Anda di halaman 1dari 18

1

Makalah Kelompok 3

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN EFUSI PLEURA

Makalah ini disusun guna memenuhi

Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah 1

Dosen Pengampu : Ns. Febriyanti, M.Kep

Disusun Oleh:
kelompok 3

1. Civany Bettania Putri 20112268


2. Paska Aldino 20112293
3. Tiara Vitucia Erman 20112302
4. Ulfah Dwi Wismu 20112285
5. Yola Gusna Fernanda 20112277

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
2

A. TEORI

1.DEFENISI

1.1 Pengertian Effusi Pleura

Efusi pleura adalah pengumpulan cairan dalam ruang pleura yang terletak anatara
permukaan visceral dan parietal, proses penyakit primer jarang terjadi tetapi biasanya
merupakan penyakit sekunder terhadap penyakit lain (Huda, 2015). Efusi pleura adalah istilah
yang digunakan bagi penimbunan cairan dalam rongga pleura (Price & Wilson, 2006).

1.2 . Etiologi
Efusi pleura adalah akumulasi cairan pleura akibat peningkatan kecepatan produksi
cairan, penurunan kecepatan pengeluaran cairan atau 9 keduanya, ini disebabkan oleh satu dari
lima mekanisme berikut : (Morton,2012)
1. Peningkatan tekanan pada kapiler subpleura atau limfatik
2. Peningkatan permeabilitas kapiler
3. Penurunan tekanan osmotic koloid darah
4. Peningkatan tekanan negative intrapleura
5. Kerusakan drainase limfatik ruang pleura.
Penyebab efusi pleura : Infeksi : tuberculosis,pneumonitis,abses paru perforasi esophagus dan
abses subfrenik. Noninfeksi : karsinoma paru,karsinoma pleura : primer dan
sekunder,karsinoma mediastinum ,tumor ovarium,bendungan jantung : gagal
jantung,perikarditis konstriktiva, gagal hati, gagal ginjal, hipotiroidisme, kilotoraks dan emboli
paru.
Tampilan cairan efusi pleura.
Jernih, kekuningan (tanpa darah)  Tumor jinak
 Tumor ganas
 Tuberculosis
Seperti susu 1 Pascatrauma
1. Tidak berbau (kilus) 2 Empisema
2. Berbau (nanah)
Hemoragik Keganasan
Trauma
3

1.3 Anatomi dan Fisiologi Pleura

Anatomi dan Fisiologi Pleura Gambar 1.2 (Sumber : Utama, 2018) Paru-paru terletak
di dalam rongga dada (mediastinum), dilindungi oleh struktur tulang selangka. Rongga dada
dan perut dibatasi oleh suatu sekat disebut diafragma. Masing-masing paruparu dipisahkan satu
sama lain oleh jantung dan pembuluhpembuluh besar serta struktur-struktur lain dalam rongga
dada. 7 Selaput yang membungkus paru-paru disebut pleura. Paruparu terbenam bebas dalam
rongga pleuranya sendiri. Paru-paru dibungkus oleh selaput yang bernama pleura. Pleura
dibagi menjadi dua yaitu :
1. Pleura visceral (selaput dada pembungkus), yaitu selaput paru yang langsung membungkus
paru.
2. Pleura parietal, yaitu selaput yang melapisi rongga dada luar.
Antara kedua pleura ini terdapat rongga (kavum) yang disebut kavum pleura. Pada
keadaan normal, kavum pleura ini hampa udara, sehingga paru-paru dapat berkembang kempis
dan juga terdapat sedikit cairan (eksudat) yang berguna untuk meminyaki permukaan pleura,
menghindari gesekan antara paruparu dan dinding dada sewaktu ada gesekan bernafas.
Normalnya hanya terdapat 10/20 ml cairan dalam rongga pleura. Jumlah cairan di rongga
pleura tetap, karena adanya tekanan hidrostatis sebesar 9 cmH2O. Akumulasi cairan pleura
dapat terjadi apabila tekanan osmotik koloid menurun (misalnya pada penderita
hipoalbuminemia dan bertambahnya permeabilitas kapiler akibat ada proses peradangan atau
neoplasma, bertambahnya tekanan hidrostatis akibat kegagalan jantung) dan tekanan negatif
intrapleura apabila terjadi atelektasis paru.
4

1.4 .Manifestasi Klinis

1 Adanya timbunan cairan mengakibatkan perasaan sakit karena pergesekan, setelah


cairan cukup banyak rasa sakit hilang. Bila cairan banyak, penderita akan sesak nafas.

