinamakan irisan.


percobaan, kemudian timbul keberanian untuk mengiris lebih dalam.

3.

Pakaian biasanya disingkirkan sebelum melakukan irisan.

4.

Tidak ditemukan luka tangkisan.

5.

Tempat kejadian perkara rapi, tidak porak-poranda.

Luka Tusuk
Luka ini terjadi akibat senjata tajam atau tumpul yang diarahkan menembus
kulit langsung ke jaringan yang lebih dalam.
Contohnya : pisau, keris, sangkur, pecahan kaca, kikir dengan penampang bulat,
segitiga, lembing, gancu, obeng.
Luka tusuk ada 2 jenis :
penetrasi
perforasi
Luka penetrasi pada luka ini benda menyebabkan penetrasi yang merobek
kulit dan jaringan yang lebih dalam, lalu masuk ke rongga tubuh seperti rongga
thoraks,abdomen.Luka ini hanya merupakan tempat masuk.
Luka perforasi Jika luka merobek jaringan tubuh manusia sampai menembus
dari satu sisi ke sisi lainnya

Ciri luka tusuk:


Ciri luka tusuk tergantung dari penampang dan mata. Benda berujung runcing
dan bermata tajam satu menyebabkan :
1) Tepi luka tajam.
2) Satu ujung luka runcing, sedangkan ujung yang lain kurang. Bila arah mata
pisau waktu ditusukkan berlainan arah dengan waktu pisau ditarik keluar,
maka didapatkan luka dengan ujung lebih dari dua.

Gambar 1
(a) luka tusuk yang tegak lurus dengan serat otot akan menganga lebar. Luka
tusuk yang sejajar dengan serat otot menganga berkurang.
(b) bentuk luka tusuk yang arah mata pisau berlainan waktu masuk dan
keluar.
(c) Bentuk luka tusuk yang disebabkan benda runcing dengan penampang
segi tiga
3) Pada sisi mata yang tajam rambut ikut terpotong.
4) Dalamnya luka lebih besar daripada panjangnya luka.
5) Bila luka tegak lurus dengan serat otot, maka luka akan menganga lebar, bila
luka sejajar dengan serat otot luka menganga berkurang.

Gambar 2: Luka tusuk pisau bermata dua (kiri), luka tusuk pisau bermata satu
(kanan
Luka tusuk pada bunuh diri, antara lain.:
1) Luka tusuk yang menggerombol, pertama dangkal, luka tusuk percobaan,
kemudian lebih dalam.
2) Lokalisasi tertentu adalah daerah perut, daerah jantung, ada kalanya hanya
satu tusukan.
3) Pakaian biasanya disingkirkan sebelum menusuk.
4) Tidak ada luka tangkis.
5) Tempat kejadian perkara rapi, tidak porak-poranda.
Penyeban kematian pada luka tusuk adalah:
I. Cedera pada organ vital tubuh.
II. Perdarahan dari pembuluh darah yang mengalai cedera.
III. Infeksi
Luka Bacok
Luka bacok disebabkan karena persentuhan dengan senjata yang berat
diayunkan dengan mata tajam atau tumpul. Biasanya disebabkan oleh benda tajam
yang ukurannya besar, umpamanya luka akibat golok, klewang, mandau, kapak dan
oleh clurit.(4) Luka bacok mempunyai kedalaman luka kurang lebih sama sama dengan
panjang luka, terjadi akibat kekerasan yang arahnya miring dengan kulit.(6)

Biasanya korban dengan luka bacok disebabkan karena pembunuhan dan


hampir selalu ditemukan kerusakan pada tulang.
Ciri ciri luka pada pembunuhan, bunuh diri, dan kecelakaan
Pembunuhan
Lokasi luka

Sembarang

Bunuh Diri
Terpilih,

pada

Kecelakaan

tempat Terpapar

Yang mematikan (leher,


dada kiri, pergelangan
tangan Perut, lipat paha)
Jumlah luka

Banyak

Banyak

Tunggal/banyak

Pakaian

Terkena

Tidak kena pakaian

Terkena

Luka Tangkis

Ada

tidak ada

tidak ada

Luka percobaan

tidak ada

Ada

tidak ada

Cedera sekunder

mungkin ada

tidak ada

mungkin ada

(cedera bukan akibat


Benda

tajam

penyebab)

B. Trauma Tumpul

Benda-benda yang dapat mengakibatkan luka dengan sifat luka seperti ini
adalah benda yang memiliki permukaan tumpul. Luka yang terjadi dapat berupa luka
memar (kontusio,hematom), luka lecet (ekskoriasi,abrasi) dan luka retak, robek atau
koyak (vulnus laseratum).
Luka Memar (kontusio)
Memar adalah cedera yang disebabkan benturan dengan benda tumpul yang
mengakibatkan pembengkakan pada bagian tubuh tertentu karena keluarnya darah
dari kapiler yang rusak ke jaringan sekitarnya, yang terjadi sewaktu orang masih
hidup. Pada luka memar biasanya permukaan kulit utuh, yang mengalami kerusakan
adalah jaringan di bawah kulit. Benturan dengan benda tumpul ini termasuk pukulan
dengan tangan, jatuh pada permukaan yang datar, cedera akibat senjata tumpul. (1,2,3,4)
Letak, bentuk dan luas luka memar dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti
besarnya kekerasan, jenis benda penyebab (karet,kayu,besi), kondisi dan jenis
jaringan (jaringan ikat longgar,jaringan lemak), usia, jenis kelamin, corak dan warna
kulit, kerapuhan pembuluh darah, penyakit (hipertensi,penyakit kardiovaskuler,
diatesis hemoragik). Bila kekerasan benda tumpul yang mengakibatkan luka memar
terjadi pada daerah dimana jaringan ikat longgar, seperti di daerah mata, leher, atau
pada orang lanjut usia dan pada bayi, maka luka memar yang tampak seringkali tidak
sebanding dengan kekerasan, dalam arti memar lebih mudah terjadi dan seringkali
lebih luas dan adanya jaringan longgar tersebut memungkinkan berpindahnya
memar ke daerah yang lebih rendah karena pengaruh gravitasi. Seorang dengan
kekurangan vitamin K atau seorang penderita hemofilia, persentuhan yang ringan
dengan benda tumpul dapat menyebabkan luka memar yang luas.
Salah satu bentuk luka memar yang dapat memberikan informasi mengenai
bentuk dari benda tumpul adalah apa yang dikenal dengan marginal haemorrhages,
misalnya bila tubuh korban terlindas ban kendaraan, dimana pada tempat dimana
terdapat tekanan justru tidak menunjukkan kelainan. Perdarahan akan menepi
sehingga terbentuk perdarahan tepi yang bentuknya sesuai dengan bentuk celah
antara kedua kembang ban yang berdekatan. Hal yang sama misalnya bila seseorang

dipukul dengan rotan atau benda yang sejenis, maka akan tampak memar yang
memanjang dan sejajar yang membatasi daerah yang tidak menunjukkan kelainan.
Daerah antara kedua memar yang sejajar dapat menggambarkan ukuran lebar dari alat
pemukul yang mengenai tubuh korban.
Hematom ante-mortem yang timbul beberapa saat sebelum kematian biasanya
akan menunjukkan pembengkakan dan infiltrasi darah dalam jaringan sehingga dapat
dibedakan dari lebam mayat dengan cara melakukan penyayatan kulit. Pada lebam
mayat (hipostasis pascamati) darah akan mengalir keluar dari pembuluh darah yang
tersayat sehingga bila dialiri air, penampang sayatan akan tampak bersih, sedangkan
pada hematom penampang sayatan tetap berwarna merah kehitaman. Pada
pembusukan juga terjadi ekstravasasi darah yang dapat mengacaukan pemeriksaan
ini. Selain itu,untuk membedakan luka memar dengan lebam mayat dapat dilihat dari
lokasinya pada tubuh korban, dimana lebam mayat letaknya pada bagian tubuh yang
terendah.

