Disusun Oleh :
Ragillia Ramadhanty
NIM. 2015-83-024
Pembimbing :
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2020
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan anugerah-Nya, penulis dapat menyelesaikan referat dengan judul
“Laryngeal Mask Airway dan Penggunaanya”. Referat ini disusun sebagai salah
satu syarat untuk menyelesaikan tugas kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu
bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada dr. Lukman H.
pikiran, dan tenaga untuk membantu penulis dalam menyelesaikan referat ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan referat ini masih belum sempurna.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak
Semoga referat ini dapat memberikan manfaat ilmiah bagi semua pihak yang
membutuhkan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv
DAFTAR TABEL....................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………1
III.1 Kesimpulan.................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
digunakan dalam manejemen jalan napas supraglotis yang sering digunakan dalam
anestesi dan terapi penunjang jalan napas dengan angka kejadian distensi lambung
yang minimal. LMA tidak hanya digunakan sebagai pengganti sungkup wajah
(face mask) dan bag-valve mask dalam operasi di Rumah Sakit, tetapi juga
sebagai tatalaksana gawat darurat. Alat ini dirancang sedemikian rupa sehingga
LMA dapat digunakan pada pasien yang akan menjalani operasi dengan
durasi singkat tetapi pasien harus berpuasa. Jika pasien tidak dapat membuka
mulut lebih dari 1.5 cm maka tidap dapat dipasang LMA. LMA bersifat tidak
invasive dan dapat dilakukan pada pasien yang sulit dilakukan intubasi dengan
distensi lambung.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
pintu masuk jalan napas dan berperan dalam pembentukan suara. Laring terletak
di bawah lidah dan Os. Hyoid setinggi vertebra cervicalis 4, 5 , dan 6. Ke atas,
1. Cartilago Thyroidea
dan terdiri dari 2 lamina cartilago hyalin yang bertemu pada tonjolan
2. Cartilage Cricoidea
3. Cartilage Arytenoidea
4. Cartilage Corniculata
plica aryepiglottica1
5. Cartilage Cuneiform
2
Terdapat 2 buah cartilage cuneiform yang terletak di dalam plica
6. Epiglotis
3
D
Gambar 2. (C) laring tampak belakang; (D) laring tampak samping dengan
a) Plica Vestibularis
Plica vocalis merupakan sebuah lipatan yang mudah bergerak (pada saat
pembentukan suara. Plica vocalis dibentuk oleh mukosa tetapi tidak memiliki
4
II.1.2 Otot-Otot Laring
Otot-otot laring dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu otot intrinsic dan otot ekstrinsik
1. Otot-otot intrinsic
aduksi
gerakan abduksi
cartilage arytenoidea.
2. Otot-otot ekstrinsik
Otot ekstrinsik menarik laring ke atas danwah pada saat proses menelan.
Omohyoideus1
5
II.2 Laryngeal Mask Airway (LMA)
Laryngeal Mask Airway atau sungkup laring merupakan alat yang
digunakan dalam manejemen jalan napas supraglotis yang sering digunakan dalam
anestesi dan terapi penunjang jalan napas dengan angka kejadian distensi lambung
yang minimal. LMA tidak hanya digunakan sebagai pengganti sungkup wajah
(face mask) dan bag-valve mask dalam operasi di Rumah Sakit, tetapi juga
sebagai tatalaksana gawat darurat. Alat ini dirancang sedemikian rupa sehingga
digunakan pada pasien yang tidak sadar atau tidak berespon setelah dilakukannya
anestesi.2 LMA terdiri dari tabung berlubang besar yang bagian proksimalnya
distal melekat pada cuff/mask berbentuk elips yang dapat diinflasi melalui
tabungnya.3
sehingga ketika diinflassi, cuff tersebut akan membentuk sekat bertekanan rendah
sekitar jalan masuk ke faring. Hal ini bertujuan dalam mencegah terjadinya
dalam dan relaksasi otot yang sedikit lebih besar dibandingkan pada penggunaan
sungkup mulut. Posisi cuff yang ideal adalah dibatasi oleh dasar lidah pada bagian
atas, sinus piriformis pada bagian lateral, dan sfingter esophageal superior pada
bagain bawah. Jika esophagus terletak pada tepi dari cuff, dapat menyebabkan
lambung) dan harus dipertahankan hingga pasien dapat bernapas spontan, yang
ditandai dengan batuk dan dapat membuka mulut ketika diberi perintah.
