Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Setelah Allah mengokohkan agama Islam dengan sempurna, dan telah banyak menguji
keimanan dan ketaqwaan kaum muslimin. Sedangkan kaum kaum Musyrikin (kafir Quraisy)
masih terus mengingkari dan memusuhi Islam dan kaum Muslimin. Kini Allah berkehendak
memasukkan Rasulllah dan kaum Muslimin ke Kota Mekah sebagai kaum yang menang dan
jaya. Penaklukan kota Mekah merupakan kemenangan terbesar yang dengannya Allah
muliakan agama-Nya, Rasul dan tentara-Nya. Negeri yang suci dan Rumah Allah yang mulia
diselamatkan dari tanganorang-orang kafir dan musyrik.

1. Rumusan Masalah
2. Bagaimana latar belakang terjadinya Fathul Makkah?
3. Bagaimana kronologi terjadinya Fathul Makkah?
4. Tujuan
5. Dapat memahami latar belakang terjadinya Fathul Makkah
6. Dapat mengerti kronologi terjadinya Fathul Makkah
 

 
BAB II
PEMBAHASANA

1. Latar belakang terjadinya Fathul Makkah


Yang melatar belakangi terjadinya fathul makkah adalah dimulai dari pelanggaran perjanjian
Hudaibiyah antara kaum Bani Bakar dan kaum Bani Khuza’ah, Bani Bakar yang dihasut oleh
kaum Musyrikin Quraisy. [1]Di mana perdamaian hudaibiyah antara lain sudah menetapkan
bahwa barang siapa ingin bersekutu dengan Muhammad diperbolehkan dan barang siapa
ingin bersekutu dengan pihak Quraisy juga di perbolehkan. Ketika itu khuza’ah bersekutu
dengan Nabi Muhammad, sedangkan bani bakar bersekutu dengan kaum Quraisy.
Sebenarnya antara Bani Bakar dengan Bani Khuza’ah sudah berselisih sejak lama dan baru
reda saat adanya perjanjian hudaibiyah dimana masing-masing menggabungkan diri dengan
pihak yang mengadakan perdamaian itu. Tetapi setelah peristiwa mut’ah, kaum Quraisy
mengira kaum Quraisy telah terpuruk. [2]Sampai-sampai terbayang oleh Bani Al-dil, sebagai
bagian dari Bani Bakar ibn ‘abd Manat, bahwa kini saatnya membalas dendam kepada
Kabilah Khuza’ah, lebih-lebih setelah dapat dukungan sekelompok kaum Quraisy,
diantaranya ‘Ikrimah ibn Abi Jahal dan pemimpin kau Quraisy lainnya yang juga menyokong
senjata. Pada suatu hari, mendadak segolongan kaum Bani Bakar mengumpat dan menghina
Nabi Muhammad SAW yang dilakukan secara sengaja dan terang-terangan di depan kaum
Bani Khuza’ah (kaum yang memihak nabi dalam perjanjian hudaibiyah). Mereka lalu
diperingatkan baik-baik oleh kaum Khuza’ah, akan tetapi kaum Bani Bakar tidak mau
mendengarkan dan tidak mau diperingatkan. Hingga sampai terjadi adu mulut dan bahkan
terjadi adu pukul diantara kedua kaum ini. Dan pada akhirnya kaum Bani Bakar meminta
bantuan kepada kaum Quraisy. Kaum Quraisy memang sudah merencanakan bantuan kepada
kaum Bani Bakar. Karenanya, setelah adanya permintaan dari kaum Bani Bakar, mereka
diam-diam mengirimkan pasukan tentara dengan senjata lengkap untuk menyerang kaum
Bani Khuza’ah. Kaum Quraisy sudah tidak ingat lagi perjanjian Hudaibiyah yang harus
dijunjung tinggi. Pada suatu hari, kaum Bani Bakar bersama-sama dengan kaum Bani
Quraisy bersenjata lengkap menuju kaum Bani Khuza’ah. Dengan sembunyi-sembunyi
mereka bermaksud menyerang Bani Khuza’ah. Diantara para kaum pemuka Quraisy yang
ikut pada saatitu adalah Shafwan bin Umayyah, Huwaitib bin Abdul Uzza, Ikrimah bin Abu
