Disusun Oleh:
Selma Nursyamsiah ( C2214201115)
Nayla Saadathi
Intan Ramadani
Fahmi Abdul Aziz
Raihan Bela Saputra
Robbi Awaludin
Yandi Fitrah Ardiansyah ( C2214201080)
Sultan Salman
Rehan
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmatnya sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Bentuk dan Kemasan OBat ini tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dosen pada mata kuliah Farmakologi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang farmakologi bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Penulis
menyadari, makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bentuk sediaan obat merupakan sediaan farmasi dalam bentuk tertentu sesuai dengan
kebutuhan, mengandung satu zat aktif atau lebih dalam pembawa yang digunakan
sebagai obat dalam ataupun obat luar. Ada berbagai bentuk sediaan obat di bidang
farmasi, yang dapat diklasifikasikan menurut wujud zat dan rute pemberian sediaan.
Berdasarkan wujud zat, bentuk sediaan obat dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu
sediaan bentuk cair (larutan sejati, suspensi, dan emulsi), bentuk sediaan semipadat
(krim, lotion, salep, gel, supositoria), dan bentuk sediaan solida/padat (tablet, kapsul,
pil, granul, dan serbuk). Perkembangan dalam bidang industri farmasi telah membawa
banyak kemajuan khususnya dalam formulasi suatu sediaan, salah satunya adalah
bentuk sediaan solida. Sediaan solida memiliki beberapa keunggulan dibandingkan
dengan sediaan bentuk cair, antara lain: takaran dosis yang lebih tepat, dapat
menghilangkan atau mengurangi rasa tidak enak dari bahan obat, dan sediaan obat
lebih stabil dalam bentuk padat sehingga waktu kadaluwarsa dapat lebih lama
(Hadisoewignyo dan Fudholi, 2013).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Bentuk dan Kemasan Obat
1. Bentuk Obat
Dalam dunia farmasi, ada banyak sekali jenis – jenis dan bentuk obat – obatan
yang bisa anda temukan. Masing – masing jenis obat tersebut memiliki fungsi
yang berbeda beda satu sama lain. Ketika anda sedang mengalami atau menderita
suatu penyakit, otomatis anda pasti pernah memakan atau meminum obat atau
bagi anda yang ingin menjaga kesuburan tubuh maka obat herbal menjadi
solusinya. Bentuk obat yang biasa anda minum bisa berbentuk kapsul, tablet,
cairan ataupun dalam bentuk yang lainnya. Obat – obatan ini sebenarnya bukan
hanya bisa dikonsumsi dengan cara dimakan atau diminum, tapi ada juga obat
yang tidak boleh dimakan ataupun diminum. Jenis obat seperti ini biasanya adalah
obat luar atau obat yang digunakan untuk mengobati sakit yang berada di luar
organ dalam tubuh. Agar pengetahuan anda tentang informasi obat yang berlaku
dan beredar di masyarakat semakin bertambah, maka sangat penting bagi anda
untuk mengetahui jenis – jenis obat dan bentuk – bentuk obat tersebut.
a. Obat Tablet
Jenis obat tablet ini adalah bahan obat yang dipadatkan tanpa bahan
tambahan (murni bahan obat). Obat berbentuk tablet ini pemakaiannya
adalah dengan cara dimakan atau diminum. Jenis obat berbentuk tablet ini
terbagi lagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
- Tablet Kempa, jenis obat berbentuk tablet yang paling banyak
digunakan oleh masyarakat. Obat berbentuk tablet ini dibuat sesuai
dengan bentuk cetakannya dan memiliki ukuran yang sangat
bervariasi.
- Tablet Hipodermi, Jenis obat tablet hipodermik ini adalah obat tablet
yang mudah larut di dalam air. Proses pelarutannya juga terjadi secara
sempurna.
- Tablet Effervescent, Jenis obat tablet effervescent ini memang sengaja
dibuat agar mudah larut di dalam air. Penggunaan jenis tablet ini
adalah dengan melarutkannya dahulu didalam air sebelum diminum.
Tablet Effervescent ini tidak boleh langsung anda telan atau dimakan
sebelum dilarutkan dalam air.
- Tablet Kunyah, Obat berbentuk tablet yang satu ini penggunaan
dilakukan dengan cara dikunyah. Biasanya, jenis obat tablet seperti ini
memiliki rasa yang lebih enak dibandingkan dengan obat – obat yang
lainnya, karena pemakaiannya yang harus langsung dimakan atau
dikunyah.
2. Kemasan Obat
Pengemasan merupakan suatu metode yang memberikan kenyamanan,
identifikasi, penyajian, dan perlindungan terhadap suatu sediaan obat sampai
dikonsumsi. Pengemasan produk farmasi dilakukan dengan beberapa teknik yang
sesuai dengan peranan dan fungsi dari kemasan produk yang akan diproduksi,
seperti Strip packaging, Blister pack, Pengemasan bulk produk dan teknik
pengemasan lain yang memiliki fungsi dan kelebihan masing-masing. Proses
pengemasan merupakan salah satu tahapan penting dalam pembuatan sediaan
farmasi. Tahapan ini juga ikut mempengaruhi stabilitas dan mutu produk akhir.
Bahkan belakangan ini, faktor kemasan dapat menjadi gambaran ukuran
bonafiditas suatu produk/perusahaan farmasi (Kurniawan, 2012).
Untuk menjamin stabilitas produk, harus ditetapkan syarat yang sangat tegas
terhadap bahan kemas primer, yang seringkali menyatu dengan seluruh bahan
yang diisikan baik berupa cairan dan semi padatan. Bahan kemas sekunder pada
umumnya tidak berpengaruh terhadap stabilitas (Voigt, 1995). Berbagai Kemasan
Obat Pengemasan adalah wadah atau pembungkus yang dapat membantu
mencegah atau mengurangi terjadinya kerusakan-kerusakan pada bahan yang
dikemas / dibungkusnya. Pengemas diartikan sebagai wadah, tutup dan selubung
sebelah luar, artinya keseluruhan bahan kemas, dengannya obat ditransportasikan
dan/atau disimpan (Voigt, 1995). Menurut undang-undang pasal 24 menyatakan
bahwa Pengemasan sediaan farmasi dan alat kesehatan dilaksanakan dengan
menggunakan bahan kemasan yang tidak membahayakan kesehatan manusia
dan/atau dapat mempengaruhi berubahnya persyaratan mutu, keamanan, dan
kemanfaatan sediaan farmasi dan alat kesehatan.
a. Klasifikasi kemasan
Berdasarkan struktur sistem kemas (kontak produk dengan kemasan)
- Kemasan primer, yaitu kemasan yang langsung mewadahi atau
membungkus bahan yang dikemas. Misalnya kaleng susu, botol
minuman, strip/blister, ampul, vial dan lain-lain.
- Kemasan sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi
kelompok-kelompok kemasan lain. Misalnya kotak karton untuk
wadah susu dalam kaleng, kotak kayu untuk buah yang dibungkus dan
sebagainya.
- Kemasar tersier, kuartener yaitu kemasan untuk mengemas setelah
kemasan primer, sekunder atau tersier. Kemasan ini digunakan untuk
pelindung selama pengangkutan. Misalnya jeruk yang sudah
dibungkus, dimasukkan ke dalam kardus kemudian dimasukkan ke
dalam kotak dan setelah itu ke dalam peti kemas (Julianti dan
Nurminah 2006).