Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Pengertian dan teknik pengambilan sampel pleura dan cairan tubuh lainnya

DI SUSUN OLEH :
NAMA KELOMPOK 10
1. UNTUNG LASITAMU (A202001085)
2. WA ODE SITI FERNI (A202001079)

3. YUYUN (A2020O1O58)
4. WA ODE HUSNU ALSAH RIRAH (A202001078)

TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

UNIVERSITAS MANDALA WALUYA

KENDARI

2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT.Karena Rahmat dan Hidayah-Nyalah saya diberi
ilmu dan pengetahuan untuk menuntut cita-cita saya.Alhamndulillah pada kesempatan kali ini saya
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul, ‘ Pengertian dan teknik pengambilan sampel pleura
dan cairan tubuh lainnya

Saya menyadari bahwa penyusunan makalah ini dapat terwujud atas pertolongan dan hidayah Tuhan
Yang Maha Esa serta tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.

Meskipun telah berusaha dengan segenap kemampuan,saya menyadari bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari sempurna.Hal ini disebabkan karena pengetahuan dan pengalaman
yang saya miliki masih kurag.Oleh karena itu,saya harapkan kepada pembaca untuk memberikan kritik
maupun saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata,saya sampaikan kepada semua pihak yang telah berperan dalam penyusunanMakalah ini
dari awal sampai akhir.

Waalaikumsalam Wr.Wb

Kendari, 7 Desember 2021

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... 1

BAB 1................................................................................................................................................. 3

Pendahuluan ................................................................................................................................... 3

BAB II ................................................................................................................................................ 5

Pembahasan.................................................................................................................................... 5

BAB III............................................................................................................................................. 26

PENUTUPAN ..............................................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................................... 27

BAB 1
Pendahuluan

A.Latar Belakang

Cairan pleura adalah sebuah cairan serosa yang dibuat oleh membran serosa yangmenutupi pleura
normal. Kebanyakan dibuat oleh sirkulasi parietal (arteriinterkostal) melalui aliran besar dan diserap
oleh sistem getah bening. Selain itu,cairan pleura dibuat dan diserap secara berkelanjutan. Dalam tubuh
manusia berbobot 70 kg, beberapa mililiter cairan pleura selalu ada di antara ronggainterpleura.

Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairan dalam pleura berupa
transudat atau eksudat yang diakibatkan terjadinya ketidakseimbangan antara produksi dan absorbsi di
kapiler dan pleura viseralis. Efusi pleura merupakan suatu kelainan yang mengganggu sistem
pernapasan. Efusi pleura bukanlah diagnosis dari suatu penyakit, melainkan hanya gejala atau
komplikasi dari suatu penyakit. Efusi pleura merupakan suatu keadaan dimana terdapat cairan
berlebihan di rongga pleura, jika kondisi ini dibiarkan akan mengakibatkan penderitanya mengalami
gangguan pola nafas .

Efusi pleura dapat berupa transudat atau eksudat. Transudat terjadi karena adanya peningkatan
tekanan vena pulmonalis, misalnya pada payah jantung kongestif. Keseimbangan kekuatan
menyebabkan pengeluaran cairan dari pembuluh. Transudasi juga dapat terjadi pada hipoproteinemia,
contohnya pada penyakit hati dan ginjal, atau penekanan tumor pada vena kava. Eksudat timbul
sekunder dari peradangan atau keganasan pleura, dan akibat peningkatan permeabilitas kapiler atau
gangguan absorbsi getah bening. Jika efusi pleura mengandung nanah, disebut empiema. Empiema
diakibatkan oleh perluasan infeksi dari struktur yang berdekatan dan merupakan komplikasi dari
pneumonia, abses paru atau perforasi karsinoma ke dalam rongga pleura. Empiema yang tidak ditangani
dengan drainage yang baik dapat membahayakan dinding thoraks. Eksudat yang mengalami peradangan
akan mengalami organisasi, dan terjadi perlekatan fibrosa antara pleura parietalis dan visceral. Ini
disebut sebagai fibrothoraks.