Jahal, Syaibah bin Utsman, dan Suhail bin Amr.Selanjutnya pada suatu malam sewaktu kaum
bani Khuza’ah datang beramai-ramai ke sumber mata air yang bernama al-Watir, mereka
diserang secara tiba-tiba oleh kaum Bani Bakar dan Kaum Quraisy. Sudah tentu orang-orang
Bani Khuza’ah tidak dapat menangkis serangan mereka. Pada malam yang sama, selain di
sumber mata air al-Watir ada juga sebagian kaum Bani Khuza’ah yang diserang ketika
sedang mengerjakan shalat tahajjud. Dan tidak sedikit kaum Bani Khuza’ah yang tewas
dibunuh oleh Bani Bakar. Kemudian para orang-orang yang masih hidup berlari ke Makkah
untuk mengadukan peristiwa pengkhianatan dan kekejaman mereka kepada Budail bin
Waraqa.[3]Setibanya di Mekah, mereka bersembunyi di rumah Budail bin Waraqa untuk
sementara, karena ia yang bertanggung jawab atas berlakunya pasal-pasal perjanjian
Hudaibiyah. Selanjutnya, seorang tetua dari Bani Khuza’ah yang ada di Mekah, Salim bin
Amr atau Amr bin Salim bersama pengikutnya sebanyak empat puluh orang bersama-sama
berangkat ke Madinah dengan berkendara unta. Mereka datang ke Madinah dengan maksud
untuk mengadukan peristiwa yang terjadi kepada Nabi Muhammad SAW. Akan tetapi
sebelum rombongan Amr bin Salim sampai ke Madinah, Nabi Muhammad SAW telah
mengetahui berita tersebut dengan jalan gaib. Riwayatnya sebagai berikut :Tiga hari sebelum
kedatangan Amr bin Salim ke Madinah, Nabi SAW sedang bermalam dirumah istrinya yang
bernama Maimunah. Pada malam itu ketika beliau bangun tidur dan mengambil air wudhu di
belakang rumah hendak mengerjakan shalat malam, tiba-tiba Maimunah mendengar suara
beliau mengatakan,“Aku siap sedia untukmu! Aku siap sedia untukmu! Aku siap sedia
untukmu! Aku menolong! Aku menolong! Aku menolong! Setelah Nabi selesai berwudhu
dan masuk ke rumah, beliau ditanya oleh Maimunah, “Ya Rosulullah, tadi aku mendengar
engkau bercakap-cakap dengan seseorang, adakah engkau bersama orang lain?”Beliau
bersabda “Tidak itu hanya suara kaum Bani Khuza’ah. Mereka dating untuk meminta
pertolongan kepadaku”. Pada suatu pagi, Nabi SAW bersabda kepada Aisyah“sesungguhnya
ada suatu peristiwa baru yang terjadi pada kaum Bani Khuza’ah”. Mendengar sabda Nabi,
Aisyah lalu bertanya “Ya Rosulullah, apakah engkau melihat Quraisy berbuat curang,
menyalahi janji yang dilakukan antara engkau dan mereka?”.Nabi SAW bersabda,“mereka
menyalahi janji karena suatu urusan yang dikehendaki oleh Allah”. Aisyah bertanya, “karena
kebijakan atau karena kejahatan, ya Rosulullah?” “karena untuk kebaikan”, jawab beliau.
Demikianlah menurut riwayat, kejadian yang terjadi sebelum rombongan kaum Bani
Khuza’ah datang menghadap Rosulullah untuk melaporkan pengkhianatan kaum Bani Bakar
tersebut.
1. Kronologi Terjadinya Fathul Makkah
Pembelaan Nabi Muhammad SAW Terhadap Kaum Bani Khuza’ah Setelah rombongan Amr
bin Salim berseta rombongannya sampai ke madinah kebetulan Nabi sedang berada didalam
Masjid dengan para sahabat. Amr langsung mengahadap beliau seraya mengucapkan syair-
syairnya. Dengan mengeluarkan air mata, Nabi sendengarkan syair yang diucapkan oleh Amr
bin Salim, kemudian beliau bersabda :

ُ ْ‫صر‬
 ‫ت يَا َع ْمرُوْ بْنُ َسالِ ٍم‬ ِ ُ‫ن‬

“Engkau mesti ditolong hai Amr bin Salim”

