EFUSI PLEURA
Disusun Oleh
Kelompok 5 D3 B Fisioterapi
JURUSAN FISIOTERAPI
2023
EFUSI PLEURA
A. Definisi
B. Patologi Anatomi
1. Sitologi
Pemeriksaan sitologi terhadap cairan pleura amat penting untuk diagnostik
penyakit pleura, terutama bila ditemukan sel-sel patologis atau dominasi sel-
sel tertentu.Kriteria morfologi sel menggunakan sitologi cairan pleura tidak
selalu memberikan akurasi diagnostik yang tepat karena gambaran
sitomorfologik antara sel mesotel atipik reaktif dan sel epitel ganas pada
mesotelioma, metastase adenocarcinoma dan limfoma, sulit dibedakan karena
memiliki gambaran sitologik yang hampir sama. Sitologi cairan pleura
kadang-kadang sulit menggambarkan penyebab dari efusi pleura (Antony, et.
al., 2011; Nam, et. al., 2014). Pemeriksaan sitologi sangat penting dalam
menentukan terapi yang akan diberikan, dengan sensitifitas 91-94%,
spesifisitas 93% dan akurasi 87% berperan penting untuk pembantu diagnosa
(Novianto, 2004).
2. Histopatologi
Sumber : medicinenet.com
C. Patofisiologi
Letak dari pleura viseralis dan pleura parietalis saling berhadapan dan hanya
dipisahkan oleh selaput tipis cairan serosa, lapisan cairan ini memperlihatkan adanya
keseimbangan antara transudasi dan kapiler. kapiler pleura dan reabsorbsi oleh vena
visceral dan parietal dan juga saluran getah bening. Karena efusi pleura merupakan
pengumpulan cairan yang berada pada rongga pleura dalam jumlah yang berlebih di
dalam rongga pleura viseralis dan parietalis, sehingga masalah tersebut dapat
menyebabkan ekspansi dari paru dan menyebabkan pasien bernapas dengan cepat
(takipnea) agar oksigen dapat diperoleh secara maksimal. Dari masalah tersebut maka
mengalami gangguan dalam keefektifan pola pernapasannya. Ketidakefektifan pola
napas merupakan suatu kondisi dimana pasien mengalami penurunan dalam ventilasi
yang aktual atau potensial yang disebabkan oleh perubahan pola napas. Umumnya
kasus ini ditegakkan pada diagnosa hiperventilasi. Ketidakefektifan pola nafas
ditandai dengan dyspnea, takipnea, perubahan kedalaman pernapasan, sianosis dan
perubahan pergerakan dinding dada (Somantri, 2012).
Sumber : medcomic.com
Pada orang dewasa normal yang sehat, rongga pleura memiliki cairan yang
minimal, yang berfungsi sebagai pelumas untuk kedua permukaan pleura. Jumlah
cairan pleura sekitar 0,1 ml/kg hingga 0,3 ml/kg dan terus-menerus dipertukarkan.
Cairan pleura berasal dari pembuluh darah permukaan pleura parietal dan diserap
kembali oleh limfatik di permukaan diafragma dan mediastinum tergantung dari
pleura parietal. Tekanan hidrostatik dari pembuluh darah sistemik yang mensuplai
pleura parietalis diduga mendorong cairan interstitial ke dalam rongga pleura dan
karenanya memiliki kandungan protein yang lebih rendah daripada serum. Akumulasi
kelebihan cairan dapat terjadi jika produksi berlebihan atau penurunan penyerapan,
atau keduanya melebihi mekanisme homeostasis normal. Jika efusi pleura terutama
disebabkan oleh peningkatan tekanan hidrostatik, biasanya bersifat transudat.
