Anda di halaman 1dari 21

REFERAT ANATOMI DAN FISIOLOGI TENGGOROKAN

DISUSUN OLEH:
Galih Seno Aji 170100055

PEMBIMBING:

Dr. dr. H.R. Yusa Herwanto, M.Ked (ORL-HNS), Sp.THT-KL(K)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER


DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK
RUMAH SAKIT UMUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan referat berjudul ”Anatomi
dan Fisiologi Tenggorokan”. Referat ini disusun sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan Program Pendidikan Profesi Dokter (P3D) di Departemen Ilmu Kesehatan
Telinga Hidung Tenggorok Rumah Sakit Umum Universitas Sumatera Utara.
Dalam proses penyusunan referat ini, penulis menyampaikan penghargaan dan terima
kasih kepada Dr. dr. H.R. Yusa Herwanto, M.Ked (ORL-HNS), Sp.THT-KL(K) selaku dosen
pembimbing yang telah membimbing dan membantu penulis selama proses penyusunan
referat.
Penulis menyadari bahwa penulisan referat ini masih belum sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan penulisan referat di
kemudian hari. Akhir kata, semoga referat ini dapat memberikan manfaat dan dapat menjadi
bahan rujukan bagi penulisan ilmiah di masa mendatang.

Medan, 22 April 2021

Penulis

i
LEMBAR PENGESAHAN

Telah dibacakan pada tanggal:


Nilai :

Penguji

Dr. dr. H.R. Yusa Herwanto, M.Ked (ORL-HNS), Sp.THT-KL(K)

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN............................................................. ii
DAFTAR ISI.................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR....................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG........................................................... 1
1.2 TUJUAN PENULISAN......................................................... 1
1.3 MANFAAT PENELITIAN.................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 ANATOMI TENGGOROKAN.............................................. 2
2.1.1ANATOMI FARING............................................... 2
2.1.1.1 STRUKTUR FARING.............................. 2
2.1.1.2 OTOT-OTOT FARING............................ 4
2.1.1.3 VASKULARISASI FARING................... 5
2.1.2 ANATOMI LARING.................................................. 7
2.1.2.1 STRUKTUR LARING.............................. 7
2.1.2.2 OTOT-OTOT LARING............................ 8
2.1.2.3 VASKULARISASI
DAN INERVASI LARING....................... 11
2.2 FISIOLOGI TENGGOROKAN............................................. 13
2.2.1 FISIOLOGI FARING............................................. 13
2.2.2 FISIOLOGI LARING............................................ 13
BAB III KESIMPULAN................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................ 15

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Faring...................................................................................3


Gambar 2.2 Jaringan limfoid Faring ....................................................................3
Gambar 2.3 Otot-Otot Faring ...............................................................................4
Gambar 2.4 Vaskularisasi Arteri Faring ...............................................................5
Gambar 2.5 Drainase Vena Faring .......................................................................6
Gambar 2.6 Struktur Laring..................................................................................8
Gambar 2.7 Otot Laring Luar ...............................................................................8
Gambar 2.8 Otot Laring Dalam ............................................................................9
Gambar 2.9 Mekanisme Fisiologis Otot Laring ...................................................10
Gambar 2.10 Vaskularisasi Arteri dan Inervasi Laring ........................................11
Gambar 2.11 Drainase Vena Laring .....................................................................12

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Tenggorokan terdiri atas faring dan laring. Faring merupakan tabung
fibromuskular yang menghubungkan rongga hidung dan mulut dengan laring dan
esofagus dan Laring merupakan sebuah struktur muskuloligamen dan tulang rawan
yang terletak di C3-C6 vetebral, tepat di atas trakea. Faring terlibat didalam
respiratori dan digestif sistem, dimana udara masuk melewati hidung dan mulut
serta makanan melewati oral. Laring berfungsi sebagai penghasil suara dan
melindungi jalur respiratori bawah dengan menutup laring.
Anatomi dan fisiologi adalah dasar yang perlu diketahui agar dapat membedakan
struktur dan fisiologi normal dengan yang tidak normal sehingga bisa menegakkan
diagnosa suatu penyakit tenggorokan.

