Anda di halaman 1dari 18

1

REFERAT
LUKA TEMBAK

OLEH
Askarani Kamilasari (201820401011124)

Alfi Faiza Rahman (201820401011133)

Putri Mega Firmadhani (201820401011154)

Pembimbing :
dr. Tutik Purwanti, Sp.F

SMF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA KEDIRI
2019
2

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil’alamin, segala puji dan rasa syukur kepada Allah


SWT, Rabb semesta alam, Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang karena atas
izin-Nya tim penulis dapat menyelesaikan referat yang berjudul “Luka Tembak”.
Referat ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Kepaniteraan
Klinik di bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal di SMF Instalasi
Kedokteran Forensik RS Bhayangkara Kediri.
Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada dr. Tutik Purwanti, Sp.F
selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu dalam memberikan masukan
dalam penulisan referat ini. Penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun bagi referat ini. Akhir kata penulis berharap referat ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Kediri, 4 Agustus 2019

Penulis
3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Luka tembak adalah luka yang disebabkan adanya penetrasi tembakan
senjata api. Tembakan anak peluru yang mengenai tubuh akan menimbulkan
gambaran luka tembak yang tidak hanya terjadi sebagai akibat penetrasi anak
peluru pada sasaran, tetapi juga oleh produk ikutan yang terjadi saat tembakan
di lepaskan.. Senjata api adalah suatu senjata yang menggunakan tenaga hasil
peledakan mesiu, dapat melontarkan proyektil (anak peluru) yang
berkecepatan tinggi melalui larasnya.
Kasus pembunuhan dengan metode penembakan merupakan hal yang
sering terjadi di masyarakat, di Amerika luka tembak merupakan penyebab
kematian yang paling umum dijumpai, pertahunnya diperkirakan terdapat
sekitar 70.000 jiwa korban luka tembak dengan kasusu kematian sekitar
30.000 jiwa (Denton,2006). Sedangkan di Indonesia, menurut laporan hak
asasi manusia triwulan ke dua tahun 1998 yang dikkeluarkan oleh ELSAM
(Lembaga Studi dan Avokasi Masyarakat), pada triwulan ke II tercatat ada
102 warga negara yang menjadi korban kekerasan akibat senjata api (luka
tembak).
Di dalam menghadapi kasus kriminal yang melibatkan pemakaian senjata
api sebagai alat yang dimaksudkan untuk melukai atau mematikan seseorang,
maka dokter sebagai orang yang melakukan pemeriksaan khusunya atas diri
korban mempunyai wewenang dalam melakukan pemeriksaan seperti yang
tercantum pada pasal 133 ayat (1) KUHAP dan pasal 179 ayat (1) KUHAP
yang menjelaskan bahwa peyidik berwenang meminta keterangan ahli kepada
ahli kedokteran (Idries, 1997).
Untuk dapat menjelaskan tugas dan fungsi sebagai pemeriksaan maka
dokter harus menjelaskan berbagai hal, diantaranya : apakah luka tersebut
memang luka tembak, yang mana luka tembak masuk dan yang mana yang
keluar, jenis senjata yang dipakai, jarak tembak, arah tembakan, perkiraan
posisi korban sewaktu ditembak, berapa kali korban ditembak dan luka
4

tembak mana yang menyebabkan kematian. Interpretasi yang benar mengenai


luka tembak oleh para ahli patologi tidak hanya memberikan informasi
berharga yang dapat menunjang pelaksanaan hukum selama investigasi, tetapi
juga penting untuk penentuan akhir jenis kematian (Denton,2006).
1.2. Tujuan Penulisan
1.2.1. Tujuan Umum
Untuk memberikan informasi mengenai definisi luka
tembak, klasifikasi dan identifikasi luka tembak keluar atau masuk,
deskripsi luka tembak, serta peran dokter pada kasus luka tembak.
1.2.2. Tujuan Khusus
Untuk memberikan informasi mengenai pemeriksaan luka
tembak pada orang hidup dan yang telah meninggal
1.3. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan referat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan
tentang kasus luka tembak dan kemampuan menulis ilmiah di bidang
kedokteran
5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Luka Tembak