Gambar 3: Luka memar pada wajah


Luka Lecet (abrasi)

10

Luka lecet adalah luka yang superfisial, kerusakan tubuh terbatas hanya pada
lapisan kulit yang paling luar / kulit ari epidermis.
Cedera seperti ini bisa terjadi akibat pukulan, terjatuh, kecelakaan lalu lintas,
terseret, cakaran dengan kuku, gigitan, dll.
Sesuai dengan mekanisme terjadinya, luka lecet diklasifikasikan sebagai:
a.

Luka lecet gores (scratch), diakibatkan oleh benda runcing (misalnya jarum,
kuku jari tangan) yang menggeser lapisan permukaan kulit (epidermis) di
depannya dan menyebabkan lapisan tersebut terangkat sehingga dapat
menunjukkan arah kekerasan yang terjadi.

b.

Luka lecet gesek / serut (graze), merupakan variasi dari luka lecet gores yang
daerah persentuhannya dengan permukaan kulit yang lebih lebar. Cedera
seperti ini biasanya akibat kecelakaan lalu lintas. Pangkal luka tampak bersih
tetapi pada ujung luka terlihat tumpukkan kulit, yang menunjukkan arah
kekerasan yang terjadi.

c.

Luka lecet tekanan (impression, impact abrasion), disebabkan oleh


penjejakkan benda tumpul pada kulit , misalnya dengan ban kendaraan
bermotor, sehingga pada kulit akan terlihat bekas sesuai dengan gambaran
alur ban kendaraan tersebut.

11

Gambar 4:Pola ban yang tercetak pada permukaan kulit


d.

Luka lecet geser (friction abrasion), disebabkan oleh tekanan linear pada kulit
disertai gerakan bergeser, misalnya pada kasus gantung atau jerat.

Luka Retak, Robek atau Koyak (Laserasi)


Luka robek merupakan luka terbuka akibat trauma benda tumpul yang
menyebabkan kulit teregang ke satu arah dan bila batas elastisitas kulit terlampaui,
maka akan terjadi robekan pada kulit. Pada luka robek, yang mengalami kerusakan
adalah seluruh tebal kulit dan jaringan di bawah kulit. Luka robek mudah terjadi pada
kulit yang menutupi tulang. Luka robek ante-mortem banyak mengeluarkan darah.
Luka robek harus dibedakan dari luka iris. Luka robek umumnya tidak beraturan, tepi
atau dinding tidak rata, tampak jembatan jaringan yang menghubungkan kedua tepi
luka, bentuk dasar luka tidak beraturan, ujung luka tidak runcing, akar rambut tampak
hancur atau tercabut bila kekerasannya di daerah yang berambut dan sering
didapatkan luka lecet atau memar di sisi luka.

12

Gambar 5 : Luka robek pada wajah


Kekerasan Tumpul Pada Kepala
Cedera pada kulit kepala
Trauma tumpul pada kulit kepala dapat berupa luka memar dan luka robek.
Luka disini mudah terjadi karena kulit menutupi dasar tulang yang keras. Memar
mudah terlihat pada hidung, palpebra, bibir dan telinga. Luka memar pada dahi dapat

13

menyebabkan perdarahan turun ke kelopak mata, sehingga kelopak mata menjadi


biru, disebabkan karena jaringan di sekitar mata terdiri dari jaringan ikat longgar.
Cedera pada tulang tengkorak
1. Fraktur basis cranii
Fraktur basis cranii dapat melibatkan nasofaring,rongga hidung,telinga tengah
atau mastoid. Bila atap bola mata ikut patah, perdarahan masuk jaringan sekitar bola
mata dan juga ke kelopak mata, sehingga kedua kelopak mata menjadi biru,
berbentuk kaca mata (bril hematoom). Penyebab yang paling sering adalah karena
pukulan atau terjatuh.
2. Fraktur vault cranii
Atap tengkorak terdiri dari tulang keras, tebal dan kuat. Hanya sutura,
squamous temporalis dan lambdoid yang merupakan daerah lemah.
Bentuk-bentuk fraktur vault cranii :
1). Linier/fissure : bentuk fraktur yang hanya berupa garis atau celah.
2). Komposit/comminutive : bila ditemukan lebih dari sati garis fraktur yang
menyebar dari tempat kekerasan. Pada fraktur ini dapat dilakukan rekonstruksi
pukulan mana yang pertama dan pukulan mana yang kedua. Prinsipnya adalah
garis patah tulang pukulan kedua berhenti di garis patah tulang pertama.
3). Depressed : bila bentuk fraktur sesuai dengan alat yang digunakan. Fraktur jenis
ini terjadi akibat kekerasan benda tumpul pada tulang dengan luas persinggungan
yang kecil. Misalnya bila tengkorak mengalami pukulan dengan palu, maka dapat
terjadi patah tulang sesuai dengan lingkaran palu.
4). Bila atap tengkorak anak bayi terbentur maka biasanya tidak terjadi patah tulang,
tetapi tulang kepala terdesak masuk, terjadi suatu lekukan seperti bola pingpong
pada daerah yang mengalami tekanan.
5). Jatuh dari atas pada kepala atau pada tumit dapat menyebabkan patah tulang
sekitar foramen magnum yang berbentuk cincin.

14

Patah atau retaknya tulang akibat kekerasan benda tumpul mudah dibedakan
dengan patah atau retaknya tulang akibat kekerasan benda tajam atau senjata api.
Pada kasus dimana kepala seseorang dipukul dengan benda tumpul, sering dijumpai
patah tulang dimana bagian-bagian yang patah tersebut tertekan ke dalam (fraktur
kompresi). Pada kasus lalu lintas dimana tubuh korban terlempar dan jatuh dengan
kepala menyentuh jalan, maka sering akan dijumpai patah tulang dengan garis patah
yang linier. Dengan demikian dapat dibedakan berdasarkan kelainan yang terjadi pada
tengkorak, yaitu apakah benda tumpul yang menghampiri kepala atau kepala yang
menghampiri benda tumpul.
Kelainan Jaringan Otak
1. Contusio cerebri (memar otak)
Memar otak terlihat berupa perdarahan kecil di permukaan otak (substansia
alba/grisea) di bawah piamater tanpa disertai kerusakan arachnoid.
2. Laceratio cerebri (robek otak)
Pada laceratio cerebri terdapat kerusakan substansia alba/grisea, disertai robeknya
arachnoid dan piamater.
3. Oedema cerebri (sembab otak)
Oedema cerebri dapat bersifat lokal atau general. Oedema yang lokal terjadi di
sekitar tumor, abses dan laserasi otak yang letaknya dalam. Sifatnya lunak,
gelatinous dan berwarna kehijauan. Oedema yang general terjadi pada kekerasan
otak yang lebih berat. Tanda-tandanya antara lain :
-

meratanya gyrus otak, mendangkalnya sulcus otak , bertambahnya berat otak


dan ventrikel menyempit.

Karena sembab otak menyebabkan kompresi, maka pada otak kecil terdapat
bekas cetakan foramen magnum dan pada unkus terdapat bekas cetakan
tentorium cerebelli.

Penonjolan lobus temporalis lewat lubang tentorium.

Secara mikroskopis didapatkan timbunan cairan intraseluler/ periseluler/


perivaskuler.

