Anda di halaman 1dari 3

GENDER DAN PEMBANGUNAN

NAMA. SILVIA LEUWOL

NPM. 12170201210013

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


1. A.Konsep gender tidak merujuk kepada jenis kelamin tertentu (laki-laki atau perempuan). Berbeda
dengan jenis kelamin, gender merupakan konsep yang dipergunakan untuk menggambarkan peran dan
relasi sosial laki-laki dan perempuan. Gender merumuskan peran apa yang seharusnya melekat pada
laki-laki dan perempuan dalam masyarakat. Konsep inilah yang kemudian membentuk identitas gender
atas laki-laki dan perempuan yang diperkenalkan, dipertahankan, dan disosialisasikan melalui perangkat-
perangkat sosial dan norma hukum yang tertulis maupun tidak tertulis dalam masyarakat.

B.Ketidakadilan gender merupakan bentuk pembedaan perlakukan berdasarkan alasan gender.


Ketidakadilan gender bisa dialami oleh laki-laki maupun perempuan. Namun, saat ini perempuan lebih
banyak mengalami ketidakadilan dibanding laki-laki. Akibatnya, terjadi pembatasan peran terhadap
perempuan. Di bawah ini adalah bentuk-bentuk ketidakadilan gender yang sering dialami perempuan.

C.Jika kita melihat pengertian konsep dasar pembangunan, sesungguhnya tidak adakonsep dalam ilmu-
ilmu sosial yang serumit dan sesamar kata tersebut. Istilahpembangunan dipakai dalam bermacam-
macam konteks, dan seringkalidipergunakan dalam konteks politik dan ideologi tertentu. Ada banyak
kata yangmemiliki makna sama dengan kata pembangunan, seperti misalnya, perubahansosial,
pertumbuhan, kemajuan dan modernisasi. Dari kata tersebut hanya adasatu istilah yang memberi
makna perubahan ke arah positif, yaitu perubahansosial. Kata pembangunan sangat tergantung pada
konteks siapa yangmenggunakan dan untuk kepentingan apa.Pembangunan (development); adalah
proses perubahan yang mencakup seluruhsistem sosial, politik, ekonomi, infrastruktur, pertahanan,
pendidikan danteknologi, kelembagaan dan budaya (Alexander;1994). Tetapi yang dimaksudkantentang
konsep pembangunan yang hubungannya dengan masalah gender, makahal ini tentu ada hubungannya
dengan sistem sosial, poitik, dan budaya, dimasing-masing masyarakat, dalam hal kesetaraan peran
gender yang dimulai d keluarga, masyarakat serta di wilayah public maupun privat.

D.Peran gender adalah dimana peran laki-laki dan perempuan yang dirumuskan oleh masyarakat
berdasarkan tipe seksual maskulin dan feminitasnya… didalam undang-undang perkawinanditetapkan
bahwa peran suami adalah sebagai kepala keluarga dan istri sebagai ibu rumah tangga.Dengan demikian
pembagian peran dalam keluarga, telah disepakati atau melekat pada hak dankewajiban anggota
keluarga, baik laki-laki dan perempuan yang ada dalam keluarga.Bagi beberapa orang, gambaran suami
yang bekerja dan istri yang mengurus anak-anaknya dirumah merupakan hal yang biasa saja. Bahkan
gambaran tersebut mungkin menjadi semacamstandar “keluarga sempurna” bagi mereka. Namun,
orang juga bisa berpendapat bahwa gambarantersebut melambangkan opresi terhadap perempuan.
Pandangan bahwa perempuan “seharusnya”tinggal di rumah dan mengurus anak bisa dianggap sebagai
upaya laki-laki untuk membatasipotensi perempuan.Pembagian peran gender dalam keluarga:- Suami-
Istri- Anak laki-laki- Anak perempuan Fungsi Keluarga: Keagamaan, sosial budaya, cinta kasih,
perlindungan, reproduksi, sosialisasidan pendidikan, ekonomi, pembinaan lingkungan, semuanya guna
pencapaian tujuan keluargayang sejahtera lahir dan bathin.

2.Peran terjadi contoh di wilayah privat yaitu kekerasan dalam rumah tangga Kekerasan Dalam Rumah
Tangga Kekerasan terhadap perempuan adalah setiap tindakan yang berakibat kesengsaraan atau
penderitaan-penderitaan pada perempuan secara fisik, seksual atau psikologis, termasuk ancaman
tindakan tertentu, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secara sewenang-wenang baik yang
terjadi di depan umum atau dalam lingkungan kehidupan pribadi.

3. menurut saya Ketidaksetaraan gender disebabkan oleh akses, partisipasi dan kontrol yang tidak
seimbang bagi perempuan dalam mencapai sumber daya Pembagian peran, tidak akan menjadi masalah
selama perempuan dan laki-laki diperlakuan secara adil, sesuai kebutuhannya dan tidak merugikan salah
satu jenis kelamin

4. contoh kasus gender

Mahasiswi Jadi Korban Pelecehan Seksual di Busway (kutipan dari internet)03 Aug 2010Jakarta, Pelita

Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah dan Trisakti menjadi korban pelecehan seks oleh PNS BPKP DA, ketika
korban naik bus TransJakarta darishelter Cempaka Putih menuju Harmoni. Tersangka pada awalnya
mencium tangan korban saat bus melakukan pengereman mendadak, namun melihat korban tak
melawan, tersangka melanjutkan aksinya lebihjauh hingga meraba payudara. Akibat merasa dibiarkan,
DA pun terus saja menggerayangi kedua mahasiswi tersebut. Pelaku adalah seorang pegawai negeri
yang harusnya menjadi panutan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai