Disusun Oleh :
AYU WANDARI
Kelas : X FARMASI
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan
kekuatan dan keteguhan hati kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Sholawat
beserta salam semoga senantiasa tercurah limpahan kepada nabi Muhammad saw. yang
menjadi tauladan para umat manusia yang merindukan keindahan syurga.
Kami menulis makalah ini bertujuan untuk mempelajari dan mengetahui tentang
“PENGADAAN KETERSEDIAAN OBAT”
Dalam penyelesaian makalah ini, penulis banyak mengalami kesulitan, terutama
disebabkan kurangnya ilmu pengetahuan. Namun, berkat kerjasama yang solid dan
kesungguhan dalam menyelesaikan makalah ini, akhirnya dapat diselesaikan dengan baik.
Kami menyadari, sebagai seorang pelajar yang pengetahuannya tidak seberapa yang
masih perlu belajar dalam penulisan makalah, bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang positif demi
terciptanya makalah yang lebih baik lagi, serta berdayaguna di masa yang akan datang.
Besar harapan, mudah-mudahan makalah yang sangat sederhana ini dapat bermanfaat
dan maslahat bagi semua orang.
Wasalamu'alaikum Wr.Wb
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan
dan tempat yang digunakan untuk menyelenggarakannya disebut sarana kesehatan.
Sarana kesehatan berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan dasar atau upaya
kesehatan rujukan dan/atau upaya kesehatan penunjang. Sarana kesehatan meliputi balai
pengobatan, pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas), Rumah Sakit Umum, Rumah
Sakit khusus, praktek dokter, praktek dokter gigi, praktek dokter spesialis, praktek dokter
gigi spesialis, praktek bidan, toko obat, apotek, Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS),
Pedagang Besar Farmasi (PBF), pabrik obat dan bahan obat, laboratorium kesehatan, dan
sarana kesehatan lainnya. Dalam penyelenggaraan upaya kesehatan diperlukan
perbekalan kesehatan yang meliputi sediaan farmasi, alat kesehatan, dan perbekalan
kesehatan lainnya, sedangkan sediaan farmasi meliputi obat, bahan obat, obat tradisional,
dan kosmetik.
Dalam beberapa sarana kesehatan itu, seperti Rumah Sakit, pabrik obat, pengendalian
mutu sediaan farmasi, pengamanan pengadaan, penyimpanan dan distribusi obat,
pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat serta
pengembangan obat, bahan obat, dan obat tradisional.
Sistem Pengelolaan Obat merupakan suatu rangkaian kegiatan yang meliputi aspek
seleksi dan perumusan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan, pendistribusian dan
penggunaan obat. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa masing-masing
tahap pengelolaan obat merupakan suatu rangkaian yang terkait, dengan demikian
dimensi pengelolaan obat akan dimulai dari perencanaan pengadaan yang merupakan
dasar pada dimensi pengadaan obat .
2. Tujuan
Tujuan dari perencanaan dan pengadaan yaitu untuk memperoleh barang atau jasa yang
dibutuhkan dalam jumlah yang cukup dengan kualitas harga yang dapat dipertanggung
jawabkan, dalam waktu dan tempat tertentu secara efektif dan efisien, menurut tata cara
dan ketentuan yang berlaku.
BAB II
PENGADAAN KETERSEDIAAN OBAT
1. Pulvis (serbuk)
Merupakan campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk
pemakaian luar.
2. Pulveres
Merupakan serbuk yang dibagi bobot yang kurang lebih sama, dibungkus menggunakan
bahan pengemas yang cocok untuk sekali minum.Contohnya adalah puyer.
3. Tablet (compressi)
Merupakan sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih
atau sirkuler kedua permukaan rata atau cembung mengandung satu jenis obat atau lebih
dengan atau tanpa bahan tambahan.
a. Tablet kempa
paling banyak digunakan, ukuran dapat bervariasi, bentuk serta penandaannya tergantung
desain cetakan.
b. Tablet cetak
Dibuat dengan memberikan tekanan rendah pada massa lembab dalam lubang cetakan
c. Tablet trikurat
tablet kempa atau cetak bentuk kecil umumnya silindris. sudah jarang ditemukan
d. Tablet hipodermik
Dibuat dari bahan yang mudah larut atau melarut sempurna dalam air. Dulu untuk
membuat sediaan injeksi hipodermik, sekarang diberikan secara oral.
e. Tablet sublingual
dikehendaki efek cepat (tidak lewat hati). Digunakan dengan meletakan tablet di bawah
lidah.
f. Tablet bukal
Digunakan dengan meletakan diantara pipi dan gusi
g. tablet Effervescent
Tablet larut dalam air. harus dikemas dalam wadah tertutup rapat atau kemasan tahan
lembab.