2 Adanya gejala penyakit penyebab seperti demam,menggigil,dan nyeri dada


pleuritis(pneumonia), panas tinggi (kokus), subfebril (tuberkulosis), banyak
keringat,batuk,banyak riak.

3 Deviasi trachea menjauhi tempat yang sakit dapat terjadi jika terjadi penumpukan
cairan pleural yang signifikan.

4 Pemeriksaan fisik dalam keadaan berbaring dan duduk akan berlainan, karena cairan
akan berpindah tempat. Bagian yang sakit akan kurang bergerak dalam
pernafasan,fremitus melemah (raba dan vocal),pada perkusi didapati daerah
pekak,dalam keadaan duduk permukaan cairan membentuk garis melengkung (garis
Ellis Damoiseu).

5 Didapati segitiga Garland, yaitu daerah yang pada perkusi redup timpani dibagian atas
garis Ellis Domiseu.Segitiga GroccoRochfusz, yaitu daerah pekak karena cairan
mendorong mediastinum kesisi lain, pada auskultasi daerah ini didapati vesikuler
melemah dengan ronkhi.

6 Pada permulaan dan akhir penyakit terdengar krepitasi pleura.4.Anatomi dan Fisiologi

1.5 Patofisiologi
Patofisiologi Patofisiologi terjadinya efusi pleura tergantung pada keseimbangan antara
cairan dan protein dalam rongga 11 pleura.Dalam keadaan normal cairan pleura dibentuk
secara lmbat sebagai filtrasi melalui pembuluh darah kapiler.Filtrasi ini terjadi karena
perbedaan tekanan osmotik plasma dan jaringan interstisial submesotelial,kemudian melalui
sel mesotelial masuk ke dalam rongga pleura.Selain itu cairan pleura dapat melalui pembuluh
limfe sekitar pleura. Proses penumpukan cairan dalam rongga pleura dapat disebabkan oleh
peradangan.Bila proses radang oleh kuman piogenik akan terbentuk pus/nanah,sehingga terjadi
empiema/piotorak.Bila proses ini mengenai pembuluh darah sekitar pleura dapat menyebabkan
hemotorak. Efusi cairan dapat berbentuk transudat,terjadinya karena penyakit lain bukan
primer paru seperti gagal jantung kongestif,sirosis hati,sindroma nefrotik,dialisis peritoneum,
5

hipoalbuminemia oleh berbagai keadaan,perikarditis kontriktiva,keganasan,atelektasis paru


dan pneumotorak. Efusi eksudat terjadi bila ada proses peradangan yang menyebabkan
permeabilitas kapiler pembuluh darah pleura meningkat sehingga sel mesotelial berubah
menjadi bulat atau kuboidal dan terjadi pengeluaran cairan ke dalam rongga pleura.Penyebab
pleuritis eksudativa yang paling sering adalah karena mikobakterium tuberkulosis dan dikenal
sebagai pleuritis eksudativa tuberkulosa.Sebab lain seperti parapneumonia,parasit 12
(amuba,paragonimiosis,ekinokokkus),jamur,pneumoniaatipik (virus, mikoplasma, fever,
legionella), keganasan paru,proses immunogolik seperti pleuritis lupus,pleuritis
rematoid,sarkoidosis,radang sebab lain seperti pankreatitis,absestosis,pleuritis uremia dan
akibat radiasi.
1.6 Klasifikasi
Efusi pleura dibagi menjadi 2 yaitu : (Morton,2012)

1 Efusi pleura transudat Merupakan ultrafiltrat plasma,yang menandakan bahwa


membran pleura tidak terkena penyakit.Akumulasi cairan disebabkan oleh faktor
sistemik yang mempengaruhi produksi dan absorbs cairan pleura seperti (gagal
jantung kongestif,atelektasis,sirosis,sindrom nefrotik,dan dialysis peritoneum).

