Menyetujui,
(…………………………..) (……………………………….)
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui,
(…………………………..) (……………………………….)
Mengetahui,
Ketua Jurusan Program Studi Profesi Ners
G. Patofisiologi ( pathway)
Penyebab efusi pleura ada gangguan jantung kogngestif yang menyebabkan
terjadinya tekanan pulmonalis meningkat sehingga tekanan hidrostatik dan onkotik
tidak seimbang, maka dapat terjadi transudasi cairan dan kapiler ke pleura ke rongga
Pleura.
Penyakit hati dan ginjal juga dapat menyebabkan terjadinya hipoproteinemia
atau kekurangan protein sehingga transportasi zat membrane terganggu dan terjadi
peningkatan premeabilitas caliper pleura ke shif cairan dari intravascular kerongga
pleura. Dari kedua penyebab diatas dapat menyebabkan hidrothoraks atau terjadinya
epusi pleura. Efusi pleura adalah terjadinya penumpukan cairan dalam rongga pleura
menyebabkan ekspansi paru terbatas terjadinya gangguan fungsi paru dan ventilasi.
meningkat Maka terjadi hiperventilasi dan produksi asam lambung meningkat,
peristaltik menurun terjadi keluhan mual dan nyeri (masalah keperawatan defisit
nutrisi).
Peradangan Pada Pleura dapat meningkatkan preamibilitas kapiler dan
gangguan absorbi getah bening ekstravasesi cairan ke rongga pleura terjadi eksudat
didalam rongga pleura mengganggu organisasi jaringan pleura perletakan vibrosa
pleura parietal-viseral atau pleura bagian luar dan pleura bagian dalam terjadi
fibrotoraks dan terjadi hambatan mekanisme terjadi gesekan pada pleura saat
bernafas dan nyeri pleuritis (MK: nyeri akut).
Efusi pleura menyebabkan respon inflamasi sehingga pelepasan mediator
kimia menyebabkan histamine dan substansi pirogenik maka suhu tubuh meningkat
dan terjadinya demam (masalah keperawatan hipertermia). Inflamasi juga
menyebabkan peningkatan preabilitas kapiler terjadi eksudat purulen pada bronkus.
Dapat menyebabkan sesak napas (MK: pola napas tidak efektif) eksudat juga
menimbulkan terjadi produksi sekret dan kemampuan batuk efektif menurun (masalah
keperawatan bersihan jalan napas tidak efektif). Dan juga dapat menyebabkan
gangguan ventilasi, difusi, distribusi dan transfortasi oksigen maka terjadi pao2
menurun dan pco2 meningkat (MK: Gangguan Pertukaran Gas)
H. Pathway
Gagal jantung kongestif Penyakit hati dan ginjal Peradangan pada pleura/pleuritis
hidrothoraks Fibrotoraks
Hambatan mekanisme
Efusi Pleura
Gesekan pada pleura saat
bernafas
Pengumpulan cairan dalam rongga pleura
Respon inflamasi
Nyeri pleuritis
Ekspansi paru terbatas
Pelepasan mediator kimia
Gangguan fungsi paru MK: Nyeri akut
Ventilasi terganggu
Histamine dan subtansi
Peningkatan preaibilitas
pirogenik
kapiler
J. Penatalaksanaan
Penataleksanaan efusi pleura menurut Saferi & Mariza (2013)
1. Torakosintesis
a. Untuk membuang cairan pleura
b. Mendapatkan specimen untuk analisis
c. Menghilangkan dispnea
2. Pemasangan selang dada atau drainage
Hal ini dilakukan jika torakosintesis menimbulkan nyeri, penipisan protein dan
elektrolit.
3. Obat-obatan
Antibiotik, jika agen penyebab adalah kuman atau bakteri
4. Penatalaksanaan cairan
Pemberian nitrogen mustard atau tetrasiklin melalui selang dada
K. Penataleksanaan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Biodata
Umur, alamat, pekerjaan
2. Riwayat Keperawatan
a. Keluhan utama
Nyeri dada, sesak nafas, takipneu, hipoksemia
b. Riwayat penyakit sekarang
Pasien dengan effusi pleura biasanya akan diawali dengan adanya tanda-
tanda seperti batuk, sesak nafas, nyeri pleuritik, rasa berat pada dada,
berat badan menurun dan sebagainya. Perlu juga ditanyakan mulai kapan
keluhan itu muncul. Apa tindakan yang telah dilakukan untuk menurunkan
atau menghilangkan keluhan-keluhannya tersebut.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Perlu ditanyakan apakah pasien pernah menderita penyakit seperti TBC
paru, pneumoni, gagal jantung, trauma, asites dan sebagainya. Hal ini
diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya faktor predisposisi.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Perlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit-
penyakit yang disinyalir sebagai penyebab effusi pleura seperti Ca paru, asma,
TB paru dan lain sebagainya
3. Pola fungsional Gordon yang terkait
a. Pola nutrisi dan metabolisme
Dalam pengkajian pola nutrisi dan metabolisme, kita perlu melakukan
pengukuran tinggi badan dan berat badan untuk mengetahui status nutrisi
pasien, selain juga perlu ditanyakan kebiasaan makan dan minum sebelum
dan selama MRS pasien dengan effusi pleura akan mengalami penurunan
nafsu makan akibat dari sesak nafas dan penekanan pada struktur abdomen.