‫َوهّللا ِ َأل ْمنَ َعنّهُ ْم ِم َّما َأ ْمنَ ُع ِم ْنهُ نَ ْف ِسى َواَ ْه َل بَ ْيتِ ِي‬

“Demi Allah, aku mesti menangkis mereka itu seperti aku menangkis darinya untuk diriku
dan keluargaku”

“Seketika itu, di perlihatkan dan di perdengarkan kepada Nabi SAW mega dan guruh di
angkasa”. Beliau bersabda  :

ٍ ‫ِأ ْن هَ ِذ ِه ال ّس َحابَةَ لَتَ ْستَ ِهلُّ بِنَصْ ِر بَنِ ْى َك ْع‬


‫ب‬

“Sesungguhnya mega itu pasti berguruh untuk membantu kaum Bani Ka’ab (kaum Bani
Khuza’ah)”.

Ketika itu Nabi SAW terlihat sangat marah terhadap kaum Bani Bakar yang kejam dan jahat.
Belum pernah beliau marah seperti pada hari itu. Selanjutnya beliau memerintahkan kepada
Amr bin Salim supaya kembali dulu bersama rombongannya. Nabi-pun memerintahkan agar
dalam perjalanan, mereka tidak berjalan bersama-sama, tetapi berpisah-pisah agar tidak
diketahui Kaum Quraisy.Amr bin Salim lalu kembali dari Madinah. Ditengah perjalanan
sebagian berjalan biasa, sebagian berjalan di tepi laut, sesuai perintah Nabi SAW.
Sekembalinya Amr bin Salim dan rombongannya dari Madinah, tibalah juga di Madinah
rombongan orang-orang Bani Khuza’ah yang dipimpin oleh Budil bin Waraqa. Kedatangan
mereka ke Madinah dengan tujuan untuk mengadukan perisriwa yang menimpa mereka,
sebagaimana yang diadukan oleh Amr bin Salim yang dating lebih dulu. Mereka melaporkan
dengan sejelas-jelasnya kepada Nabi SAW tentang kemalangan dan bencana yang menimpa
kaum Bani Khuza’ah sebagai akibat dari kecurangan dan pengkhianatan kaum Bani Bakar
yang dibantu oleh kaum Quraisy. Setelah mendengar laporan-laporan yang begitu jelas
langsung dari orang-orang yang bersangkutan, kemudian Nabi mengambil keputusan yang
tegas, karena perbuatan – perbuatan seperti itu tidak akan berhenti jika biang keladinya tidak
dikikis habis, belum sirna sebelum penjahat-penjahat Quraisy yang berpusat di Mekah
ditumpas habis. Kaum Quraisy tidak perlu lagi diajak berunding untuk menyelesaikan
peristiwa kejam itu, tetapi mereka harus diajak bicara dengan senjata. Sudah tidak ada jalan
lain selain itu. Jika mereka diberitempo, berarti mereka diberi kesempatan untuk melakukan
kejahatan yang lebih besar lagi. Untuk melaksanakan itu, kota Mekah harus dibuka dan
ditaklukkan dengan jalan kekerasan karena beliau telah lama memahami bahwa seluruh kaum
Quraisy belum mau tunduk kepada pimpinan beliau atau selama kota Mekah belum jatuh ke
tangan kekuasaan beliau dengan arti yang sesungguhnya sehingga kota yang terhormat itu
bersih dari penjahat-penjahat yang suka mengacaukan keamanan agama dan Negara. Putusan
ini diambil oleh Nabi Muhammad SAW dengan tekad bulat tanpa ragu-ragu. Demikianlah
asal mula terjadinya perang Fathu Makkah, membuka kota Mekah. [4]Para pembesar Quraisy
Ribut dan Ketakutan Budail bin Waraqa kembali bersama-sama dengan rombongannya dari
Madinah dengan mengambil jalan yang biasa, tidak dengan sembunyi-sembunyi, dengan
membawa kesan-kesan yang berat karena telah melihat sikap dan gelagat yang akan
dilakukan oleh Nabi SAW terhadap kaum Quraisy. Sementara para ketua dan pembesar
Quraisy sudah mendengar berita-berita tindakan yang dilakukan oleh para pemuda mereka
sendiri seperti Ikrimah bin Ab Jahal, timbullah penyesalan mereka, karena bagaimanapun
juga mereka ikut brtanggung jawab sekalipun pada mulanya tindakan para pemuda itu
sangatmenggembirakan mereka. Pada mulanya mereka menganggap ringan saja terhadap
perbuatan para pemuda mereka itu Karena mereka sudah didahului oleh suatu pandangan yag
keliru dan berita-berita yang mengatakan kekalahan besar dan kehancuran kaum muslimin
sesudah terjadi peperangan di Mut’ah, tetapi kenyataannya tidaklah demikian. Karena itu,
sangatlah terburu-buru jika mereka memutuskan untuk mengirim seorang utusan pembesar
Quraisy ke Madinah agar menjumpai Nabi SAW untuk merundingkan peristiwa tersebut agar
tidak terjadi hal-hal yang tidak mereka inginkan. Disamping itu, utusan itu diberi tugas untuk
kembali mengemukakan usul-usul perdamaian dan mengubah isi perjanjian Hudaibiyah yang
sudah berlaku selama dua tahun. Mereka mengusulkan supaya perjanjian menghentikan
permusuhan dan peperangan antara kaum Muslimin dan kaum Quraisy itu di perpanjang lagi
masanya. Adapun orang yang di utus untuk itu adalah Abu Sufyan bin Harb, seorang
