PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setelah Allah mengokohkan agama Islam dengan sempurna, dan telah banyak menguji
keimanan dan ketaqwaan kaum muslimin. Sedangkan kaum kaum Musyrikin (kafir Quraisy)
masih terus mengingkari dan memusuhi Islam dan kaum Muslimin. Kini Allah berkehendak
memasukkan Rasulllah dan kaum Muslimin ke Kota Mekah sebagai kaum yang menang dan
jaya.
Penaklukan kota Mekah merupakan kemenangan terbesar yang dengannya Allah
muliakan agama-Nya, Rasul dan tentara-Nya. Negeri yang suci dan Rumah Allah yang mulia
diselamatkan dari tangan orang-orang kafir dan musyrik.
B. Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Terjadinya Fathul Makkah
Yang melatar belakangi terjadinya fathul makkah adalah dimulai dari pelanggaran
perjanjian Hudaibiyah antara kaum Bani Bakar dan kaum Bani Khuza’ah, dimana kaum Bani
Bakar dihasut oleh kaum Musyrikin Quraisy.
Pada suatu hari, mendadak segolongan kaum Bani Bakar mengumpat dan menghina
Nabi Muhammad SAW yang dilakukan secara sengaja dan terang-terangan di depan kaum
Bani Khuza’ah (kaum yang memihak nabi dalam perjanjian hudaibiyah). Mereka lalu
diperingatkan baik-baik oleh kaum Khuza’ah, akan tetapi kaum Bani Bakar tidak mau
mendengarkan dan tidak mau diperingatkan. Hingga sampai terjadi adu mulut dan bahkan
terjadi adu pukul diantara kedua kaum ini. Dan pada akhirnya kaum Bani Bakar meminta
bantuan kepada kaum Quraisy.
Kaum Quraisy memang sudah merencanakan bantuan kepada kaum Bani Bakar.
Karenanya, setelah adanya permintaan dari kaum Bani Bakar, mereka diam-diam
mengirimkan pasukan tentara dengan senjata lengkap untuk menyerang kaum Bani
Khuza’ah. Kaum Quraisy sudah tidak ingat lagi perjanjian Hudaibiyah yang harus dijunjung
tinggi.Pada suatu hari, kaum Bani Bakar bersama-sama dengan kaum Bani Quraisy
bersenjata lengkap menuju kaum Bani Khuza’ah. Dengan sembunyi-sembunyi mereka
bermaksud menyerang Bani Khuza’ah. Diantara para kaum pemuka Quraisy yang ikut pada
saat itu adalah Shafwan bin Umayyah, Huwaitib bin Abdul Uzza, Ikrimah bin Abu Jahal,
Syaibah bin Utsman, dan Suhail bin Amr.
Selanjutnya pada suatu malam sewaktu kaum bani Khuza’ah datang beramai-ramai ke
sumber mata air yang bernama al-Watir, mereka diserang secara tiba-tiba oleh kaum Bani
Bakar dan Kaum Quraisy. Sudah tentu orang-orang Bani Khuza’ah tidak dapat menangkis
serangan mereka. Pada malam yang sama, selain di sumber mata air al-Watir ada juga
sebagian kaum Bani Khuza’ah yang diserang ketika sedang mengerjakan shalat tahajjud. Dan
tidak sedikit kaum Bani Khuza’ah yang tewas dibunuh oleh Bani Bakar. Kemudian para
orang-orang yang masih hidup berlari ke Makkah untuk mengadukan peristiwa
pengkhianatan dan kekejaman mereka kepada Budail bin Waraqa.1[1]
Setibanya di Mekah, mereka bersembunyi di rumah Budail bin Waraqa untuk sementara,
karena ia yang bertanggung jawab atas berlakunya pasal-pasal perjanjian Hudaibiyah.
