Disusun Oleh:
Selma Nursyamsiah ( C2214201115)
2D
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Efusi pleura adalah penumpukan cairan di dalam ruang pleural, proses penyakit
primer jarang terjadi namun biasanya terjadi sekunder akibat penyakit lain. Efusi dapat berupa
cairan jernih, yang mungkin merupakan transudat, eksudat, atau dapat berupa darah atau pus.
Efusi pleural adalah pengumpulan cairan dalam ruang pleura yang terletak diantara
permukaan visceral dan parietal, proses penyakit primer jarang terjadi tetapi biasanya
merupakan penyakit sekunder terhadap penyakit lain. Secara normal, ruang pleural
mengandung sejumlah kecil cairan (5 sampai 15ml) berfungsi sebagai pelumas yang
memungkinkan permukaan pleural bergerak tanpa adanya friksi (Utama, 2018:18).Efusi
pleura menyerang organ respirasi bagian paru. Terutama selaput paru yang disebut pleura.
Selaput ini berfungsi meneruskan tekanan negatif thoraks kedalam paru-paru, sehingga paru-
paru yang elastis dapat mengembang. Tekanan pleura pada waktu istirahat (resting pressure)
dalam posisi tiduran adalah -2 sampai -5 cm H2O; sedikit bertambah negatif di apex sewaktu
posisi berdiri. Sewaktu inspirasi tekanan negatif meningkat menjadi -25 sampai -35 cm H2O
(kusnanto, 2016:14).Selain fungsi mekanis, rongga pleura steril karena mesothelial bekerja
melakukan fagositosis benda asing; dan cairan yang diproduksinya bertindak sebagai
lubrikans. Cairan rongga pleura sangat sedikit, sekitar 0.3 ml/kg, bersifat hipoonkotik dengan
konsentrasi protein 1 g/dl.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Jelakaskan asuhan keperawatan pada kasus gangguan respiratori efusi pleura.
2. Sebutkan data pokus pengkajian untuk menegakan secara pasti diagnosa medis pada kasus
diantaranya anamnesa, klis, dan pemeriksaan penunjang.
3. Jelaskan patopisiologi pada kasus teersebut.
4. Berikan satu diagnosa keperawatan prioritas ( SDKI ), dan 2 diagnosa keperawatan yang
mungkin muncul.
5. Sebutkan tindakan atau intervensi keperawatan ( SIKI ) dan rasional menurut jurnal.
C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada kasus gangguan respiratori efusi pleura.
2. Untuk mengetahui data pokus pengkajian untuk menegakan secara pasti diagnosa medis pada
kasus diantaranya anamnesa, klis, dan pemeriksaan penunjang.
3. Untuk mengetahui patopisiologi pada kasus teersebut.
4. Untuk mengetahui satu diagnosa keperawatan prioritas ( SDKI ), dan 2 diagnosa keperawatan
yang mungkin muncul.
5. Untuk mengetahui tindakan atau intervensi keperawatan ( SIKI ) dan rasional menurut jurnal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
10. Pathway
ASUHAN KEPERAWATAN
Eliminasi
a.BAK
-frekuensi 5x/hari 5x/hari
-jumlah -+ 800cc -+ 800cc
-warna Kuningjernih Kuningjernih
-bau Khas Khas
-kesulitan Tidakada Tidakada
b.BAB
-frekuensi 1x/hari 1x/hari
-konsistensi Lembek Lembek
-warna Kuningkecoklatan Kuningkecoklatan
-bau khas khas
Personal Hygine
a.mandi
frekuensi 2x/hari 2x/hari
memakaisabun 2x/hari 2x/hari
keramas 2hari sekali 2hari sekali
gosokgigi 2x/hari 2x/hari
b.berpakaian
gantipakaian 2x/hari 2x/hari
Mobilitas dan
aktivitas
-aktifitas mobilitas Mandiri Mandiri
-kesulitan Tidakada sesak
Pemeriksaan Fisik :
-TTV
TD: 100/80mmHg
Nadi: 80x/menit
Nafas: 14x/menit
- Kepala
Inspeksi, kepala simetris, tidak ada lesi,penyebaran rambut
merata,kebersihan rambut baik,tidak ada alovesia,warna rambut hitam
Palpasi, tidak teraba benjolan.
