]TAY@A ]I@DAG
Misusue Ohil ;
30101607661
Vi`di`diej ;
4646
1
DAD N
VIEMALYHYAE
penjabaran tentang keadaan korban, baik korban luka, keracunan, ataupun mati
yang diduga karena tindak pidana. Oleh karena itu dokter yang memeriksa perlu
secara hati-hati, cermat dan teliti dalam menafsirkan hasil yang didapatnya1.
Untuk dapat menjelaskan tugas dan fungsi sebagai pemeriksa maka
dokter harus menjelaskan berbagai hal, diantaranya: apakah luka tersebut
memang luka tembak, jenis luka tembak masuk atau keluar, jenis senjata yang
dipakai, jarak tembak, arah tembakan, perkiraan posisi korban sewaktu
ditembak, berapa kali korban ditembak dan luka tembak mana yang
menyebabkan kematian. Interpretasi yang benar mengenai luka tembak oleh
para ahli patologi tidak hanya memberikan informasi berharga yang dapat
menunjang pelaksanaan hukum selama investigasi, tetapi juga penting untuk
penentuan akhir jenis kematian.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ring akan lebih lebar dibagian dimana peluru membentuk mulut yang terkecil
pada kulit. Peluru juga mengandung lemak pembersih senjata.
2.3 Mekanisme Luka Tembak
Kerusakan yang terjadi pada jaringan tergantung pada absorpsi energi
kinetiknya, yang juga akan menghamburkan panas, suara serta gangguan
mekanik yang lainya4,5.
Jumlah dari energi kinetik yang terdapat pada proyektil sesuai dari massa
dan kecepatan. Industri militer modern telah mengambil banyak manfaat untuk
pengembangan senjata dengan dasar masa yang rendah dengan kecepatan yang
2
tinggi sehingga menghasilkan energi kinetic yang maksimum untuk kerusakan
jaringan. Rata-rata kecepatan peluru berkisar 340m/s, dimana banyak digunakan
pada panah, senapan angin, serta revolver. Dari system mekanik ini akan
mengakibatkan daya dorong peluru ke suatu jaringan sehingga terjadi laserasi,
kerusakan sekunder terjadi kalau adanya rupture pembuluh darah atau struktur
lainnya dan terjadi luka yang sedikit lebih besar dari diameter peluru. Jika
kecepatan melebihi kecepatan udara, lintasan dari peluru yang menembus
jaringan akan terjadi gelombang tekanan yang mengkompresi jika terjadi pada
jaringan seperti otak, hati ataupun otot akan mengakibatkan kerusakan dengan
adanya zona-zona disekitar luka.
Dengan adanya lesatan peluru dengan kecepatan tinggi akan membentuk
rongga disebabkan gerakan sentrifugal pada peluru sampai keluar dari jaringan
dan diameter rongga ini lebih besar dari diameter peluru, dan rongga ini akan
mengecil sesaat setelah peluru berhenti, dengan ukuran luka tetap sama. Organ
dengan konsistensi yang padat tingkat kerusakan lebih tinggi daripada yang
berongga. Efek luka juga berhubungan dengan gaya gravitasi. Pada pemeriksaan
harus dipikirkan adanya kerusakan sekunder seperti infark atau infeksi4,5.
4
jawab yang utama untuk memberikan penatalaksanaan gawat darurat.
Membersihkan luka, membuka dan mengeksplorasi, debridement dan
menutupnya, kemudian membalut adalah bagian penting dari merawat pasien
bagi dokter. Penggambaran luka secara detail akan dilakukan nanti, setelah
c. tattoo
d. metal stippling
4. Perubahan
a. oleh tenaga medis
b. oleh bagian pemakaman
5. Track
a. penetrasi organ
b. arah
- depan ke belakang (belakang ke depan)
5
- kanan ke kiri(kiri ke kanan)
- atas ke bawah
c. kerusakan sekunder
- perdarahan
Pada korban mati, tidak ada tuntutan dalam mengatasi gawat darurat.