Selanjutnya, seorang tetua dari Bani Khuza’ah yang ada di Mekah, Salim bin Amr atau Amr
bin Salim bersama pengikutnya sebanyak empat puluh orang bersama-sama berangkat ke
Madinah dengan berkendara unta. Mereka dating ke Madinah dengan maksud untuk
mengadukan peristiwa yang terjadi kepada Nabi Muhammad SAW. Akan tetapi sebelum
rombongan Amr bin Salim sampai ke Madinah, Nabi Muhammad SAW telah mengetahui
berita tersebut dengan jalan gaib. Riwayatnya sebagai berikut :
Tiga hari sebelum kedatangan Amr bin Salim ke Madinah, Nabi SAW sedang bermalam
dirumah istrinya yang bernama Maimunah. Pada malam itu ketika beliau bangun tidur dan
mengambil air wudhu di belakang rumah hendak mengerjakan shalat malam, tiba-tiba
Maimunah mendengar suara beliau mengatakan,
“Aku siap sedia untukmu! Aku siap sedia untukmu! Aku siap sedia untukmu! Aku
menolong! Aku menolong! Aku menolong!
Setelah Nabi selesai berwudhu dan masuk ke rumah, beliau ditanya oleh Maimunah, “Ya
Rosulullah, tadi aku mendengar engkau bercakap-cakap dengan seseorang, adakah engkau
bersama orang lain?”
Beliau bersabda “Tidak itu hanya suara kaum Bani Khuza’ah. Mereka dating untuk
meminta pertolongan kepadaku”.
Pada suatu pagi, Nabi SAW bersabda kepada Aisyah “sesungguhnya ada suatu peristiwa
baru yang terjadi pada kaum Bani Khuza’ah”.
Mendengar sabda Nabi, Aisyah lalu bertanya “Ya Rosulullah, apakah engkau melihat
Quraisy berbuat curang, menyalahi janji yang dilakukan antara engkau dan mereka?”.
Nabi SAW bersabda, “mereka menyalahi janji karena suatu urusan yang dikehendaki
oleh Allah”.
Aisyah bertanya, “karena kebijakan atau karena kejahatan, ya Rosulullah?”
“karena untuk kebaikan”, jawab beliau.
Demikianlah menurut riwayat, kejadian yang terjadi sebelum rombongan kaum Bani
Khuza’ah dating menghadap Rosulullah untuk melaporkan pengkhianatan kaum Bani Bakar
tersebut.
َ ع ْم ُر ْو ب ُْن
سا ِلم ِ ُن
َ ص ْرتُ يَا
“Engkau mesti ditolong hai Amr bin Salim”
A. Kesimpulan
Yang melatar belakangi terjadinya fathul makkah adalah dimulai dari pelanggaran
perjanjian Hudaibiyah antara kaum Bani Bakar dan kaum Bani Khuza’ah, dimana kaum Bani
Bakar dihasut oleh kaum Musyrikin Quraisy. Kaum Bani Bakar yang dibantu oleh kaum
Quraisy menyerang Kaum Bani Khuza’ah dengan sangat kejam. tidak sedikit kaum Bani
Khuza’ah yang tewas dibunuh oleh Bani Bakar. Kemudian para orang-orang yang masih
hidup berlari ke Makkah untuk mengadukan peristiwa pengkhianatan dan kekejaman mereka
kepada Budail bin Waraqa. Setibanya di Mekah, mereka bersembunyi di rumah Budail bin
Waraqa untuk sementara, karena ia yang bertanggung jawab atas berlakunya pasal-pasal
perjanjian Hudaibiyah. Selanjutnya, seorang tetua dari Bani Khuza’ah yang ada di Mekah,
Salim bin Amr atau Amr bin Salim bersama pengikutnya sebanyak empat puluh orang
bersama-sama berangkat ke Madinah dengan berkendara unta. Mereka datang ke Madinah
dengan maksud untuk mengadukan peristiwa yang terjadi kepada Nabi Muhammad SAW.
Akan tetapi sebelum rombongan Amr bin Salim sampai ke Madinah, Nabi Muhammad SAW
telah mengetahui berita tersebut dengan jalan gaib. Mendengar berita tersebut Nabi segera
memutuskan untuk menumpas habis kaum Quraisy dengan cara membuka kota mekkahh atau
fathul makkah.
B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami paparkan. Sebagai manusia kami pun tak luput
dari kesalahan, dan tentunya masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan.
Akan tetapi semoga apa yang telah kami paparkan ini dapat bermanfaat bagi kami maupun
bagi para pembaca, dengan harapan dapat memperluas pengetahuan bagi kita semua. Amin