1.2 TUJUAN PENULISAN


Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan anatomi dan fisiologi dari tenggorokan serta
untuk melengkapi tugas di Departemen Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Rumah
Sakit Universitas Sumatera Utara.

1.3 MANFAAT PENULISAN


Manfaat penulisan makalah ini adalah menambah wawasan mengenai anatomi serta
fisiologi tenggorokan agar dalam menegakkan diagnosa kelainan pada hidung dapat lebih
terarah.

1
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 ANATOMI TENGGOROKAN
Tenggorokan terdiri atas faring dan laring. Faring adalah tabung fibromuscular yang
berbentuk seperti corong dan laring adalah struktur muskuloligamen dan tulang rawan
tepatnya di atas trakea.

2.1.1 Anatomi Faring

2.1.1.1 Struktur Faring

Faring adalah tabung fibromuskular yang menghubungkan rongga hidung dan mulut
dengan laring dan esofagus. Faring meluas dari dasar tulang tengkorak sampai ke cartilago
cricoidea, dimana menyambung dengan esofagus dan memiliki panjang sekitar 12-14 cm. 1,2
Struktur yang berhubungan dengan faring: 2
Superior : Permukaan dasar tulang tengkorak
Inferior : Kontinu dengan esofagus
Anterior : Hidung bagian choana, rongga mulut, dan laring
Posterior : Vetebra servikal
Faring terbagi menjadi 3 bagian dan memiliki struktur masing masing, yaitu: 1,2
a. Nasofaring
Nasofaring terletak di belakang choana dan di atas palatum mole, pada dinding lateral
terdapat struktur yang bernama tuba auditive yang berhubungan dengan telinga bagian
tengah. Pada dinding posterior dijumpai pharyngeal tonsils yang terdiri dari jaringan limfoid.
b. Orofaring
Orofaring meluas dari bawah palatum mole sampai ke vertebra servikal ruas ke 3
atau ujung superior epiglotis. Dinding lateral faring menyatu dengan palatum mole
membentuk dua lipatan di setiap sisi. Masing masing lipatan tersebut adalah kumpulan
jaringan limfoid yang disebut palatine tonsil. Saat menelan, palatum mole dan uvula
didorong ke atas sehingga menutup rongga hidung dan mencegah masuknya makanan dan
cairan.
c. Hipofaring/Laringofaring
Hipofaring memanjang dari orofaring atau ujung epiglotis (batas atas) dan berlanjut
ke esofagus tepatnya di cricoid cartilage (batas bawah), dengan laring terletak di anterior.

3
4

Gambar 2.1 Struktur faring


Cincin Waldeyer terdiri dari jaringan limfo-epitel, dan merupakan bagian pertahanan
imun tubuh. Terletak di ruang transisional antara cavitas nasi dan oris, cincin Waldeyer
terdiri dari tonsillae pharyngealis, tubariae, palatinae, dan lingualis serta rangkaian jaringan
limfoid lateral yang terletak pada plica salpingopharyngeae.3