2 Efusi pleura eksudat Ini terjadi akibat kebocoran cairan melewati pembuluh kapiler
yang rusak dan masuk kedalam paru yang dilapisi pleura tersebut atau kedalam paru
terdekat.Kriteria efusi pleura eksudat :

a. Rasio cairan pleura dengan protein serum lebih dari 0,5.

b. Rasio cairan pleura dengan dehidrogenase laktat (LDH) lebih dari 0,6.

c. LDH cairan pleura dua pertiga atas batas normal LDH serum.

Penyebab efusi pleura eksudat seperti pneumonia,empisema,penyakit metastasis


(misal kanker paru,payudara,lambung,atau ovarium),hemotorak,infark
paru,keganasan,rupture aneurisma aorta

1.7 Pemeriksaan Penunjang


1. Pemeriksaan radiologik (rotgen dada), pada permulaan didapati menghilangnya sudut
kostofrenik.Bila cairan lebih 300ml, akan tampak cairan dengan permukaan
melengkung.Mungkin terdapat pergeseran di mediastinum.

2. Ultrasonografi
6

3. Torakosentesis / pungsi pleura untuk mengetahui kejernihan,warna,biakan


tampilan,sitologi,berat jenis. Fungsi pleura diantara linea aksilaris anterior dan posterior,pada
sela iga ke-8. Didapati cairan yang mungkin serosa (serotorak), berdarah (hemotoraks), pus
(piotoraks) atau kilus (kilotoraks). Bila cairan serosa mungkin berupa transudat(hasil
bendungan) atau eksudat(hasil radang). Penekanan pada abdomen Anoreksi
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Sesak nafas Drainase Resiko tinggi
terhadap tindakan drainase dada Nyeri Resiko infeksi Ketidakefektifan pola nafas Insufisiensi
oksigenasi Suplai O2 ↓ Gangguan rasa nyaman Gangguan metabolisme O2 Energi berkurang
Intoleransi aktivitas Defisit perawatan diri

4. Cairan pleural dianalisis dengan kultur bakteri,pewarnaan gram,basil tahan asam(untuk


TBC),hitung sel darah merah dan sel darah putih,pemeriksaan kimiawi (glukosa,amylase,laktat
dehidrogenase(LDH),protein),analisis sitologi untuk sel-sel malignan,dan pH.

5. Biopsi pleura mungkin juga dilakukan.

1.8 Komplikasi

1. Fibrothoraks Efusi pleura yang berupa eksudat yang tidak ditangani dengan drainase yang
baik akan terjadi perlekatan fibrosa antara pleura parietalis dan pleura viseralis akibat efusi
pleura tidak ditangani dengan drainase yang baik. Jika fibrothoraks meluas dapat menimbulkan
hambatan yang berat pada jaringan-jaringan yang berada dibawahnya. Pembedahan
pengupasan (dekortikasi) perlu dilakukan untuk memisahkan membran pleura tersebut.

2. Atelektasis Pengembangan paru yang tidak sempurna yang disebabkan oleh penekanan
akibat efusi pleura disebut juga atelektasis.

3. Fibrosis Pada fibrosis paru merupakan keadaan patologis dimana terdapat jaringan ikat paru
dalam jumlah yang berlebihan. Fibrosis timbul akibat cara perbaikan jaringan sebagai lanjutan
suatu proses penyakit paru yang menimbulkan peradangan. Pada 15 efusi pleura, atelektasis
yang berkepanjangan dapat mengakibatkan penggantian jaringan baru yang terserang dengan
jaringan fibrosis.

1.9 Penatalaksanaan
1 Tirah baring Tirah baring bertujuan untuk menurunkan kebutuhan oksigen karena
peningkatan aktivitas akan meningkatkan kebutuhan oksigen sehingga dispneu akan
semakin meningkat pula.
7

2 2. Thorakosentesis Drainase cairan jika efusi pleura menimbulkan gejala subjektif


seperti nyeri,dispneu,dan lain-lain.Cairan efusi sebanyak 1-1,5 liter perlu dikeluarkan
segera untuk mencegah meningkatnya edema paru. Jika jumlah cairan efusi lebih
banyak maka pengeluaran cairan berikutnya baru dapat dilakukan 1 jam kemudian.
3 Antibiotik Pemberian antibiotik dilakukan apabila terbukti terdapat adanya infeksi.
Antibiotik diberikan sesuai dengan hasil kultur kuman.
4 Pleurodesis Pada efusi karena keganasan dan efusi rekuren lain, diberikan obat
(tetrasiklin, kalk dan biomisin) melalui selang interkostalis untuk melekatkan kedua
lapisan pleura dan mencegah cairan terakumulasi kembali.
B.ASUHAN KEPERAWATAN

