EFUSI PLEURA
OLEH :
LEVITO MAITALE
NIM : 1490122107
1
2
3
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................... 4
C. Tujuan Studi Kasus..................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori............................................................................ 7
1. Konsep Efusi Pleura/pengertian........................................... 7
2. Anatomi fisiologi Efusi Pleura............................................ 9
3. Etiologi ............................................................................... 9
4. Patofisiologi ......................................................................... 12
5. Pemeriksaan Diagnostik....................................................... 14
6. Penatalaksanaan.................................................................... 14
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian
cairan pleura yang abnormal dalam rongga pleura akibat transudasi atau
cepat dari proses absorbsinya. Sebagian besar effusi pleura terjadi karena
terus menerus agar mampu menimbulkan suatu effusi pleura. Di sisi lain,
Pleura jika cairan di dalam rongga pleura tidak segera ditangani akan
Efusi luas, ekspansi paru akan terganggu dan pasien akan mengalami
sesak, nyeri dada, bahkan akan terjadi kolaps paru dan akibatnya akan
permukaan pulmo.
thoraks.
60
61
pleura ini terdapat sebuah rongga yang disebut dengan cairan pleura.
Dimana di dalam cairan pleura ini terdapat sedikit cairan pleura yang
Paru-paru terbagi menjadi dua yaitu paru kanan yang terdiri tiga
lobus terdiri dari bagian atas, tengah dan bawah sedangkan paru-paru kiri
terdiri dari 2 lobus yaitu lobus atas dan bawah. Bagian atas puncak paru
disebut apeks yang menjorok ke atas arah leher pada bagian bawah
cairan pleura mudah bergerak dari satu rongga ke rongga yang lainnya.
lapisan tipis serosa yang selalu bergerak secara teratur. Setiap saat,
jumlah cairan dalam rongga pleura bisa menjadi lebih dari cukup untuk
cairan pleura oleh pleura parietalis dan absorbs oleh cairan viseralis. Oleh
karena itu, rongga pleura disebut sebagai ruang potensial, karena ruang
62
ini normalnya begitu sempit, sehingga bukan merupakan ruang fisik yang
C. Etiologi
2) Bakteri piogenik
peptostreptococcus, fusobacterium.
3) TB
4) Fungi
Kriptokokus, Histoplasma.
5) Parasit
7) Penyakit kolagen
sclerpderma.
8) Gangguan Sirkulasi
pulmonal, hypoalbuminemia.
9) Neoplasma
Gejala paling khas adalah jumlah cairan effusi sangat banyak dan
obat.
D. Patofisiologis
hanya dipisahkan oleh selaput tipis cairan serosa, lapisan cairan ini
kapiler pleura dan reabsorbsi oleh vena visceral dan parietal, dan saluran
(Somantri,2015).
kedua pleura, sehingga pleura tersebut mudah bergeser satu sama lain. Di
pleura parietalis dan tekanan osmotic koloid pada pleura viceralis. Cairan
Keadaan ini bisa terjadi karena adanya tekanan hidrostatik dan tekanan
infeksi primer. Dari infeksi primer ini akan timbul peradangan saluran
getah bening menuju hilus (Limfangitis local) dan juga diikuti dengan
subpleura yang robek atau melalui aliran getah bening. Sebab lain dapat
juga dari robekkan kearah saluran getah bening yang menuju rongga
pleura, iga atau columna vetebralis. Adapun bentuk cairan efusi akibat
terdapat pada cairan pleura tersebut karena kegagalan aliran protein getah
lebih cembung, fremitus raba melemah, perkusi redup. Selain hal - hal
67
diatas ada perubahan lain yang ditimbulkan oleh efusi pleura yang
Phatway
69
70
E. Pemeriksaan Diagnostik
Pada foto toraks postero anterior posis tegak maka akan di jumpai
2) Ultrasonorgafi dada.
cairan dari pelebaran pleura dan dapat membedakan lesi paru antara
4) Biopsi pleura.
F. Penatalaksanaan
a. Tirah baring
pula.
b. Thoraksentesis
c. Antibiotic
d. Pleurodesis
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
b. Keluhan Utama
keluhan berupa : sesak nafas, rasa berat pada dada, nyeri pleuritik
tanda -tanda seperti batuk, sesak nafas, nyeri pleuritik, rasa berat
f. Riwayat Psikososial
pemeliharaan
kesehatan.
a. Pola eliminasi
terpenuhi.
minimal.
istirahat.
sebagainya.
d. Pemeriksaan Fisik
2) Sistem Respirasi
jumlah cairannya > 250 cc. Disamping itu pada palpasi juga
yang sakit.
1) Sistem Cardiovasculer
ictuscordis.
kiri.
darah.
2) Sistem Pencernaan
teraba.
vesikaurinarta, tumor).
e) Sistem Neurologis
f) Sistem Muskuloskeletal
g) Sistem Integumen
2. Analisa data
yaitu:
1) Data Subjektif
2) Data Objektif
1) Komunikasi Efektif
persyaratan yang harus dipenuhi agar data yang diperoleh menjadi data
2) Observasi
3) Pemeriksaan Fisik
tindakan perawatan
3. Diagnosa Keperawatan
(D.0019)
operasi) (D.0077)
(PPNI, 2017)
(D.0005)
83
2) Kriteria hasil
a) Dyspnea menurun
d) Otopnea menurun
3) Intervensi
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
jika perlu.
nyeri menurun
2) Kriteria hasil :
c) Meringis menurun
3) Intervensi
Observasi
intensitas nyeri.
Terapeutik
nyeri
Edukasi
nyeri
Kolaborasi
2) Kriteria hasil
3). Intervensi
Observasi
kelelahan
aktifitas
86
Terapeutik
Edukasi
2) Kriteria hasil :
a) Mengigil menurun
c) Takikardia menurun
d) Takipnea menurun
3) Intervensi
Observasi
Terapeuik
87
Edukasi
(D.0019)
membaik
2) Kriteria hasil
3) Intervensi
Observasi
Terapeutik
Kolaborasi
makanan
informasi (D.0111)
pengetahuan meningkat
2) Kriteria hasil
mengingkat
3) Intervensi
Observasi
terapeutik
(D.0077)
b. Kriteria hasil :
3) gelisah menurun
c. Intervensi
Observasi
Terapeutik
Edukasi
rasa nyeri
Kolaborasi
b. Kriteria hasil :
1) Demam menurun
3) Bengkak menurun
4) Kemerahan menurun
c. Intervensi
Observasi
Edukasi
Kolaborasi
5. Evaluasi
Andini,D. (2017). Asuhan keperawatan pada klien cerebro vaskuler accident atau
stroke dengan ketidakefektifan bersihan jalan nafas di ruang HCU RSUD
Bangil Pasuruan. STIKES Insan Cendekia Medika Jombang. Diakses pada 4
juni 2020.
Ayu Dyah.,& Zulaica Endang. (2019). Asuhan Keperawatan Pasien Efusi Pleura
Dalam Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi. Stikes Kusuma Husada
Surakarta. Diakses pada 15 april 2020.
Dinkes Jawa Tengah. (2017). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah 2017.
Semarang: Dinkes Provinsi Jawa Tengah.
Nurarif, Amin Huda Dan Hardhi Kusuma. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis Dan Nanda Nic-Noc. Edisi Revisi Jilid 1.
Jogjakarta :MediAction.
63
64
SLKI, DPP PPNI. (2018) Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta :DPPPPNI