pembesar Quraisy yang memegang kedudukan tertinggi pada masa itu. Pada hari yang telah
ditentukan Abu Sufyan bin Harb berangkat ke Madinah. Ketika sampai di satu tempat yang
bernama Usfan, tiba-tiba bersualah ia dengan Budail bin Waraqa bersama dengan
rombongannya yang sedang dalam perjalanan kembali ke kabilahnya. Timbul kecurigaan
dalam diri Abu Sufyan terhadap Budail kalau-kalau ia baru saja kembali dari Madinah. Jika
ia benar baru kembali dai Madinah, sudah tentu ia memberitahukan semua peristiwa itu
kepada Muhammad. Jika demikian halnya,sudah tentu ia akan menemukan berbagaikesulitan
yang tidak akan mudah diselesaikan. Abu Sufyan kemudian bertanya kepada Budail “Engkau
datang dari mana?”. Budail menjawab “Aku baru pergi ke kampong Khuza’ah. Aku
mengambil jalan tepi ini dan lembah ini”. “Apakah engkau telah datang kepada
Muhammad?”. “Tidak”Budail lalu meneruskan perjalanannya ke Mekah, sedangkan Abu
Sufyan meneruskan perjalanannya ke Madinah. Di saat itu Abu Sufyan melihat dan meneliti
tanda-tanda ceceran kotoran unta kendaraan Budail. Dan ia dapat mengambil kesimpulan
bahwa Budail dating dari Madinah. Karena itu, terbayanglah dalam benak hati Abu Sufyan
bahwa untuk melaksanakan tugasnya dari Mekah tentu akan sulit. Di tengah perjalanan
sebelum sampai di Madinah, Abu Sufyan memutar pikirannya, bagaimana cara mengatasi
kesulitan yang akan dihadapinya. Akhirnya, ia mengambil keputusan untuk tidak menemui
Muhammad secara langsung, tetapi ia akan berusaha menemui orang-orang terdekat beliau
untuk meminta bantuan supaya hajatnya berhasil dengan baik. Orang pertama
yangditemuinya adalah Ramlah, istri Nabi yangbergelar Ummu Habibah, dengan harapan
anaknya itu dapat menjadi perantara baginya untuk menghadap Rosulullah SAW, orang
kedua yang ditemuinya adalah Abu Bakar as Sidiq, kemudian Umar bin Affan dan yang
terakhir adalah Ali bin Abi Thallib beserta Fatimah az Zahra. Akan tetapi dari kesemua orang
yang ditemuinya mereka semua tidak bersedia membantu Abu Sufyan. Kemudian Abu
Sufyan memutuskan untukkembali ke Mekah.Sementara kembalinya Abu Sufyan ke Mekah,
Rosulullah dan kaum muslimin mengadakan persiapan untuk membebaskan kota Mekah,
Rosulullah berpendapat bahwa beliau tidak akan memberikan kesempatan mereka
mengadakan persiapan untuk memeranginya. Oleh karena itu kaum muslimin percaya akan
kekuasaan dan pertolongan Allah kepadanya, mereka berharap dapat menyergap kaum
musyrikin Quraisy di Mekah dengan tiba-tiba sehingga mereka tidak sempat mengadakan
perlawanan dan dengan demikian mereka menyerah tanpa pertumpahan darah. [5]Perjalanan
Nabi ke Mekah setelah Rasulullah saw menyerahkan keadaan Madinah kepada Abu Ruhm
Kultsum, Beliau berangkat meninggalkan Madinah setelah tanggal sepuluh Ramadhan.
Rasulullah saw dalam keadaan berpuasa, begitu pula semua orang. Beliau baru berbuka puasa
setelah tiba di Al-Kadid, sebuah mata air yang terletak antara Usfan dan Amaj, lalu mereka
bermalam di Marr Azh-Zhahran. Yang bergabung bersama Beliau sebanyak sepuluh ribu
orang muslim dari golongan muhajirin dan ansor. Kendatipun orang-orang Quraisy belum
mengetahui berita sama sekali tetapi mereka sudah memperkirakan berdasarkan kegagalan
misi Abu Sofyan, Hakim bin Hazzam dan Budail bin Waraqa‘ untuk mencari berita tentang
sikap Rasulullah saw. Mereka berangkat menjalankan misinya sampai ketika di dekat Zahran
mereka menyaksikan obor api yang sangat besar, seraya bertanya-tanya sesama mereka
tentang api besar tersebut. Ketiga orang ini diketahui oleh para pengawal Rasulullah saw
kemudian ditangkap dan dibawa menghadap kepadaRasulullah saw, saat itulah Abu Sofyan
menyatakan diri masuk Islam. Ketika Rasulullah saw bergerak menuju Mekkah, beliau
berkata kepada Abbas ra: “Tahanlah Abu Sofyan di mulut lembah sampai ia menyaksikan
tentara-tentara Allah lewat di depannya. “ Abbas melanjutkan kisahnya: Kemudian aku tahan
Abu Sofyan di tempat yang diperintahkan oleh Rasulullah saw. Tak lama kemudian pasukan
Muslimin bergerak melewati jalan itu kabilah demi kabilah dengan panjinya masing-masing.
Setiap melihat kabilah lewat, Abu Sofyan bertanya: “Hai Abbas, siapakah ini?“ Jawabku:
“Kabilah Sulaim“. Ia menyahut: “Ah, aku tidak punya urusan dengan kabilah