Menurut Saferi & Mariza (2013), tanda dan gejala yang ditimbulkan dari efusi pleura
yang berdasarkan dengan penyebabnya adalah:
1. Sesak napas
2. Rasa berat pada daerah dada
3. Bising jantung yang disebabkan payah jantung
4. Lemas yang progresif
5. Penurunan berat badan yang disebabkan neoplasma
6. Batuk disertai darah pada perokok yang disebabkan Ca bronkus
7. Demam subfebril yang disebabkan oleh TB Paru
8. Demam mengigil yang disebabkan empyema
9. Asites pada penderita serosis hati
10. Asites disertai tumor di daerah pelvis yang disebabkan oleh penderita sindrom
meig.
Pasien efusi pleura secara khas memperlihatkan keluhan dan gejala yang
berkaitan dengan kondisi patologis yang mendasari. Sebagian besar pasien dengan
efusi yang luas, khususnya pasien yang menderita penyakit paru sebagai penyebab
yang mendasari, akan mengeluh sesak napas (dispnea). Keluhan ini pada keadaan
efusi yang berkaitan dengan pleuritis akan disertai keluhan nyeri pleuritik dada.
Gambaran klinis lain bergantung pada penyebab efusi. (Kowalak, 2011:251).
Menurut (Padila, 2012:120), tanda dan gejala dari efusi pleura adalah sebagai
berikut:
Efusi pleura adalah suatu keadaan terdapatnya akumulasi cairan dengan jumlah berlebihan
pada rongga pleura, yang normalnya memiliki sejumlah cairan (5-15ml) yang berfungsi
sebagai pelumas pada permukaan pleura agar bergerak tanpa adanya friksi (Puspita, et al.,
2017).
Jawaban:
Dengan menemukan sel ganas pada cairan pleura atau jaringan pleura (Syahrudin, et. al.,
2009). Efusi cairan pleura ganas dapat dilakukan dengan pemeriksaan patologi anatomi
dengan metode pemeriksaan sitologi dan pemeriksaan histopatologi bloksel.
Jawaban :
Letak dari pleura viseralis dan pleura parietalis saling berhadapan dan hanya dipisahkan oleh
selaput tipis cairan serosa.
Jawaban :
Ketidakefektifan pola napas merupakan suatu kondisi dimana pasien mengalami penurunan
dalam ventilasi yang aktual atau potensial yang disebabkan oleh perubahan pola napas.
Umumnya kasus ini ditegakkan pada diagnosa hiperventilasi. Ketidakefektifan pola nafas
ditandai dengan dyspnea, takipnea, perubahan kedalaman pernapasan, sianosis dan perubahan
pergerakan dinding dada (Somantri, 2012).
5. Selaput pembungkus paru paru/pleura ada dua lapis dan diantara keduanya terisi oleh
cairan apakah fungsi cairan tersebut?
Jawaban :
Sebagai pelumas pada permukaan pleura agar bergerak tanpa adanya friksi.
Jawab:
Sumber :
Andra Saferi Wijaya & Yessie Mariza Putri. (2013). KMB 2 Keperawatan Medikal Bedah
Keperawatan Dewasa. Yogyakarta: Nuha Medika
Arnold DT, De Fonseka D, Perry S, Morley A, Harvey JE, Medford A, Brett M, Maskell NA.
Menyelidiki efusi pleura unilateral: peran sitologi. 2018 Nov; 52 (5)
Karki A, Riley L, Mehta HJ, Ataya A. Perut etiologi efusi pleura. April 2019; 65 (4):95-103
Kowalak JP, Welsh W, Mayer B. 2011. Buku Ajar Patofisiologi. Alihbahasa oleh Andry
Hartono. Jakarta: EGC.
Puspita, I., Soleha, T. U., & Berta, G. (2017). Penyebab Efusi Pleura di Kota Metro pada
tahun 2015. Jurnal Agromedicine, 4(1), 25–32. Diakses dari
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/1545/pdf
Riley L, Karki A, Mehta HJ, Ataya A. Penyebab kebidanan dan ginekologi dari efusi pleura.
April 2019; 65 (4):109-114.
Somantri, I. (2012). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Pernapasan.
Jakarta: Salemba Medika.
Utama, Saktya Yudha Ardi. (2018). Buku ajar keperawatan medikal bedah sistem respirasi.
Yogyakarta: Depublish.