PNEUMOTORAKS
Oleh:
FADLY MULIA
NIM. 2108437868
Pembimbing:
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya,
Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Riau dan Rumah Sakit
Pada kesempatan ini saya menyampaikan terima kasih kepada dr. Brilliant,
SpB-TKV selaku pembimbing serta pihak yang telah membantu penulis dalam
kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Atas segala kekurangan dan
semoga referat Pneumotoraks ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
3.1 Kesimpulan...................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................25
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Paru berada dalam rongga toraks, dilindungi oleh tulang sternum, costae
dan cartilago costalis. Paru dibagi menjadi beberapa lobus oleh fissura yaitu tiga
lobus di paru kanan yang dibagi oleh fissura oblique dan fisura horizontalis,
serta dua lobus di paru kiri yang dibagi oleh fissura oblique. Tiap paru memiliki
apeks yang mencapai ujung sternal kosta pertama dan basis paru yang terletak di
diafragma. Paru dilapisi oleh lapisan pembungkus yang disebut dengan pleura.
Pleura memiliki dua lapisan yaitu lapisan pleura visceral dan lapisan pleura
paru, sedangkan di antara lapisan pleura visceral dan parietal terdapat suatu celah
sempit yang disebut rongga pleura. Rongga pleura dalam keadaan normal berisi
sedikit cairan. Cairan ini berfungsi untuk melapisi permukaan pleura sehingga
dalam rongga pleura. Tekanan rongga pleura negatif jika dibandingkan dengan
tekanan atmosfer selama seluruh siklus respirasi yaitu sekitar -5 cmH 2O.
Tekanan pleura selalu lebih rendah dari tekanan alveolar dan tekanan atmosfer
dapat terjadi antara alveolus dan rongga pleura atau antara udara ruang dan
1
2
harus ditatalaksana segera setelah didiagnosis. Jika udara di dalam rongga pleura
meningkat terus-menerus dan dengan bentuk one-way valve, kondisi ini akan
toraks yang sering terjadi. Pneumotoraks spontan sering terjadi pada 2 kelompok
usia, usia muda (15-34 tahun) untuk pneumothoraks spontan primer, dan usia tua
spontan primer (PSP) di Amerika Serikat adalah 7,4/100.000 per tahun untuk
laki- laki dan 1,2/100.000 per tahun untuk perempuan sedangkan insiden
dan pemeriksaan foto toraks. Pasien mengeluhkan nyeri dada, sesak dan sulit
toraks menunjukkan perkusi yang hipersonor, bunyi napas dan vocal fremitus
yang menurun pada sisi yang terdapat pneumotoraks. Trakea terdorong ke sisi
mendorong hepar menjadi lebih ke bawah. Garis pleura pada foto polos toraks
menunjukkan pneumotoraks.5
3
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
pada rongga potensial diantara pleura yaitu pleura visceral dan pleura
4
5
yaitu rongga pleural. Rongga pleural dalam kondisi normal berisi sedikit
cairan pleura kira-kira 10-20 ml. Cairan pleura melapisi permukaan pleura
berikut:1
negatif antara paru dan cavitas Pada kondisi normal, tekanan dalam rongga
seluruh siklus respirasi. Tekanan pleura selalu lebih rendah dari tekanan
elastik recoil.7
pleura, atau antara udara ruang dan rongga pleura. Saat terjadinya
2.3 Epidemiologi
20-30 tahun. Insiden PSP di Amerika Serikat adalah 7/100.000 pada laki-
berusia tua yaitu berkisar usia 60- 65 tahun. Insiden PSS 6,3/100.000
7
laki dan perempuan adalah 3:1. Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)
26/100.000 orang. Risiko PSS pada perokok berat 102 kali lebih tinggi
dari pada orang yang tidak merokok. Di Indonesia yang paling terbanyak
2.4 Etiologi
primer antara lain merokok, postur tubuh kurus dan tinggi, hamil,
langsung atau tidak langsung terhadap dada, seperti terkena luka tembak,
luka tusuk, benturan, patah tulang rusuk atau akibat prosedur medis
pneumotoraks iatrogenic.3,6
8
2.5 Klasifikasi
yaitu:8,9
dalam keadaan tertutup (tidak ada jejas terbuka pada dinding dada),
9
antara rongga pleura dengan bagian dari dunia luar. Dalam keadaan
2.6 Patofsiologi
siklus respirasi. Tekanan pleura selalu lebih rendah dari tekanan alveolar
recoil.3
berlanjut.
b. Gangguan hemodinamik
masih belum jelas seberapa sering lesi ini dapat menyebabkan kebocoran
udara. Hanya sejumlah kecil bleb yang ruptur saat dilakukan torakoskopi
bronkus, indeks massa tubuh yang rendah, diet dan connective tissue
yang abnormal.12
2.7 Diagnosis
2.7.1 Anamnesis
adalah:4
tajam pada sisi yang sakit, terasa berat, tertekan dan terasa lebih
5. Kulit bisa tampak sianosis karena kadar oksigen darah yang kurang.
pneumotoraks tersebut:4
lebih berat.
4. Nadi cepat dan pengisian cukup bila sesak masih ringan, tetapi bila
penderita mengalami sesak nafas berat, nadi menjadi cepat dan kecil
1. Inspeksi
2. Palpasi
a. Pada sisi yang sakit, ruang antar iga dapat normal atau melebar.
3. Perkusi
pneumotoraks
4. Auskultasi
sebagai berikut:13
1. Pemeriksaan laboratorium
2. Pemeriksaan radiologis
akan tampak lusen, rata dan paru yang kolaps akan tampak garis-garis
scan.
rasio antara selisih luas hemitoraks dan luas paru yang kolaps dibagi
x B] x 100.
17
Contoh:
(A+B+C)/3 = (4+2+1)/3
= 2,3 cm
= 25%
18
A3/B3.8
paru dan pneumonia. Pada pasien muda, pria dan perokok jika setelah difoto
2.9 Penatalaksanaan
spontan primer:18
1. Pasien dengan PSP atau PSS dengan sesak nafas berat harus segera
pneumotoraks bilateral
meliputi:19
dengan foto toraks serial tiap 12-24 jam pertama selama 2 hari
2. Tindakan dekompresi
kulit dari sela iga ke 4 pada garis mid aksilaris atau aksilaris
3. Tindakan bedah
mengalami robekan atau bila ada fistel dari paru yang rusak dengan
4. Penatalaksanaan tambahan
perlu diberi obat laksatif ringan dengan tujuan agar saat defekasi
2.10 Komplikasi
2.11 Prognosis
yang mendasarinya.21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
kavum pleura.
24
DAFTAR PUSTAKA
1. Tomashefski JF, Farver CF. Anatomy and Histology of the Lung. Dail and
Hammar’s Pulmonary Pathology. In: Volume I: Nonneoplastic Lung
Disease. 3rd ed. New York: Springer; 2008. 20–48.
25
26
13. Masengi WD., Loho E, Tubagus V. Profil hasil pemeriksaan foto toraks
pada pasien pneumotoraks. J e-Clinic. 2016;4(2).
15. http://www.konkerpdpi2019.com/download/materi_ws/
workshop_1/day_2/5_
pneumotoraks_ventil_dr_Irvan_Medison.pdf