MODUL-VI
SISTEM PERNAFASAN
SKENARIO 4
PENYAKIT PLEURA
71220811088
SGD 3
DOSEN TUTOR:
Prof.DR.dr. Umar Zein
DTMH&H sp.PD,KPTIm
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
2022/2023
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya selaku mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatra Utara dapat
menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya.
Makalah ini yang Anak demam berkepanjangan.
SKENARIO ......................................................................................................................5
BAB I .............................................................................................................................. 6
PENDAHULUAN .............................................................................................................6
PEMBAHASAN ...............................................................................................................8
PENUTUP .....................................................................................................................13
1. Ada makalah 60
2. Keseuaian dengan LO 0 – 10
4. Pembahasan Materi 0 – 10
TOTAL
NB : LO = Learning Objective
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pleura adalah jaringan tipis yang ditutupi oleh lapisan sel (sel mesothelial)
yang mengelilingi paruparu dan melapisi bagian dalam dinding dada. Rongga
pleural adalah area antara paru-paru dan dinding dada. Terpengaruh pada
tekanan subatmosfer, bagian ini dapat membuat paru-paru (sejumlah besar
cairan di rongga pleura) atau pneumotoraks (udara di rongga pleura) dapat
menyebabkan kompresi parsial atau komplet paru-paru. Banyak penyakit yang
mempengaruhi rongga pleura pada orang dewasa dan anakanak, termasuk
penyakit yang umum seperti pneumonia, kanker payudara, dan gagal jantung.
Penyakit pleura sering merupakan efek sekunder dari proses penyakit lain.
Efusi pleura adalah manifestasi paling sering dari penyakit pleura dan
gambaran umum dari kondisi lain dari gagal jantung atau gagal ginjal.
Diperkirakan satu juta orang Amerika terjadinya efusi pleura setiap tahun.
"Radang selaput dada" adalah segala kondisi radang pleura. Karena pleura
dipenuhi dengan saraf, radang selaput dada bisa sangat menyakitkan.
Biasanya, ketika rongga pleura terlibat pada proses pneumonia atau kanker
paru-paru, pasien lebih sakit dan memiliki prognosis yang lebih buruk
daripada tidak adanya keterlibatan pleura.
1. Torakosintesis
a. Untuk membuang cairan pleura
b. Mendapatkan specimen untuk analisis
c. Menghilangkan dispnea
2. Pemasangan selang dada atau drainage Hal ini dilakukan jika torakosintesis
menimbulkan nyeri, penipisan protein dan elektrolit.
3. Obat – obatan Pemberian antibiotik jika agen penyebab adalah kuman atau bakteri.
4. Pemberian nitrogen mustard atau tetrasiklin melalui selang dada (Saferi & Mariza,
2013). 10 2.2 Thoracocentesis
1) Pengertian Thoracocentesis (thoracentesis) atau yang sering juga dikenal sebagai
pleural tap adalah prosedur untuk mengeluarkan cairan dari rongga pleura, misalnya
pada efusi pleura, empiema, atau hemothorax. Normalnya, cairan fisiologis di rongga
pleura hanya terdapat dalam jumlah sedikit. Namun, apabila terjadi akumulasi cairan
dengan volume atau komposisi abnormal, maka kondisi tersebut bersifat patologis.