Meskipun demikian, tubuhnya dapat saja sudah mengalami perubahan akibat
penanganan gawat darurat dari pihak lain. Sebagai tambahan, tubuh bisa berubah
akibat perlakuan orang-orang yang mempersiapkan tubuhnya untuk dikirimkan
kepada pihak yang bertanggung jawab untuk menerimanya. Di lain pihak, tubuh
mungkin sudah dibersihkan, bahkan sudah disiapkan untuk penguburan, luka
sudah ditutup dengan lilin atau material lain. Penting untuk mengetahui siapa dan
apa yang telah dikerjakannya terhadap tubuh korban, untuk mengetahui
gambaran luka.
2.5 Identifikasi Luka Tembak
1. Luka Tembak Masuk
Menembak seseorang dari belakang yang menjauhi anda,
dibandingkan dengan menembak seseorang pada dada, pada saat
3
mempertahankan diri anda dari serangan yang bersifat fatal, adalah penting
untuk membedakan luka masuk dari luka keluar . Dalam hukum kriminal,
membedakan secara tepat, antara kedua hal tersebut, berarti dapat
membedakan antara tuntutan pembunuhan tingkat pertama dan kemungkinan
hukuman mati atau tindakan mempertahankan diri dan tidak ada tuntutan.
Untungnya, aplikasi dari beberapa konsep dasar biasanya akan
memperbolehkan diferensiasi akurasi dari luka masuk dan luka keluar.
Ciri luka masuk biasanya dalam bentuk yang berentetan dengan abrasi
tepi yang melingkar di sekeliling defek yang dihasilkan oleh peluru. Abrasi
tepi tersebut berupa goresan atau lecet pada kulit yang disebabkan oleh
peluru ketika menekan masuk ke dalam tubuh. Abrasi tepi dapat bersifat
konsentris ataupun eksentris. Ketika ujung peluru melakukan penetrasi ke
dalam kulit, maka hal tersebut akan menghasilkan abrasi tepi yang
konsentris, yaitu goresan pada kulit berbentuk cincin dengan ketebalan yang
sama, oleh karena peluru masuk secara tegak lurus terhadap kulit. Ketika
ujung peluru melakukan penetrasi pada kulit dengan membentuk sudut,
maka hal ini akan menghasilkan abrasi tepi yang eksentris, yaitu bentuk
cincin yang lebih tebal pada satu area. Area yang tebal dari abrasi tepi yang
eksentris mengindikasikan arah datangnya peluru. Sebagai tambahan,
semakin tebal abrasi tepi, semakin kecil sudut peluru pada saat mengenai
kulit.
Luka masuk yang tidak khas berbentuk ireguler dan mungkin memiliki
sobekan pada tepi luka. Jenis luka masuk seperti ini biasanya terjadi ketika
peluru kehilangan putaran oleh karena menembak di dalam laras senjata.
Bahkan dalam perjalananya dengan terpilin, peluru bergerak secara
terhuyung ketika menabrak kulit sehingga sering memberikan gambaran
bentuk D pada luka. Luka masuk yang tidak khas dapat disebabkan oleh
senjata yang tidak berfungsi baik atau oleh karena amunisi yang rusak, tetapi
lebih sering dihasilkan dari peluru jenis Ricochets atau peluru yang
mengenai benda lain terlebih dulu, seperti jendela yang bergerak otomatis,
7
sebelum mengena tubuh. Kecepatan peluru teredam setelah mengena media
perantara, hal ini yang menyebabkan terbentuknya abrasi tepi yang tidak
khas pada luka tembak masuk, ketika peluru mengena kulit. Jenis lain dari
luka masuk yang tidak khas terjadi ketika mulut senjata api mengalami
kontak langsung dengan kulit di atas permukaan tulang, seperti pada tulang
tengkorak atau sternum. Ketika senjata ditembakkan, maka hal ini akan
menghentikan gas secara langsung dari mulut senjata ke dalam luka di
sekitar peluru. Gas akan mengalami penetrasi ke dalam jaringan subkutan,
dimana gas tersebut meluas sehingga menyebabkan kulit di sekitar luka
tembak masuk menjadi meregang dan robek. Luka robek atau laserasi
menyebar dari bagian tengah dengan memberikan defek berbentuk stellata
atau penampakan seperti bintang. Luka tembak masuk dapat dibedakan lagi,
yaitu :
a. Luka tembak masuk jarak jauh. Luka tembak masuk ini dibentuk oleh
komponen anak peluru.