Pada etiket tertulis "tidak untuk langsung ditelan"
h. Tablet kunyah
Cara penggunaannya dikunyah. Meninggalkan sisa rasa enak dirongga mulut, mudah
ditelan, tidak meninggalkan rasa pahit atau tidak enak.
4. Pil (pilulae)
Merupakan bentuk sediaan padat bundar dan kecil mengandung bahan obat dan
dimaksudkan untuk pemakaian oral. Saat ini sudah jarang ditemukan karena tergusur
tablet dan kapsul. Masih banyak ditemukan pada seduhan jamu.
5. Kapsul (capsule)
Merupakan sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang
dapat larut. keuntungan/tujuan sediaan kapsul adalah :
a. menutupi bau dan rasa yang tidak enak
b. menghindari kontak langsung dengan udara dan sinar matahari
c. Lebih enak dipandang (memperbaiki penampilan)
d. Dapat untuk 2 sediaan yang tidak tercampur secara fisis (income fisis), dengan
pemisahan antara lain menggunakan kapsul lain yang lebih kecil kemudian dimasukan
bersama serbuk lain ke dalam kapsul yang lebih besar.
e. Mudah ditelan
7. Larutan (solutiones)
Merupakan sedian cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang dapat larut,
biasanya dilarutkan dalam air, yang karena bahan-bahannya,cara peracikan, atau
penggunaannya,tidak dimasukan dalam golongan produk lainnya. Dapat juga dikatakan
sedian cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang larut, misalnya terdispersi
secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling
bercampur. Cara penggunaannya yaitu larutan oral (diminum) dan larutan topikal (kulit).
8. Suspensi (suspensiones)
Merupakan sedian cair mengandung partikel padat tidak larut terdispersi dalam fase cair.
macam suspensi antara lain : suspensi oral (juga termasuk susu/magma),suspensi topikal
(penggunaan pada kulit) suspensi tetes telinga (telinga bagian luar),suspensi
optalmik,suspensi sirup kering.
9. Emulsi (elmusiones)
Merupakan sediaan berupa campuran dari dua fase dalam sistem dispersi, fase cairan
yang satu terdispersi sangat halus dan merata dalam fase cairan lainnya, umumnya
distabilkan oleh zat pengemulsi.
10. Galenik
Merupakan sediaan yang dibuat dari bahan baku yang berasal dari hewan atau tumbuhan
yang disari.
12. Infusa
Merupakan sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati dengan air
pada suhu 90 derajat celcius selama 15 menit.
15. Suppositoria
Merupakan sedian padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan melalui
rektal, vagina atau uretra,umumnya meleleh, melunak atau melarut pada suhu tubuh.
Tujuan pengobatan adalah :
a. Penggunaan lokal -> memudahkan defekasi serta mengobati gatal,iritasi, dan inflamasi
karena hemoroid.
b. Penggunaan sistematik -> aminofilin dan teofilin untuk asma,klorpromazin untuk anti
muntah,kloral hidrat untuk sedatif dan hipnitif,aspirin untuk analgesik antipiretik.
Perencanaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan dalam rangka menyusun daftar
kebutuhan obat yang berkaitan dengan suatu pedoman atas dasar konsep kegiatan yang
sistematis dengan urutan yang logis dalam mencapai sasaran atau tujuan yang telah
ditetapkan. Proses perencanaan terdiri dari perkiraan kebutuhan, menetapkan sasaran dan
menentukan strategi, tanggung jawab dan sumber yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan. Perencanaan dilakukan secara optimal sehingga perbekalan farmasi dapat
digunakan secara efektif dan efisien.
Beberapa tujuan perencanaan dalam farmasi adalah untuk menyusun kebutuhan obat
yang tepat dan sesuai kebutuhan untuk mencegah terjadinya kekurangan atau kelebihan
persediaan farmasi serta meningkatkan penggunaan persediaan farmasi secara efektif dan
efisien.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk mencapai tujuan perencanaan obat,
yaitu:
a. Mengenal dengan jelas rencana jangka panjang apakah program dapat mencapai tujuan
dan sasaran.
b. Persyaratan barang meliputi : kualitas barang, fungsi barang, pemakaian satu merk dan
untuk jenis obat narkotika harus mengikuti peraturan yang berlaku.
c. Kecepatan peredaran barang dan jumlah peredaran barang
d. Pertimbangan anggaran dan prioritas.
Pada prinsipnya pengadaan harus disesuaikan dengan hasil penjualan sehingga ada
keseimbangan antara penjualan dengan pembelian. Salah satu obyek manajemen di
Apotik adalah manajemen pengadaan dan persediaan. Dimana Apotik harus memberikan
pelayanan yang maksimal dimana harus ditunjang dengan adanya kelengkapan barang
yang dijual. Dimana jika salah satu barang tidak tersedia atau jumlahnya tidak
mencukupi akan berdampak buruk pada citra Apotik dari segi kelengkapan barangnya
dimata konsumen.