1. Format Pengkajian

Tanggal MRS         : Senin, 16 Januari 2012

Tanggal Pengkajian : 17 Januari 2012

Diagnosa Masuk     : Efusi Pleura dextra

NO REG : 09.91.30

Jam Masuk : 13.00 WIB

Ruang/  Kelas         : IV/II

Nama                       : Tn. K

Umur                        : 51 Tahun

Suku/ Bangsa           : Batak/ WNI

Agama                      : Islam

Alamat                     : Losung Batu, Padangsidimpuan

Pekerjaan                   : PNS

Keluhan Utama :  sesak napas

2. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

           Pasien dengan mula-mula sesak pada bulan Januari 2012. Sesak hilang

timbul, di sertai nyeri dada terutama saat beraktifitas dan terkadang juga pada

malam hari sesak timbul kembali, ketika pasien sesak, pasien mencoba tidur

dengan posisi duduk. Sebelum

sesak pasien mengeluh batuk selama kurang lebih selama satu bulan. Batuk tanpa

disertai dahak, dan mengkonsumsi obat batuk namun tidak sembuh. Karena sesak

bertambah hebat, pasien ke IGD RSUD Padangsidimpuan.


3. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

           Desember 2012 pasien pernah masuk RS dengan diagnosa CHF

4. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Riwayat penyakit keturunan: keluarga mengaku tidak ada anggota keluarga

yang mengalami sakit seperti pasien. Keluarga mengatakan tidak ada riwayat

keganasan, batuk lama, batuk berdarah, keringat dingin, DM, HT, asma, alergi.

5. PERILAKU YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN

            Pasien tidak mengkonsumsi alcohol, tetapi pasien adalah perokok berat

dimana dapat mengkonsumsi satu bungkus dalam sehari dan hal itu sudah

dilakukan lebih dari 10 tahun. Dalam sehari pasien mampu manghabiskan rokok 1

bungkus bahkan lebih. Pekerjaan pasien sebagai Pegawai Negeri Sipil. Saat

pengkajian pasien mengaku tidak mengerti bahwa pola hidupnya dapat

mengakibatkan kanker paru, hal tersebut merupakan

kurangnya sumber informasi bagi pasien.

6. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK

1. Tanda Tanda Vital

Kesadaran : Compos mentis.

Tanda-tanda vital:

– Suhu: 37,5˚C 

– Nadi: 96×/ menit.

– RR:32x/menit

– TD:130/90mmHg
1. Sistem Pernafasan

Nafas pasien tersengal-sengal cepat, pendek, terasa lebih sesak meningkat/

bertambah setelah beraktifitas dan terdapat nyeri. Tidak ada pernafasan cuping hidung

dan tidak ada retraksi otot bantu nafas. Gerak dada kiri dan kanan simetris, terdapat suara

nafas tambahan berupa ronki di bagian dekstra apeks. Adanya secret dan batuk produktif

tetapi batuk tidak efektif. Irama nafas teratur terdapat dispnoe, pasien tidak menggunakan

alat bantu nafas, suara nafas vesikuler. Terdapat hasil torakosintesis  yang dilakukan pada

pukul 11.30,dan ternyata masih terdapat cairan di kavum pleura sebanyak 500 cc.

1. Sistem Kardiovaskuler

Pasien mengalami nyeri dada, irama jantung regular.

2. Sistem Persyarafan

Pasien tidak merasa pusing, tidak terdapat gangguan pendengaran, dan tidak

mengalami gangguan penciuman. Istirahat pasien 8 jam/ hari. Dan pasien mengaku tidak

mengalami gangguan tidur. Namun setelah bangun tidur sering sesak nafas.

3. Sistem Perkemihan

Menurut pasien, alat genetalia nya dalam kondisi bersih, dan tidak mengalami

keluhan kencing. Volume urin pasien normal, dan tidak terpasang kateter.