B.Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

- Apa saja organ penghasil cairan pleura ?

- Apa saja jenis spesimen cairan pleura dan komponennya ?

- Bagaimana teknik pengambilan sampel cairan pleura ?

-Bagaimana cara mengelola spesimen cairan pleura?

C.Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah cairan pleura yaitu:

- Mengetahui proses terbentuknya cairan pleura beserta organnya

- Mengetahui komponen cairan pleura dan jenis spesimennya

- Mengetahui teknik pengambilan sampel cairan pleura

- Mengetahui cara pengelolaan sampel cairan pleura

BAB II

Pembahasan
A.Pengertian dan fungsi

Rongga pleura merupakan ruang yang berada di antara dinding dada dan paru-paru.Rongga
tersebut dibatasi oleh dua membran dan pelumas di antara membran serosayang diberi lapisan tipis dari
cairan, biasanya kurang dari 10 mL.

Cairan pleura adalah cairan serosa yang dihasilkan oleh membran serosa yang menutupi pleurae
normal. Sebagian besar cairan dihasilkan oleh sirkulasi parietal (arteriinterkostal) melalui aliran curah
dan diserap oleh sistem limfatik.Pada keadaan normal,cairan ini berjumlah 3 – 20 mL di dalam ruang
pleura.Cairan pleura berfungsi sebagai pelumas dan memungkinkan pleura mengalir dengan mudah satu
sama lain selamagerakan pernapasan.

Cairan pleura adalah cairan serosa yang dihasilkan oleh membran serosa yang menutupi pleurae
normal. Sebagian besar cairan dihasilkan oleh sirkulasi parietal (arteriinterkostal) melalui aliran curah
dan diserap oleh sistem limfatik.

Beberapa mililiter cairan pleura selalu hadir di dalam ruang intrapleural. Cairan pleuradapat diambil
dengan teknik torasentesis (pungsi pleura).Merupakan filtrat dari plasma yang terus menerus di
reabsorbsi sehingga selalu adadalam jumlah yang tetap. Namun pleura seringkali mengalami perubahan
kondisi yang dapat menimbulkanakumulasi cairan pleura yang disebut efusi pleura.

B. Teknik Sampling

1.Alat dan Bahan

-Skin cleansing agent

-Kasa steril

-Hand scoon

-JARUM UKURAN 22 & 25

-CATHETER UKURAN 18-20

-SYRINGE 60 ML

-STOPCOCK 3 WAY

-TABUNG SPESIMEN

-SELANG DRAINASE
- SKIN MARKING

-PENSTERILE OCLUSIVE

-USG MACHINE

-ANTISRPTIC

-LIDOCAIN SEBAGAIANASTESI

2.Persiapan pasien

o Informed consent;

oJelaskan prosedur dan risiko kepada pasien;

oPosisikan pasien dengan nyaman;

oPilih situs yang tepat;

oJika perlu, lakukan USG;

oTandai dengan pulpen steril;

oGunakan APD;

oSiapkan kulit dengan larutan antiseptik;

oTutup dengan tirai steril;

oSuntikan anastesi.

3.Pengambilan sample

o Setelah dilakukan anastesi, tarik syringe perlahan, bila terlihat cairan pleurakeluar, tusukkan plastik
kateter lebih dalam;

oKetika plastik kateter telah sepenuhnya dimasukkan ke dalam, lepaskan syringe.

Pada saat akan melepaskan syringe, pasien diminta untuk menahannafas.

oTekan plastik kateter dengan jari telunjuk, tekan yang rapat, jangan biarkanudara masuk.

oKemudian masukkan syringe, yang telah dipasang 3-way stopcock ke dalam plastik kateter;
oLalu ditarik plugger syringe hingga memenuhi spesimen, yaitu 60 mL;

oPutar stopcock ke arah punggung, untuk menghentikan pengambilan;

oJika diminta oleh pasien untuk mengurangi cairan pleura, dipasang kateter yangterhubung dengan
tabung kontainer;

oPengurangan ini tidak boleh lebih dari 500 mL. Jika lebih dari itu, akan terjadiedema paru-paru;

oSetelah pengambilan, cabut 3-way stopcock

beserta plastik kateter secara perlahan lalu ditekan dan ditutup menggunakan kasa steril;

oPasang plester untuk menutupi bekas luka;

oBersihkan kembali punggung pasien bekas antiseptik;

o Masukkan ke dalam tabung, beri label.