15

Kelainan Selaput Otak


1. Epidural/ekstradural bleeding
Merupakan perdarahan yang lokalisasinya antara tulang tengkorak dengan
duramater, biasanya disebabkan oleh adanya fraktur yang melewati sulcus
a.meningea media, sehingga menyebabkan robeknya a.meningea media.
Terjadinya

perdarahan

tergantung

dari

kuatnya

tulang

tengkorak

dan

eratnyaduramater melekat pada calvaria dan sering terjadi pada usia dewasa (2040 tahun). Perdarahan epidural/ekstradural ini dapat terjadi dengan atau tanpa
disertai patah tulang tengkorak. Pada saat terjadi perdarahan,darah merembes
antara tengkorak dengan selaput otak tebal (duramater) dan bila darah yang
terkumpul sudah cukup banyak, barulah menyebabkan gejala klinik akibat
penekanan pada otak. Jadi, antara terjadinya kekerasan dan timbulnya gejala
klinik ada suatu masa tanpa gejala yang disebut interval bebas atau periode laten.
Lamanya interval bebas ini biasanya dari beberapa jam sampai 24 jam, jarang
lebih dari 2 hari. Perdarahan sebanyak 60-80 gram cukup menyebabkan kematian.
2. Subdural bleeding
Merupakan perdarahan yang lokalisasinya antara duramater dengan arachnoid dan
biasanya disertai pula dengan perdarahan subarachnoid. Perdarahan ini dapat
terjadi oleh karena robeknya sinus, arteri basilaris atau berasal dari perdarahan
subarachnoid. Perdarahan subdural dapat pula disebabkan oleh penyakit
pachymeningitis haemorrhagica interna, perdarahan ini merupakan perdarahan
kronik sehingga terdapat darah beku yang berlapis-lapis, darah beku pertama
adalah yang melekat pada bagian selaput otak tebal.
3. Subarachnoid bleeding
Merupakan perdarahan yang terjadi antara arachnoid dengan piamater. Sifatnya
tidak terlokalisasi tetapi meluas dan bercampur dengan cairan cerebrospinal.
Perdarahan dapat terjadi akibat trauma maupun timbul secara spontan, misalnya

16

karena pecahnya aneurisma circulus arteriosus Willisi atau cabangnya atau


pecahnya arteri yang ateromatous, sengatan matahari (heat stroke), leukemia,
tumor, keracunan CO dan penyakit infeksi tertentu.
Coup dan Contre coup
Lesi otak tidak selalu terjadi hanya pada daerah benturan (coup) tetapi dapat
pula terjadi diseberang titik benturan (contre coup). Contre coup hanya dapat terjadi
bila kepala bergerak atau kepala dapat bebas bergerak waktu terjadi persentuhan. (1,2)
Antara otak dan tengkorak terdapat cairan cerbrospinal. Berat jenis otak lebih
besar daripada berat jenis cairan cerebrospinal. Mekanisme terjadinya contre coup
dapat dijelaskan sebagai berikut: Bila kepala mengalami gerak percepatan, karena
adanya dorongan cairan cerebrospinal otak akan bergerak dan menempel pada sisi
tengkorak yang berlawanan dengan arah gerakan kepala dan waktu kepala menyentuh
rintangan terjadi oskilasi pada otak. Kerusakan terberat karena oskilasi itu terjadi di
tempat otak menempel pada tengkorak.
Mekanisme dan Pola Luka Pada Kecelakaan Lalu Lintas
Pada kejadian kecelakaan lalu lintas, dapat tersangkut tiga komponen, yakni
pejalan kaki, pengemudi kendaraan dan penumpang.
Luka yang sering dijumpai pada kecelakaan lalu lintas adalah sebagai berikut :
dislokasi, patah tulang kering setinggi 30-35 cm dari tumit karena bumper, dan patah
tulang yang menembus kulit. Bila tungkai digilas ban mobil dan sebelum melintasi
agak selip, maka kulit dapat lepas dari jaringan di bawahnya, bahkan robek melingkar
yang menyerupai kaos kaki (avulsio atau decollement). Pada kasus kecelakaan lalu
lintas dimana tungkai korban mengenai bumper kendaraan, maka patah tulang yang
terjadi dapat memberikan informasi arah datangnya kendaraan yang mengenai
tungkai korban. Bila ditabrak dari belakang, tungkai yang patah akan terdorong ke
depan dan dapat merobek otot serta kulit di daerah tungkai depan. Hal yang
sebaliknya terjadi bila korban ditabrak dari depan. Dengan demikian, berdasarkan
sifat-sifat patah tulang, dapat diperkirakan dari mana asal kekerasan itu hingga
mengenai tubuh korban. Hal ini penting untuk rekonstruksi peristiwa. Pada kasus lain

17

dimana tubuh korban terlindas oleh ban kendaraan, maka luka lecet tekan yang
terdapat pada tubuh korban seringkali merupakan cetakan daripada ban kendaraan
tersebut, khususnya bila ban masih dalam keadaan cukup baik, dimana kembang
dari ban tersebut masih tampak jelas, misalnya berbentuk zigzag yang sejajar. Dengan
demikian di dalam kasus tabrak lari, informasi dari sifat-sifat luka yang terdapat pada
tubuh korban sangat bermanfaat di dalam penyidikan.
Pada pengemudi yang mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi dan
kemudian mendadak berhenti, dapat terjadi :
(1)

tubuh pengemudi terdesak ke depan sehingga dada menyentuh alat


pengemudi, menyebabkan patah tulang dada dan tulang iga. Kepala
menyentuh desbor dan kaca, menyebabkan patah tengkorak, luka robek pada
kulit kepala.

(2)

Dislokasi sendi pangkal paha.

(3)

Kemudian tubuh terdesak ke belakang, kepala terbentur pada sandaran


punggung yang menyebabkan patah tulang atau dislokasi ruas tulang leher.
Gerakan ini dinamakan gerakan cambuk.
Cedera leher (whiplash injury) dapat terjadi pada penumpang kendaraan yang

ditabrak dari belakang. Penumpang akan mengalami percepatan mendadak sehingga


terjadi hiperekstensi kepala yang disusul dengan hiperfleksi. Cedera terjadi terutama
pada vertebra cervical IV dan V yang membahayakan sumsum tulang belakang.
Kerusakan pada medulla oblongata dapat berakibat fatal. Timbulnya cedera leher ini
juga dipengaruhi oleh bentuk sandaran tempat duduk dan kelengahan korban.
Pada kasus lalu lintas diamana seringkali tubuh korban terlempar dan jatuh
dengan kepala menyentuh jalan, maka lebih sering akan dijumpai patah tulang
dengan garis patah yang linier.

18

C. Luka Bakar
Dry heat (burn heat / luka bakar) adalah luka bakar yang diakibatkan
oleh persentuhan tubuh dengan api atau benda panas (bukan cairan).
Ada 2 reaksi dari tubuh korban :
1. Reaksi lokal
2. Reaksi umum
Ada 4 reaksi lokal dari tubuh korban :

Eritem dengan ciri-ciri : epidermis intak, kemerahan, sembuh


tanpa meninggalkan sikatriks.

Vesikel, bulla & bleps dengan albumin atau NaCl tinggi.

Necrosis coagulativa dengan ciri-ciri : warna coklat gelap


hitam dan sembuh dengan meninggalkan sikatriks (litteken).

Karbonisasi (sudah menjadi arang).