Gambar 2.2 Jaringan limfoid pada faring


5

2.1.1.2 Otot-otot faring


Otot faringeal terbagi menjadi otot sirkular dan otot longitudinal. Pada otot sirkular
terbagi menjadi tiga yaitu m.constrictores pharyngis superior, media, dan inferior. Semua
otot sirkular di inervasi oleh nervus vagus (N.X), dan otot ini yang mengkontraksi lumen dan
bolus hingga sampai ke esofagus.1,4
 M. Constrictores pharyngis superior : terletak di orofaring
 M. Constrictores pharyngis media : terletak di laringofaring
 M.Contrictores pharyngis inferior : terletak di laringofaring, otot ini memilki 2
sturuktur yaitu thyropharyngeus yang memiliki serat oblique dan menempel pada
thyroid cartilage sedangkan struktur cricopharyngeus memiliki serat horizontal dan
menempel pada cricoid cartilage.
Pada otot longitudinal bekerja dengan cara mengangkat faring dan laring saat menelan
dan berbicara. Otot ini terbagi menjadi:1
 M. Salpingopharyngeus : Berasal dari tuba auditive dan masuk ke faring. Otot
ini di inervasi oleh N. vagus (N.X)
 M. Stylopharyngeus : Berasal dari tulang processus styloid dan masuk ke
faring. Otot ini di inervasi oleh N. glossopharyngeal (N.IX)

Gambar 2.3 Otot-otot faring


6

2.1.1.3 Vaskularisasi Faring


Pasokan darah ke faring melalui cabang thyrocercival trunk (arteri subklavia),
terutama arteri servikal ascenden dan arteri karotis eksterna bercabang ke a. thyroid superior,
a.facial, a. pharyngeal ascenden, dan a.maxillary.1

Gambar 2.4 Vaskularisasi arteri faring

Untuk drainase vena melalui pleksus vena faring, pleksus vena pterygoid, dan vena
facial, lingual, dan tiroid superior, yang mana semua mengalir ke vena jugularis interna.1
7

Gambar 2.5 Drainase vena faring


8

2.1.2 Anatomi Laring


2.1.2.1 Stuktur Laring
Laring (voice box) adalah sebuah struktur muskuloligamen dan tulang rawan yang
terletak di C3-C6 vetebral, tepat di atas trakea.1
Struktur yang berhubungan dengan laring:2
Superior : tulang hyoid dan radiks lidah
Inferior : kontinu dengan trakea
Anterior : otot yang menempel pada tulang hyoid dan otot leher
Posterior : laringofaring dan C3-C6 vetebral
Lateral : lobus kelenjar tiroid
Laring berfungsi baik sebagai sfingter untuk menutup jalan napas dan sebagai
instrumen untuk menghasilkan suara. Kerangkanya terdiri dari beberapa tulang rawan yang
dihubungkan oleh ligamen dan membrane. Tulang rawan laring terdiri atas:1,2
a. Thyroid cartilage : Thyroid cartilage adalah tulang rawan laring yang paling
menonjol dan membentuk sebagian besar dinding anterior dan lateral laring. Terbuat
dari tulang rawan hialin, terletak di bagian depan leher. Dinding anteriornya menonjol
ke jaringan lunak dibagian depan tenggorokan, membentuk tonjolan laring atau jakun,
yang mudah dirasakan dan sering terlihat pada pria dewasa. Thyroid cartilage bagian
atas diikat dengan ligamen thyrohyoideum medianum ke tulang hyoid dan bagian
bawah diikat dengan ligamen cricothyroideum medianum ke cricoid cartilage.
b. Cricoid cartilage : Cricoid cartilage terletak di bawah thyroid cartilage dan juga
terdiri dari tulang rawan hialin. Bentuknya seperti cincin signet, melingkari seluruh
laring dengan bagian sempir di anterior dan bagian lebar di posterior. Bagian posterior
berartikulasi dengan arytenoid cartilage dan dengan thyroid cartilage. Batas bawah
cricoid cartilage menandai akhir saluran pernafasan bagian atas.
c. Epiglotis : Epiglotis adalah tulang rawan fibroelastik berbentuk daun atau
sendok yang dilekatkan dengan tangkai tulang rawan yang fleksibel ke permukaan
bagian dalam dinding anterior thyroid cartilage. Jika laring diibaratkan sebuah kotak,
maka epiglotis yang bertindak sebagai penutupnya; menutup dan melindungi laring
saat menelan.
d. Arytenoid cartilage : Arytenoid cartilage adalah dua tulang rawan hilain berbentuk
piramida yang terletak di atas cricoid cartilage yang membentuk bagian dinding
posterior laring. Pada tulang rawan ini melekat pita suara dan otot-otot.
e. Corniculate cartilage : Sepasang tulang rawan yang terletak di puncak arytenoid
cartilage
f. Cuneiform cartilage : Sepasang tulang rawan di lipatan aryepiglotis yang tidak
memiliki artikulasi.
9