b. Luka tembak masuk jarak dekat. Luka tembak masuk ini dibentuk oleh
komponen anak peluru dan butir-butir mesin yang tidak habis terbakar.
c. Luka tembak masuk jarak sangat dekat atau menempel dengan kulit.
Dibentuk oleh komponen anak peluru, butir mesin, jelaga dan panas api.
Pada saat seseorang melepaskan tembakan dan kebetulan mengenai
sasaran yaitu tubuh korban, maka pada tubuh korban, maka pada tubuh
korban tersebut akan didapatkan perubahan yang diakibatkan oleh berbagai
unsur atau komponen yang keluar dari laras senjata api tersebut .
2. Luka Tembak Keluar
Ketika luka tembak mengenai tubuh, dapat menghasilkan luka tembak
keluar. Ketika senjata caliber kecil mengenai tubuh, energi sisa pada tiap
peluru biasanya tidak cukup untuk menembus. Luka pada ekstremitas, leher
dan kepala akan mudah untuk dilalui. Jarak juga dapat mempengaruhi efek
luka tembak keluar.4
<
Peluru yang berhasil melewati tubuh akan keluar dan menghasilkan
luka tembak keluar. Biasanya karakteristik luka berbeda dengan luka tembak
masuk. Bentuknya tidak sirkular melainkan bervariasi dari seperti celah
(slitlike), seperti bintang, iregular, atau berjarak (gaping). Bentuk luka
>
tembak masuk terdapat pakaian yang menghalangi residu lain, senjata
yang digunakan kaliber kecil (kaliber 22), dan tulang tidak langsung
berada di bawah kulit.
Luka tembak luar bentuk slored umumnya ditemukan pada pemakaian
pakaian, pada posisi bagian tubuh tertentu seperti pakaian yang sangat ketat,
bagian ikat pinggang dari celana panjang, celana pendek, atau celana
dalam, bra, kerah baju, dan dasi. Luka jenis sama juga terjadi karena bagian
tangan
menahan tempat keluar anak peluru kemudian posisi pasien tiduran, duduk,
atau menempel pada objek yang keras. Tidak semua anak peluru dapat
keluar dari tubuh. Terdapat banyak tulang dan jaringan padat yang dapat
menghalangi lewatnya peluru. Peluru jarang dapat dihentikan oleh tulang,
terutama tulang-tulang yang tipis seperti skapula dan ileum atau bagian tipis
dari tenglorak. Kebanyakan anak peluru masuk ke dalam tubuh dan
menghabiskan energi kinetiknya di kulit. Kulit adalah penghalang kedua
yang paling menghalangi lewatnya anak peluru. Anak peluru yang mengenai
lokasi yang tidak biasa dapat menyebabkan luka dan kematian tetapi luka
tembak masuk akan sangat sulit untuk ditemukan. Contohnya telinga, cuping
hidung, mulut, ketiak, vagina, dan rektum.
1
2.3 Klasifikasi Luka Tembak
Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa luka tembak terdiri atas luka
tembak masuk dan luka tembak keluar. Namun di sini, akan dijelaskan
karakteristiknya masing-masing, yaitu:
1
Ketika senjata ditembakkan dengan menempel pada kulit,
gambaran akan tampak bermacam-macam tergantung apakah moncong
senjata ditekan ke permukaan kulit sehingga melekat erat, atau apakah
tidak menempel pada kulit. Gambaran akan tampak beda jika terdapat
pakaian diantara moncong senjata dan kulit. Pada jaringan lunak, seperti
ekstremitas, abdomen, dan juga dada, luka akan tampak kecil dan
sirkuler. Akan ada pembakaran dan penghitaman pada dinding luka,.