Gradasi luka bakar ditentukan oleh :

1. Luas daerah yang terbakar


2. Tinggi rendahnya temperatur /panas yang membakar tersebut
3. Lamanya kontak dengan kulit
No. 2 dan 3 menentukan dalamnya luka bakar
Rule of Nine untuk menentukan luasnya luka bakar :
Permukaan kepala dan leher

9%

Permukaan dada

9%

Permukaan punggung

9%

Permukaan perut

9%

Permukaan pinggang

9%

Permukaan ekstremitas atas kanan

9%

Permukaan ekstremitas atas kiri

9%

19

Permukaan ekstremitas bawah kanan

9%

Permukaan ekstremitas bawah kiri

9%

Permukaan alat kelamin

1%

Tingkatan dalamnya luka bakar menurut Boyler (1814) :


Tingkat I

: hanya mengenai epidermis

Tingkat IIA

: superfisial, mengenai epidermis dan lapisan atas corium

Tingkat IIB

: dalam, mengenai epidermis dan lapisan dalam corium

Tingkat III

: mengenai seluruh tebal kulit, subcutan, otot dan tulang

Tabel. Derajat dalamnya luka bakar


Tingkat luka

Klinis

Tusukan

bakar
I
IIA
IIB
III

Hiperemia
Basah, Bulla (+)
Basah, Bulla , keputihan
Kering, putih, hitam

jarum
Hiperestesi
Hiperestesi
Hiperestesi
Anestesi

Gradasi luka bakar menurut American College of Surgeon :

Kritis
a. Anak-anak :

- luka bakar Tk II > 15%


- luka bakar Tk III > 10%

b. Dewasa

- luka bakar Tk II > 30%


- luka bakar Tk III > 10%

c. Luka bakar Tk III pada tangan, kaki, wajah, atau yang memberi
komplikasi pada tractus respiratorius atau ada fraktur tulang

Sedang
a. Anak-anak :

- luka bakar Tk II (10-15%)


- luka bakar Tk III (2-10%)

b. Dewasa :

- luka bakar Tk II (15-30%)

20

- luka bakar Tk III (2-10%)

Ringan
a. Anak-anak : - luka bakar Tk II < 10%
- luka bakar Tk III <2%
b. Dewasa :

- luka bakar Tk II < 15%


- luka bakar Tk III <2%

Ada 3 reaksi umum dari tubuh korban :


1. Heat exhaustion
2. Heat stroke / sun stroke / pingsan panas
3. Heat cramp
Ada 8 gejala heat exhaustion :
1. Badan panas
2. Pusing
3. Pucat
4. Berkeringat
5. Otot lemah
6. Suhu tubuh turun
7. Nadi irreguler
8. Kolaps sirkuler
Ada 3 hal yg dapat ditemukan pd autopsi sebagai tanda adanya reaksi heat
exhaustion :
1. Arteriosklerosis arteri coronaria.
2. Darah berwarna gelap di jantung.
3. Organ dalam mengalami kongesti.

21

Heat stroke / sun stroke / pingsan panas diakibatkan oleh terjadinya paralisis
centrum di medulla. Keadaan ini dapat terjadi pada udara yang panas (1000
Fahrenheit) dan lembab serta telah berlangsung beberapa hari.
Ada 6 gejala heat stroke / sun stroke / pingsan panas :
1. Badan panas
2. Pusing
3. Sakit kepala
4. Nadi cepat & penuh
5. Kolaps sirkuler
6. Shock sampai beresiko mati dengan tubuh kemerahan
Ada 6 hal pada autopsi tanda adanya reaksi heat stroke :
1. Darah berwarna merah gelap.
2. Organ mengalami kongesti.
3. Perdarahan otak, epicardium, endocardium atau bundle of his.
4. Degenerasi sel-sel ganglion.
5. Kongesti (edem berat).
6. Perdarahan kecil pada ventrikel III & IV.
Heat cramp dapat terjadi pada individu yang bekerja dalam ruangan yang
bersuhu tinggi. Kita dapat melakukan terapi terhadap reaksi heat cramp dengan
menggunakan campuran air & garam atau larutan PZ IV bila korban mengalami
konvulsi.
Ada 5 gejala umum dry heat (burn heat / luka bakar), yaitu :

Nyeri yang sangat hebat shock dan kematian.

Pugillistic attitude / coitus attitude berupa ekstremitas fleksi, kulit menjadi arang
& mengelupas. Ekstremitas fleksi akibat koagulasi protein. Ekstremitas fleksi
tidak sampai menimbulkan rigor mortis.

Otot merah gelap, kering, berkontraksi dan jari-jari mencengkeram.

22

Bukan tanda intravital.

Fraktur tengkorak pseudoepidural hematom (bedakan dengan epidural


hematom).
Pseudoepidural Hematom: warna bekuan darah coklat. Konsistensi rapuh.

Bentuk otak mengkerut seluruhnya. Garis patah tidak menentu.


Epidural Hematom: Warna bekuan darah hitam. Konsistensi kenyal. Bentuk
otak cekung sesuai dengan bekuan darah. Garis patah melewati sulcus arteria
meningea.
Penyebab kematian pada kasus dry heat ada 3 kategori, yaitu :

Cepat : shock primer (neurogenis) & asfiksia

Sedang : shock dehidrasi

Lambat : shock dehidrasi, acute renal failure, infeksi & sepsis, ulcus curling,
autointoksikasi, dan pneumonia hipostatik.
Luas dry heat (burn heat / luka bakar) dapat kita tentukan dengan

menggunakan RULE OF NINE, yaitu :


9% : permukaan kepala & leher; dada; punggung; perut; pinggang; ekstremitas
atas kanan; ekstremitas atas kiri.
18% : permukaan ekstremitas bawah kanan; ekstremitas bawah kiri.
1% : permukaan alat kelamin.
Tingkat II yaitu luas dry heat 30% membahayakan jiwa.
Kematian karena gas karbon monoksida (CO) :
Biasanya terjadi pada kebakaran gedung besar.
Biasanya dry heat (burn heat / luka bakar) hanya sedikit.
Ada jelaga pada lubang hidung.
Saluran napas terdapat jelaga atau lendir; mukosa edema & kemerahan.
Lebam mayat yang berwarna merah cherry akibat terbentuknya senyawa HbCO
(hemoglobin tereduksi).

23

Diagnosis pasti dapat kita tentukan dengan melakukan pemeriksaan saturasi, yaitu
lebih 10%. Gas karbon monoksida (CO) 210 kali lebih kuat dari gas oksidan (O2)
dalam mengikat hemoglobin.
D. Trauma Listrik
Ada 2 jenis tenaga yaitu :
Tenaga listrik alam seperti petir dan kilat.
Tenaga listrik buatan meliputi arus listrik searah (DC) seperti telepon (30-50
volt) dan tram listrik (600-1000 volt) dan arus listrik bolak-balik (AC) seperti
listrik rumah, pabrik, dll
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efek Listrik pada Tubuh
1. Jenis / macam aliran listrik
Arus searah (DC) dan arus bolak-balik (AC). Banyak kematian akibat
sengatan arus listrik AC dengan tegangan 220 volt. Suatu arus AC dengan
intensitas 70-80 mA kematian, sedangkan arus DC dengan intensitas 250
mA masih dapat ditolerir tanpa menimbulkan kerusakan.
2. Tegangan / voltage
Hanya penting untuk sifat-sifat fisik saja, sedangkan pada implikasi biologis
kurang berarti.Voltage yang paling rendah yang sudah dapat menimbulkan
kematian manusia 50 volt. Makin tinggi voltage akan menghasilkan efek
yang lebih berat pada manusia baik efek lokal maupun general.+60%
kematian akibat listrik arus listrik dengan tegangan 115 volt. Kematian
akibat aliran listrik tegangan rendah terutama oleh karena terjadinya vibrilasi
ventrikel, sementara itu pada tegangan tinggi disebabkan oleh karena trauma
elektrotermis.
3. Tahanan / resistance
Tahanan tubuh bervariasi pada masing-masing jaringan, ditentukan
perbedaan kandungan air pada jaringan tersebut. Tahanan yang terbesar

24

terdapat pada kulit tubuh, akan menurun besarnya pada tulang, lemak, urat
saraf, otot, darah dan cairan tubuh. Tahanan kulit rata-rata 500-10.000 ohm.
Di dalam lapisan kulit itu sendiri bervariasi derajat resistensinya, hal ini
bergantung pada ketebalan kulit dan jumlah relatif dari folikel rambut,
kelenjar keringat dan lemak. Kulit yang berkeringat lebih jelek daripada kulit
yang kering. Menurut hitungan Cardieu, bahwa berkeringat dapat
menurunkan tahanan sebesar 3000-2500 ohm. Pada kulit yang lembab
karena air atau saline, maka tahanannya turun lebih rendah lagi antara 12001500 ohm. Tahanan tubuh terhadap aliran listrik juga akan menurun pada
keadaan demam atau adanya pengaruh obat-obatan yang mengakibatkan
produksi keringat meningkat.
Pertimbangkan tentang transitional resistance, yaitu suatu tahanan yang
menyertai akibat adanya bahan-bahan yang berada di antara konduktor dengan
tubuh atau antara tubuh dengan bumi, misalnya baju, sarung tangan karet, sepatu
karet, dan lain-lain.
4.