Peningkatan metabolisme akan terjadi akibat proses penyakit. pasien
dengan effusi pleura keadaan umumnya lemah nutrisi dan metabolik
b. Pola persepsi sensori dan kognitif
Akibat dari efusi pleura adalah penekanan pada paru oleh cairan
sehingga menimbulkan rasa nyeri
c. Pola aktivitas dan latihan
Akibat sesak nafas, kebutuhan O2 jaringan akan kurang terpenuhi dan akan
cepat mengalami kelelahan pada aktivitas minimal. Disamping itu pasien juga
akan mengurangi aktivitasnya akibat adanya nyeri dada. Dan untuk
memenuhi kebutuhan ADL nya sebagian kebutuhan pasien dibantu oleh
perawat dan keluarganya.
d. Istirahat dan tidur
Karena adanya nyeri dada, sesak nafas dan peningkatan suhu tubuh
akan berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan tidur dan istitahatnya
4. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum : Pasien tampak sesak nafas
b. Tingkat kesadaran : Composmentis
c. TTV
RR : Takhipnea
N : Takhikardia
S : Jika ada infeksi bisa hipertermia
TD : Bisa hipotensia
d. Kepala : Mesochepal
e. Mata : Conjungtiva anemis
f. Hidung : Sesak nafas, cuping hidung
g. Dada : Gerakan pernafasan berkurang
h. Pulmo (paru-paru )
Inspeksi : Terlihat ekspansi dada simetris, tampak sesak nafas
tampak penggunaan otot bantu nafas
Palpasi : Vokal Fremitus menurun
Perkusi : Pekak (skonidulnes), redup
Auskultasi : Bunyi nafas menghilang atau tidak terdengar diatas
bagian yang terkena
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan torak sinar
Terlihat :
- sudut kostofrenik tumpul
- obstruksi diafragma sebagian “putih” komplet (opaqul densitas)
pada area yang sakit
b. Torasintesis
Mengambil cairan efusi dan untuk melihat jenis cairannya serta adakah bakteri
dalam cairan.
c. Biopsi pleura
Jika penyebab efusi adalah Ca untuk menunjukan adanya keganasan.
d. GDA
variabel tergantung dari derajat fungsi paru yang dipengaruhi gangguan
mekanis pernafasan, dan kemampuan mengkompensasi PaCO2 kadang-
kadang meningkat PaO2 mungkin normal atau menurun, saturasi O2 biasanya
menurun.
6. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut b.d agen cidera fisiologis (mis. Inflamasi, iskemia, neuroplasma)
2. Pola nafas tidak efektif b.d hambatan upaya napas (mis. Nyeri saat bernapas,
kelemahan otot pernapasan)
3. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d sekresi yang tertahan
4. Defisit Nutrisi b.d Ketidakmampuan mencerna makanan
5. Hipertermia b.d Proses penyakit infeksi
7. Intervensi Keperawatan
Terapeutik
Sediakan
makanan yang tepat
sesuai kondisi pasien
Berikan pujian
kepada pasien untuk
peningkatan yang
dicapai
Edukasi
Jelaskan jenis
makanan yg bergizi
tinggi, terjangkau
Edukasi
Kolaborasi
DAFTAR PUSTAKA
Andina dan Yuni, 2017. Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi dalam Praktik
Keperawatan Profesipnal, Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
R. Darmanto, Djojodibroto. 2016. Buku Ajar Medikal Bedah Respyrologi,
Jakarta:EGC
Saferi W, Andra., Mariza P, Yessie. 2013. KMB 2 :Keperawatan Medikal
Bedah (Keperawatan Dewasa Teori dan Contoh Askep). Yogyakarta :
Nuha Medika
Somantri, I. 2012. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem
Pernapasan. Jakarta:Salemba Medika.
Sugeng, Bambang. 2011. Diklat Anatomi Situs Pneumothoraks. Semarang :
UNISSULA Fakultas Ilmu Kedokteran.
Tamsuri, Anas. (2013) Klien Gangguan Pernapasan: Seri Asuhan Keperawatan
Jakarta : EGC
Wijaya, A. S., & Putri, Y. M. (2013). Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta:
Nuha Medika.