Luka tembak adalah luka yang disebabkan oleh penetrasi anak peluru atau
persentuhan peluru dengan tubuh. Termasuk dalam luka tembak adalah luka
penetrasi ataupun perforasi. Luka penetrasi terjadi bila anak peluru memasuki
suatu objek dan tidak keluar lagi, sedangkan pada luka perforasi anak peluru
menembus objek secara keseluruhan. Luka dalam luka tembak dapat berupa
keduanya, baik luka penetrasi maupun luka perforasi. Peluru yang di tembakkan
kekepala dapat menembus kulit dan tengkorak sebelum akhirnya bersarang
didalam otak. Hal ini menimbulkan luka penetrasi pada kepala dan luka perforasi
pada tengkorak dan otak (Amir,2011)

2.2 Jenis Senjata Api


Senjata api adalah suatu senjata yang menggunakan tenaga hasil peledakan
mesiu, dapat melontarkan proyektil (anak peluru) yang berkecepatan tinggi
melalui larasnya. Berikut adalah jenis-jenis senjata api :

1. Berdasarkan panjang larasnya:


a. Laras pendek
 Revolver: mempunyai metal drum (tempat penyimpanan 6 peluru)
yang berputar (revolve) setiap kali trigger ditarik dan menempatkan
peluru baru pada posisi siap untuk ditembakkan. Revolver terdapat
dua jenis, single action dan double action. Pada tipe single action
pelatuk harus dikokang setiap kali akan menembak. Sedangkan pada
double action revolver penekanan picu secara berulang untuk
langsung memutar silinder, mensejajarkan laras dan tempat peluru,
mengokang dan selanjutnya melepaskan pelatuk untuk menembak.
 Pistol : peluru disimpan dalam sebuah silinder yang diputar dengan
manarik picunya. Pistol otomatis dan semi otomatis, peluru disimpan
dalam sebuah magasin, putaran pertama harus dimasukkan secara
manual ke dalam ruang ledaknya.
6

Gambar 1. Senjata api laras pendek


b. Laras panjang
Senjata ini berkekuatan tinggi dengan daya tembak sampai 3000m,
mempergunakan peluru yang lebih panjang. Senjata laras panjang
dibagi menjadi dua yaitu:
 Senapan tabur. Senapan tabur dirancang untuk dapat memuntahkan
butir-butir tabur ganda lewat larasnya, sedangkan senapan dirancang
untuk memuntahka peluru tunggal lewat larasnya, moncong senapan
halus dan tidak terdapat rifling.
 Senapan untuk menyerang. Senapan ini mengisi pelurunya sendiri,
mampu melakukan tembakan otomatissepenuhnya, mempunyai
7

kapasitas magasin yang besar dan dilengkapi ruang ledak untuk


peluru senapan dengan kekuatan sedang (peluru dengan kekuatan
sedang antara peluru senapan standard an peluru pistol)

Gambar 2. Laras panjang


2.3 Identifikasi Luka Tembak

Bagian terpenting dalam memeriksan luka tembak adalah menentukan


luka tembak yang ada di tubuh sebagai luka tembak masuk dan luka tembak
keluar, dengan mengertinya luka tembak masuk dan luka tembak keluar maka
dokter akan mengerti dari arah mana senjata mengarah.

1. Luka Tembak Masuk


Kulit terdiri dari lapisan epidermis, dermis dan subkutis. Jika
dilihat dari elastisitasnya, epidermis kurang elastis bila dibandingkan
dengan dermis. Bila sebutir peluru menembus tubuh, maka cacat pada
epidermis lebih luas dari pada dermis. Diameter luka pada epidermis
kurang lebih sama dengan diameter anak peluru, sedangkan diameter luka
pada dermis lebih kecil. Keadaan tersebut dikenal sebagai kelim memar
(contusio ring).
Contusio ring ini didapatkan pada luka tembak masuk dan luasnya
tergantung pada arah peluru pada kulit. Peluru yang masuk tegak lurus,
maka contusio ringnya akan besar, sedangkan peluru yang masuknya
miring, contusio ringnya akan lebih lebar dibagian dimana peluru
membentuk mulut yang terkecil pada kulit, Pada waktu senjata
ditembakkan, maka yang keluar dari laras senjata api adalah api, mesiu
yang sama sekali terbakar (jelaga, soot), mesiau yang hanya sebagian saja
yang terbakar, mesiu yang tidak terbakar, kototran minyak senjata ( jika
8

senjata sering dibersihkan), karatan, anak peluru sendiri dan lain


sebagainya.

