Anda di halaman 1dari 3

PERISTIWA HIJRAH NABI MUHAMMAD SAW

Sebelum hijrah ke Madinah, Nabi Muhammad telah berdakwah menyebarkan Islam di Mekah. Semula, Nabi berdak
wah secara sembunyi-sembunyi. Syiar Islam kemudian dilakukan dengan terang-terangan.
Kaum kafir Quraisy yang sejak semula memusuhi Nabi semakin gencar melakukan desakan. Intimidasi terjadi setiap
waktu. Namun, saat Nabi perlu dukungan, datanglah masa sulit. Sang istri, Siti Khadijah, wafat. Padahal Siti Khadij
ah menjadi salah satu motivator bagi Nabi dalam menyebarkan Islam.

Alasan (Sebab-sebab) Nabi Muhammad SAW Hijrah dari Mekkah ke Madinah


Ada faktor-faktor penting yang menyebabkan Rasulullah terdorong untuk Hijrah dari Makkah ke Madinah, yakni se
bagai berikut :
1. Siksaan Kaum Quraisy kepada Umat Islam semakin Berat
Selama 13 tahun Rasulullah hidup di Kota Mekkah, beliau dan para pengikutnya seringkali mengalami cobaan yang
besar dan siksaan yang begitu pedih. Di samping itu, hak kemerdekaan juga dirampas, mereka diusir dan harta benda
milik mereka disita.

2. Wafatnya Istri dan Paman Nabi


Setelah Khadijah, Istri Rasulullah Meninggal dunia, umat Islam semakin bertambah kesedihannya. Tak lama bersela
ng, Paman Rasulullah yakni Abu Thalib juga wafat. Wafatnya Abu Thalib ini menyebabkan Nabi Muhammad kehila
ngan pelindung yang senantiasa melindungi dirinya dari berbagai bentuk ancaman. Kepergian dari Abu Thalib me
mberikan peluang kepada Kaum Kafir Quraisy untuk melakukan tindakan yang menjadi-jadi kepada Nabi Muhamm
ad dan para pengikutnya. Kaum Quraisy semakin gila melancarkan intimidasi kepada kaum Muslimin.

3. Adanya Bai’at dari Umat Islam di Madinah


Tahun 621 Masehi, datanglah 13 orang yakni penduduk Madinah yang menemui Rasulullah di Bukit Aqaba. Mereka
berikrar untuk memeluk Agama Islam. Peristiwa ini disebut dengan Bai’at Aqabah I. Di tahun 622 Masehi, datang
lagi sebanyak 73 orang dari Madinah ke Mekah yang terdiri dari Suku Aus dan Suku Khazraj yang pada awalnya m
emang mereka datang untuk melakukan Ibadah Haji, akan tetapi kemudian menjumpai Rasulullah dan mengajak beli
au agar behijrah ke Madinah. Mereka berjanji untuk membela dan mempertahankan Rasulullah dan pengikutnya sert
a melindungi keluarganya seperti mereka melindungi anak dan istri mereka sendiri. Peristiwa ini dinamakan Bai’at
Aqabah II.

4. Pemboikotan dari Kaum Quraisy


Faktor lainnya yang mendorong Rasulullah untuk berhijrah dari Kota Mekah ke Madinah yakni adanya pemboikotan
yang dilakukan oleh Kaum Kafir Quraisy kepada Rasulullah dan para pengikutnya (Bani Hasyim dan Bani Muthalli
b). Pemboikotan yang dilakukan kepada mereka adalah diantaranya :
Melarang setiap perdagangan dan bisnis dengan pendukung Nabi Muhammad SAW.
Tidak ada seorangpun yang berhak mengadakan ikatan perkawinan dengan orang muslim.
Melarang keras untuk bergaul dengan kaum muslim.
Musuh Nabi Muhammad harus didukung dalam berbagai keadaan bagaimanapun.