Sulaim!“.Begitulah seterusnya sampai Rasulullah saw lewat di tengah-tengah pasukan yang
terdiri dari kaum Muhajirin dan Anshar. Ia menatap satu persatu dengan penuh kekaguman.
Ia bertanya: “Subhanallah, hai Abbas, siapakah mereka itu?“ Kujawab: “Itulah Rasulullah
saw di tengah-tengah kaum Muhajirn dan Ansha.!“ Ia berkata: “Tak adaorang dan kekuatan
yang sanggup menandingi mereka! Demi Allah, hai Abu Fadhal, kemenakanku kelak akan
menjadi maharaja besar.“ Aku menjawab: “Hai AbuSofyan, itu bukan kerajaan, melainkan
kenabian.“ Ia menyahut: “Kalau begitu, alangkah mulianya.“Selanjutnya Abbas ra berkata
kepadanya :“Selamatkanlah kaum mu!” Kemudian Abu Sofyan segera pergi ke Mekkah
sebelum Rasulullah saw memasukinya. Dengan suara keras Abu Sofyan berteriak : “Wahai
orang-orang Quraisy, Muhammad datang kepada kalian membawa pasukan yang tak
mungkin dapat kalian atasi. Karena itu, barangsiapa yang masuk rumah Abu Sofyan ia
selamat. “ Ketika mendengar ucapan Abu Sofyan seperti itu, istrinya yang bernama Hindun
binti ‘Utbah mendatanginya lalu memegang kumisnya seraya berkata: “Bunuhlah Al Humait
Ad Dasam Al Ahmas! Alangkah buruknya perbuatanmu sebagai pemimpin!“Abu Sofyan
menegaskan lagi: “Celakalah kalian kalau bertindak menurutihawa nafsu. Muhammad datang
membawa pasukan yang tak mungkin dapat kalian tandingi! Barangsiapa yang masuk rumah
Abu Sofyan ia selamat.Orang-orang Quraisy mencemoohkan teriakannya: “Celakalah
engkau, hai Abu Sofyan! Apakah gunanya rumahmu bagi kami? Abu Sofyan menyahut:
“Barangsiapa menutup pintu rumahnya ia selamat! Dan barangsiapa yang masuk ke dalam
masjidil Haram ia selamat.“Orang-orang Quraisy kemudian berpencaran, sebagian pulang ke
rumah masing-masing dan sebagian lainnya pergi ke Masjidil Haram.[6]·Hal-hal Yang
Dilakukan Nabi Muhammad SAW dan Kaum Muslimin Sesampainya Di Kota Mekah Ketika
Nabi memasuki kota Mekah, lalu berdiri di ambang pintu Ka’bah sambil
mengucapkan :”Tidak ada Tuhan selain Allah dan tidak ada sekutu bagi-Nya, yang benar
janji-Nya, yang telah menolong hamba-Nya, dan mengalahkan tentara musuh dengan sendiri-
Nya”. Dan di depan orang banyak beliau berkhotbah dan pada hari itu pula Nabi Muhammad
SAW mengadakan “pengampunan umum”, dimana pengampunan ini terdiri dari orang-orang
yang seharusnya dijatuhi hukuman dan dirampas harta bendanya. Akan tetapi, ini tidak
berlaku bagi orang-orang yang sudah tercatat dalam daftar hitam. Sekalipun demikian, jika
mereka menyerah dan mengikut seruan Islam, mereka akan diberi ampunan oleh Nabi atas
segala kesalahan yang telah mereka perbuat pada masa lampau. [7]Maka sesusai rencana
Nabi, mekah dapat di kuasai hampir tanpa perlaawanan. Ketiga pasukan yang masing-masing
di pimpin oleh Zubair, Sa’ad, dan Abu Ubaidah sama sekali tidak mendapatkan perlawanan.
Hal ini berbeda dengan pasukan yang di pimpim oleh kholid, yang masuk dari arah lembah,
mereka dihadang dengan orang Quroisy yang nekad untuk melawan. Pasukan ini di pimpin
oleh tokoh-tokoh muda Quroisy salah satunya adalah Ikramah bin Abu Jahal, Shofwan bin
Umayyah, dan Suhail bin Amir. Karena pasukan orang Quroisy sedikit sehingga sangat
mudah umat muslim untuk memengangkan perlawanan tersebut. Selain itu hal lain yang
dilakukan Nabi Muhammad pada awal kedatangannya di Mekah adalah dengan
menghancurkan patung berhala yang terdapat disekeliling Ka’bah dengan jumlah kurang
lebih 360 buah. [8]Setelah itu sahabat Bilal diperintahkan Nabi untuk mengumandangkan
adzan di atas Ka’bah untuk memanggil orang-orang supaya mengerjakan shalat bersama-
sama. Inilah kali pertama adzan di kumandangkan di Mekah setelah terbukanya kota Mekah.
Dan orang orang pun segera berduyun duyun dating ke masjidil haram untuk sholat
berjamaah yang di pimpin langsung oleh nabi. Sejak saat itu mekah seutuhnya menjadi kota
suci umat islam, padahal, kota ini sebelumnya menjadi kota penyembahan berhala. Di sini
lahhajar dan anaknya, Ismail, ditinggalkan nabi Ibrohim a.s. dikota ini pula, Nabi Ibrohim
dan Ismail membangun ka’bah yang kemudian menjadi arah kiblat setiap umat di seluruh
dunia. Dan di kota ini juga nabi Muhammad di lahirkan, hinga beliau di angkat menjadi Nabi.
Hingga kini, kaum muslim senantiasa memuliyakan mekah.
 