Jika antara moncong senjata denga kulit menempel kuat akan ada sedikit
bahkan tidak ada nyala api dan debu, kecuali kalau pakaian
menutupinya. Dalam luka, pada jaringan akan ada beberapa bintilk-
bintik kotoran dengan jelaga atau partikel-partikel amunisi. Kebanyakan
amunisi senjata tampak bersih, dibandingkan dengan peluru senjata
api sehingga jelaga bisa tidak ditemukan.Biasanya hyperemia terdapat
disebelah luar cetakan diameter moncong senjata, dan karbon
monoksida akan diserap oleh Hemoglobin dan Mioglobin disekitar
kulit luka dan pada bekas yang lebih dalam. Kemungkinan akan ada
luka memar yang kadang meluas meskipun bentuknya tidak simetris
dan jarang. Perluasan jaringan karena gas yang masuk memaksa kulit
lebih keras melawan ujung laras, dan jejak moncong senjata mungkin
akan terbentuk. Jika luka tempel di atas tulang terutama tulang
tengkorak, terjadi fenomena yan sama dengan luka senjata api.
Tampak gambaran linier atau seperti bintang7.
Pada umumnya luka tembak masuk kontak adalah merupakan
perbuatan bunuh diri. Cara yang biasa dilakukan:
1) Ujung laras ditempelkan pada kulit dengan satu tangan menarik alat
penarik senjata.
2) Adakalanya tangan yang lain memegang laras supaya tidak
bergerak dan tidak miring.
Sasarannya, yaitu :
- Daerah temporal
1
- Dahi sampai occiput
- Dalam mulut, telinga, wajah dibawah dagu dengan arah yang
menuju otak.
Luka pada kulit tidak bulat, tetapi berbentuk bintang dan sering
1
tampak pada luka jarak pendek kemungkina karena efek penapisan oleh
jelaga6.
Pada luka tembak jarak dekat, sejumlah gas yang dilepaskan
membakar kulit secara langsung. Area disekitarnya yang ikut terbakar
dapat terlihat. Terbakarnya rambut pada area tersebut dapat saja terjadi,
namun jarang diperhatikan karena sifat rambut terbakar yang rapuh
sehingga patah dan mudah diterbangkan sehingga tidak ditemukan
kembali saat dilakukan pemeriksaan. Rambut terbakar dapat ditemukan
pada luka yang disebabkan senjata apapun8.
Pada umumnya luka tembak masuk jarak dekat ini disebabkan
oleh peristiwa pembunuhan, sedangkan untuk bunuh diri biasanya
ditemukan tanda-tanda schot hand. Jarak dekat disini diartikan
tembakan dari suatu jarak dimana pada sekitar luka tembak masuk
masih didapatkan sisa-sisa mesiu yang habis terbakar. Jarak ini
tergantung:
- Jenis senjata, laras panjang atau pendek
- Jenis mesiu, mesiu hitam atau smokeless
Tanda utama adalah adanya kelim tato yang disebabkan oleh
bubuk mesiu yang tidak terbakar yang terbang kearah kulit korban.
Disekitar zona tato terdapat zona kecil berwarna magenta. Adanya
tumbukan berkecepatan tinggi dapat menyebabkan pecahnya pembuluh
darah kecil dan menghasilkan perdarahan kecil.Bentuk tato memberikan
petunjuk mengenai tipe bubuk mesiu yang digunakan. Serpihan mesiu
menyebabkan tato dengan bentuk yang beraneka ragam, tergantung
bagaimana masing-masing mesiu membentur kulit dengan bentuk pipih
pada tepinya. Gumpalan mesiu, berbentuk bulat atau bulat telur,
menyebabkan tato bentuk bintik-bintik atau titik-titik. Karena bentuk
gumpalan lebih kecil dari bentuk serpihan sehingga daerah berkelim tato
pada gumpalan lebih halus.
