Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
anggota kelompok. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih atas partipasinya.
makalah ini, baik dari segi penulisan maupun isinya. Untuk penyempurnaan lebih
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................. i
Daftar Isi...................................................................................................... ii
BAB I Pendahuluan..................................................................................... 1
1.3. Tujuan....................................................................................... 2
1.4.1. Definisi................................................................................. 3
1.4.2. Klasifikasi............................................................................. 3
1.4.3. Etiologi................................................................................. 5
1.4.8. Komplikasi........................................................................... 15
1.5. Kesimpulan............................................................................... 21
1.6. Saran.......................................................................................... 21
Daftar Pustaka.............................................................................................. 22
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Hambatan resorbsi cairan dari rongga pleura dapat terjadi oleh banyak hal
cairan di rongga pleura yang disebut efusi pleura. Efusi pleura tentu mengganggu
fungsi pernapasan sehingga perlu penatalaksanaan yang baik. Pasien dengan efusi
pleura yang telah diberikan tata laksana baik diharapkan dapat sembuh dan pulih
merupakan akibat dari penyakit lainnya yang menghambat reabsorbsi cairan dari
rongga pleura, maka pemulihannya menjadi lebih sulit. Karena hal tersebut, masih
banyak penderita dengan efusi pleura yang telah di tatalaksana namun tidak
mesotelioma (keganasan pleura primer) dapat disertai efusi pleura dan sekitar
Kejadian efusi pleura yang cukup tinggi apalagi pada penderita keganasan
jika tidak ditatalaksana dengan baik maka akan menurunkan kualitas hidup
bagian dari sistem pernapasan yang sangat penting, gangguan pada organ ini
1
seperti adanya efusi pleura dapat menyebabkan gangguan pernapasan dan bahkan
kematian.
pemberi asuhan keperawatan di rumah sakit. Untuk itu maka perawat perlu
2
mempelajari tentang konsep efusi pleura dan penatalaksanaannya serta asuhan
keperawatan pada pasien dengan efusi pleura. Maka dalam makalah ini akan
efusi pleura !
efusi pleura !
efusi pleura ?
1.3. Tujuan
2
6. Untuk menjelaskan pemeriksaan apa saja yang dilakukan pada pasien
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
1.1.1. Definisi
Efusi pleura adalah pengumpulan cairan dalam ruang pleura yang terletak
diantara permukaan visceral dan parietal, proses penyakit primer jarang terjadi
jiwa penderita.Efusi pleura yaitu suatu keadaan terdapatnya cairan dengan jumlah
berlebihan dalam rongga pleura.Efusi pleura dapat di sebabkan antara lain karena
tuberkulosis, neo plasma atau karsinoma, gagal jantung, pnemonia, dan infeksi
Efusi pleura bukanlah diagnosis dari suatu penyakit, melainkan hanya merupakan
1.1.2. Klasifikasi
3
1. Bila efusi berasal dari implantasi sel-sel limfoma pada permukaan pleura,
cairannya adalah eksudat, berisi sel limfosit yang banyak dan sering
hemoragik.
2. Bila efusi terjadi akibat obstruksi aliran getah bening, cairannya bisa
4
4. Bila efusi terjadi karena infeksi pleura pada pasien limfoma maligna karena
1. Transudat
Dalam keadaan normal cairan pleura yang jumlahnya sedikit itu adalah
pada satu sisi pleura akan melebihi reabsorbsi oleh pleura lainnya. Biasanya hal
b. Sindrom nefrotik
d. Asites pada sirosis hati (asites menembus suatu defek diafragma atau
2. Eksudat
5
infeksi, infark paru atau neoplasma. Protein yang terdapat dalam cairan pleura
kebanyakan berasal dari saluran getah bening. Kegagalan aliran protein getah
bronkogenik radiasi, penyakit dan jaringan ikat/ kolagen/ SLE (Sistemic Lupus
Eritematosis).