4. Sistem Pencernaan

Mulut pasien tampak bersih, lembab dan tidak ada stomatitis, tidak bau mulut,

gigi sempurna (tidak terdapat karies gigi), lidah merah, kelainan tidak ada, pasien tidak

mengalami gangguan menelan. Tidak terdapat luka operasi, peristaltic 9x/ menit dengan

suara peristaltikterdengar lemah, BAB  1x sehari terakhir pada tanggal 22-10-2010

dengan konsistensi lunak warna kecoklatan, dan bau khas, nafsu makan menurun.
5. Sistem Muskoleskeletal

Pergerakan sendi pasien bebas, tidak mengalami fraktur. Tidak mengalami

kelainan tulang belakang, tidak menggunakan traksi gips spalk, permukaaan kulit terlihat

mengkilat, dan tekstur halus. Rambut putih hitam bersih, tidak terdapat dekubitus. Pasien

mengalami intoleransi aktifitas dikarenakan jika terlalu banyak bergerak, akan timbul

sesak napas.

6.Sistem Endokrin

Leher pasien tidak terlihat membesar, saat pemeriksaan Pasien tidak mengalami

pembesaran kelenjar tiroid dan tidak mengalami pembesaran kelenjar betah bening,

Hiperglikemia (-), hipoglikemia (-).

7. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL

Pasien tidak mengalami gangguan pada psikososial. Pasien dapat

berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya dan dapat kooperatif dengan tenaga

medis.

8. PERSONAL HYGIENE DAN KEBIASAAN

Klien mengatakan mandi sehari 2x dan keramas 1-2 kali seminggu. Kuku

terlihat bersih dan pendek, memakai arloji di tangan sebelah kanan pasien untuk

melihat waktu kapan dia harus menjalani pengobatan, membersihkan diri, jam

istirahat, dan makan. Semua nya terlihat bersih dan rapi, pakaian ganti sehari 2x,

menggosok gigi 2x sehari, tidak lupa untuk membersihkan telinga serta lubang

hidung setiap hari.

9. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Foto Thorax
Hasil torakosintesis pada tanggal 20-10-2010 sebesar 500cc Hasil
torakosintesis 17-01-2012 pukul 10.30 sebesar 500ccFoto Thorak 17-01-2012:
efusi pleura dekstra
2.CT-SCAN
CT Scan 17-01-2012: ca paru dextra
ANALISA DATA

No. Data Etiologi Masalah


1 S: Efusi Pleura Pola Nafas Tidak Efektif
Pasien mengeluh sesak ↓ (D.0005)
napas saat bernapas. Akumulasi cairan  pada
O: rongga pleura
– RR =  28 x/ menit ↓
– Denyut nadi = 98 Ekspansi paru menurun
x/menit ↓
– Pasien bernapas RR meningkat
tersengal-sengal cepat, ↓
pendek Pola napas tidak efektif
–ICS melebar dekstra
–retraksi (-) otot bantu
nafas (-)
–fremitus raba ↓
–perkusi redup (D)

2.  S : Pasien mengeluh Keadaan fisik yang lemah Intoleransi aktivitas


nyeri dada sesak saat (D.0056)
beraktifitas yang berat.
O : – Pasien tampak
lemah.
–sesak nyeri ↑ saat
dipindahkan posisinya
dari duduk ke berdiri

 
3. S: Pasien tampak susah Batuk yang menetap  Gangguan pola tidur dan
tidur istirahat
O: -Nyeri pada dada
-sesak napas
4. S : Pasien merasa Adanya ancaman kematian Kecemasan
ketakutan
O:-Pasien tampak pucat
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa Utama :
1.Ketidak efektifan pola pernapasan b/d menurunnya ekspansi paru sekunder d/d pasien
merasa sesak
Diagnosa yang mungkin muncul :
2. Intoleransi aktivitas b/d keadaan fisik yang lemah d/d nyeri pada dada
3. Gangguan pola tidur dan istirahat b/d batuk yang menetap d/d Klien susah tidur
4. Kecemasan b/d adanya ancaman kematian yang dibayangkan d/d os merasa ketakutan
ASUHAN KEPERAWATAN EFUSI PLEURA

