Anda di halaman 1dari 7

Kisah Hijrah Nabi Muhammad SAW dan Para Sahabat

Setelah kaum muslimin Makkah hijrah ke Yastrib atas perintah Nabi, maka kaum muslimin yang
masih berada di Makkah amat sedikit sekali jumlahnya. Dua orang sahabat utama Nabi, yaitu Abu
Bakar Siddiq dan Ali bin Abi Thalib masih tetap berada di Makkah bersama Nabi. Nabi Muhammad
SAW belum melakukan hijrah sebelum ada perintah dari Allah SWT.

Kaum kafir Quraisy mengetahui bahwa orang - orang Islam banyak yang telah hijrah ke Madinah.
Oleh karena itu, mereka harus bertindak cepat terhadap Nabi Muhammad selagi beliau belum
berangkat pindah ke Madinah.

Maka bersidanglah para pemuka Quraisy di suatu tempat yang bernama Darun Nadwah untuk
merencanakan tindakan yang akan diambil terhadap Nabi Muhammad SAW. Akhirnya mereka
memutuskan bahwa Nabi Muhammad harus dibunuh.

Rencana jahat kaum kafir Quraisy itu telah dketahui pula oleh Nabi Muhammad. Beliau
diperintahkan oleh Allah SWT untuk pindah ke negeri Yastrib (Madinah). Nabi memberitahukan
kepada sahabatnya Abu Bakar. Kepada Nabi, Abu Bakar meminta agar diizinkan menemani beliau
dalam perjalanan. Nabi menyetujui, lalu Abu Bakar menyediakan persediaan untuk perjalanan
tersebut.

Pada waktu Nabi bersiap - siap untuk berangkat meninggalkan rumah, beliau berpesan kepada
Ali bin Abi Thalib supaya Ali tidur di tempat tidurnya. Beliau juga berpesan kepada Ali untuk
mengembalikan barang titipan kepada para pemiliknya. Semua tugas ini dikerjakan dengan baik
oleh Ali, meskipun jiwanya terancam oleh kafir Quraisy.

Sewaktu para pemuda Quraisy mengepung rumah Nabi, tanpa diketahui mereka, Nabi keluar
rumah menuju ke rumah Abu Bakar. Setelah sampai di rumah Abu Bakar, Nabi mengajak Abu
Bakar menuju ke Gua Tsur untuk mencari tempat persembunyian yang aman sebelum mereka ke
Madinah.

Pada waktu menjelang subuh, para pemuda Quraisy yang mengepung rumah Nabi telah siap
untuk melakukan rencananya. Mereka mengetahui kebiasaan Nabi, yaitu bangun untuk
melaksanakan shalat subuh. Waktu itulah yang mereka gunakan untuk menangkap dan
membunuh Nabi Muhammad SAW. Tetapi tatkala mereka mengintip dari celah - celah bilik tempat
tidur Nabi, mereka melihat Nabi masih tertidur nyenyak. mereka gelisah karena takut kesiangan,
sehingga penduduk Makkah tahu sebelum rencana dapat dilaksanakan dengan baik. Oleh karena
itu, dengan perasaan gusar mereka menggedor pintu kamar rumah Nabi berkali - kali sehingga Ali
terbangun dan membuka pintu.
Betapa terkejutnya mereka setelah mengetahui yang keluar adalah Ali bin Abi Thalib, bukan Nabi
Muhammad SAW. Untuk itulah mereka memaksa Ali agar mau menunjukkan kemana Nabi
Muhammad pergi. Tetapi Ali tidak mau memberitahukannya. Setelah tidak berhasil membujuk Ali,
para pemuka Quraisy akhirnya pergi mencari Nabi ke segenap penjuru Makkah.

Dengan dibantu oleh para ahli penyelidik, mereka mengikuti jejak kaki Nabi dan Abu Bakar, tetapi
setelah dekat Gua Tsur jejak itu hilang. Tidak jauh dari Gua Tsur mereka bertemu dengan seorang
pengembala, lalu ditanya dan dijawabnya "Mungkin saja ada dalam gua itu, tetapi saya tidak
melihat ada orang menuju kesana".

Ketika mendengar jawaban pengembala itu, Abu Bakar bergetar, merasa takut akan tertangkap.
Melihat kecemasan Abu Bakar, dengan tenang Nabi Muhammad menghibur sahabatnya itu
dengan mengatakan "Jangan takut dan sedih hati, sesungguhnya Allah bersama kita".

Setelah diketahui bahwa pintu Gua itu ada burung sedang mengerami telurnya dan sarang laba -
laba, maka akhirnya para pemuda Quraisy pun meninggalkan tempat itu dengan tangan hampa.