1.1.3. Etiologi
Efusi pleura merupakan proses penyakit primer yang jarang terjadi, tetapi
Menurut Brunner & Suddart. 2001, terjadinya efusi pleura disebabkan oleh
2 faktor yaitu:
1. Infeksi
Efusi pleura karena virus atau mikoplasma agak jarang. Bila terjadi
jumlahnya pun tidak banyak dan kejadiannya hanya selintas saja. Jenis-jenis
mikoplasma. Cairan efusi biasanya eksudat dan berisi leukosit antara 100-6000
per cc.
6
Permukaan pleura dapat ditempeli oleh bakteri yang berasal dari jaringan
parenkim paru dan menjalar secara hematogen, dan jarang yang melalui penetrasi
c. Pleuritis Tuberkulosa
subpleura yang robek atau melalui aliran getah bening. Cairan efusi yang biasanya
serous, kadang-kadang bisa juga hemoragis. Jumlah leukosit antara 500-2000 per
cc. mula-mula yang dominan adalah sel polimorfonuklear, tapi kemudian sel
infeksi fungi dari jaringan paru. Jenis fungi penyebab pleuritis adalah :
7
Parasit yang dapat menginfeksi ke dalam rongga pleura hanyalah amoeba.
parenkim paru dan rongga pleura. Efusi pleura karena parasit ini terjadi karena
karena ameba yang cairannya berwarna khas merah coklat.di sini parasit masuk ke
rongga pleura secara migrasi dari perenkim hati. Dapat juga karena adanya
2. Non infeksi
Penyakit non infeksi yang dapat menyebabkan efusi pleura antara lain: Ca
ginjal.
Adapun penyakit non infeksi lain yang dapat menyebabkan efusi pleura
antara lain:
1) Gangguan Kardiovaskuler
tekanan vena sistemik dan tekanan kapiler pulmonal akan menurunkan kapasitas
reabsorbsi pembuluh darah subpleura dan aliran getah bening juga akan menurun
8
2) Emboli Pulmonal
Efusi pleura dapat terjadi pada sisi paru yang terkena emboli pulmonal.
Keadaan ini dapat disertai infark paru ataupun tanpa infark. Emboli menyebabkan
berdarah (warna merah). Di samping itu, permeabilitas antara satu atau kedua
biasanya sembuh secara spontan, asal tidak terjadi emboli pulmonal lainnya. Pada
efusi pleura denga infark paru jumlah cairan efusinya lebih banyak dan waktu
3) Hipoalbuminemia
nefrotik, malabsorbsi atau keadaan lain dengan asites serta anasarka. Efusi terjadi
tekana osmotic darah. Efusi yang terjadi kebanyakan bilateral dan cairan bersifat
transudat.
dan umumnya menyebabkan efusi pleura. Keluhan yang paling banyak ditemukan
adalah sesak nafas dan nyeri dada. Gejala lain adalah adanya cairan yang selalu
9
berakumulasi kembali dengan cepat walaupun dilakukan torakosentesis berkali-
kali.
yakni :
timbul hipoproteinemia.
1) Efusi pleura dapat terjadi karena trauma yaitu trauma tumpul, laserasi,
luka tusuk pada dada, rupture esophagus karena muntah hebat atau
2) Uremia
Salah satu gejala penyakit uremia lanjut adalah poliserositis yang terdiri
dari efusi pleura, efusi perikard dan efusi peritoneal (asites). Mekanisme
tidak memberikan gejala yang jelas seperti sesak nafas, sakit dada, atau
batuk.
10
3) Miksedema
Efusi pleura dan efusi perikard dapat terjadi sebagai bagian miksedema.
4) Limfedema
Limfedema secara kronik dapat terjadi pada tungkai, muka, tangan dan
efusi pleura yang berulang pada satu atau kedua paru. Pada beberapa
Efusi pleura dapat terjadi secara steril karena reaksi infeksi dan
pancreas atau eksaserbasi akut pankreatitis kronik, abses ginjal, abses hati, abses
limpa, dll. Biasanya efusi terjadi pada pleura kiri tapi dapat juga bilateral.
