KEPANITERAAN KLINIK SENIOR SMF ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN
RUMAH SAKIT HAJI MEDAN SUMATERA UTARA 2019 PENDAHULUAN • Prurigo yang sudah dikenal sejak tahun 1832, merupakan peradangan kronis di kulit, ditandai dengan papul dan vesikel kecil di atasnya, disertai rasa gatal, sering menyerang anak-anak • Di Indonesia jenis prurigo yang sering dijumpai ialah prurigo Hebra. SINONIM • Hebra’s prurigo, prurigo mitis, prurigo simplex acutus infantum (Broq), strophulus infantum, lichen urticatus, papula urticaria, urticaria papulosa infantum. KLASIFIKASI • Kocsard (1962) membagi prurigo menjadi 2 kelompok: Prurigo simpleks Dermatosis pruriginosa - Strofulus - Prurigo kronik multiformis Lutz - Prurigo Hebra >> • Kecuali di atas, ada prurigo lain yang sebenarnya tergolong salah satu bentuk neurodermatitis, yaitu prurigo nodularis. Prurigo Simpleks
Usia pertengahan
Predileksi : badan, ekstensor ekstremitas,
muka dan kepala yang berambut Prurigo Simpleks Klinis: lesi terlihat dg berbagai tingkat perkembangan penyakit (papul, vesikel, jar.parut)
Terapi : simptomatik (sistemik maupun
topikal) DERMATOSIS PRURIGO • STROFULUS - Pada bayi dan anak-anak - Lesi : papul-papul kecil yang gatal, digaruk menjadi ekskoriasi dan mengalami infeksi sekunder atau likenifikasi - Tempat predileksi : lengan & tungkai, terutama bagian ekstensor - Lesi2 muncul kembali dalam kelompok, biasanya malam hari. Tapi lesi bertahan sampai 12 hari. - Tatalaksana : pencegahan, semprot insektisida. Topikal diberi losio antipruritus, kortikosteroid topikal, antihistamin oral DERMATOSIS PRURIGO • PRURIGO KRONIK MULTIFORMIS LUTZ - Lesi : papus disertai likenifikasi dan ekstematisasi - Pembengkakan KGB dan eosinofilia - Tatalaksana : simptomatik PRURIGO HEBRA • penyakit kulit kronik dimulai sejak bayi atau anak. Kelainan kulit terdiri atas papul- papul miliar berbentuk kubah sangat gatal, lebih mudah diraba daripada dilihat, terutama di daerah ekstremitas bagian ekstensor. EPIDEMIOLOGI • Penyakit ini sering terdapat pada: • keadaan sosial ekonomi dan higiene yang rendah • Insiden meningkat pada daerah beriklim panas • kekurangan makan protein dan kalori • terdapat pada anak-anak sampai dewasa muda • wanita lebih banyak daripada laki-laki. ETIOPATOGENESIS • penyebab yang pasti terjadinya prurigo hebra belum diketahui, namun ahli banyak berpendapat : - Gigitan Serangga - Cuaca Dingin - Infeksi - Alergi Makanan - Faktor Psikis GEJALA KLINIS • Kelainan yang khas: • Papul-papul milar tidak berwarna, berbentuk kubah, lebih mudah diraba daripada dilihat. • Gejala subjektif yaitu keluhan gatal terkadang bersifat kronik • Erosi, • Ekskoriasi, • Krusta, • Hiperpigmentasi • Likenifikasi. • Tempat predileksi : - Ekstremitas bagian ekstensor - Bokong dan Perut - Wajah PENATALAKSANAAN Dibagi 2 yaitu secara umum dan khusus Umum: • Menghindari gigitan nyamuk atau serangga • Mencari dan mengobati infeksi fokal • Menjaga higienitas perseorangan maupun lingkungan Khusus: • Pengobatan topikan : sulfur 5-10% diberikan dalam bentuk bedak kocok atau salap, untuk gatalnya mentol 0,25-1% atau kamper 2-3%. • Bila terdapat infeksi sekunder, antibiotik topikal, kadang-kadang steroid topikal untuk menekan inflamasi bila kelainan tidak begitu luas. PROGNOSIS • Sebagian besar akan sembuh pada usia akil balik. PRURIGO NODULARIS • Prurigo nodularis merupakan penyakit kronik, pada orang dewasa, ditandai dengan adanya nodus kutan yang gatal, terutama terdapat di ekstremitas bagian ekstensor. • Penyebab prurigo nodularis masih belum diketahui, tetapi serangan-serangan gatal timbul bila terdapat atau mengalami emosional. GEJALA KLINIS • Sering pada wanita • Lesi : nodus (tunggal atau multiple) sebesar kacang polong atau lebih besar, keras dan berwarna merah atau kecoklatan • Tempat predileksi : ektremitas, terutama permukaan anterior paha dan tungkai bawah Histopatologi • Penebalan epidermis, sehingga tapak hiperkeratosis, hipergranulosis, akantosis yang tak teratur • Penebalan stratum papilaris dermis • Sebukan sel-sel radang sekitar pembuluh darah yang melebar di dermis bagian atas. PENATALAKSANAAN • Lesi kulit memberikan respon cepat terhadap penyuntikan kortikosteroid intralesi. Biasanya dipakai suspensi triamsinolon asetonid 2,5-12,5 mg per ml. Dosisnya 0,5- 1 ml per cm2 dengan maksimum 5 ml untuk sekali pengobatan. • Cara pengobatan lain dengan talidomid 2x100mg/hari dan dilanjutkan sampai 3 bulan. PROGNOSIS • Penyakit brsifat kronis dan setelah sembuh dengan pengobatan biasanya residif. PRURIGO PIGMENTOSA • Prurigo pigmentosa sebagai penyakit kulit yang gatal, rekurens. • Lesi : makula eritematosa diikuti papul dan papulovesikel, bila sembuh meninggalkan bekas hiperpigmentasi berbentuk jala atau reticulated atau netlike pigmentation. • Sering dijumpai di Jepang. • Patognesis pasti belum diketahui. • Sering dijumpai pada perempuan usia kurang dari 40 tahun. • Gejala klinis : simetris mengenai punggung bag. atas dan bahu, sakrum, abdomen, dada (payudara, dibwhnya, serta klavikula. • Tatalaksana : minosiklin dapson SARAN
• Penyakit yang disebabkan oleh Prurigo dapat
dicegah dengan meningkatkan kesadaran diri atas kebersihan diri baik lingkungan. Perilaku sehat yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi pada kulit diantaranya: • Mandi setiap hari minimal dua kali sehari, dengan menggunakan sabun. • Menggunakan pakaian bersih setiap hari • Mengkonsumsi makanan yang bergizi agar daya tahan tubuh terjaga. • Menghindari gigitan nyamuk atau serangga dengan menggunkan pakaian yang tertutup.