- Mata
Inspeksi, bentuk kedua mata simetris, warna lensa hitam, konjungtiva
ananemik, sclera anikterik, luas pandang baik
Palpasi, tidak teraba benjolan.
- Telinga
Inspeksi, kedua telinga simetris,kebersihan telinga baik, tidak ada lesi,
Palpasi, tidak teraba benjolan.
Auskultasi, pendengaran klien baik.
- Hidung
Inspeksi, bentuk hidung simetris,kebersihan hidung baik, pasien tampak
sesak, nafas 14x/menit.
Palpasi, tidak ada nyeri tekan pada bagian hidung.
- Mulut
Inspeksi, bibir simetris,tampak pucat ,gigi kekuningan
Palpasi, mukosa bibir kering.
- Leher
Inspeksi, bentuk leher simetris,warna kulit merata, tidak terdapat
pembesaran kelenjar tiroid.
Palpasi, tidak teraba benjolan, tidak teraba pembesaran kelenjar
tyroid,nadi karotis teraba dengan jelas
- Dada
Inspeksi, tampak sesak, pengembangan dada tertinggal,tampak pergerakan
dinnding dada lambat, tidak ada lesi, warna kulit merata, rontgen
menunjukan terdapat cairan pada lobus paru dekstra-+1000ml
Palpasi,
Perkusiperkusi paru redup , perkusi jantung dullnes
Auskultasi, suara nafas tambahan ronchi
- Abdomen
Inspeksi, warna kulit merata, diafragma melambat (nafas 14x/menit)
Auskultasi, bising usus terdengar
Palpasi, tidak ada lesi
Perkusi, tidal ada nyeri tekan pada bagian perut
- Ekstremitas bawah
Inspeksi, kaki simetris, integrase kulit baik, bersih, kedua kaki bengkak +3
Palpasi, tidak ada nyeri, dorsalis pedis teraba jelas
Perkusi, reflex normal
- Ekstremitas atas
Inspeksi, tangan simestris, integritas kulit baik, warna kulit merata
Palpasi, nadi radialis teraba jelas, nadi brahialis teraba jelas
Perkusi, reflex normal
- Genetalia
Inspeksi kebersihan baik, oliguaria meningkat
6). Data psikososial dan spiritual :
Pasien tampakpucat, lemah dan tidak bergairah, pasien selalu meminta kesembuhan
kepada Allah.
7). Data penunjang
JENIS HASIL NILAI NORMAL INTERPRETASI
PEMERIKSAAN
RONTGEN terdapat cairan pada lobus 10-20 ML Meningkat
paru dekstra ± 1000 ml ( Syahruddin et al,
2009 )
8). Terapi yang diberikan
Jenis Terapi Manfaat Efek Samping
Chenst tube Mengalirkan cairan atau 1.tabung bergerser tidak sengaja.
thoracostomy udara ( Pneumuthorax ) 2.infeksi atau pperdaraahan ketika tabung
( CTT ) yang beelebihan dicelah dimasukan.
paru ( rongga Pleura ) 3.Terjadi pemumpukan nanah.
4.Cedera paru yang menyebabkan sulit
bernafaas.
5.Cedera organ dekat tabung.
6.Kompilkasi serius.
7.Perdarahan pada ruang pleural.
8.Cedera paru dan diafragma.
9.Paru-paru colaps saat tabung dilepas.
10. Emboli paru-paru.
3. Analisa data
Symptom Eiologi Problem
DS; Abses amoeba subfrenik yang Pola Nafas
-pasien mengatakan sesak. menembus rongga pleura Tidak Efektif
| ( D 0005 )
-pasien mengatakan ada Pembentukan cairann berlebih
tambahansuara nafas ronchi. ( transudat, eksudat, hemoragis)
-pasien mengatakan |
Penumpukan cairan pada rongga
perkembangan dada tertinggal. pleura
DO; |
-pasien tampaksesak. Penurunan ekspansi paru
|
-terdengar ronki meningkat di Sesak nafas
lobus dektrainferior. |
-respirasi 14 x/menit. Penurunan suplai o2
|
-TD 100/80 mmHg.
Pola nafas tidak efektif
-hasil rontgen terdapat lobus
dektra kurang lebih 1000 ml.