5. TAHAP PERENCANAAN KEBUTUHAN OBAT TAHAP PERENCANAAN
KEBUTUHAN OBAT MELIPUTI :
1. Tahap Persiapan
Perencanaan dan pengadaan obat merupakan suatu kegiatan dalam rangka menetapkan
jenis dan jumlah obat sesuai dengan pola penyakit serta kebutuhan pelayanan kesehatan,
hal ini dapat dilakukan dengan membentuk tim perencanaan pengadaan obat yang
bertujuan meningkatkan efisiensi dan efektifitas penggunaan dana obat melalui
kerjasama antar instansi yang terkait dengan masalah obat.
2. Tahap Perencanaan
a. Tahap pemilihan obat
Tahap ini untuk menentukan obat-obat yang sangat diperlukan sesuai dengan kebutuhan,
dengan prinsip dasar menentukan jenis obat yang akan digunakan atau dibeli.
Pemilihan obat menurut WHO :
Dipilih obat yang secara ilmiah menunjukkan efek terapetik lebih besar disbanding
resiko – resiko ESO
Jangan terlalu banyak jenis obat yang diseleksi, hindari duplikasi
Untuk obat barus, harus berdasarkan bukti ilmiah bahwa lebih baik disbanding obat
pendahulu
Jika alternative pilihan obat banyak, dipilih DOC dari penyakitnya
Pertimbangan administrasi dan biaya yang dibutuhkan
Kontraindikasi, peringatan, ESO harus dipertimbangkan
Dipilih obat yang standar mutunya tinggi
b. Tahap perhitungan kebutuhan obat
Tahap ini untuk menghindari masalah kekosongan obat atau kelebihan obat. Dengan
koordinasi dari proses perencanaan dan pengadaan obat diharapkan obat yang dapat tepat
jenis, tepat jumlah dan tepat waktu.
Persediaan obat di apotik apabila terlalu besar atau terlalu kecil, menyebabkan :
Pesediaan obat di apotik terlalu besar, mengakibatkan :
Biaya untuk pembelian obat meningkat
Biaya penyimpanan obat meningkat
Biaya pemeliharaan akibat kemungkinan barang rusak
Obat yang disimpan terlalu lama sehingga kadaluarsa
VA : vital dan mahal, bisa dibeli tapi dilihat dulu apakah obat tersebut fast moving atau
slow moving
VC : vital dan murah, harus dibeli
EA : essensial dan mahal, harus dibeli kalau permintaan banyak
EC : essensial dan murah, harus dibeli kalau permintaan banyak dan murah
NA : Non essensial dan mahal, jika tidak ada pelanggan tidak perlu dibeli
9. DISTRIBUSI
Distribusi obat adalah meliputi kegiatan pengendalian persediaan barang, penyimapanan,
transportasi serta penyelesaian ke pabeanan
Dimana Tujuan Distribusi adalah :
1. Menjamin ketersediaan obat
2. Memelihara mutu obat
3. Menghindari penggunaan yang tidak bertanggung jawab
4. Menjaga kelangsungan persediaan
5. Memperpendek waktu tunggu
6. Pengendalian persediaan
7. Memudahkan pencarian dan pengawasan waktu tunggu
8. Memudahkan pencarian dan pengawasan
10. PENYIMPANAN
Metode penyimpanan secara umum dapat dilakukan dengan
Alfabetis maksudnya penyimpanan berdasarkan urutan abjad
FIFO ( First Expired First Out ) maksudnya obat-obatan yang baru masuk diletakkan
dibelakang obat yang terdahulu dan FEFO (First in First Out) maksudnya dengan cara
menempatkan obat-obatan yang mempunyai ED lebih lama diletakkan dibelakang obat-
obatan yang mempunyai ED lebih pendek
Farmakologi maksudnya penyimpana berdasarkan khasiatnya
Bentuk sediaan misalnya bentuk tablet, sirup, drop, salep, injeksi, infus dan alkes
Kombinasi
Penyimpanan Narkotika :
Ketentuan lemari penyimpanan narkotika :
1. Dibuat dari kayu atau bahan lain yang kuat
2. Mempunyai kunci yang kuat
3. Jika ukuran lemari kurang dari 40x80x100 cm, maka lemari harus dibuat pada tembok
atau lantai
4. Dibuat dalam 2 bagian, bagian I untuk menyimpan morfin, petididn dan garam-
garamnya. Bagian II untuk menyimpan narkotika untuk kebutuhan sehari-hari
Penyimpanan Psikotropika
Dalam lemari yang terpisah dengan obat/komoditi lainnya
Dimana Apotik harus memberikan pelayanan yang maksimal dan harus ditunjang
dengan adanya kelengkapan barang yang dijual. Dimana jika salah satu barang tidak tersedia
atau jumlahnya tidak mencukupi akan berdampak buruk pada citra Apotik dari segi
kelengkapan barangnya dimata konsumen.