1
Luas area tato menunjukkan jarak tembak. Makin besar jarak
tersebut, makin besar area, namun semakin halus. Metode pengukuran
luas yang umum dipakai adalah dengan mengukur dua koordinat,
potongan longitudinal dan transversal. Untuk kemudian dibuat luka
jarak jauh; (2) kesalahan hasil pemeriksaan karena bentuk luka tembak
1
tempel yang mirip luka tembak jarak jauh; (3) Kesulitan interpretasi
karena adanya pakaian yang menghalangi jelaga atau bubuk mesiu
mencapai kulit; dan (4) Jelaga atau bubuk mesiu telah tersingkir. Hal
tersebut terjadi bila tidak ada pengetahuan pemeriksa dan dapat
berakibat serius terhadap penyelidikan6.
Pada luka tembak masuk jarak jauh ini, yang mengenai sasaran
hanyalah anak peluru saja. Sedangkan partikel lainnya tidak didapatkan.
Pada luka tembak jarak jauh ini hanya ditemukan luka bersih dengan
contusio ring. Pada arah tembakan tegak lurus permukaan sasaran
(tangensial) bentuk contusio ringnya konsentris, bundar. Sedangkan
pada tembakan miring bentuk contusio ringnya oval.
Luka tembak pada jaringan lunak sukar dibedakan antara inshoot
dan outshoot, oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopis,
untuk mencari adanya pigmen mesiu, jelaga, minyak senjata atau adanya
serat pakaian yang ikut masuk kedalam luka.
Luka tembak jarak jauh adalah luka tembak dimana jarak antara
moncong senjata dengan korban diatas 50 cm, atau diluar jarak tempuh
atau jangkauan butir-butir mesiu.
a. Terjadi bila jarak antara moncong senjata dengan tubuh korban di
luar jangkauan atau jarak tempuh butir-butir mesiu yang tidak
terbakar atau terbakar sebagian.
b. Luka berbentuk bundar atau oval dengan disertai adanya kelim lecet.
c. Bila senjata sering dirawat (diberi minyak) maka pada kelim lecet
dapat dilihat pengotoran bewarna hitam berminyak, jadi ada kelim
kesat atau kelim lemak.
1
Gambar 5. Luka Tembak Jarak Jauh
tubuh dan daya tembus waktu keluar dari kulit masih cukup besar.
1
Gambar 5. Tidak ditemukan kelim lecet pada luka tembak keluar
Adapun faktor—faktor yang menyebabkan luka tembak keluar lebih besar dari luka
tembak masuk adalah:1
• Perubahan luas peluru, oleh karena terjadi deformitas sewaktu peluru berada
dalam tubuh dan membentur tulang.
• Peluru sewaktu berada dalam tubuh mengalami perubahan gerak, misalnya karena
terbentur bagian tubuh yang keras, peluru bergerak berputar dari ujung ke ujung
(end to end), keadaan ini disebut “tumbling”.
• Pergerakan peluru yang lurus menjadi tidak beraturan, disebut “ yawing”.
1
- Adanya benda menahan atau menekan kulit pada daerah dimana peluru akan
keluar yang berarti menghambat kecepatan peluru, luka tembak keluar akan
lebih kecil bila dibandingkan dengan luka tembak masuk.
Beberapa variasi luka tembak keluar9
• Luka tembak keluar sebagian (partial exit wound), hal ini dimungkinkan
oleh karena tenaga peluru tersebut hampir habis atau ada penghalang yang
menekan pada tempat dimana peluru akan keluar, dengan demikian luka
dapat hanya berbentuk celah dan tidak jarang peluru tampak menonjol
sedikit pada celah tersebut.
• Jumlah luka tembak keluar lebih banyak dari jumlah peluru yang
ditembakkan, ini dimungkinkan karena :
- Peluru pecah dan masing-masing pecahan membuat sendiri luka tembak
keluar.