Kuat arus / intensitas /amperage


Adalah kekuatan arus (intensitas arus) yang dapat mendeposit berat tertentu
perak dari larutan perak nitrat perdetik. Satuannya : ampere. Arus yang di atas 60
mA dan berlangsung lebih dari 1 detik dapat menimbulkan vibrilasi ventrikel.

Tabel 1. mengenai efek aliran listrik terhadap tubuh (Lobl. O, 1959)


mA

Efek

1,0

Sensasi, ambang arus

1,5

Rasa yang jelas, persepsi arus

2,0

Tangan mati rasa

3,5

Tangan terasa ringan dan kaku

4,0

Parestesia lengan bawah

25

5,0

Tangan tremor dan lengan bawah spasme

7,0

Spasme ringan yang luas sampai lengan atas

10,0

Dapat sengaja melepaskan diri dari arus listrik

15,0

Kontraksi otot-otot fleksor mencegah terlepas dari aliran


listrik

20,0

Kontraksi otot yang sangat sakit


Dikatakan bahwa kuat arus sebesar 30 mA adalah batas ketahanan seseorang,
pada 40 mA dapat menimbulkan hilangnya kesadaran dan kematian akan terjadi
pada kuat arus 100 mA atau lebih.
KOEPPEN menggolongkan akibat kecelakaan listrik dalam 4 kelompok
yaitu :

a. Kelompok I : kuat arus < 25 mA AC (DC antara 25-80 mA) dengan


transitional R yang tinggi efek yang berbahaya (-).
b. Kelompok II : kuat arus 25-80 mA AC (DC 80-300 mA) dg transitional R <
dari kel.I hilangnya kesadaran, aritmia dan spasme pernafasan.
c. Kelompok III : Kuat arus 80-100 mA AC (DC 300 mA - 3A), transitional R <
dari kel. II. Jk t = 0,1-0,3s , efek biologisnya sama dg kel. II. Jk > 0,3s
vibrilasi ventrikel irreversibel.
d. Kelompok IV : kuat arus > 3A cardiac arrest
5.

Adanya hubungan dengan bumi / earthing


Sehubungan dengan faktor tahanan, maka orang yang berdiri pada tanah
yang basah tanpa alas kaki, akan lebih berbahaya daripada orang yang berdiri
dengan mengggunakan alas sepatu yang kering, karena pada keadaan pertama
tahanannya rendah.

6.

Lamanya waktu kontak dengan konduktor


Makin lama korban kontak dengan konduktor makin banyak jumlah arus
yang melalui tubuh kerusakan tubuh akan bertambah besar & luas. Dengan
tegangan yang rendah spasme otot-otot korban malah menggenggam

26

konduktor arus listrik akan mengalir lebih lama korban jatuh dalam
keadaan syok yang mematikan Sedangkan pada tegangan tinggi segera
terlempar atau melepaskan konduktor atau sumber listrik yang tersentuh, karena
akibat arus listrik dengan tegangan tinggi tersebut dapat menyebabkan timbulnya
kontraksi otot, termasuk otot yang tersentuh aliran listrik tersebut.
7.

Aliran arus listrik (path of current)


Adalah tempat-tempat pada tubuh yang dilalui oleh arus listrik sejak masuk
sampai meninggalkan tubuh. Letak titik masuk arus listrik (point of entry) &
letak titik keluar bervariasi efek dari arus listrik tersebut bervariasi dari ringan
sampai berat. Arus listrik masuk dari sebelah kiri bagiah tubuh lebih berbahaya
daripada jika masuk dari sebelah kanan. Bahaya terbesar bisa timbul jika jantung
atau otak berada dalam posisi aliran listrik tersebut.Bumi dianggap sebagai kutub
negatif. Orang yang tanpa alas kaki lebih berbahaya kalau terkena aliran listrik,
sepatu dapat berfungsi sebagai isolator, t.u sepatu karet

8.

Faktor-faktor lain
a. adanya penyakit-penyakit tertentu yang sudah ada pada korban sebelumnya,
seperti penyakit jantung, kondisi mental yang menurun,dsb, yang dapat
memperberat efek listrik pada tubuh manusia sampai timbulnya kematian.
b. Antisipasi terhadap syok.
c. Kelengahan atau kekuranghati-hatian.
d. Luas kontak dengan arus listrik.
e. Kesadaran adanya arus listrik.
f. Kebiasaan dan pekerjaan.
g. Konstitusi tubuh yaitu tubuh kurus dan gemuk.

Cara Kematian
Paling sering : kecelakaan, jarang terjadi karena pembunuhan atau bunuh diri.
Oleh karena itu pemeriksaan Tempat Kejadian Perkara (TKP) sangat penting.

27

Patofisiologi
Elektron mengalir secara abnormal melalui tubuh menghasilkan cedera
dengan atau kematian melalui depolarisasi otot dan saraf, inisiasi abnormal irama
elektrik pada jantung dan otak, atau menghasilkan luka bakar elektrik internal
maupun eksternal melalui panas dan pembentukan pori di membran sel. Arus yang
melalui otak, baik voltase rendah maupun tinggi mengakibatkan penurunan kesadaran
segera karena depolarisasi saraf otak. Arus AC dapat menghasilkan fibrilasi ventrikel
jika jalurnya melalui dada. Aliran listrik yang lama membuat kerusakan iskemik otak
terutama yang diikuti gangguan nafas. Seluruh aliran dapat mengakibatkan
mionekrosis, mioglobinemia, dan mioglobinuria dan berbagai komplikasi. Selain itu
dapat juga mengakibatkan luka bakar.
Sebab Kematian
Kebanyakan oleh energi listrik itu sendiri. Sering trauma listrik disertai
trauma mekanis. Ada kasus karena listrik yang menyebabkan korban jatuh dari
ketinggian, dalam hal ini sukar untuk mencari sebab kematian yang segera. Sebab
kematian karena arus listrik yaitu :
1. Fibrilasi ventrikel
Bergantung

pada

ukuran

badan

dan

jantung.DALZIEL

(1961)

memperkirakan pada manusia arus yang mengalir sedikitnya 70 mA dalam waktu


5 detik dari lengan ke tungkai akan menyebabkan fibrilasi. Yang paling berbahaya
adalah jika arus listrik masuk ke tubuh melalui tangan kiri dan keluar melalui kaki
yang berlawanan/kanan. Kalau arus listrik masuk ke tubuh melalui tangan yang
satu dan keluar melalui tangan yang lain maka 60% yang meninggal dunia.
2. Paralisis respiratorik
Akibat spasme dari otot-otot pernafasan, sehingga korban meninggal karena
asfiksia, sehubungan dengan spasme otot-otot karena jantung masih tetap
berdenyut sampai timbul kematian. Terjadi bila arua listrik yang memasuki tubuh
korban di atas nilai ambang yang membahayakan, tetapi masih di batas bawah