Gambar 2.6 Struktur Laring


2.1.2.2 Otot-Otot Laring
Otot-otot rangka yang menempel pada tulang rawan laring bertindak sebagian besar
untuk menyesuaikan tegangan pada pita suara; untuk membuka atau menutup rima
glottidis dan rima vestibuli. Otot-otot laring terbagi atas:4
a. Otot laring luar
M.cricothyroideus merupakan satu-satunya otot yang terletak pada laring di sebelah luar.
Kontraksinya memiringkan cartilage cricoidea ke belakang sehingga pita suara menegang.
Berdasarkan cara kerja ini, M.cricothyroideus digolongkan ke dalam otot-otot penegang.
M.cricothyroideus adalah satu-satunya otot yang diinervasi oleh N.laryngeus superior.4

Gambar 2.7 Otot Laring Luar


10

b. Otot laring sebelah dalam


Terdiri atas M.cricoarytenoideus posterior, M.cricoarytenoideus lateral serta
M.thyroarytenoideus. otot-otot tersebut semuanya berinsersi pada arytenoid cartilage dan
dapat mengubah posisi plica vocalis. Karena itu, otot-otot tersebut semua disebut sebagai
otot-otot penyetel. Kontraksi M.cricoarytenoideus posterior memutar arytenoid cartilage ke
depan dan sedikit ke samping sehingga otot tersebut sebagai satu-satunya otot laring
membuka seluruh rima glottidis. M.cricoarytenoideus lateralis menutup dan membuka
sebagian rima glottidis. Otot-otot seperti M.vocalis, M.arytenoidues transversus dan
M.thyroarytenoideus (relaksasi ligamen vocal) ikut menyebabkan penutupan sempurna pada
rima glottidis.4

Gambar 2.8 Otot Laring


Dalam

Mekanisme M.cricothyroid
11

Memperpanjang (meningkatkan tegangan) ligamen vokal.1

Mekansime M.cricoarytenoid posterior Mekanisme M.cricoarytenoid


lateral
Abduksi ligamen vokal.1 Adduksi ligamen vokal.1

Mekanisme M.arytenoid transverse dan oblique Mekanisme M.vocalis dan


thyroarytenoid
Adduksi ligamen vokal. 1 Memperpendek (relaksasi) ligamen
1
vokal.

Gambar 2.9 Mekanisme Fisiologis Otot Laring

2.1.2.3 Vaskularisasi dan Inervasi laring


a. Suplai arteri dan inervasi
Suplai darah laring diperoleh melalui dua arteri besar. A.laryngea superior berasal dari aliran
A.carotis eksterna dan A.laryngea inferior berasal dari aliran A.subclavia melalui Truncus
12

thyrocervicalis. Inervasi diperoleh melalui N.laryngeal superior dan N.laryngeal reccurens


yang keduanya berasal dari N.vagus. N.laryngeal reccurens mempersarafi semua otot pada
laring kecuali M.Cricothyroid yang mana diinervasi oleh N.laryngeal superior.1,2,4

Gambar 2.10 Vaskularisasi arteri dan inervasi laring

b. Drainase vena
V,laryngea superior bermuara di V.thyroidea superior, kemudian mengalir lebih lanjut ke
V.jugularis interna. V.laryngea inferior bermuara di Plexuss thyroideus impar, kemudian
mengalirkan sebagian besar darah ke V.thyroidea inferior menuju V.brachiochepalica.1,2,4
13