Ciri luka masuk biasanya dalam bentuk yang berentetan dengan


abrasi tepi yang melingkar di sekeliling defek yang dihasilkan oleh peluru.
Abrasi tepi tersebut berupa goresan atau lecet pada kulit yang disebabkan
oleh peluru ketika menekan masuk ke dalam tubuh. Abrasi tepi dapat
bersifat konsentris ataupun eksentris. Ketika ujung peluru melakukan
penetrasi ke dalam kulit, maka hal tersebut akan menghasilkan abrasi tepi
yang konsentris, yaitu goresan pada kulit berbentuk cincin dengan
ketebalan yang sama, oleh karena peluru masuk secara tegak lurus
terhadap kulit. Ketika ujung peluru melakukan penetrasi pada kulit dengan
membentuk sudut, maka hal ini akan menghasilkan abrasi tepi yang
eksentris, yaitu bentuk cincin yang lebih tebal pada satu area. Area yang
tebal dari abrasi tepi yang eksentris mengindikasikan arah datangnya
peluru. Sebagai tambahan, semakin tebal abrasi tepi, semakin kecil sudut
peluru pada saat mengenai kulit.
Luka robek atau laserasi menyebar dari bagian tengah dengan
memberikan defek berbentuk stellata atau penampakan seperti bintang.
Luka tembak masuk dapat dibedakan lagi, yaitu :
a. Luka tembak masuk jarak jauh. Luka tembak masuk ini dibentuk oleh
komponen anak peluru.
b. Luka tembak masuk jarak dekat. Luka tembak masuk ini dibentuk oleh
komponen anak peluru dan butir-butir mesin yang  tidak habis terbakar.
c. Luka tembak masuk jarak sangat dekat atau menempel dengan kulit.
Dibentuk oleh komponen anak peluru, butir mesin, jelaga dan panas api.
Pada saat seseorang melepaskan tembakan dan kebetulan mengenai
sasaran yaitu tubuh korban, maka pada tubuh korban, maka pada tubuh
korban tersebut akan didapatkan perubahan yang diakibatkan oleh
berbagai unsur atau komponen yang keluar dari laras senjata api tersebut.

2. Luka Tembak Keluar


9

Peluru yang berhasil melewati tubuh akan keluar dan menghasilkan


luka tembak keluar. Biasanya karakteristik luka berbeda dengan luka
tembak masuk. Bentuknya tidak sirkular melainkan bervariasi dari seperti
celah (slitlike), seperti bintang, iregular, atau berjarak (gaping). Bentuk
luka tembak keluar tidak dapat di prediksi. Latar belakang variasi
bentuknya adalah sebagai berikut:
a. Anak peluru terpental dari dalam tubuh sehingga keluar dari
tempatnya masuk
b. Anak peluru mengalami perubahan bentuk selama melewati tubuh
sehingga memberi bentuk iregular saat keluar.
c. Anak peluru hancur di dalam tubuh, sehingga keluar tidak dalam 1
kesatuan melainkan dalam potongan-potongan kecil. Jika memiliki
jaket, maka jaket dapat terpisah komplit atau sebagian.
d. Anak peluru yang mengenai tulang atau tulang rawan, dapat
membuat fragmen tulang tersebut ikut terlontar keluar bersama anak
peluru.
e. Anak peluru yang melewati kulit yang tidak ditopang oleh struktur
anatomi apapun akan membuat kulit tersebut koyak, hal ini sedikit
berhubungan dengan bentuk anak peluru yang menyebabkannya
Luka tembak keluar akan meghasilkan gambaran acak atau tdak
teratur, tergantung pada struktur anatominya serta tulang dan , khasnya
bergerigi, laserasi yang tidak teratur dengan sisi luar yang membuka dan
kemungkinan fraktur komunitf. Luka tembak pada dada dan perut selalu
sulit keluar karena adanya hambatan yang cukup besar. Tidak adanya
penahan pada kulit akan menyebabkan anak peluru mengoyak kulit pada
saat keluar. Dalam beberapa keadaan dimana kulit memiliki penahan,
maka bentuk luka tembak sirkular atau mendekati mendekati sirkular
yang disekelilingnya dibatasi oleh abrasi.
2.4 Klasifikasi Luka Tembak
Peluru yang menembus tubuh bisa ditembakkan dari berbagai jarak. Untuk
kepentingan medikolegal penentuan jarak luka tembak ini sangat penting.
Jarak luka tembak dibagi atas 4 yaitu:
10