28

yang dapat menimbulkan ventrikel fibrilasi. Menurut KOEPPEN, spasme otototot pernafasan terjadi pada arus 25-80 mA,sedangkan ventrikel fibrilasi terjadi
pd arus 80-100 mA.
3. Paralisis pusat nafas
Jika arus listrik masuk melalui pusat di batang otak, disebabkan juga oleh
trauma pada pusat-pusat vital di otak yang terjadi koagulasi dan akibat efek
hipertermia. Bila aliran listrik diputus, paralisis pusat pernafasan tetap ada,
jantung pun masih berdenyut, oleh karena itu dengan bantuan pernafasan buatan
korban masih dapat ditolong. Hal tersebut bisa terjadi jika kepala merupakan jalur
arus listrik.
Pemeriksaan Korban
1. Pemeriksaan korban di Tempat Kejadian Perkara (TKP)
Korban mungkin ditemukan sedang memegang benda yang membuatnya kena
listrik, kadang-kadang ada busa pada mulut.Yang perlu dilakukan pertama kali adalah
mematikan arus listrik atau menjauhkan kawat listrik dengan kayu kering. Lalu
kemudian korban diperiksa apakah hidup atau sudah meninggal dunia. Bilamana
belum ada lebam mayat, maka mungkin korban dalam keadaan mati suri dan perlu
diberi pertolongan segera yaitu pernafasan buatan dan pijat jantung dan kalau perlu
segera dibawa ke Rumah sakit. Pernafasan buatan ini jika dilakukan dengan baik dan
benar masih merupakan pengobatan utama untuk korban akibat listrik. Usaha
pertolongan ini dilakukan sampai korban menunjukkan tanda-tanda hidup atau tandatanda kematian pasti.
2. Pemeriksaan Jenazah
a. Pemeriksaan Luar
Sangat penting karena justru kelainan yang menyolok adalah kelainan
pada kulit. Dalam pemeriksaan luar yang harus dicari adalah tanda-tanda
listrik atau current mark/electric mark/stroomerk van jellinek/joule burn.

29

Current mark adalah tanda luka akibat listrik dan merupakan tempat
masuknya aliran listrik. Tanda-tanda listrik tersebut antara lain :

Terkecil sebesar kepala jarum dengan warna kemerahan

Tanda lain berupa bula

Current mark berbentuk oval, kuning atau coklat keputihan atau coklat
kehitaman atau abu-abu kekuningan dikelilingi daerah kemerahan dan
edema sehingga menonjol dari jaringan sekitarnya (daerah halo). Cara
mencari t.u pada telapak tangan atau telapak kaki dan sebelumnya harus
dicuci dulu dengan sabun dan bila perlu disikat. Metalisasi akibat panas
yang ditimbulkan sedemikian besar sehingga ion-ion asam jaringan
bereaksi dengan ion-ion logam dari kawat atau kabel membentuk garam
dan menyebar di jaringan. Warna yang terjadi tergantung bahan logam,
misalnya dari besi akan tampak warna hitam kecoklatan, tembaga warna
coklat kemerahan, dan aluminium warna perak. Luka keluar dari luka
listrik (electrical burn) tidak khas dapat berupa luka lecet, luka robek, atau
luka bakar. Sepatu korban dan pakaian dapat terkoyak.

Tanda yang lebih berat yaitu kulit menjadi hangus arang, rambut ikut
terbakar, tulang dapat meleleh dengan pembentukan butir kapur/kalk
parels terdiri dari kalsium fosfat

Endogenous burn/Joule burn terjadi jika kontak dengan tubuh lama


sehingga bagian tengah yang dangkal dan pucat pada electric mark dapat
menjadi hitam dan hangus terbakar

Eksogenous burn dapat terjadi bila tubuh terkena arus listrik tegangan
tinggi yang sudah mengandung panas, sehingga tubuh akan hangus
terbakar dengan kerusakan yang sangat berat dan tidak jarang disertai
dengan patahnya tulang-tulang

Panas yang timbul pada suatu waktu demikian besarnya sehingga kawat
listrik menguap dan mengkondensir di jaringan tubuh/electric metalisasi

30

b. Pemeriksaan Dalam
Pada autopsi biasanya tidak ditemukan kelainan yang khas. Pada otak
didapatkan perdarahan kecil-kecil dan terutama paling banyak adalah pada
daerah ventrikel III dan IV. Organ jantung akan terjadi fibrilasi bila dilalui
aliran listrik dan berhenti pada fase diastole, sehingga terjadi dilatasi jantung
kanan. Pada paru didapatkan edema dan kongesti. Pada korban yang terkena
listrik tegangan tinggi, Custer menemukan pada puncak lobus salah satu paru
terbakar, juga ditemukan pneumothorak, hal ini mungkin sekali disebabkan
oleh aliran listrik yang melalui paru kanan. Organ viscera menunjukkan
kongesti yang merata. Petekie atau perdarahan mukosa gastro intestinal
ditemukan pada 1 dari 100 kasus fatal akibat listrik. Pada hati ditemukan lesi
yang tidak khas., sedangkan pada tulang, karena tulang mempunyai tahanan
listrik yang besar, maka jika ada aliran listrik akan terjadi panas sehingga
tulang meleleh dan terbentuklah butiran-butiran kalsium fosfat yang
menyerupai mutiara atau pearl like bodies.1 Otot korban putus akibat
perubahan hialin. Perikard, pleura, dan konjungtiva korban terdapat bintikbintik pendarahan. Pada ekstremitas, pembuluh darah korban mengalami
nekrosis dan ruptur lalu terjadi pendarahan kemudian terbentuklah gangren.
.

Pemeriksaan Tambahan
Yang dilakukan adalah pemeriksaan patologi anatomi pada current mark.
Walaupun pemeriksaan itu tidak spesifik untuk tanda kekerasan oleh listrik
tetapi sangat menolong untuk menegakkan bahwa korban telah mengalami
trauma listrik.
Hasil pemeriksaan akan terlihat sebagai berikut :

Ada bagian sel yang memipih, pada pengecatan dengan metoxyl lineosin
akan bewarna lebih gelap dari normal

Sel-sel pada stratum korneum menggelembung dan vakum

31

Sel dan intinya dari stratum basalis menjadi lonjong dan tersusun secara
palisade

Ada sel yang mengalami karbonisasi dan ada pula bagian sel-sel yang
rusak dari stratum korneum

Folikel rambut dan kelenjar keringat memanjang dan memutar ke arah


bagian yang terkena listrik.

Petir (Lightning)
Lightning / eliksem adalah kecelakaan akibat sambaran petir. Petir termasuk
arus searah (DC) dengan tegangan 20 juta volt dan kuat arus 20 ribu ampere.
Ada 3 keadaan yang berpotensi besar terkena petir :
1. Berada di tanah lapang.
2. Berada dibawah pohon yang tinggi.
3. Kehujanan dan memakai perhiasan yang terbuat dari logam.
Ada 3 kelainan akibat sambaran petir :
1. Efek listrik.
2. Efek panas.
3. Efek ledakan.
Ada 3 efek listrik akibat sambaran petir :

Current mark / electrik mark / electrik burn. Efek ini termasuk


salah satu tanda utama luka listrik (electrical burn).

Aborescent markings. Tanda ini berupa gambaran seperti


pohon gundul tanpa daun akibat terjadinya vasodilatasi vena pada kulit korban
sebagai reaksi dari persentuhan antara kulit dengan petir (lightning / eliksem).
Tanda ini akan hilang sendiri setelah beberapa jam.

Magnetisasi. Logam yang terkena sambaran petir (lightning /


eliksem) akan berubah menjadi magnet. Efek ini termasuk salah satu tanda luka
listrik (electrical burn).
Ada 2 efek panas akibat sambaran petir :

32

Luka bakar sampai hangus. Rambut, pakaian, sepatu bahkan seluruh tubuh korban
dapat terbakar atau hangus.