- Peluru menyebabkan ada tulang yang patah dan tulang tersebut terdorong
keluar pada tempat yang berbeda dengan tempat keluarnya peluru.
Dua peluru masuk ke dalam tubuh melalui satu luka tembak masuk
(“tandem bullet injury”), dan di dalam tubuh ke dua peluru tersebut berpisah
dan keluar melalui tempat yang berbeda.
2.7 Pemeriksaan Khusus pada Luka Tembak
Pada beberapa keadaan, pemeriksaan terhadap luka tembak masuk sering
dipersulit oleh adanya pengotoran oleh darah, sehingga pemeriksaan tidak dapat
dilakukan dengan baik, akibat penafsiran atau kesimpulan mungkin sekali tidak
tepat. Untuk menghadapi penyulit pada pemeriksaan tersebut dapat dilakukan
prosedur sebagai berikut: Luka tembak dibersihkan dengan hidrogen perokside
(3% by volume). Setelah 2-3 menit luka tersebut dicuci dengan air, untuk
membersihkan busa yang terjadi dan membersihkan darah. Dengan pemberian
hidrogen perokside tadi, luka tembak akan bersih, dan tampak jelas, sehingga
diskripsi dari luka dapat dilakukan dengan akurat. Selain secara makroskopik,
yaitu dengan karakteristik pada luka tembak masuk, tidak jarang diperlukan
pemeriksaan khusus untuk menentukan secara pasti bahwa luka tersebut luka
1
tembak masuk; ini disebabkan oleh karena tidak selamanya luka tembak masuk
memperlihatkan ciri-ciri yang jelas. Adapun pemeriksaan khusus yang dimaksud
adalah: pemeriksaan mikroskopik, pemeriksaan kimiawi, dan pemeriksaan
radiologik.
1. Pemeriksaan Mikroskopik
Perubahan mikroskopis yang tampak diakibatkan oleh dua faktor, yaitu
akibat trauma mekanis dan termis1,3.
Luka tembak tempel dan luka tembak jarak dekat1,3 :
a. Kompresi ephitel,di sekitar luka tampak epithel yang normal dan yang
mengalami kompresi,elongasi,dan menjadi pipihnya sel-sel epidermal
serta elongasi dari inti sel,
b. Distorsi dari sel epidermis di tepi luka yang dapat bercampur dengan
butir-butir mesiu.
c. Epitel mengalami nekrose koagulatif,epitel sembab,vakuolisasi sel-sel
basal,
d. Akibat panas, jaringan kolagen menyatu dengan pewarnaan HE, akan
lebih banyak mengambil warna biru (basofilik staining)
e. Tampak perdarahan yang masih baru dalam epidermis (kelainan ini
paling dominan), dan adanyabutir-butir mesiu
f. Sel-sel pada dermis intinya mengkerut, vakuolisasi dan pignotik
g. Butir-butir mesiu tampak sebagai benda tidak beraturan, berwarna hitam
atau hitam kecoklatan
1) Pada luka tembak tempel “hard contact” permukaan kulit sekitar luka
tidak terdapat butir-butir mesiu atau hanya sedikit sekali, butir-butir
mesiu akan tampak banyak dilapisan bawahnya, khususnya
disepanjang tepi saluran luka
2) Pada luka tembak tempel “soft contact” butir-butir mesiu terdapat
pada kulit dan jaringan dibawah kulit.
4
3) Pada luka tembak jarak dekat, butir-butir mesiu terutama terdapat
pada permukaan kulit, hanya sedikit yang ada pada lapisan-lapisan
kulit
2. Pemeriksaan Kimiawi
Pada “dhabg jue powmir” dapat ditemukan kalium, karbon, nitrit,
nitrat, sulfis, sulfat, karbonat, tiosianat dan tiosulfat. ,Pada ‘s`ogihis jue
powmir‐ dapat ditemukan nitrit dan selulosa nitrat. Pada senjata api yang
modern, unsur kimia yang dapat ditemukan ialah timah, barium,
antimon, dan merkuri.Unsur-unsur kimia yang berasal dari laras senjata dan
dari peluru sendiri dapat di temukan ialah timah, antimon, nikel, tembaga,
bismut perak dan thalium. Pemeriksaan atas unsur-unsur tersebut dapat
dilakukan terhadap
4
tidak diharapkan saat radiografi digunakan sebagai pemeriksaan rutin untuk
memeriksa luka tembak.