1) Luka Tembak Tempel (Contact Wounds)


Terjadi bila laras senjata menempel pada kulit. Luka masuk
biasanya berbentuk bintang (stellate) karena tekanan gas yang tinggi
waktu mencari jalan keluar akan merobek jaringan. Pada luka didapati
jejas laras, yaitu bekas ujung laras yang ditempelkan pada kulit. Gas
dan mesiu yang tidak terbakar didapati dalam jaringan luka. Didapati
kadar CO yang tinggi dalam jaringan luka. Pada tepinya terdapat
contusion ring dan apabila ada rambut akan hangus. Disamping
contusion ring tepi luka menunjukkan tanda luka terdapat sisa-sisa
mesiu, klim tattoo minimal atau tidak ada. Luka tembak tempel
biasanya didapati pada kasus bunuh diri. Oleh karena itu sering
didapati adanya kejang mayat (cadaveric spame). Luka tembak tempel
sering didapati di pelipis, dahi, atau dalam mulut (Amir, 2011).
Luka tembak tempel di daerah pelipis mempunyai ciri: luka
berbentuk bundar dan terdapat jejas laras. Luka tembak tempel di
daerah dahi mempunyai ciri: luka berbentuk bintang dan terdapat jejas
laras. Luka tembak tempel di dalam mulut mempunyai ciri : luka
berbentuk bundar dan kemungkinan besar tidak terdapat jejas laras
(Idries, 1997).
2) Luka Tembak Sangat dekat (Close Wound)
Luka tembak masuk jarak sangat dekat sering disebabkan
pembunuhan. Dengan jarak sangat dekat (± 15 cm), maka akan
didapati contusion ring, tanda-tanda luka bakar karena semburan api
dan gas panas, jelaga (arang) dan klim tattoo akibat mesiu yang tidak
terbakar disekitar lubang luka masuk dan luka tembus dengan
contusion ring dipinggir luka masuk (Amir, 2011).
3) Luka Tembak Dekat (Near Wound)
Luka dengan jarak dibawah 60 cm akan meninggalkan lubang luka,
cincin memar selebar 1-1.5 cm dan klim tattoo disekitar luka masuk.
Kadang-kadang ditemukan juga serpihan metal akibat gesekan peluru
dengan laras pada luka tembak masuk jarak dekat. Biasanya bekas luka
11

seperti ini terdapat pada kasus pembunuhan. Pada luka tembak penting
sekali memeriksa baju korban. Harus dicocokkan apakah lubang di
tubuh korban setentang dengan lubang di pakaian.
Dalam hal ini baik pada luka tembak dekat, sangat dekat, dan juga
luka tembak tempel, perlu diperhatikan kemungkinan tertinggalnya
materi-materi asap dan klim tattoo di pakaian korban, karena pada
tubuh korban hanya didapati luka dengan cincin memar yang
memberikan gambaran luka tembak jauh. Oleh karena itu bila korban
luka tembak tidak memakai pakaian, jangan menentukan jarak luka
tembak sebelum memeriksa pakaiannya (Amir, 2011).
4) Luka Tembak Jauh (Distand Wound)
Disini tidak ada klim tatoo, hanya ada luka tembus oleh peluru dan
cincin memar. Pada arah tembakan tegak lurus permukaan sasaran
(tangensial) bentuk cincin memarnya berupa konsentris, bundar.
Sedangkan pada tembakan miring bentuk cincin memarnya berupa
oval. Tepi luka compang-camping. Jika anak peluru berjalan dengan
gaya non-perpendikular maka tepi compang-camping tersebut akan
melebar pada salah satu sisi. Pemeriksaan ini berguna untuk
menentukan arah anak peluru (Knight, 2004)
Jarak penembakan sulit atau hampir tak mungkin ditentukan secara
pasti. Tembakan dari jarak lebih dari 60 cm dianggap sebagai
tembakan jarak jauh, karena partikel mesiu biasanya tidak mencapai
sasaran lagi (Amir, 2011).
2.5 Deskripsi Luka Tembak
Deskripsi luka tembak pada korban terdiri dari (Affandi, 2011) :