SDKI
Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi
- - Identifikasi faktor - Dengan -Mengidentifikasikan S: Pasien mengatakan
penyebab mengidentifikasikan faktor penyebab tidak sesak lagi
penyebab, kita dpat O: Pasien menunjukkan
  memantukan jenis pola napas normal
-Kaji kualitas, frekuensi, efusi pleura sehingga -Mengkaji kualitas, A: Intervensi berhasil
kedalaman pernapasan dapat mengambil ferkuensi, kedalaman P: Intervensi dihentikan
  tindakan yang tepat pernapasan T: Pasien mampu
-Intoleransi   -Dengan mengkaji mempertahankan fungsi
aktivitas b/d -Baringkan pasien dengan kualitas, frekuensi, paru secara normal
keadaan fisik yang posisi yang nyaman dan kedalaman -Membaringkan pasien
lemah d/d nyri  
pernapasan, kita dengan posisi semi
pada dada -Kolaborasi dengan tim
dapat mengetahui fowler
T: Pasien mampu medis lain dalam pemberian
sejauh mana kondisi -Berkolaborasi dengan
melaksanakan obat-obatan dan O2
aktivitas seoptimal   pasien tim medis lain dalam S: Pasien mengatakan
mungkin - Evaluasi respon pasien saat -Penurunan pemberian obat- sudah bisa beraktivitas
beraktivitas diafragma daerah obatan dan oksigen sebagaimana mestinya
dada sehingga -Mengevaluasi respon O: Pasien terlihat sudah
-Gangguan pola -Bantu klien memenuhi ekspansi paru bisa pasien saat beraktifitas aktif melakukan aktivitas
tidur dan istirahat kebutuhannya maksimal A: Intervensi berhasil
b/d batuk yang   -Pemberian oksigen -Membantu klien P: Intervensi berhasil
menetap d/d klien dapat menurunkan memenuhi S: Pasien mengatakan
susah tidur -Motivasi dan awasi pasien beban pernapasan bahwa nyeri sudah
T: Tidak terjadi untuk melakukan aktivitas dan mencegah kebutuhannya berkurang dan sudah bisa
gangguan pola secara bertahap terjadinya sianosis tidur nyeyak tanpa sesak
tidur dan   -Memotivasi dan napas
kebutuhan istirahat -Mengetahui sejauh mengawasi pasien O: Pasien terlihat nyaman
terpenuhi  -Beri posisi senyaman mana kemampuan untuk melakukan dalam bernapas
mungkin bagi pasien pasien dalam aktivitas secara A: Intervensi berhasil
melakukan aktivitas bertahap P: Intervensi dihentikan
-Memacu pasien
Kecemasan b/d -Tentukan kebiasaan pasien untuk berlatih secara -Memberi posisi S: Pasien mengatakan
adanya ancaman sebelum tidur malam aktif dan mandiri senyaman mungkin tidak cemas lagi
kematian yang
bagi pasien O: Pasien terlihat sudah
dibayangkan
-Aktivitas yang tidak takut lagi akan
T: Pasien mampu -Anjurkan pasien untuk
teratur dan bertahap penyakitnya
memahami dan relaksasi sebelum tidur
menerima   akan membantu -Menentukan A: Intervensi berhasil
keadaannya   mengembalikn kebiasaan pasien P: Intervensi di hentikan
sehingga tidak pasien pada kondisi sebelum tidur malam
terjadi kecemasan  -Berikan posisi yang normal
nyaman bagi pasien -Menganjurkan pasien
  -Posisi semi fowler untuk relaksasi
  akan memperlancar sebelum tidur
 
O2 dan CO2
 

-Mengubah pola yang -Memberikan posisi


yang nyaman bagi
sudah menjadi
pasien
kebiasaan sebelum
tidur akan
mengganggu proses
tidur

-Relaksasi akan
membantu mengatasi
gangguan tidur
-Pasien mampu
menerima keadaan
dan mengerti
sehingga dapat diajak
kerja sama dalam
perawatan
18

CATATAN PERKEMBANGAN KEPERAWATAN

Tanggal Perkembangan Keperawatan


16/01/2012 Klien masuk Rumah sakit

Klien dirawat di Ruang IV

Klien tampak sesak napas

18/01/2012 Klien di rawat di Ruang III

Sesak napas klien berkurang

19/01/2012 Klien di pindahkan ke ruang ICU

Sesak klien semakin berkurang(tidak sesak lagi)

Tetapi badan klien masih lemah

Klien sudah semakin baik berkomunikasi dengan orang lain

20/01/2012 Klien pulang pada jam 19:00 WIB

Anda mungkin juga menyukai