Foto rontgen dapat menyatakan ada peluru yang mungkin tidak
berhubungan dengan penembakan yang sedang diselidiki. Yang kedua,
kaliber dari peluru tidak dapat ditentukan dengan tepat dengan
menggunakan foto rontgen. Adanya distorsi dengan menggunakan foto
rontgen besar dan tergantung jarak peluru dari film X ray. Sangat sulit
memperkirakan kaliber yang tepat dari peluru berdasarkan penampilan
peluru di foto rontgen. Pemeriksaan radiografi yang lain kadang-kadang
digunakan pada pemeriksaan luka tembak. Ini terdiri dari soft X-rays yang
terkadang dinamakan grenz rays.
Pemeriksaan secara radiologik dengan sinar-X ini pada umumnya untuk
4
defek baju yang dibuat oleh peluru. Beberapa cara pemeriksaannya :
4
a. Idealnya baju korban harus dilepaskan tanpa merusak baju tersebut.
b. Untuk mengidentifikasi korban, dapat dicari barang-barang yang ada di
saku.
c. Baju harus dilepaskan dari korban, tapi jika hal ini dapat merusak maka
dilakukan manipulasi sehingga luka dapat dilihat.
d. Korban yang meninggal, sekarat, dan potensial untuk resusitasi
kardiopulmonologi dirawat oleh petugas medis. Berkaitan dengan hal ini,
baju koraban harus dipotong atau dirobek.
Pemeriksaan baju pada korban dapat dilakukan dengan menggunakan
tehnik yang berbeda. Ini meliputi :
a. Dengan mata telanjang
b. Dengan menggunakan gelas
4
BAB III
ILUSTRASI KASUS
Nama : Tn. R
Jenis kelamin : Laki-Laki
Umur : 28 tahun
Agama : Islam
Alamat : Jalan Padi Raya 97 Kecamatan Genuk Kota Semarang
Provinsi Jawa Tengah
3.2 Kronologi Kejadian
2
BAB IS
PI@BALASAE
Pada laporan kasus ini, korban adalah seorang laki-laki berusia sekitar dua
puluh lima hingga tiga puluh tahun. Menurut keterangan penyidik, korban ditemukan
sekitar jam empat sore pada hari minggu tanggal dua puluh dua November tahun dua
ribu dua puluh di area perkebunan di Mranggen, Demak. Diduga korban terbunuh
akibat ditembak oleh saingan sesama preman dengan motif balas dendam.
Pada proses identifikasi korban, digunakan metode pakaian, perhiasan dan
medik untuk menentukan bahwa jenazah yang ditemukan adalah korban yang
dimaksud, yaitu Tn. Restu. Metode identifikasi visual tidak sulit digunakan karena
korban langsung ditemukan dan diantarkan ke Rumah Sakit Bhayangkara
Semarang oleh tim penyelamat. Identifikasi dengan mengamati pakaian dan
perhiasan yang melekat pada tubuh korban menunjukkan kesesuaian dengan
pakaian dan perhiasan terakhir yang dikenakan korban. Pada metode medik,
didapatkan ukuran tubuh yang sesuai. Metode identifikasi dapat dilakukan secara
sederhana, minimal 2 metode, untuk menentukan jati diri korban.
Pada pemeriksaan luar jenazah ditemukan adanya tanda-tanda pasti kematian.