Nabi Muhammad dan Abu Bakar berada dalam gua itu selama tiga hari tiga malam. Selama disana
mereka dibantu putra putri Abu Bakar serta pembantunya. Asma binti Abu Bakar, pengantar
makanan, Abdullah bin Abu Bakar , bertugas menyelidiki keadaan kafir Quraisy dan hasilnya
disampaikan kepada Nabi dan Abu Bakar. Sedangkan pembantu Abu Bakar, Amir bin Fuhairah
bertugas memberitahukan sesuatu yang diperlukan Nabi dan mengantar susu hasil perasannya
kepada Nabi dan Abu Bakar.

Setelah dari Gua Tsur, Nabi Muhammad dan Abu Bakar melanjutkan perjalanan mereka. Ketika
berada di tengah perjalanan menuju Madinah, mereka berdua dikejar oleh Suraqah, seorang
pembunuh bayaran yang mendapat imbalan 100 ekor unta. Namun usahanya itu tidak berhasil,
karena berkali - kali ia terjatuh dari kudanya saat akan membunuh Nabi, bahkan kaki kudanya
terpendam ke dalam pasir. Setelah tidak berdaya membunuh Nabi, ia meminta maaf kepada Nabi.
Lalu Nabi pun memaafkannya. Nabi berpesan kepadanya agar merahasiakan kepergiannya ke
Madinah. Permintaan itu pun disanggupi Suraqah. Sehingga dengan selamat Nabi melakukan
perjalanan ke Madinah

Akhirnya pada tanggal 12 Rabiul Awwal tahun ke 13 kenabian, Nabi Muhammad dan Abu Bakar
sampai di Quba, lebih kurang 10 km di luar kota Madinah. Nabi singgah di Quba selama 4 hari,
dan selama itu Nabi Muhammad tinggal dirumah Kultsum bin Hamdan, dari keturunan keluarga
Bani Amr bin Auf dari golongan Aus, sedangkan Abu Bakar tinggal dirumah Habib bin Asaf dari
golongan Khazraj.
Tak lama setelah itu, datanglah rombongan keluarga Nabi Muhammad dan Abu Bakar yang
dipimpin oleh Ali bin Abi Thalib, di antara mereka adalah Fatimah, Ummu Kultsum, Saudah,
Ummu Aiman dan anaknya Usamah, Ummu Ruman (isteri Abu Bakar) serta anak - anaknya
seperti Aisyah, Asma' dan Abdullah, dan umat islam lainnya.

Selama di Quba, Nabi Muhammad mendirikan Masjid di atas tanah milik Kultsum bin Hamdan.
Nabi sendiri yang meletakkan batu pertama, kemudian Abu Bakar, Umar dan Usman. Dan yang
pertama kali menemboknya adalah Ammar bin Yasir, selanjutnya pekerjaan itu dilakukan oleh
kaum Muhajirin dan Anshar. Masjid ini dikenal dengan Masjid Quba, dalam Al-Qur'an disebut juga
Masjid Taqwa. Masjid inilah yang pertama kali dibangun oleh Nabi Muhammad SAW.

Setelah ada berita bahwa Nabi Muhammad dalam perjalanan menuju kota Madinah, maka kaum
muslimin Madinah sudah menunggu kedatangan beliau dengan penuh kerinduan dan
penghormatan.

Pada hari jumat tanggal 16 Rabiul Awwal tahun ke 1 Hijriah, bertepatan dengan tanggal 2 Juli 622
Masehi, Nabi beserta rombongan Muhajirin lainnya disambut meriah oleh penduduk Madinah.
Mereka melagukan sebuah syair yang terkenal, sebagai berikut :

Telah timbullah bulan purnama, dari Tsaniyyatil Wad'i. Kami bersyukur, selama ada
orang menyeru kepada Tuhan. Wahai orang yang diutus kepada kami, engkau telah
membawa sesuatu yang harus kami ta'ati.

Pada hari jum'at itu juga Nabi Muhammad SAW untuk pertama kali mengadakan shalat Jum'at
yang diikuti oleh kaum Muhajirin dan Anshar.

Setelah menetap di Madinah, barulah Nabi Muhammad SAW mulai mengatur semua rencana
untuk kebaikan dan kepentingan penduduk Madinah serta kepentingan umat Islam. Peristiwa
hijrah Nabi ke Madinah akhirnya dijadikan sebagai awal perhitungan tahun Hijriah.
Hijrah Sebagai Perjuangan Menyiarkan Islam

Setelah sebelumnya Nabi Muhammad SAW dan Sahabat melalui berbagai macam rintangan dari
kafir Quraisy Makkah dalam perjalanan hijrahnya menuju kota Yastrib (Madinah). Akhirnya pada
hari jumat tanggal 16 Rabiul Awwal tahun ke 1 Hijriah, bertepatan dengan tanggal 2 Juli 622
Masehi, Nabi beserta rombongan Muhajirin lainnya tiba di kota Madinah. Dan disanalah Nabi
Muhammad SAW mulai mengatur semua rencana untuk kebaikan dan kepentingan penduduk
Madinah serta kepentingan umat Islam.