Metalisasi. Logam yang dikenakan korban akan meleleh seperti perhiasan dan
komponen arloji. Arloji korban akan berhenti dimana tanda ini dapat kita gunakan
untuk menentukan saat kematian korban. Efek ini juga termasuk salah satu tanda
luka listrik (electrical burn).
Efek ledakan akibat sambaran petir (lightning / eliksem) terjadi akibat

perpindahan volume udara yang cepat & ekstrim. Setelah kilat menyambar, udara
setempat menjadi vakum lalu terisi oleh udara lagi shg menimbulkan suara
menggelegar/guntur / ledakan. Cara kematian korban akibat sambaran petir :
kecelakaan.
E. Trauma Tembak
Senjata api adalah suatu senjata yang menggunakan tenaga hasil
peledakan mesin, dapat melontarkan proyektil (anak peluru) yang berkecepatan
tinggi melalui larasnya. Anak peluru yang dilepaskan dari suatu tembakan dapat
tunggal, dapat pula tunggal berurutan secara otomatis maupun dalam jumlah
tertentu bersama-sama.
Anak peluru yang menembus kulit akan menyebabkan terjadinya lubang
yang dikelilingi bagian yang kehilangan kulit ari berupa kelim lecet. Selain itu
zat yang melekat pada anak peluru seperti minyak pelumas, jelaga dan elemen
mesin (Pb, Sb, ba) akan terisap pada tepi lubang sehingga membentuk kelim
kesat yang terdapat tepat di tepi pada lubang. Butir-butir mesin yang tidak habis
terbakar akan tertanam pada kulit di sekitar kelim lecet, membentuk kelim tattoo
dan jelaga/ asap yang keluar dari ujung laras senjata akan membentuk kelim
jelaga sedangkan api yang ikut keluar membentuk kelim api ( berupa hiperemi
atau jaringan yang terbakar ). Ujung laras yang menempel pada kulit saat senjata

33

api ditembakkan akan membentuk luka lecet tekan yang mengelilingi kelim lecet
dengan sekitar yang menonjol, dikenal sebagai jejak laras.
Ada dua jenis luka tembak yang kita kenal, yakni : luka tembak masuk
dan luka tembak keluar.
Luka Tembak Masuk
Luka tembak masuk dapat dibedakan lagi, yaitu :
1. Luka tembak masuk jarak jauh.
Luka tembak masuk ini dibentuk oleh komponen anak peluru.
2. Luka tembak masuk jarak dekat.
Luka tembak masuk ini dibentuk oleh komponen anak peluru dan butir-butir
mesin yang tidak habis terbakar.
3. Luka tembak masuk jarak sangat dekat atau menempel dengan kulit
Dibentuk oleh komponen anak peluru, butir mesin, jelaga dan panas api.
Ciri-ciri luka tembak masuk jarak jauh ( Long ronge wounds ).
-

Jaraknya diatas 45 cm

Ukuran luka jauh lebih kecil dibandingkan peluru.

Luka berbentuk bundar atau oval, bisa disertai adanya kelim lecet.

Warna kehitaman atau kelim tattoo tidak ada.

Ciri-ciri luka tembak masuk jarak dekat (Close ronge wounds).


-

Jaraknya 30-45 cm dari kulit.

Ukuran luka lebih kecil dibandingkan peluru.

Luka berbentuk bundar atau oval tergantung sudut masuknya peluru.

Disekitar luka terdapat bintik-bintik hitam (kelim tattoo) dan atau jelaga
(kelim jelaga).

34

Gambar 6 : Luka tembak masuk

Ciri-ciri luka tembak masuk jarak sangat dekat atau menempel dengan kulit
-

Jaringan subkutan 5-7,5 cm disekitar luka tembak masuk mengalami laserasi.

Umumnya luka berbentuk bundar, dikelilingi kelim lecet yang sama lebarnya
pada setiap bagian.

Disekeliling luka tampak daerah yang berwarna merah atau merah coklat yang
menggambarkan bentuk moncong senjata (jejas laras) oleh karena
terbentuknya coltb.

Saluran luka berwarna hitam disebabkan oleh butir-butir mesin, jelaga, dan
minyak pelumas

35

Rambut dan kulit disekitar luka dapat hangus terbakar.

Pakaian yang menutupi luka terbakar karena percikan api dari senjata.

Bentuk luka tembak tempel sangat dipengaruhi oleh keadaan/ densitas


jaringan.

Gambar 7: Luka tembak masuk, karena menempel menyebabkan luka robek bentuk

36

Gambar 8: Luka tembak masuk tempel dengan warna hitam abu-abu yang berasal
dari sisa mesiu

Luka Tembak Keluar


Ciri-ciri luka tembak keluar pada kulit.
-

Tidak adanya kelim lecet.

Pada umumnya ukurannya lebih besar dari luka tembak masuk.

Tidak terdapat cincin kontusi.

Pinggiran luka teercabik atau robek dan melekuk kearah luar.

Perbedaan antara luka tembak masuk dengan luka tembak keluar


No

Luka tembak masuk

Luka tembak keluar

1.

Ukurannya kecil, karena peluru Ukurannya lebih besar dan lebih tidak
menembus kulit seperti bor dengan teratur dibandingkan luka tembak
kecepatan tinggi.
masuk, karena kecepatan peluru
berkurang sehingga menyebabkan
robekan jaringan.

2.

Pinggiran luka melekuk kearah dalam Pinggiran luka melekuk ke luar karena
karena peluru menembus kulit dari peluru menuju keluar.
luar.

3.

Pinggiran luka mengalami abrasi.

Pinggiran
abrasi.

4.

Biasa tampak kelim lemak.

Tidak terdapat kelim lemak.

5.

Pakaian masuk ke dalam luka, dibawa Tidak ada


oleh peluru yang masuk.

6.

Pada luka bisa tampak hitam, terbakar, Tidak ada


kelim tattoo, atau jelaga.

7.

Pada tulang tengkorak, pinggiran luka Tampak


bagus bentuknya.
kerucut.

8.

Bisa tampak berwarna merah terang Tidak ada


akibat adanya zat karbon monoksida.

9.

Di sekitar luka tampak kelim ekimosis. Tidak ada

10. Perdarahan hanya sedikit.


11.

luka

seperti

tidak

gambaran

Perdarahan lebih banyak.

Pemeriksaan radiologi atau analisa Tidak ada


aktivitas
netron
mengungkapkan
adanya lingkaran timah atau zat besi di

mengalami

mirip

sekitar luka.
Luka Tembak Pada Tulang Pipih
-

Luka tembak di daerah kepala : pada tempat masuknya peluru, lubang yang
terjadi pada tabula externa lebih kecil dibandingkan di tabula interna, sehingga
membentuk corong yang membuka ke dalam. Sedangkan pada tempat
keluarnya peluru, lubang yang terjadi pada tabula interna, akan lebih kecil
dibanding lubang pada tabula externa sehingga membentuk corong yang
membuka keluar.

Pada tulang panjang dilihat melalui frogmen tulang yang terangkat atau
terdorong, bila peluru datang dari sebelah kanan maka fragmen tulang akan
terdorong ke sebelah kiri.

Gambar 9: Diagram luka tembak tempel, dekat dan jauh (atas), diagram luka
tembak pada tulang tengkorak (bawah)
Prinsip Identifikasi Senjata Api dengan Pemeriksaan anak peluru
-

Tindakan bedah untuk mengambil peluru dan diteliti dari segala sudut, bila
sukar sikeluarkan, maka dilakukan foto roentgen.

Pada korban hidup peluru tidak selalu dikeluarkan, ini tergantung pada
lokasisasi dan beratnya operasi. Indikasi merupakan peluru didasarkan atas
kesehatan penderita.