11
Mekanismenya adalah karena berpindahnya cairan yang kaya dengan enzim
pancreas ke rongga pleura melalui saluran getah bening. Efusi disini bersifat
eksudat serosa, tetapi kadang-kadang juga dapat hemoragik. Efusi pleura juga
sering terjadi setelah 48-72 jam pasca operasi abdomen seperti splenektomi,
1) Sirosis Hati
Efusi pleura dapat terjadi pada pasien sirosis hati. Kebanyakan efusi pleura
timbul bersamaan dengan asites. Secara khas terdapat kesamaan antara cairan
asites dengan cairan pleura, karena terdapat hubungan fungsional antara rongga
pleura dan rongga abdomen melalui saluran getah bening atau celah jaringan otot
diafragma.
2) Sindrom Meig
Tahun 1937 Meig dan Cass menemukan penyakit tumor pada ovarium
(jinak atau ganas) disertai asites dan efusi pleura. Patogenesis terjadinya efusi
pleura masih belum diketahui betul. Bila tumor ovarium tersebut dioperasi, efusi
pleura dan asitesnya pun segera hilang. Adanya massa di rongga pelvis disertai
asites dan eksudat cairan pleura sering dikira sebagai neoplasma dan
metastasisnya.
3) Dialisis Peritoneal
peritoneal. Efusi terjadi pada salah satu paru maupun bilateral. Perpindahan cairan
dialisat dari rongga peritoneal ke rongga pleura terjadi melalui celah diafragma.
Hal ini terbukti dengan samanya komposisi antara cairan pleura dengan cairan
dialisat.
12
Pathway
Efusi Pleura
Kelelahan
nafsu makan menurun Terputusnya
kontinuitas jaringan
Gangguan pola
tidur kurang dari Port de entry
Intoleransi aktivitas
kebutuhan
Resiko tinggi
terhadap infeksi
Nyeri
13
1. Adanya timbunan cairan mengakibatkan perasaan sakit karena pergesekan,
setelah cairan cukup banyak rasa sakit akan hilang. Bila cairan banyak,
3. Deviasi trachea menjauhi tempat yang sakit dapat terjadi, jika terjadi
karena cairan akan berpindah tempat. Bagian yang sakit akan kurang
5. Didapati segitiga Garland yaitu daerah yang pada perkusi redup, timpani di
bagian atas garis Ellis Domiseu. Segitiga Grocco- Rochfusz, yaitu daerah
1. Rontgen dada
2. CT scan dada
14
CT scan dengan jelas menggambarkan paru-paru dan cairan dan bisa
3. USG dada
4. Torakosentesis
Penyebab dan jenis dari efusi pleura biasanya dapat diketahui dengan
diantara sela iga ke dalam rongga dada dibawah pengaruh pembiusan lokal).
5. Biopsi
dilakukan biopsi, dimana contoh lapisan pleura sebelah luar diambil untuk
ditentukan.
6. Bronkoskopi
yang terkumpul.
15
dekubitus dapat diketahui adanya cairan dalam rongga pleura sebanyak
cairan dalam rongga pleura sebanyak 300 ml. Pada foto thoraks posisi AP
atau PA ditemukan adanya sudut costophreicus yang tidak tajam. Bila efusi
pleura. Misalnya pada keadaan gagal jantung kiri, emboli paru, sirosis
hepatis. Sedangkan efusi pleura eksudatif disebabkan oleh faktor lokal yang
16
1. Aspirasi cairan pleura
ditujukan pula untuk melakukan aspirasi atas dasar gangguan fugsi restriktif paru
atau terjadinya desakan pada alat-alat mediastinal. Jumlah cairan yang boleh
diaspirasi ditentukan atas pertimbangan keadaan umum penderita, tensi dan nadi.
Makin lemah keadaan umum penderita makin sedikit jumlah cairan pleura yang
a. Trauma
b. Mediastinal Displacement
hemodinamik.
hipoproteinemia.