DS: Abses amoeba subfrenik yang Resiko
-pasien mengatakan terpasang menembus rongga pleura Infeksi
|
CTT. Pembentukan cairann berlebih ( D 0142 )
DO: ( transudat, eksudat, hemoragis)
-Pasien tampak terpasang |
Penumpukan cairan pada rongga
CTT. pleura
|
Drainase
|
Resiko tinggi pada tindakan
drainase dada
|
Resiko Infeksi
DS ; yang menembus rongga pleura Intoleransi
-pasien mengatakan sesak. | Aktivitas
Pembentukan cairann berlebih
-pasien mengatakan terpasang ( transudat, eksudat, hemoragis) ( D 0056 )
CTT. |
-pasien mengatakan kaki Penumpukan cairan pada rongga
pleura
bengkak. |
DO ; Penurunan ekspansi paru
-pasien tampak sesak. |
Sesak nafas
-pasien mengatakan susah |
beraktivitas. Penurunan suplai o2
|
Kelemahan.kelelahan
|
Intoleransi aktivitas
4. Diagnosa keperawatan
a. Pola nafas tidak efektif b.d hambatan upaya nafas ( d.d :
DS;- Pasien mengatakan sesak.pasien mengatakan ada tambahansuara nafas
ronkhi.
- Pasien mengatakan perkembangan dad tertinggal.
DO; -pasien tampaksesak.
-terdengar ronki meningkat di lobus dektrainferior.
-respirasi 14 x/menit.
-TD 100/80 mmHg.
-hasil rontgen terdapat lobus dektra kurang lebih 1000 ml.
b. Resiko Infeksi b.d efek prosedur invasive d.d:
DS:-pasien mengatakan terpasang CTT.
DO:-Pasien tampak terpasang CTT.
c. Intoleransi aktivitas terganggu b.d kelemahan d.d :
DS ; -pasien mengatakan sesak.
-pasien mengatakan terpasang CTT.
-pasien mengatakan kaki bengkak.
DO ; -pasien tampak sesak.
-pasien mengatakan susah beraktivitas.
-pasien tampak lemah dan kelelahan
5. Intervensi Keperawatan
RencanaTindakan
DiagnosaKeperawatan
Kriteria hasil Intervensi Rasional
Pola nafas tidak Setelah Tindakan;pemantauan 1.dapat
efektif b.d hambatan dilakukan respirasi. dijadikan
upaya nafas d.d tindakan ( I 01014 ) acuan untuk
DS; keperawatan Obsevasi tindakan
-pasien mengatakan selama 1x24 jam -memonitor fekuensi keperawatan.
sesak. diharapkan pola irama kedalaman dan
- pasien mengatakan nafas pasien upaya nafas. 2.
ada tambahansuara membaik dengan -memonitor pola nafas mengetahui
nafas ronkhi. criteria hasil : Terapetik adanya
- pasien mengatakan ( L 01004 ) -mengatur interval gangguan
perkembangan dad 1.fekuensi nafas pemantauan respirasi atau suara
tertinggal. membaik. sesuai kondisi pasien tambahan
DO; 2.tidak ditemukan -mendokumentasikan pada pola
-pasien pola nafas hasil pemantauan. nafas.
tambahan.
tampaksesak. Edukasi Terapeutik
-terdengar ronki -menjelaskan dan 1. dapat
meningkat di lobus prosedur pemantauan dijadikan
dektrainferior. -meninformasikan acuan untuk
-respirasi 14 hasil pemantauan. tindakan
x/menit. keperawatan
-TD 100/80 mmHg. 2. menjadi
-hasil rontgen bahan
terdapat lobus dektra evaluasi
kurang lebih 1000 Edukasi
ml. 1.meminimali
sir pertayaan
dari pasien
2.memberika
n informasi
Resiko infeksi b.d Setelah Tindakan;perawatan Observasi
efek prosedur dilakukan selang dada 1.. dapat
invasive d.d: tindakan (I 01022 ) dijadikan
DS: keperawata Observasi acuan untuk
-pasien mengatakan n 1x24jam -identifikasi indikasi tindakan
terpasang CTT. diharapkan pemasangan selang keperawatan
DO: pola tidur dada. 2.menghindar
-Pasien tampak membaik -monitor fungsi posisi i selang
terpasang CTT. dengan dan kepatenan aliran terlepas atau
criteria selang. bocor
hasil : Terapetik Terapeutik
( LL 14137 -klem selang saaat 1.mengindari
) penggatian tabung. emboli paru
1.diharapk -melakukan 2. mengindari
an tdaik perawataan diarea penyebaran
terdapat pemasangan selang. infeksi
infeksi Edukasi Edukasi
pada pad -jelaskan prosedur 1.meminimali
daerah pemasangan selang. sir
6. Implementasi keperawatan
DiagnosaKeperawatan Evaluasi
Pola nafas tidak efektif 22 Oktober 2023
b.d hambatan upaya S: pasien mengatakan masih ada sesak
nafas. ( D 0005 ) O: pasien diposisikan semi fowler
A: masalah teratasi sebagian
P: intervensi dilanjutkan
Resiko infeksi b.d efek 22 Oktober 2023
prosedur invasive. ( D S: pasienmengatakan sulit tidur karena mengalamisesak
0142 ) dan batuk.