6
Kontraindikasi LMA adalah pasien dengan keadaan faring patologis, seperti
abses, obstruksi faring, keadaan perut yang penuh seperti kehamilan dan hernia
hiatal, atau kapasitas paru yang rendah (penyakit paru restriktif) yang
membutuhkan tekanan puncak inspirasi yang lebih besar dari 30 cm H 2O. Dulu,
LMA juga dihindari pada psien dengan bronkospasme atau tahanan jalan napas
yang tinggi, namun bukti terbaru menunjukkan bahwa hal ini disebabkan
Terdiri dari 3 bagian, yaitu tabung jalan napas, cuff yang dapat
7
2. Flexible Laryngeal Mask Airway (Reinforced LMA)
Flexible LMA terbuat dari silicon dan karet, serta dapat digunakkan
yang letaknya jauh dan diameter yang lebih kecil bertujuan untuk
8
3. Intubating LMA (Fastrach)
insersi dan pelepasan dengan satu tangan, dan yang terpenting dapat
dalam ukuran 7.0 mm, 7.5 mm, dan 8.0 mm (diameter) dan semua
9
Gambar 5. Intubating LMA
Sumber: Dandona S, Singh S, Batra N. A review of laryngeal mask airway
4. LMA C Trach
10
Gambar 6. LMA C Trach
Sumber: Sood J. Laryngeal mask airway and its variants. Indian Journal
5. LMA Unique
tepat untuk mencegah infeksi silang. Selang jalan napas LMA ini
lebih kaku dan cuff lebih tebal dengan ukuran yang sama dengan
11
6. Proseal LMA
LMA jenis ini merupakan jenis yang paling kompleks dari semua
12
terlipat. Ukuran cuff lebih kecil untuk memudahkan insersi dan
i-Gel LMA merupakan LMA tanpa Cuff, terbuat dari bahan seperti
13
Gambar 10. I-Gel LMA
Dewasa (bertubuh
Dewasa (bertubuh
14
Sumber: Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan and mikhail’s clinical
ventilasi”. 4
5) Abses Faring3
berikut:
15
2) Memilih ukuran LMA yang tepat: ukuran 3 untuk wanita yang
ada kebocoran6
10) Dorong LMA ke posisi yang tepat.6 Bagian distal cuff berada di
linguae.4
11) Kembungkan cuff dengan volume udara yang tepat (terlihat pada
batang LMA) 6
16
12) Evaluasi lokasi LMA dengan melakukan ventilasi menggunakan
bag valve6
pengembangan dada.6
14) Setelah LMA terpasang pada lokasi yang tepat, dapat dipasang
17
Gambar 10. Inflasi cuff
Sumber: American College of Surgeons. Advanced trauma life support. Ed 10.
(LMA)
intubasi endotrakeal
18
B. Kekurangan Laryngeal Mask Airway
19
20
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
digunakan dalam manejemen jalan napas supraglotis yang sering digunakan dalam
anestesi dan terapi penunjang jalan napas dengan angka kejadian distensi lambung
yang minimal. Pemilihan LMA disesuikan dengan berat badan pasien, dimana
ukuran LMA dapat terlihat pada tabungnya. Pemilihan ukuran LMA yang tidak
kebutuhan pasien. Secara umum, LMA dapat digunakan pada pasien yang akan
menjalani operasi dengan durasi singkat tetapi pasien harus berpuasa. Jika pasien
tidak dapat membuka mulut lebih dari 1.5 cm maka tidak dapat dipasang LMA.
LMA bersifat tidak invasive dan dapat dilakukan pada pasien yang sulit dilakukan
21
DAFTAR PUSTAKA
3. Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan and mikhail’s clinical
317-9
22