1. Proklamasi Berdirinya Negara Islam

Madinah merupakan kota harapan bagi Nabi dan umat Islam lainnya untuk mengembangkan
ajaran Islam. Keadaan dan sikap masyarakat kota Madinah jauh berbeda dengan masyarakat kota
Makkah. Mereka dengan mudah menerima kehadiran Nabi dan agama Islam. Oleh sebab itu,
untuk menata tatanan dan sistem sosial masyarakat Islam di Madinah perlu adanya suatu wadah
kesatuan dan persatuan umat Islam

Dalam mewujudkan semua itu, Nabi Muhammad membentuk Pemerintahan Islam (Daulat
Islamiyah) yang berdasarkan kepada Al-Qur'an. Islam sebagai agama negara, Nabi Muhammad
sebagai kepala negara dan pusat pemerintahannya adalah Madinah. Undang - undang yang
dipakai berdasarkan kepada Islam.

Selama di Madinah, wahyu - wahyu yang diterima Nabi selalu berkaitan dengan persoalan
kemasyarakatan, negara, politik, perkawinan dan perlakuan terhadap budak.

2. Berdirinya Ibu Kota dan Masjid Madinah

Madinah sebelumnya bernama Yastrib, setelah kedatangan Nabi Muhammad SAW kota itu diberi
nama "Al Madinah Al Munawarah", artinya Kota yang bercahaya. Kota ini kemudian dijadikan
sebagai Ibu kota dan pusat pemerintahan

Di kota ini, Nabi mengatur, memimpin dan memberikan komando kepada para sahabat yang aktif
melakukan segala hal. Beliau mengatur tatanan masyarakat supaya hidup dalam kedamaian,
bebas beragama dan bebas menjalankan ajaran agama. Umat Islam, Yahudi dan Nasrani yang
ada di Madinah mendapat kemerdekaan, jaminan keamanan dan mempunyai hak yang sama,
asal mereka menjunjung tinggi keputusan - keputusan yang telah disepakati bersama.

Selanjutnya Nabi Muhammad mendirikan masjid. Fungsi Masjid pada waktu itu tidak hanya untuk
ibadah, tetapi juga tempat pelajaran dari Nabi tentang agama dan kemasyarakatan. Disamping
itu, masjid juga digunakan untuk tempat musyawarah bagi kepentingan agama, negara dan
masyarakat.
Masjid itu didirikan di sebidang tanah milik dua orang anak yatim, bernama Sahal dan Suhail, yang
telah dibeli dengan harga pantas. Ini sebagai contoh bahwa harta anak yatim dipelihara oleh umat
Islam bukan malah dipermainkan.

Semula Sahal dan Suhail bermaksud menghibahkan tanahnya kepada Nabi untuk kepentingan
Masjid, tetapi Nabi menolaknya, karena beliau tahu anak - anak itu justru sangat memerlukan
santunan hidup.

Setelah tercipta suasana keakraban dan persaudaraan antara Muhajirin dan Anshar, umat Islam
Madinah selalu bekerjasama dan gotong royong, begitu juga halnya pada saat mendirikan Masjid.

Masjid yang didirikan Nabi itu bentuknya masih sangat sederhana, bentuknya persegi empat
dengan dinding yang terbuat dari batu - batu gunung yang di plester dengan tanah liat. Tiangnya
terdiri dari pohon kurma dan atapnya dari pelepah daun kurma, sedangkan lantainya tanah biasa.

Berdampingan dengan Masjid itu, didirikan pula tempat tinggal untuk menampung para sahabat
Muhajirin yang belum mempunyai tempat tinggal atau keluarga. Di sebelah timur yang berbatasan
dengan Masjid didirikan sebuah rumah dengan beberapa kamar. Rumah ini adalah tempat tinggal
Nabi beserta keluarganya. Selama pembangunan Masjid, Nabi tinggal di rumah Abu Ayyub Al
Anshari.

Setelah Masjid selesai dibangun, umat Islam Madinah datang memenuhi Masjid untuk
melaksanakan shalat berjama'ah dan belajar agama Islam serta terkadang bermusyawarah untuk
membicarakan kepentingan agama, masyarakat dan negara. Masjid ini kemudian dikenal dengan
sebutan Masjid Nabawi.