O: keadaan lingkungan pasien cukup baik.
A: masalah teratasi sebagian
P: intervensi di lanjutkan
Intoleransi aktivitas b.d 22 Oktober 2023
kelemahan. S: pasien mengatakan masih ada sesak
( D 0056 ) O: pasien terbaring dan hanya mampu melakukan aktivitas
ringan karena sesak
A: masalah teratasi sebagian
P: intervensi dilanjutkan
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Istilah efusi pleura mengacu pada cairan yang melimpah pada rongga pleura.
Pecahnya membrane kapiler dan aliran cepat protein plasma dan cairan ke dalam
rongga disebabkan oleh infeksi beresiko tinggi atau infeksi pada permukaan rongga
pleura.
B. SARAN
Sebagai perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang baik kepada pasien
yang menderita gangguan oksigenasi,termasuk pasien yang menderita efusi pleura.
Perawat harus bertindak sebagai educator,memberikan pilihan atau memberikan
instruksi kepada pasien dan keluarga, khususnya seputar efusi pleura dan terapi yang
bias dilakukan untuk penyembuhan pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Alvian Pristy, Windiramadhan, Asha Grace Sicilia, Eka Afirmasari, Sri Hartati, Hesty
Platini, Hamidah2020.” Observasi penggunaan Posisi High Fowler pada Pasien Efusi
Pleura di Ruang Perawatan Penyakit Dalam Fresia 2 RSUP Dr. Hasan Sadikin
Bandung: Studi Kasus”.Jurnal Perawat Indonesia 4(1):329.doi:10.32584/jpi.v4il.446.
Rosfadilla,Puspa,Fajrinur Syarani, Ema Mutiara,2017.”Akurasi Diagnostik Pemeriksaan
Kadar Edonise Deaminase Cairan Pleura pada Efusi Pleura Tubercolosis”. J Respir
Indo 37(4):278-82.
Arma Lutfiya, Yogi Alfian, Kurniawati, Zuliani,2020.” Asuhan Keperawatan pada Pasien
dengan Efusi Pleura”.Jurnal EDUNursing 4(2):103-9.
Risma Putri Pradini, Sutiyo Dani Saputro,2023.” Asuhan Keperawatan pada Pasien Efusi
Pleura : Pola Nafas tidak Efektif dengan Intervensi Posisis Lateral dan Head Up
45o”.Universitas Kusuma Husada Surakarta.
Lia Ustami, Furkon Nurhakin,2023.” Intervensi Manajemen Jalan Nafas pada Pasien dengan
Bersihan Jalan Nafas tidak Efektif: Studi kasus”. SENTRI: Riset Jurnal
Ilmiah.doi:10.55681/sentry.v2i7.1176.
Mustadiroh, Intan. "ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN MEDIS EFUSI PLEURA
DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA NN.
I DI RUANG SOEPARJO ROESTAM RSUD. PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
PURWOKERTO." Jurnal Inovasi Penelitian 4.5 (2023): 991-996.
Yulianti,Siti(2019) .”PENERAPAN BATUK EFEKTIF UNTUK MENGATASI
KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS PADA PASIEN EFUSI PLEURA
DI RUANG BAITUL IZZA 1 RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG”. Tesis Diploma, Universitas Islam Sultan Agung.