Secara makroskop dapat ditentukan : kaliber, jumlah alur dan arah alur.

Peluru yang ditemukan harus lebih dulu dicocokkan dengan senjata api yang
dicurigai, kemudian dilakukan tembakan percobaan ( test bullet)

Goresan mikroskopik karena dataran laras yang terdapat pada peluru


percobaan

dicocokkan

dengan

goresan

pada

peluru

bukti

dengan

menggunakan mikroskop pembanding (comaprisan microscope), sedikitnya


harus ada 12 goresan (matching points) yang cocok.
Cara Mengambil, Menyimpan dan Memberi Tanda pada Anak Peluru Yang
Ditemukan.
-

Pada peluru dan selangsang diberi tanda atau goresan sedemikian rupa
sehingga tidak merusak goresan miksroskopik yang diperlukan untuk
identifikasi, berupa : angka, tanggal atau inisial. Pada peluru inskripsi dibuat
dibagian belakang peluru dan pada pelangsang dibagian dalamnya.

Peluru atau selongsong dibungkus dengan kapas dan dimasukkan dalam kotak
kecil kemudian dibungkus rapi dengan kertas, lalu diikat dengan tali yang
tidak ada sambungannya, diberi label dan simpul tali dilax pada label dan
diberi materai.

Setelah itu berita acara pembungkusan yang ditandatangani oleh pengirim dan
saksi yang melakukan pembungkusan dan diberi materai.

Pemeriksaan Sisa Mesiu


-

Bila pada mayat ditemukan luka tembak masuk jarak dekat atau mayat
ditemukan sisa mesin pada tangannya, maka perlu dilakukan tes parafin untuk
mengangkat sisa mesin. Tempat sekitar luka tembak masuk dibendung dengan
kardus, kemudian dituangkan parafin cair, di atas parafin diletakkan kain kasa,
kemudian dituangkan parafin cari lagi. Dengan adanya kain kasa, parafin yang
membeku tidak mudah retak bila diangkat.

Pada tempat yang tidak dapat dikerjakan tes parafin atau pada korban hidup
dan luka tidak berdarah lagi, sisa mesin dapat diangkat dengan plester yang
letak lekar kemudian diletakkan pada kaca.

Uji diferhidromin terhadap adanya nitrat dan pemeriksaan spektrofotometri


terhadap sb pada tangan tersangka pelepas tembakan dilakukan terutama pada
senjata jenis revolver.

F. Trauma Bom

Ledakan dan kebakaran adalah reaksi kimia yang mirip yang terjadi
karena kedua hasil dari konsumsi bahan bakar dan oksigen. Satu-satunya
perbedaan antara keduanya adalah bahwa reaksi ledakan terjadi lebih cepat
dari reaksi api. Reaksi ledakan menghabiskan bahan bakar seperti bensin atau
mesiu hampir seketika sebagian karena bahan terbatas pada ruang kecil.
Reaksi Api di sisi lain mengkonsumsi bahan bakar seperti kayu pohon atau
kertas lebih lambat dari reaksi ledakan. Jika Anda menyulut bahan-bahan di
ruang terbuka bahan hanya membakar. Sebaliknya jika Anda erat pak bahanbahan yang sama ke dalam wadah meledak ketika Anda menyalakan itu.
Ledakan menimbulkan masalah bagi peneliti. Perangkat peledak dan
setiap struktur di sekitarnya rusak berat jika tidak sepenuhnya dihapuskan.
Kecuali api sekunder terjadi peneliti biasanya dapat memastikan titik asal
tanpa masalah. Mencari fragmen perangkat timer atau igniters adalah cerita
lain.
Bahan Peledak dikategorikan sebagai tinggi atau rendah sesuai
dengan kecepatan gelombang kejut yang dihasilkan mereka. Bahan peledak
rendah biasanya bergerak dengan tarif hingga . m / s dan bahan peledak tinggi
dapat mencapai kecepatan hingga . m / s.
Bubuk hitam dan bubuk mesiu tanpa asap adalah bahan peledak
rendah paling tersedia dan umum digunakan. Campuran gula meja dan
potasium klorat membuat peledak lain mudah. Bom tidak perlu menjadi
kompleks.
Bahan peledak tinggi dapat dibagi menjadi dua kategori semua
tergantung pada sensitivitas mereka terhadap panas gesekan atau guncangan
mekanis.

Bahan peledak Memulai sangat sensitif terhadap efek ini. Karena


ketidakstabilan mereka rakitan bom jarang menggunakan bahan peledak
memulai. Ini bahan peledak biasanya ditemukan di primer dan tutup
peledak di mana mereka memulai lain yang lebih stabil reaktan peledak
noninitiating. Merkurius marah dan azida timah banyak digunakan dengan
cara ini.

Bahan peledak Noninitiating lebih stabil dan umum digunakan dalam


aplikasi militer dan komersial. Contoh dari meledak adalah dinamit
trinitrotoluene

TNT

tetranitrate

pentaerythritrol

RDX

dan

cyclotrimethylenetrinitramine PETN . ANFO bahan peledak mudah dibuat


adalah campuran amonium nitrat dan bahan bakar minyak.
Amonium nitrat merupakan oksidan sarat dengan oksigen dan
dapat ditemukan di pupuk. Bom terbuat dari bahan ini digunakan di Kota
Oklahoma dan pemboman World Trade Center.
Investigasi sebuah pemandangan Bom
Melihat melalui adegan ledakan membutuhkan perhatian yang sama
untuk rincian sebagai melakukan pencarian dari adegan kebakaran. Mencari
sisa-sisa bahan peledak seperti penyala dan timer mungkin penting dalam
menentukan jenis peledak yang digunakan dan orang yang bertanggung jawab
atas kejahatan ini. Selanjutnya peneliti kriminal forensik fokus pencarian
mereka pada pengumpulan puing-puing untuk menguji residu yang tidak
meledak yang hampir selalu hadir.
Pemeriksaan mikroskopis dari puing-puing dapat mengungkapkan
bubuk hitam bubuk senjata atau keduanya mudah dikenali oleh warna dan
konformasi partikel mereka. Setelah melakukan pemeriksaan mikroskopis
dari puing-puing teknisi laboratorium bilasan puing-puing dengan pelarut
biasanya aseton dan kemudian menganalisa solusi yang dihasilkan
menggunakan teknik berbagai laboratorium ilmiah seperti lapis tipis KLT atau
kromatografi gas GC dan massa dan spektroskopi inframerah. Menentukan
identitas dari ledakan tersebut dibuat melalui kombinasi teknik ini.
Setelah menentukan sifat bahan peledak yang digunakan peneliti
kriminal kemudian target investigasi mereka pada penjual dan pembeli bahan
peledak itu

DAFTAR PUSTAKA
Apuranto, Hariadi. Luka tumpul. 2010 [cited: 24 September 2014]. Available at:
www.fk.uwks.ac.id/elib/Arsip/Departemen/.../LUKA%20TUMPUL.pdf
Apuranto, Hariadi. Luka tajam]. 2010. [cited: 24 September 2014] Available at :
www.fk.uwks.ac.id/elib/.../LUKA%20AKIBAT%20BENDA
%20TAJAM.pdf [cited : 09 Juni 2010
Budiyanto, Arif. Ilmu Kedokteran Forensik. Bagian Kedokteran Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta
Dahlan, Sofwan. Traumatologi. 2004 Dalam: Ilmu Kedokteran Forensik.. Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.Semarang

Idries, Abdul Mun'im. 1997. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Binarupa


Aksara: Jakarta
Turner Ralph. Forensik science. 2009. [cited : 24 September 2014].Available at :
http://www.Portalkriminal.Com/Index.

Anda mungkin juga menyukai