Hijrahnya Nabi Muhammad SAW ke Madinah memberikan hikmah yang besar terhadap
perkembangan dakwah Islamiyah, diantaranya :
Kemenangan dakwah Rasulullah dan kaum muslimin terhadap kaum kafir Quraisy.
Terbentuknya negara Islam yang ber Ibu kota di Madinah, dengan Nabi Muhammad SAW
sebagai kepala negara dan kepala pemerintahannya.
Tersebarnya agama Islam ke pelosok penjuru dunia.
Rasulullah SAW Membina Perekonomian Masyarakat Madinah

Makkah merupakan kota perdagangan. Letaknya sangat strategis sebagai kota penghubung
antara Yaman dan Habasyah, negeri Romawi dan Persi.

Sebagai kota perdagangan, penduduk Makkah terkenal dengan saudagar - saudagarnya yang
ulung. Barang - barang yang didagangkan antara lain permadani, emas, sutra, dll. Sahabat
Rasulullah yang bernama Usman bin Affan, merupakan saudagar Makkah yang terkemuka.

Berbeda dengan Makkah, Madinah adalah daerah pertanian. Penduduknya sebagian besar hidup
dengan bertani kurma. Penduduk Madinah tidak pandai berdagang.

Hijrahnya Rasulullah dan para sahabat ke Madinah, tidak membawa harta benda. Semua
kekayaan ditinggalkan. Di Madinah, kaum Muhajirin memulai kehidupan dari awal. Kaum Anshar
turut membantu kaum Muhajirin membuka usahanya yang baru.

Mereka memulai berdagang kembali. Seperti yang dilakukan Abdurrahman bin Auf, berdagang
mentega dan keju. Usaha Abdurrahman berkembang. Sahabat yang lainnya kemudian mengikuti
jejak Abdurrahman.

Bagi sahabat yang tidak melakukan pekerjaan berdagang seperti Abu Bakar, Umar bin Khattab,
dan Ali bin Abi Thalib, terjun kedalam pertanian. Menggarap tanah milik orang - orang Anshar
bersama - sama pemiliknya.

Semua penduduk Madinah baik Muhajirin ataupun Anshar bekerja keras membangun
perekonomiannya. Ketentraman hidup masyarakat akan tercipta bila masyarakatnya hidup
sejahtera. Sebagaimana pesan Rasulullah SAW sebagai berikut :

Dari Rifaah Ibnu Rafi r.a bahwa Rasulullah SAW pernah ditanya :

"Pekerjaan apakah yang paling baik ? Beliau menjawab : Usaha seseorang dengan tangannya
dan setiap jual beli yang bersih." (HR. Al-Bazzar).

Rasulullah kemudian meletakkan dasar - dasar ekonomi Islam. Ajaran saling membantu antara
kaya dan miskin, jujur dalam berdagang diperkenalkan kepada kaum muslimin.

Rasulullah juga mengenalkan tentang zakat agar harta kekayaan tidak dinikmati orang - orang
kaya saja. Zakat adalah salah satu rukun Islam yang telah diwajibkan Allah SWT kepada hamba-
Nya yang mampu. Zakat ada dua macam, yaitu zakat harta dan zakat fitrah.
Adapun harta yang wajib dizakati meliputi :

1. Emas, perak, dan mata uang


2. Harta perdagangan
3. Hasil tanaman (buah - buahan dan biji - bijian)
4. Binatang ternak
5. Hasil tambang
6. barang temuan

Zakat fitrah adalah zakat pribadi yang wajib dikeluarkan oleh orang - orang muslim pada tiap - tiap
bulan Ramadhan.

Orang - orang yang berhak menerima zakat disebut mustahiq. Ada delapan golongan (ashnaf)
mustahiq zakat, yaitu :

1. Orang Fakir, yaitu orang yang tidak ada harta untuk keperluan hidup sehari - hari serta tak
mampu bekerja atau berusaha.
2. Orang Miskin, yaitu orang yang penghasilan sehari - harinya tidak mencukupi kebutuhannya.
3. Amil, yaitu orang yang bertugas mengumpulkan dan membagi - bagikan zakat kepada orang
yang berhak menerimanya.
4. Mu'allaf, yaitu orang yang baru masuk Islam, sedang imannya masih lemah.
5. Hamba Sahaya (budak), yaitu orang yang belum merdeka.
6. Gharim, yaitu orang yang mempunyai banyak hutang sedangkan ia tidak mampu
membayarnya.
7. Sabilillah, yaitu orang - orang yang berjuang dijalan Allah.
8. Ibnu Sabil, yaitu orang - orang yang sedang dalam perjalanan (musafir) seperti orang yang
pergi mencari ilmu, berdakwah dan sebagainya.

Dengan mengenalkan zakat kepada masyarakat, Rasulullah telah meletakkan dasar ekonomi
kerakyatan. Harta kekayaan tidak terpusat pada orang - orang kaya saja, tapi harus bisa dinikmati
orang - orang tidak berharta juga.

Anda mungkin juga menyukai