Tanda-tanda postmortem yang didapatkan yakni algor mortis dimana tubuh korban
teraba dingin, livor mortis berwarna merah gelap, rigor mortis pada sebagian
persendian korban yang sukar digerakkan namum belum terdapat tanda-tanda
2
ditemukan dan dapat dilawan, maka saat kematian korban diperkirakan antara 1-2
jam postmortem.
Lebam mayat merupakan tanda postmortem yang juga penting dalam
menjelaskan waktu dan proses kematian. Lebam mayat muncul setelah 30 menit
kematian dan mencapai puncak pada 8 — 12 jam kemudian. Selanjutnya, lebam
mayat bisa hilang atau tidak hilang dengan penekanan tergantung kerusakan
vaskular dan rembesan darah ke jaringan sekitarnya. Pada korban, didapatkan
lebam mayat pada daerah punggung dan bokong yang hilang dengan penekanan.
Posisi korban yang terlentang menyebabkan darah menumpuk pada bagian tubuh
yang lebih rendah sesuai arah gravitasi.
Proses pembusukan tidak ditemukan pada tubuh korban. Pembusukan
o
dapat terjadi setelah 24 jam postmortem pada suhu lingkungan di atas 20 C.
Pembusukan
dimulai di daerah perut karena di area inilah banyak terdapat bakteri pembusukan
(di dalam usus). Pembusukan tersebut ditandai oleh terkelupasnya kulit ari.
Jika
pembusukannya merata, tubuh mayat akan mengapung di permukaan air. Keadaan ini
disebut floaten. Floaten biasanya terjadi pada hari ke-3 sampai hari ke-6. Volume
gas pembusukan dapat terjadi 2 kali lipat dari berat tubuh.
Diagnosis mati luka tembak pada korban diperoleh berdasarkan temuan
jenazah. Tanda-tanda mati akibat luka tembak pada pemeriksaan luar korban, yaitu:
- Pada dada bagian kiri korban terdapat sebuah luka terbuka dengan titik pusat luka
tujuh sentimeter di kiri garis tengah tubuh dan dua sentimeter di bawah garis
mendatar yang melewati kedua puting susu dan seratus tiga puluh sentimeter di
atas tumit
- Luka terdiri dari dua bagian, bagian luar berupa cincin lecet bentuk bulat,
diameter lima milimeter, dan bagian dalam berupa lubang luka, bentuk bulat
dengan diameter dua milimeter. Posisi lubang luka terhadap cincin lecet
konsentris, batas tidak tegas, tepi tidak rata, terdapat jembatan jaringan, tebing
tidak rata, terdiri dari jaringan kulit, jaringan ikat, jaringan lemak, otot, dasar
luka tidak dapat ditentukan karena menembus rongga dada
2
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Luka tembak merupakan suatu cedera pada tubuh yang diakibatkan
oleh senjata api. Senjata api adalah suatu senjata yang menggunakan tenaga
hasil peledakan mesiu, dapat melontarkan proyektil (anak peluru) yang
berkecepatan tinggi melalui larasnya. Berdasarkan panjang larasnya, senjata
api ini dikelompokan menjadi senjata api laras pendak dan senjata api laras
panjang, sedangkan berdasarkan alur pada laras, senjata api dikelompokan
menjadi senjata api baralur dan senjata api tanpa alur.
Pada luka tembak terjadi robekan dan kerusakan jaringan yang
2
MACTAR PUSTAKA
1. Idries AM. 1997. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi I. Jakarta: Binarupa
Aksara; p.131-168.
2. Hueske E. 2006. Firearms and Tool Mark The Forensic Laboratory Handbooks,
Practice and Resource.
page. 72-140.
6. Windi, dkk. 2006. Traumatologi Forensik. (online). (http://www.freewebs.com/
traumatologie2/traumatologi.htm, diakses tanggal 19 Agustus 2014).
8. Indah PS, Lely, Irene, Elena, Luh S. 2011. Gunshot wound. (online).
(http://www.freewebs.com/ gunshot_wound/luka tembak pada tulang.htm,, diakses
tanggal 19 Agustus 2014).