4. Pembagian sample

oTabung 1 : 5-7 ml tabung EDTA untuk pemeriksaan makroskopis, hitung jumlahsel, morfologi sel dan
hitung jenis sel.

oTabung 2 : 7-10 ml tabung heparin untuk pemeriksaan kimia protein, glukosa,Lactate Dehidrogenase
(LDH)

oTabung 3 : 7-10 ml tabung heparin untuk kultur bakteri, pewarnaan gram dan BTA

oTabung 4 : 25 ml atau lebih wadah heparin untuk pemeriksaan sitologi

C.Komplikasi

o pneumotoraks, atau adanya udara di rongga pleura

oPendarahan

oEdema paru

D.Penyimpanan, Pengepakan, dan Pengiriman Spesimen


1.Penyimpanan

oDisimpan pada suhu kamar.

o Disimpan dalam lemari es dengan suhu 2-8°C.

oDibekukan dalam suhu -20° C, -70° C, -120° C. Jangan sampai terjadi pembekuan ulag bila sudah
dicairkan.

oDitambahkan pengawet berupa heparin untuk kultur, EDTA untukmikroskopik,sodium fluorescence


(NAF) untuk glukosa dan laktat.

2.Pengepakan

2.1 Pengepakan Primer

oBungkus kotak pengiriman primer dengan tisu atau kertas koran yang diremas,untuk mencegah
benturan-benturan pada spesimen waktu pengiriman.

oPengiriman dilakukan dalam suhu 4°C dengan ice pack yang sudah dibekukan.

oWadah spesimen pertama harus kedap air.

oJika terdiri dari beberapa wadah, harus dibungkus secara terpisah untukmencegah pecah akibat
himpitan.

oGunakan material pendukung di sela-sela wadah yang mempunyai daya hisap,untuk mengantisipasi
apabila terjadi kebocoran atau pecah.

oSeluruh isi dari wadah yang pertama disebut sebagai spesimen diagnostik.

2.2Pengepakan Sekunder

oPengepakan sekunder harus menuruti aturan pengepakan bahan infeksius.

oPengepakan sekunder harus kedap air.

oWadah bagian luar dilabel.

-Pengepakan primer

-Pengepakan sekunder
3.PengirimanPersyaratan pengiriman spesimen antara lain:

a.Waktu pengiriman jangan melampaui masa stabilitas spesimen.

b.Tidak terkena sinar matahari langsung.

c.Kemasan harus memenuhi syarat keamanan kerja laboratorium termasuk

pemberian label yang bertuliskan “Bahan pemeriksaan infeksius” atau “BahanPemeriksaan Berbahaya”

d.Suhu pengiriman harus memenuhi syarat.

BAB III

PENUTUPAN
Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi perikardium yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerenaterbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannyadengan judul makalah ini.

Penyusun banyak berharap pembaca sudi memberikan kritik dan saran yang membangunkepada
penyusun demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah dikesempatan-kesempatan
berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penyusun padakhususnya juga para pembaca pada
umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Committee, S. (2009).
The Biochemistry of Body Fluids.

Ireland: Association of Clinical Biochemistsin Ireland (ACBI).Gandasoebrata, R. (2011).

Penuntun Laboratorium Klinik (cetakan 15).

Jakarta: Dian Rakyat.Shidam, V. B., & Atkinson, B. F. (2007).

Cytopathologic diagnosis of serous fluids (first edition).

Philadelphia: Saunders Elsevier.Strasinger, S. K., & Di Lorenzo, M. S. (2014).

Urinalysis and Body Fluid (sixth edition).

Philadelphia:F.A Davis Company.

Anda mungkin juga menyukai