5. Perintah Allah SWT untuk berhijrah melalui surat An Nisaa

Orang-orang yang membantu perjalanan hijrah Nabi Muhammad Saw dari Mekkah ke Madinah
Ada satu sahabat yang sangat ingin sekali menemani perjalanan hijrah Nabi Muhammad dari Mekkah ke Madinah. S
ahabat yang menemani Nabi Muhammad hijrah ke Madinah itu adalah Abu Bakar As Shiddiq.
Dikutip dari buku, "Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam Jilid 1" yang ditulis oleh Abu Muhammad Abdul Malik bin Hisy
am Al-Muafiri, Ibu Ishaq mengatakan bahwa Abu Bakar seringkali meminta izin kepada Rasulullah untuk pergi berh
ijrah ke Madinah. Abu Bakar pun bahkan telah membeli dua ekor unta, sebagai kendaraan untuk persiapan berhijrah.
Dua ekor unta itu kemudian ia pelihara di rumahnya, sembari menunggu waktunya tiba.
Kabar dan Persiapan Abu Bakar r.a untuk hijrah Bersama Rasulullah ke Madinah
Urwah bin Az-Zubair dari Aisyah Ummul Mukminin berkata, "Rasulullah biasanya datang ke rumah Abu Bakar di
waktu sore atau pagi. Pada hari Allah mengizinkan dan memerintahkan beliau untuk berhijrah, beliau datang pada te
ngah hari." Abu Bakar yang melihat kedatangan Rasulullah ke rumahnya terkejut dan berkata, "Ya Rasulullah, e
ngkau tidak datang di waktu seperti ini melainkan untuk sesuatu yang penting." Kala itu di dalam rumah Abu Ba
kar hanya ada kedua anaknya, yaitu Aisyah dan saudarinya Asma' binti Abu Bakar. Rasulullah bersabda, "Sesun
gguhnya Allah telah mengizinkanku keluar dari Mekkah untuk berhijrah." Aisyah berkata, "Demi Allah, aku bel
um pernah melihat orang menangis karena gembira, saat itu aku melihat pada Abu Bakar." Abu Bakar bertanya
kepada Rasulullah, "Apa aku boleh menemanimu ya Rasulullah? Rasulullah pun menjawab, "Engkau boleh mene
maniku." Abu Bakar langsung berkata, "Ya Nabi Allah, sesungguhnya aku telah mempersiapkan dua ekor unta
untuk berhijrah, silakan engkau ambil." Rasulullah lalu mengambilnya, namun tidak secara cuma-cuma melaink
an membelinya dari Abu Bakar. Rasulullah dan Abu Bakar kemudian menyewa Abdullah bin Uraiqith seorang d
ari Bani Ad-Dail bin Bakr dan ibunya yang berasal dari Bani Sahm bin Amr seorang musyrik, yang akan menjadi pe
tunjuk jalan bagi mereka.
Akhirnya, Rasulullah dan Abu Bakar menyerahkan unta tersebut kepadanya sampai hari yang telah ditentukan oleh k
eduanya.

Kisah Perjalanan Abu Bakar dan Rasulullah ke Madinah


Tidak ada orang yang mengetahui perginya Rasulullah dan Abu Bakar untuk berhijrah, kecuali Ali bin Abu Thalib d
an Keluarganya Abu Bakar. Keduanya kemudian mulai pergi ke gua Tsur di gunung Mekkah bawah lalu masuk ke d
alamnya. Asma binti Abu Bakar dan mantan budak Abu Bakar bernama Amir bin Fuhairah datang ketempat ke
gua, membawakan bekal serta kambing-kambing untuk diperah susunya sebagai makanan Abu Bakar dan Rasulullah
selama tiga hari mereka berada di dalam gua. Kaum Quraisy telah mendengar kabar tentang banyaknya orang-o
rang kaum Anshar dan Muhajirin yang telah memeluk agama Islam. Atas dasar tersebut, mereka sangat mewaspadai
keluarnya Rasulullah dari Mekkah ke Madinah. Kemudian, kaum Quraisy bersepakat membuat rencana untuk meny
erang, bahkan berencana membunuh Rasulullah saw. Ketika orang-orang kafir dari kaum Quraisy mengetahui b
ahwa Nabi dan Abu Bakar sudah pergi dari Mekkah, mereka langsung mencari dan menyiapkan hadiah seratus unta
bagi orang yang berhasil menangkap Rasulullah untuk diserahkan kepada mereka. Abu Bakar merasa khawatir d
an bersedih, setiap kali ada orang yang akan memburu mereka dalam perjalanan. Kemudian Rasulullah bersabda, "Ja
nganlah engkau bersedih, karena sesungguhnya Allah bersama kita" lalu beliau melanjutkan membaca doa " Ya Alla
h, lindungilah kami dari mereka menurut kehendak-Mu." Besarnya rasa cintanya ia kepada Rasullah, sepanjang
perjalanan Abu Bakar terkadang berjalan di depan dan terkadang di belakang Rasulullah. Hal dimaksudkan jika ada
yang mengejar Rasulullah maka ia akan menjaganya dari belakang, dan apabila ada yang menjebak Rasulullah maka
ia adalah orang yang menjaga dari depan.

Kedatangan Rasulullah dan Abu Bakar disambut baik oleh Penduduk Madinah
Kaum muslimin di Madinah yang telah mendengar keberangkatan Abu Bakar dan Rasulullah dari Mekkah ke Madin
ah merasa sangat gembira. Setiap hari mereka menunggu kedatangan Nabi Muhammad dan Abu Bakar.