Gambar 2.11 Drainase Vena Laring

2.2 FISIOLOGI TENGGOROKAN


2.2.1 Fisiologi Faring

a. Jalur udara dan makanan


14

Faring terlibat dalam pernafasan dan pencernaan; udara melewati hidung dan mulut,
dan makanan melalui bagian mulut
b. Penghangat dan pelembab
Udara dihangatkan dan dibasahi lebih lanjut saat melewati paru
c. Pendengaran
Tuba auditori, memanjang dari nasofaring ke telinga bagian tengah, memungkinkan
udara masuk ke telinga tengah. Hal ini menyebabkan udara di telinga tengah
memiliki tekanan yang sama dengan telingar luar, melindung membrane timpani dari
setiap perubahan tekanan atmosfer.
d. Protection
Jaringan limfatik tonsil faring menghasilkan antibodi sebagai respon terhadap antigen
yang tertelan atau terhirup.
e. Berbicara
Bertindak sebagai ruang beresonansi untuk suara yang naik dari laring dan
memberikan karakteristik individual pada suara.
2.2.2 Fisiologi Laring
a. Produksi suara
Suara memiliki sifat nada, volume, dan resonansi
 Nada suara tergantung pada panjang dan ketegangan pita suara. Pita suara pendek
menghasilkan suara bernada lebih tinggi. Saat pubertas, pita suara laki-laki mulai
tumbuh lebih panjang , hingga nada suara menjadi rendah
 Volume suara tergantung pada kekuatan getaran pita suara. Semakin besar gaya udara
ekspirasi, semakin kuat pita suara bergetar dan semakin keras suara yang dipancarkan
 Resonansi tergantung pada bentuk mulut, posisi lidah, bibir, dan otot wajah.

b. Perlindungan saluran nafas bagian bawah


Selama menelan laring bergerak ke atas dan epiglotis menutup laring sehingga dapat
dipastikan bahwa makanan masuk ke esofagus dan bukan ke trakea
c. Jalur udara
Laring menghubungkan faring di atas dan trakea di bawah.
d. Melembabkan, menyaring, dan menghangatkan
BAB III
KESIMPULAN

Tenggorokan sebuah struktur yang terdiri dari faring dan laring. Faring adalah tabung
fibromuskular yang menghubungkan rongga hidung dan mulut dengan laring dan esofagus.
Faring meluas dari dasar tulang tengkorak sampai ke cartilago cricoidea, dimana
menyambung dengan esofagus dan memiliki panjang sekitar 12-14 cm. Faring terbagi atas,
nasofaring,orofaring, dan laringofaring. Laring (voice box) adalah sebuah struktur
muskuloligamen dan tulang rawan yang terletak di C3-C6 vetebral, tepat di atas trakea.
Laring memiliki struktur yakni, tulang rawan thyroid, cricoid, epiglotis, arytenoid,
corniculate, dan cuneiform. Fungsi faring sebagai jalur udara dan makanan, penghangatan
dan pelembab udara, pendengaran, proteksi dengan jaringan limfatik tonsil dan berbicara.
Fungsi laring sebagai produksi suara, melindungi saluran nafas bagian bawah, jalur udara,
dan sebagai penghangat dan pelembab udara.

15
16

DAFTAR PUSTAKA

1. Hansen JT. Netter’s Clinical Anatomy. 4th ed. Philadelphia: Elsevier Health Science;
2019.
2. Waugh A, Grant A. Anatomy and Physiology in Health and Illnes. 12th ed. Elsevier
Health Science; 2014.
3. Paulsen F, Sobotta JW. Atlas Anatomi Manusia : Kepala, Leher dan Neuroanatomi.
23rd ed. Jakarta: EGC; 2012.
4. Schunke M, Schulte E, Schumacher U, Voll M, Wesker K. Prometheus Atlas Anatomi
Manusia. 3rd ed. Sugiharto L, Suyono J, octavius ong H, editors. Jakarta: EGC; 2017.
.

Anda mungkin juga menyukai