Anda di halaman 1dari 29

PERSENTASI BIMBINGAN

PRURIGO

AZZAHRA UZHMA 18360032


BALKIS SARI ANGGUN 18360035
NABILLA ANSYARAH 19360261
PIPID SYACHRUL PADIL 19360264

PEMBIMBING
Dr. Leny Indriani Lubis, Sp. DV

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR SMF ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN


RUMAH SAKIT HAJI MEDAN SUMATERA UTARA
2019
PENDAHULUAN
• Prurigo yang sudah dikenal sejak tahun
1832, merupakan peradangan kronis di
kulit, ditandai dengan papul dan vesikel
kecil di atasnya, disertai rasa gatal, sering
menyerang anak-anak
• Di Indonesia jenis prurigo yang sering
dijumpai ialah prurigo Hebra.
SINONIM
• Hebra’s prurigo, prurigo mitis, prurigo
simplex acutus infantum (Broq), strophulus
infantum, lichen urticatus, papula urticaria,
urticaria papulosa infantum.
KLASIFIKASI
• Kocsard (1962) membagi prurigo menjadi 2
kelompok:
 Prurigo simpleks
 Dermatosis pruriginosa
- Strofulus
- Prurigo kronik multiformis Lutz
- Prurigo Hebra >>
• Kecuali di atas, ada prurigo lain yang
sebenarnya tergolong salah satu bentuk
neurodermatitis, yaitu prurigo nodularis.
Prurigo Simpleks

Usia pertengahan

Predileksi : badan, ekstensor ekstremitas,


muka dan kepala yang berambut
Prurigo Simpleks
Klinis: lesi terlihat dg berbagai tingkat
perkembangan penyakit
(papul, vesikel, jar.parut)

Terapi : simptomatik (sistemik maupun


topikal)
DERMATOSIS PRURIGO
• STROFULUS
- Pada bayi dan anak-anak
- Lesi : papul-papul kecil yang gatal, digaruk
menjadi ekskoriasi dan mengalami infeksi
sekunder atau likenifikasi
- Tempat predileksi : lengan & tungkai, terutama
bagian ekstensor
- Lesi2 muncul kembali dalam kelompok, biasanya
malam hari. Tapi lesi bertahan sampai 12 hari.
- Tatalaksana : pencegahan, semprot insektisida.
Topikal diberi losio antipruritus, kortikosteroid
topikal, antihistamin oral
DERMATOSIS PRURIGO
• PRURIGO KRONIK MULTIFORMIS LUTZ
- Lesi : papus disertai likenifikasi dan
ekstematisasi
- Pembengkakan KGB dan eosinofilia
- Tatalaksana : simptomatik
PRURIGO HEBRA
• penyakit kulit kronik dimulai sejak bayi
atau anak. Kelainan kulit terdiri atas papul-
papul miliar berbentuk kubah sangat gatal,
lebih mudah diraba daripada dilihat,
terutama di daerah ekstremitas bagian
ekstensor.
EPIDEMIOLOGI
• Penyakit ini sering terdapat pada:
• keadaan sosial ekonomi dan higiene yang rendah
• Insiden meningkat pada daerah beriklim panas
• kekurangan makan protein dan kalori
• terdapat pada anak-anak sampai dewasa muda
• wanita lebih banyak daripada laki-laki.
ETIOPATOGENESIS
• penyebab yang pasti terjadinya prurigo hebra belum
diketahui, namun ahli banyak berpendapat :
- Gigitan Serangga
- Cuaca Dingin
- Infeksi
- Alergi Makanan
- Faktor Psikis
GEJALA KLINIS
• Kelainan yang khas:
• Papul-papul milar tidak berwarna, berbentuk kubah,
lebih mudah diraba daripada dilihat.
• Gejala subjektif yaitu keluhan gatal terkadang bersifat
kronik
• Erosi,
• Ekskoriasi,
• Krusta,
• Hiperpigmentasi
• Likenifikasi.
• Tempat predileksi :
- Ekstremitas bagian ekstensor
- Bokong dan Perut
- Wajah
PENATALAKSANAAN
Dibagi 2 yaitu secara umum dan khusus
Umum:
• Menghindari gigitan nyamuk atau serangga
• Mencari dan mengobati infeksi fokal
• Menjaga higienitas perseorangan maupun lingkungan
Khusus:
• Pengobatan topikan : sulfur 5-10%
diberikan dalam bentuk bedak kocok atau
salap, untuk gatalnya mentol 0,25-1% atau
kamper 2-3%.
• Bila terdapat infeksi sekunder, antibiotik
topikal, kadang-kadang steroid topikal
untuk menekan inflamasi bila kelainan
tidak begitu luas.
PROGNOSIS
• Sebagian besar akan sembuh pada usia
akil balik.
PRURIGO NODULARIS
• Prurigo nodularis merupakan penyakit kronik,
pada orang dewasa, ditandai dengan adanya
nodus kutan yang gatal, terutama terdapat di
ekstremitas bagian ekstensor.
• Penyebab prurigo nodularis masih belum
diketahui, tetapi serangan-serangan gatal timbul
bila terdapat atau mengalami emosional.
GEJALA KLINIS
• Sering pada wanita
• Lesi : nodus (tunggal atau multiple)
sebesar kacang polong atau lebih besar,
keras dan berwarna merah atau
kecoklatan
• Tempat predileksi : ektremitas, terutama
permukaan anterior paha dan tungkai
bawah
Histopatologi
• Penebalan epidermis, sehingga tapak
hiperkeratosis, hipergranulosis, akantosis
yang tak teratur
• Penebalan stratum papilaris dermis
• Sebukan sel-sel radang sekitar pembuluh
darah yang melebar di dermis bagian atas.
PENATALAKSANAAN
• Lesi kulit memberikan respon cepat terhadap
penyuntikan kortikosteroid intralesi. Biasanya
dipakai suspensi triamsinolon asetonid 2,5-12,5
mg per ml. Dosisnya 0,5- 1 ml per cm2 dengan
maksimum 5 ml untuk sekali pengobatan.
• Cara pengobatan lain dengan talidomid
2x100mg/hari dan dilanjutkan sampai 3 bulan.
PROGNOSIS
• Penyakit brsifat kronis dan setelah
sembuh dengan pengobatan biasanya
residif.
PRURIGO PIGMENTOSA
• Prurigo pigmentosa sebagai penyakit kulit yang
gatal, rekurens.
• Lesi : makula eritematosa diikuti papul dan
papulovesikel, bila sembuh meninggalkan bekas
hiperpigmentasi berbentuk jala atau reticulated
atau netlike pigmentation.
• Sering dijumpai di Jepang.
• Patognesis pasti belum diketahui.
• Sering dijumpai pada perempuan usia kurang dari
40 tahun.
• Gejala klinis : simetris mengenai punggung bag.
atas dan bahu, sakrum, abdomen, dada
(payudara, dibwhnya, serta klavikula.
• Tatalaksana : minosiklin dapson
SARAN

• Penyakit yang disebabkan oleh Prurigo dapat


dicegah dengan meningkatkan kesadaran diri
atas kebersihan diri baik lingkungan. Perilaku
sehat yang dapat dilakukan untuk mencegah
infeksi pada kulit diantaranya:
• Mandi setiap hari minimal dua kali sehari,
dengan menggunakan sabun.
• Menggunakan pakaian bersih setiap hari
• Mengkonsumsi makanan yang bergizi
agar daya tahan tubuh terjaga.
• Menghindari gigitan nyamuk atau
serangga dengan menggunkan pakaian
yang tertutup.

Anda mungkin juga menyukai