Anda di halaman 1dari 4

MAKAM ARAB -MELAYU DI TAH TUL YAMAN SEBERANG KOTA JAMBI

malindo

PENDAHULUAN

Kota Jambi sekarang ini yang berada di dekat Aliran sungai batanghari pernah menjadi
daerah kekuasaan kerajaan Sriwijaya, hal ini di buktikan banyaknya temuan-temuan bersejarah
masa kerajaan di pinggir-pinggir sungai tersebut. Kerajaan ini telah berhasil membawa sumatera
menjadi pulau yang di takuti oleh bangsa lain karena kekuatannya dalam dunia maritim. Kerajaan
Sriwijaya telah melakukan perdagangan dengan bangsa-bangsa lain seperti cina,india, Persia, arab
dan sebagainya.

Adanya Hubungan dagang orang Arab dan Persia terhadap kerajaan sriwijaya dapat di
perkuat keterangannya oleh dua surat yang di kirim oleh kerajaan srwijaya kepada khalifah bani
umayyah. Surat pertama di berikan oleh al-jahiz (amir al-bahr, 163-255 H / 753 – 869 M) dan
berdasarkan cerita surat itu di tujukan kepada khalifah muawiyah. Sedangkan surat kedua di
kirimkan oleh sriwijay kepada khalifah umar bin abd al-aziz (717-720 M) yang berisi hadiah
sebagai tanda persahabatan (azyumardi azra, 1994; 41).

Pedagang arab (Ta-shih) yang dating kejambi dapat pula di buktikan dengan catatn
tionghoa abad ke-9 M, yakni pei hu lu tahun 875 M, yang menyebutkan kedatangan Ta-shih dan
Po-sse ke chan-pei untuk membeli buah pinang. Jadi kedatangan orang arab ke jambi di mulai
sejak abad ke-9 M. sebenarnya pada saat itu agama islam belum berkembang di jambi. Menurut
cerita lokal jambi, Agama islam berkembang pesat di jambi di mulai pada saat pemerintahan rang
kayo hitam yang merupakan salah satu sultan terkenal di jambi ynag berkuasa sejak permualaan
abad ke -16 (O.W wolters, 1967:144; Uka tjandrasasmita, 1992)

Orang-orang Arab sudah lama melakukan perdagangan di jambi, sehingga banyak


saudagar-saudagar arab yang menikah dengan masyarakat Melayu (lokal) dan mereka hidup
menetap di jambi, umumnya yaitu di daerah jambi seberang sehingga pada akhirnya sering di sebut
daerah arab melayu jambi. Bukti-bukti yang mendukung dan masih bisa kita lihat sekarang ini
adalah bangunan rumah batu olak kemang peninggalan pangeran wiro kusumo serta makam-
makam kuno penyebar agama islam dari yaman. Salah satu makam kuno di jambi seberang yang
masih dapat kita jumpai sekarang adalah makam Al-Habib husin Bin Ahmad baraqbah yang
terletak di tahtul yaman kecamatan pelayangan kota jambi.

METODE

Jenis peneiltian ini adalah penelitian kualitatif metode Deskriptif dengan cara mengambil satu
makam sebagai sampel. Data utama yang di gunakan sebagai sampel adalah salah satu makam
keturunan ahmad baraqbah yang berada di tahtul yaman. Pemilihan makam ini di karenakan
bentuk nisan-nya masih berbentuk kuno dan juga terdapat kaligrafi yang sudah Aus. Penelitian ini
Di mulai dari tahap survei, Observasi, dokumentasi, mengukur dan mendeskripsikan bentuk serta
gaya nisan yang di gunakan di makam tersebut. Sehingga nantinya penelitian deskriptif ini bisa di
gunakan sebagai bahan bacaan mengenai makam arab-melayu di tahtul yaman.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Sejarah perjalanan Al habib husin

Mengikuti catatan manaqib Al habib Hussein bin Ahmad Barakbah "Penyebar Agama Islam
di Kota Jambi" terbitan Rabithah Alawiyah cabang Jambi 1010, Al Habib Hussein Barakbah
berasal dari tarim di yaman. Beliau meninggalkan kota Tarim menuju ke India bersama abangnya
yang bernama al Habib Zain bin Ahmad Barakbah. Mereka berdakwah dibeberapa tempat di India,
kemudian Habib Hussein melanjutkan perjalanannya ke Indonesia.Beliau menjijakkan kakinya di
tanah Aceh dahulu kemudian menuju ke Palembang, Disana diterima baik di lingkungan keraton
Sultan dan dihormati sebagai ulama keraton. Cukup lama Habib Hussein menetap di kota
Palembang dan beliau telah berkahwin dengan anak pembesar kesultanan Palembang. Hal ini dapat
dimaklumi dan juga dibuktikan dengan penganugerahan gelaran Pangeran kepada cucu beliau iaitu
Habib Qassim bin Habib Ali bin Habib Hussein Barakbah oleh Seri Paduka Sultan Mahmud
Badaruddin Jaya Wikromo.