17
Pada aspirasi pleura yang berulang kali dalam waktu yang lama dapat
Telah dilakukan oleh berbagai penyelidik akan tetapi bila WSD ini
3. Penggunaan Obat-obatan
cairan karena malignancy adalah karena erosi pembuluh darah. Oleh karena itu
penggunaan zat-zat lainnya seperi atabrine atau penggunaan talc poudrage tidak
memberikan hasil yang banyak oleh karena tidak menyentuh pada faktor
18
Pada prinsipnya metode untuk menghilangkan cairan pleura dapat pula
4. Thorakosintesis
dapat pula dengan WSD atau dengan suction dengan tekanan 40 mmHg. Indikasi
b. Bila terapi spesifik pada penyakit prmer tidak efektif atau gagal.
pengambilan cairan pleura dalam waktu singkat dan dalam jumlah yang banyak
dapat menimbulkan oedema paru yang ditandai dengan batuk dan sesak. Hal
5. Radiasi
19
Radiasi pada tumor justru menimbulkan efusi pleura disebabkan oleh
karena kerusakan aliran limphe dari fibrosis. Akan tetapi, beberapa publikasi
1.1.3. Komplikasi
1. Fibrotoraks
Efusi pleura yang berupa eksudat yang tidak ditangani dengan drainase
yang baik akan terjadi perlekatan fibrosa antara pleura parietalis dan pleura
viseralis. Keadaan ini disebut dengan fibrotoraks. Jika fibrotoraks meluas dapat
2. Pneumothoraks
3. Atalektasis
4. Fibrosis Paru
paru dalam jumlah yang berlebihan. Fibrosis timbul akibat cara perbaikan
20
5. Kolaps Paru
ektrinsik pada sebagian / semua bagian paru akan mendorong udara keluar dan
1.2. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Efusi Pleura
1.2.1. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Pada tahap ini meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat rumah, agama
atau kepercayaan, suku bangsa, bahasa yang dipakai, status pendidikan dan
pekerjaan pasien.
2. Keluhan Utama
Biasanya pada pasien dengan efusi pleura didapatkan keluhan berupa : sesak
nafas, rasa berat pada dada, nyeri pleuritik akibat iritasi pleura yang bersifat
tajam dan terlokasilir terutama pada saat batuk dan bernafas serta batuk non
produktif.
Pasien dengan effusi pleura biasanya akan diawali dengan adanya tanda -
tanda seperti batuk, sesak nafas, nyeri pleuritik, rasa berat pada dada, berat
pneumoni, gagal jantung, trauma, asites dan sebagainya. Hal ini diperlukan
21
5. Riwayat Penyakit Keluarga
6. Riwayat Psikososial
penyakit.
pengukuran tinggi badan dan berat badan untuk mengetahui status nutrisi
pasien.
22
f. Perlu ditanyakan kebiasaan makan dan minum sebelum dan selama MRS
9. Pola eliminasi
Karena keadaan umum pasien yang lemah, pasien akan lebih banyak bedrest
digestivus.
a. Adanya nyeri dada, sesak nafas dan peningkatan suhu tubuh akan
23
b. Selain itu, akibat perubahan kondisi lingkungan dari lingkungan
b. Sistem Respirasi
dyspneu.
cairannya > 250 cc. Disamping itu pada palpasi juga ditemukan
24
disebut garis Ellis-Damoisseaux. Garis ini paling jelas di bagian
c. Sistem Cardiovasculer
pembesaran jantung.
gallop dan adakah bunyi jantung III yang merupakan gejala payah
d. Sistem Pencernaan
25
1) Pada inspeksi perlu diperhatikan, apakah abdomen membuncit atau
tumor).
e. Sistem Neurologis
f. Sistem Muskuloskeletal
26
g. Sistem Integumen
lesi pada kulit, pada pasien dengan efusi biasanya akan tampak
27
28
BAB III
KESIMPULAN
1.1. Kesimpulan
sebagai berikut.
2. Pemasangan WSD
3. Penggunaan obat-obatan
4. Thorakosintesis
5. Radiasi
1.2. Saran
29
DAFTAR PUSTAKA
Alfarisi. 2010. Definisi dan Klasifikasi Efusi Pleura. Diakses pada tanggal 11
efusi-pleura.html
30