1. Lokasi
Lokasi secara umum tehadap bagian tubuh menggunakan koordinat axis X
dan axis Y
2. Deskripsi luka luar
a. Ukuran dan bentuk
b. Lingkaran abrasi, tebal dan pusatnya
c. Luka bakar
12

d. Lipatan kulit, utuh atau tidak


e. Tekanan ujung senjata
3. Residu tembakan yang terlihat
4. Perubahan
a. Oleh tenaga medis
b. Oleh bagian pemakaman
5. Track / Jalur tembus peluru
a. Penetrasi organ
b. Arah
- Depan ke belakang (belakang ke depan)
- Kanan ke kiri (kiri ke kanan)
- Atas ke bawah
c. Kerusakan sekunder
- Perdarahan
- Daerah sekitar luka
d. Kerusakan organ individu
6. Penyembuhan luka tembakan
a. Titik penyembuhan
b. Tipe misil
c. Tanda identifikasi
d. Susunan
7. Luka keluar
a. Lokasi
b. Karakteristik
8. Penyembuhan fragmen luka tembak
9. Pengambilan jaringan untuk menguji residu
Pemeriksaan Luka Tembak
1. Bila memungkinkan korban difoto Rontgen terlebih dahulu untuk
memastikan saluran luka dan letak peluru
2. Bentuk luka harus dilukis teliti, bila perlu dengan foto close-up..
3. Jumlah luka. Lihat juga kemungkinan anak peluru yang sama mengenai
bagian tubuh yang lain. Satu peluru bisa membuat 2 luka masuk dan 2 luka
13

keluar, misalnya dari lengan luar menembus lengan dalam dan masuk lagi ke
dada dan keluar di tempat lain.
4. Luka dibersihkan dengan kapas yang dibasahi dengan sabun.
5. Perhatikan saluran luka waktu autopsi dan letak perdarahan.
6. Cari peluru dan ambil hati-hati tanpa membuat goresan. Bila tertanam di
tulang, tulangnya dipotong (jangan coba-coba menariknya dari tulang) dan
dikirim ke Laboratorium.
7. Luka tembak masuk sebaiknya di eksisi dan disimpan dalam formalin 10%
dan dikirim ke laboratorium Patologi Anatomi untuk pemeriksaan
mikroskopis. Pada jaringan luka tembak masuk bisa ditemui sisa-sisa mesiu
berupa pigmen-pigmen hitam atau serat-serat pakaian (Amir, 2011).

2.6 Pemeriksaan Khusus yang Dilakukan pada Luka Tembak

Adanya pengotoran oleh darah pada beberapa keadaan dapat mempersulit


pemeriksaan terhadap luka tembak tersebut. Pemeriksaan tidak dapat dilakukan
dengan baik, sehingga penafsiran atau kesimpulan jenis luka bisa tidak tepat. Ada
beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menghadapi hambatan pada
pemeriksaan tersebut, yaitu:11
1. Luka tembak dibersihkan dengan hidrogen peroksida.
2. Setelah 2-3 menit luka tersebut dicuci dengan air untuk membersihkan
busa yang terjadi dan membersihkan darah.
3. Dengan pemberian hidrogen perokside, luka tembak akan bersih, dan
tampak jelas, sehingga deskripsi dari luka dapat dilakukan dengan tepat.
Tidak selamanya luka tembak masuk memperlihatkan ciri-ciri yang jelas.
Luka tembak masuk tidak hanya dapat ditentukan melalui karakteristik luka, tetapi
juga memerlukan pemeriksaan khusus untuk menentukan secara pasti bahwa luka
tersebut merupakan luka tembak masuk. Beberapa pemeriksaan khusus yang
dapat dilakukan pada kasus luka tembak masuk adalah sebagai berikut:
1. Pemeriksaan Mikroskopik Luka Tembak
Perubahan yang tampak pada luka tembak masuk diakibatkan oleh dua
faktor, yaitu trauma mekanis dari peluru dan trauma termis akibat panas dari
pembakaran mesiu. Pada pemeriksaan mikroskopis luka tembak tempel dan luka
14