 
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Yang melatar belakangi terjadinya fathul makkah adalah dimulai dari pelanggaran perjanjian
Hudaibiyah antara kaum Bani Bakar dan kaum Bani Khuza’ah, dimana kaum Bani Bakar
dihasut oleh kaum Musyrikin Quraisy. Kaum Bani Bakaryang dibantu oleh kaum Quraisy
menyerang Kaum Bani Khuza’ah dengan sangat kejam. tidak sedikit kaum Bani Khuza’ah
yang tewas dibunuh oleh Bani Bakar. Kemudian para orang-orang yang masih hidup berlari
ke Makkah untuk mengadukan peristiwa pengkhianatan dan kekejaman mereka kepada
Budail bin Waraqa. Setibanya di Mekah, mereka bersembunyi di rumah Budail bin Waraqa
untuk sementara, karena ia yang bertanggung jawab atas berlakunya pasal-pasal perjanjian
Hudaibiyah. Selanjutnya, seorang tetua dari Bani Khuza’ah yang ada di Mekah, Salim bin
Amr atau Amr bin Salim bersama pengikutnya sebanyak empat puluh orang bersama-sama
berangkat ke Madinah dengan berkendara unta. Mereka datang ke Madinah dengan maksud
untuk mengadukan peristiwa yang terjadi kepada Nabi Muhammad SAW. Akan tetapi
sebelum rombongan Amr bin Salim sampai ke Madinah, Nabi Muhammad SAW telah
mengetahui berita tersebut dengan jalan gaib. Mendengar berita tersebut Nabi segera
memutuskan untuk menumpas habis kaum Quraisy dengan cara membuka kota mekkah atau
fathul makkah.

2. Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami paparkan. Sebagai manusia kami pun tak luput dari
kesalahan, dan tentunya masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan
karna kami masih dalam taraf pembelajaran tetepi apabila dalam kami memaparkan makalah
ini ada yang bermanfaat itu datangnya dari Allah SWT kami hanyalah sebagai perantara. Dan
semoga apa yang telah kami paparkan ini benar-benar dapat bermanfaat bagi kami maupun
bagi para pembaca, dengan harapan dapat memperluas pengetahuan bagi kita semua. Dan
kami penulis pemakalah juga memohon kritik maupun saran para pembaca agar dapat
memperbaiki karya tulis kami ini  agar dapat lebih baik lagi dari sebelumnya dan apabila para
pembaca masih kurang faham, anda dapat membaca dari buku lain yang menerangkan
“Fatkhul Makkah” di toko buku maupun perpustakaan terdekat.

 
DAFTAR PUSTAKA

Khatur Suhardi,Sirah Sahabat Keteladanan Orang-orang Sekitar Nabi, Pustaka


Al-                      Kautsar, Jakarta, 1998.

Moenawar Chalil,Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad SAW Jilid 4, Gema Insani      Press,
Jakarta, 2001.

Muhammad Husein Haekal, Sejarah Hidup Muhammad, PT Mitra Kerjaya Indonesia, Jakarta,
2001.

Syaikh Shafiyyurrahman al Mubarakfuri, Sirah Nabawi, Pustaka al Kautsar,  Jakarta,2012.

Mahfud Ikhwan, Fathul Mekah, Pustaka Insan Madani, Yogyakarta, 2008


MAKALAH SKI

FATHUL MAKKAH (PENAKLUKAN KOTA MAKKAH)


(BAB III)
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran SKI

Di Susun Oleh :
Nurma Julianda

Kelas X IPS

SEKOLAH MADRASAH ALIYAH AL-MA’ARIF CIJERAH

KOTA TASIKMALAYA
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
            Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt. yang telah memberikan
kekuatan dan keteguhan hati kepada kami untuk menyelesaikan makalah  ini. Sholawat
beserta salam semoga senantiasa tercurah limpahan kepada nabi Muhammad saw. yang
menjadi tauladan para umat manusia yang merindukan keindahan syurga. Kami menulis
makalah ini bertujuan untuk mempelajari dan mengetahui ilmu tentang Fathul Makkah
(Penaklukan Kota Makkah).
Dalam penyelesaian makalah ini, penulis banyak mengalami kesulitan, terutama
disebabkan kurangnya ilmu pengetahuan. Namun, berkat kerjasama yang solid dan
kesungguhan dalam menyelesaikan makalah ini, akhirnya dapat diselesaikan dengan baik.
            Kami menyadari, sebagai seorang pelajar yang pengetahuannya tidak seberapa yang
masih perlu belajar dalam penulisan makalah, bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang positif demi
terciptanya makalah yang lebih baik lagi, serta berdayaguna di masa yang akan datang.
            Besar harapan, mudah-mudahan makalah yang sangat sederhana ini dapat bermanfaat
dan maslahat bagi semua orang.
Wasalamu'alaikum Wr.Wb

Anda mungkin juga menyukai