Dikutip dari buku bertajuk "Kisah Teladan Sepanjang Zaman: Rasullullah dan Para Sahabat" karya Syaikh Muhamm
ad Yusuf Rah.a.,orang yang pertama kali melihat kedatangan Rasulullah adalah seorang Yahudi. Pada saat itu orang
Yahudi tersebut melihat kedatangan mereka dari atap rumahnya, setelah itu ia langsung berteriak keras memanggil p
enduduk Madinah untuk memberitahukan mengenai kedatangan Rasulullah dan Abu Bakar.

Penduduk Madinah pun segera keluar dan pergi ke batas kota untuk menyambut kedatangan mereka. Namun,orang-
orang belum pernah melihat wujud dari Rasulullah. Pada saat itu kaum Anshar langsung mendatangi dan menyalami
Abu Bakar, karena mereka mengira Abu bakar adalah Rasulullah. Rasulullah ketika itu sedang duduk berteduh.

Suatu ketika tempat yang diteduhi Rasulullah terkena terik matahari, kemudian Abu Bakar pun langsung berdiri dan
menaungi Rasulullah dengan kain sorbanya. Di saat itulah orang-orang kaum Anshar tersebut, baru mengetahui dan
menyadari bahwa ternyata orang yang sedang duduk itu adalah Rasulullah.

Al Baihaqi telah meriwayatkan dalam Al-Bidayah: 3/197, dari Ibu Aisyah mengatakan, "Ketika Rasulullah dan Abu
Bakar tiba di kota Madinah, saking bahagianya penduduk di sana banyak kaum wanita dan anak-anak membacakan s
yair:

"Telah muncul bulan purnama ke atas kami yang datang dari bukit, Tsaniyatil Wada', wajib bersyukur atas kami dan
atas ajakanya kepada Allah."
Setibanya di Madinah, bertepatan dengan hari Senin bulan Rabi'ul Wal Rasulullah tinggal di kediaman Bani Amir bi
n Auf. Selama di sana, beliau membangun masjid di Quba. Beliau menjadi orang yang meletakan batu pertama untu
k pembangunan masjid Quba, yang dibangun atas dasar ketakwaan kepada Allah

Makna dan pelajaran dari perjalan hijrah Nabi Muhammad saw:


1. Pengorbanan
Hijrah memerlukan pengorbanan besar bagi orang-orang beriman. Mereka harus meninggalkan rumah dan harta ben
da mereka dan bahkan kekayaan dan tabungan yang diperoleh dengan susah payah.
Mereka melakukannya untuk melarikan diri dari penganiayaan dan menjalani iman mereka dalam damai. Kita harus
ingat sebelumnya mereka menderita penganiayaan dan bahkan hukuman mati tanpa pengadilan.

2. Pemberdayaan perempuan
Salah satu pelajaran hijrah yang paling tidak banyak diketahui adalah partisipasi perempuan. Perempuan dalam sejar
ah awal Islam bukanlah saksi yang pasif.
Sebaliknya, mereka adalah peserta aktif bahkan juga memiliki andil besar. Dan tanpa peran ganda wanita ini, kita tid
ak akan memiliki pengetahuan tentang fase sejarah Islam ini karena sebagian besar laporan ini berasal dari 'Aisyah d
an Ummu Salamah.

3. Ukhuwah Islamiyah
Setibanya di Madinah, Nabi ditantang untuk menyelesaikan masalah muhajirin yang datang ke Madinah dengan tang
an kosong. Kemudian Nabi bisa mempersatukan muhajirin dan ansor sehingga terjalin persaudaraan. Dia melakukan
nya untuk memastikan bahwa para muhajirin diperlakukan seperti saudara sedarah sampai mereka mampu berdiri di
atas kaki mereka sendiri.

4. Pembangunan institusi
Nabi SAW meletakkan dasar bagi lembaga-lembaga Islam dimulai dengan masjid. Ini kemudian menjadi model untu
k kota-kota Islam masa depan di mana masjid berada di pusatnya dan permukiman serta pelayanan diorganisir di sek
itar masjid. Masjid bukan hanya tempat ibadah; melainkan menjadi pusat pendidikan, dan pusat kegiatan; sosial dan
budaya dan lainnya.

5. Membangun masyarakat dengan sistem aturan dan prinsip keberagaman


Segera setelah Nabi menetap di Madinah, Rasulullah menulis sebuah konstitusi, yang sering disebut sebagai konstitu
si tertulis pertama di dunia, yang meletakkan dasar bagi masyarakat pluralistik. Konstitusi memiliki ketentuan yang
menyatakan bahwa semua warga negara baru akan menikmati hak dan kewajiban sebagai warga negara yang sama. I
ni adalah model yang harus diikuti umat Islam untuk hidup sebagai warga masyarakat yang pluralistik.

Anda mungkin juga menyukai