tembak jarak dekat akan diperoleh kompresi epitel dimana di sekitar luka tampak
epitel yang normal dan yang mengalami kompresi, elongasi, dan menjadi pipihnya
sel-sel epidermal serta elongasi dari inti sel. Pada sel epidermis tepi luka juga
akan mengalami distorsi yang dapat bercampur dengan butir-butir mesiu. Epitel
luka juga tampak mengalami nekrosis koagulatif, epitel sembab, serta vakuolisasi
sel-sel basal. Panas yang dihasilkan dari pembakaran mesiu akan memperlihatkan
jaringan kolagen menyatu dengan pewarnaan HE dan akan lebih banyak
mengambil warna biru (basofilik staining). Pada luka akan tampak perdarahan
yang masih baru dalam epidermis (kelainan ini paling dominan), dan adanya
butir-butir mesiu. Sel-sel pada dermis akan mengalami beberapa perubahan yakni
intinya mengkerut, vakuolisasi dan pignotik.
Pada pemeriksaan mikroskopis akan terlihat butir-butir mesiu yang
tampak sebagai benda tidak beraturan, berwarna hitam atau hitam kecoklatan.
Pada luka tembak tempel “hard contact”, permukaan kulit sekitar luka tidak
terdapat mesiu atau hanya sedikit sekali butir-butir mesiu, butir-butir mesiu
akan tampak banyak pada lapisan bawah, khususnya disepanjang tepi saluran
luka. Sedangkan pada luka tembak tempel “soft contact” butir-butir mesiu akan
terdapat pada permukaan kulit dan jaringan dibawah kulit. Pemeriksaaan
mikroskopis pada luka tembak jarak dekat akan ditemukan adanya butir-butir
mesiu terutama terdapat pada permukaan kulit dan hanya sedikit yang ditemukan
pada lapisan-lapisan kulit.
2. Pemeriksaan Radiologi Luka Tembak
Salah satu pemeriksaan yang penting dalam kasus luka tembak adalah
pemeriksaan foto Rontgen. Foto Rontgen biasanya dilakukan sebelum otopsi
dengan dua bidang pemeriksaan yakni anteroposterior dan lateral. Foto rontgen
tidak hanya digunakan untuk dokumentasi objektif dan permanen namun juga
berfungsi untuk menentukan lokasi dan karakteristik dari peluru dan fragmen
metal termasuk bagian peluru yang terpisah.11,13
3. Pemeriksaan Kimiawi Luka Tembak
Hasil pemeriksaan kimiawi pada luka tembak tergantung dari jenis mesiu
yang gunakan. Pada black gun powder dapat ditemukan kalium, karbon, nitrit,
15

nitrat, sulfis, sulfat, karbonat, tiosianat dan tiosulfat sedangkan pada smokeless
gun powder hanya dapat ditemukan nitrit dan selulosa nitrat.
Pada senjata api yang modern, unsur kimia yang dapat ditemukan ialah
timah, barium, antimon, dan merkuri. Unsur-unsur kimia yang berasal dari laras
senjata dan dari peluru yang dapat ditemukan berupa timah, antimon, nikel,
tembaga, bismut perak dan thalium. Pemeriksaan terhadap unsur-unsur tersebut
dapat dilakukan terhadap pakaian, di dalam atau di sekitar luka. Pada pelaku
penembakan, unsur-unsur tersebut dapat dideteksi pada tangan yang
menggenggam senjata dan sisi depan baju yang dipakai.

Gambar. Pemeriksaan Kimiawi Luka Tembak

Pemeriksaan baju pada korban luka tembak


Pemeriksaan korban luka tembak tidak lengkap tanpa pemeriksaan defek
baju yang dibuat oleh peluru. Beberapa cara pemeriksaannya2 :
a. Idealnya baju korban harus dilepaskan tanpa merusak baju tersebut.
b. Untuk mengidentifikasi korban, dapat dicari barang-barang yang ada
di saku.
c. Baju harus dilepaskan dari korban, tapi jika hal ini dapat merusak
maka dilakukan manipulasi sehingga luka dapat dilihat.
d. Korban yang meninggal, sekarat, dan potensial untuk resusitasi
kardiopulmonologi dirawat oleh petugas medis. Berkaitan dengan hal
ini, baju koraban harus dipotong atau dirobek.
Pemeriksaan baju pada korban dapat dilakukan dengan menggunakan tehnik yang
berbeda. Ini meliputi :
a. Dengan mata telanjang
b. Dengan menggunakan gelas
c. Dengan mikroskop binokular
d. Dengan fotografi inframerah
16