Setelah berada di Palembang selama 20 tahun Syed Hussein Barakbah berpindah ke kota
Jambi pada tahun 1726 dan menyebar agama Islam selama 35 tahun. Di Jambi beliau telah
berkahwin dengan anak saudagar keturunan Cina yang tinggal ditengah keluarga istana yang
bernama Nyai Resek bt Datuk Sintai. Kegigihan said Husein dalam mengembangkan syi'ar agama
Islam, ternyata menarik perhatian Datuk Shin Thay yang merupakan ulama dari daratan China,
yang menikah dengan kerabat kerajaan Jambi. Akhirnya Datuk Shin Thay menikahkan anaknya
Nyai Resik dengan Beliau (Sayid Husin-red). Selain di jambi, hussin baroqbah juga berdakwah ke
Kepulauan Riau, dan mempunyai hubungan yang rapat dengan kesultanan Siak. Salah seorang
anaknya yang bernama Syed Sya'ban telah berkahwin dengan adinda Sultan Syarif Ali Jalil
Syafuddin, Sultan Siak yang keVII yang bernama Tengku Long Tieh bt Usman bin Abdurrahman
Syahab.

Said Hussein Bin Ahmad Barakbah meninggal dunia pada tahun 1760 dan dikebumikan di
Pemakaman Tambak kelurahan Tahtul yaman, kecamatan Pelayangan Seberang Kota Jambi.
Maqam beliau dikenal sebagai maqam Keramat Tambak.

2. Makam Al habib husin beserta para keturunan

Area pemakaman Arab melayu berada dipinggiran sungai Mangkuban, Kelurahan Tathul
Yaman Kecamatan Pelayangan Kota Jambi. keberadaan makam sang ulama, Sayid Husin Bin
Ahmad Baragbah, telah ditetapkan sebagai salah satu cagar budaya dan kelestarianya dilindungi
Undang-undang nomor 11 tahun 2010 tentang benda cagar budaya. kawasan yang merupakan
tanah wakaf warga seluas 2,8 hektare itu,bukan hanya para habib saja namun juga banyak makam
para tuan guru dan tua tengganai (tokoh). Tak heran kuburan Arab Melayu itu juga dikenal
ditengah masyarakat sebagai Kuburan Keramat Tambak.

A. Analisis morfologi makam


Bentuk makam yang terdapat di situs makam arab melayu memiliki semua atribut makam
yaitu jirat, nisan, dan cungkup. Namun makam yang memilki cungkup adalah makam yang
di anggap sebagai tokoh terkenal atau ulama terkenal. Makam yang menjadi sampelnya
adalah keturunannya yaitu makam yang tepat berada di sebelah barat laut makam habib
hussin berjarak 2 meter.
a) Jirat

Makam keturunan habib hussin sudah memiliki jirat/kijing yang baru di buat, kemungkinan
makam tersebut sebelumnya tidak memiliki jirat. Namun kali ini jirat yang baru di buat ini
termasuk dalam klasifikasi yang penulis lakukan. Jiratnya berbentuk persegi Panjang tersusun
seperti dua tingkat. Bahannya menggunakan bata di perkuat oleh semen lalu di lapisi oleh
keramik.

b) Nisan
Nisannya terbuat dari bahan kayu menggunakan teknik pangkas . pada bagian kaki
nisan berbentuk persegi empat, sedikit naik ke atas terdapat gaya tanduk di kiri-kanan,
selanjutnya bagian badan nisan semakin kepuncak semakin melebar dan juga terdapat
kaligrafi di tengah-tengahnya yang menggunakan teknik gores namun keadaannya sudah
tidak bisa di baca lagi (Aus). Pada bagian bahu nisan juga memiliki gaya seperti tanduk
kerbau namun tidak terlalu runcing, gaya ini mirip dengan nisan yang di temukan di daerah
aceh. selanjutnya yang Terakhir di bagian kepala atau puncak nisan tersebut berbentuk
segitiga namun tidak terlalu siku-siku.

c) Cungkup

Anda mungkin juga menyukai