(Wiederhold BD, 2020)
2) Indikasi Indikasi thoracocentesis (thoracentesis) atau pleural tap adalah untuk
mengaspirasi cairan patologis dari rongga pleura, misalnya pada kasus efusi pleura,
empiema, atau hemothorax. Indikasi ini dapat dibedakan menjadi tujuan diagnostik
atau terapeutik. Thoracocentesis diagnostik dilakukan untuk menganalisis etiologi
penyakit, sedangkan thoracocentesis terapeutik dilakukan untuk mengeluarkan
volume cairan yang berlebih. Efusi pleura yang membutuhkan thoracocentesis dapat
disebabkan oleh tuberkulosis, pneumonia, abses paru, trauma (hemothorax),
keganasan, gagal jantung, pulmonary veno-occlusive disease, pankreatitis, sirosis,
emboli paru, dan inflamasi pascaoperasi kardiotoraks. Untuk mengonfirmasi adanya
efusi pleura, dokter dapat melakukan rontgen toraks, ultrasonografi (USG), atau CT
scan. Sensitivitas USG dan CT scan lebih tinggi dalam menentukan kepastian efusi
pleura dan menilai volume efusi tersebut bila dibandingkan dengan rontgen toraks
3) Kontra Indikasi Tidak ada kontraindikasi absolut untuk thoracocentesis atau
pleural tap. Akan tetapi, kontraindikasi relatif dapat berupa selulitis pada lokasi
tusukan dan defisit koagulasi akibat faktor intrinsik maupun faktor iatrogenik. Pasien
yang tidak kooperatif dan sulit diposisikan juga menjadi kontraindikasi relatif
thoracocentesis. Selain itu, segala kondisi medis pasien yang mungkin menyebabkan
risiko tindakan menjadi lebih besar daripada potensi manfaat tindakan juga menjadi
kontraindikasi relatif 11 4) Teknik Teknik thoracocentesis (thoracentesis) atau pleural
tap dilakukan secara aseptik dan dilakukan dengan anestesi lokal. Sedasi juga dapat
diberikan bila diperlukan. Pada thoracocentesis diagnostik yang bertujuan untuk
mencari etiologi penyakit, volume cairan yang diaspirasi biasanya hanya sedikit.
Namun, volume cairan yang diaspirasi pada thoracocentesis terapeutik biasanya lebih
besar. Persiapan Pasien yaitu Informed consent penting dilakukan sebelum tindakan.
Dalam proses informed consent, dokter perlu menjelaskan kepada pasien atau
keluarga mengenai kondisi yang dialami, alasan mengapa thoracocentesis
dibutuhkan.
2.4 PEMERIKSAAN PENUNJANG PENYAKIT
PLEURA
Pemeriksaan penunjang, seperti:
• Rontgen dada. Melalui pemeriksaan rontgen dada, efusi pleura akan tampak
putih pada sinar-X, sementara itu ruang udara terlihat hitam. Kemungkinannya
meningkat apabila kondisi ini semakin jelas saat pengidapnya berbaring
miring. Posisi ini dapat menunjukkan jika cairan mengalir bebas di dalam
rongga pleura.
• Computed tomography (CT-Scan). Jika dibandingkan dengan rontgen dada,
pemeriksaan CT-Scan dapat menunjukkan kondisi paru-paru lebih detail.
• Ultrasonografi. Dokter dapat melakukan pemeriksaan USG untuk menemukan
cairan.
• Thoracentesis. Tindakan thoracentesis atau punksi pleura dengan cara
mengambil sampel cairan dengan menggunakan jarum pada rongga pleura,
untuk memeriksa jenis cairan di laboratorium.
3.1 KESIMPULAN
Efusi pleura adalah penumpukan cairan di dalam ruang pleura yang terletak
diantara permukaan visceral dan parietal. Proses penyakitprimer jarang
terjadi namun biasanya akibat dari penyakit. Efusi dapat berupa cairan
jernih, yang mungkin merupakan transudat, eksudat, atau dapat berupa
darah atau pus. Secara normal ruang pleura mengandung sejumlah kecil
cairan yaitu sekitar 5 – 15ml yang berfungsi sebagai pelumas yang
memungkinkan permukaan pleura bergerak tanpa adanya friksi (Ardhi,
2018). Efusi pleura merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan adanya
penumpukan cairan pada rongga pleura yang berada di permukaan pleura
visceral dan pleura pariental. Efusi pleura adalah penyakit primer yang
termasuk jarang terjadi akan tetapi terhadap penyakit lain efusi pleura
merupakan penyakit sekunder. Selain berisi cairan, dalam efusi pleura juga
terdapat penumpikan pus dan darah.
3.2 SARAN
Saya sebagai penulis disini memohon atas masukan & kritikannya agar saya
bisa menyempurnakan tulisan ini dengan judul”PENYAKIT PLEURA”
DAFTAR PUSTAKA
Wang XJ, Yang Y, Wang Z, Xu LL, Wu YB, Zhang J, et al. Efficacy and safety of
diagnostic thoracoscopy in undiagnosed pleural effusions. Respiration.
2015;90(3):251–5. 19.