2.7 Peran Dokter dalam Identifikasi Luka Tembak


Peran dokter dalam temuan kasus luka tembak selain tatalaksana medis
juga sesuai pasal 133 ayat 1 dan pasal 179 ayat 1 KUHAP yaitu untuk
memberikan keterangan ahli kepada penyidik untuk membantu proses penegakan
hukum.
Bunyi pasal 133 KUHAP
1) Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani
seorang korban baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga
karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia berwenang
mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran
kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya.
2) Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan
dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat
dan atau pemeriksaan bedah mayat.
3) Mayat yang dikirim kepada ahli kedokteran kehakiman atau
dokter pada rumah sakit harus diperlakukan secara baik dengan
penuh penghormatan terhadap mayat tersebut dan diberi label
yang memuat identitas mayat, dilak dengan diberi cap jabatan
yang dilekatkan pada ibu jari kaki atau bagian lain badan mayat
Bunyi pasal 179 KUHAP :
1) Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran
kehakirnan atau dokter atau ahli lainnya wajib memberikan
keterangan ahli demi keadilan.
2) Semua ketentuan tersebut di atas untuk saksi berlaku juga bagi
mereka yang memberikan keterangan ahli, dengan ketentuan
bahwa mereka mengucapkan sumpah atau janji akan memberikan
keterangan yang sebaik-baiknya dan yang sebenarnya menurut
pengetahuan dalam bidang keahliannya.
Jarak penembakan seringkali merupakan hal yang ingin diketahui
penyidik. Menembak seseorang dari belakang yang menjauhi anda, dibandingkan
dengan menembak seseorang pada dada, pada saat mempertahankan diri anda dari
17

serangan yang bersifat fatal, adalah penting untuk membedakan luka masuk dari
luka keluar.  Dalam hukum kriminal, membedakan secara tepat, antara kedua hal
tersebut, berarti dapat membedakan antara tuntutan pembunuhan tingkat pertama
dan kemungkinan hukuman mati atau tindakan mempertahankan diri dan tidak
ada tuntutan.
Bila pada tubuh korban terdapat luka tembak masuk dan tampak jelas
adanya jejas laras, kelim api, kelim jelaga atau tato; maka perkiraan atau
penentuan jarak tembak tidak sulit. Kesulitan baru timbul bila tidak ada kelim-
kelim tersebut selain kelim lecet.
 Bila ada kelim jelaga, berarti korban ditembak dari jarak dekat, maksimal
30 sentimeter.
 Bila ada kelim tato, berarti korban ditembak dari jarak dekat, maksimal 60
sentimeter, dan seterusnya.
 Bila hanya ada kelim lecet, cara pengutaraannya adalah sebagai berikut:
“Berdasarkan sifat lukanya luka tembak tersebut merupakan luka tembak
jarak jauh“, ini mengandung arti:
- Korban ditembak dari jarak jauh, yang berarti diluar jangkauan
atau jarak tempuh butir-butir mesiu yang tidak terbakar atau
sebagian terbakar.
- Korban ditembak dari jarak dekat atau sangat dekat, akan tetapi
antara korban dengan moncong senjata ada penghalang; seperti
bantal dan lain sebagainya.

BAB III

PENUTUP
18

Kesimpulan
 Luka tembak adalah luka yang disebabkan adanya penetrasi anak peluru
atau persentuhan anak peluru dengan tubuh akibat tembakan senjata api.
Tembakan anak peluru yang mengenai tubuh akan menimbulkan
gambaran luka tembak yang tidak hanya terjadi sebagai akibat penetrasi
anak peluru pada sasaran, tetapi juga oleh produk ikutan yang terjadi saat
tembakan di lepaskan.
 Secara ringkas, karaktersitik luka tembak masuk berdasarkan jarak tembak
terangkum dalam tabel berikut :

Jarak Luka Kelim Kelim Kelim Kelim Luka Jejak


tembak terbuka lecet lemak tattoo jelaga bakar laras
Kontak + + + + + + +
Dekat + + + + + + -
Sedang + + + + + - -
Jauh + + + - - - -

 Untuk dapat membuat Visum et Repertum yang baik mengenai kasus luka
tembak maka dokter harus menjelaskan berbagai hal, diantaranya: apakah luka
tersebut memang luka tembak, jenis luka tembak masuk atau keluar, jenis
senjata yang dipakai, jarak tembak, arah tembakan, perkiraan posisi korban
sewaktu ditembak, berapa kali korban ditembak dan luka tembak mana yang
menyebabkan kematian. Interpretasi yang benar mengenai luka tembak oleh para
ahli patologi tidak hanya memberikan informasi berharga yang dapat menunjang
pelaksanaan hukum selama investigasi, tetapi juga penting untuk penentuan
akhir jenis kematian.

Anda mungkin juga menyukai