pahala yang tinggi. Dalam banyak ayat al-Quran Allah Swt menjelaskan kemuliaan
ibadah ini dan menjanjikan ganjaran yang berlipat ganda kepada mereka yang
berhijrah. Sebab, selain kesulitan yang dihadapi seorang muhajir baik kesulitan
karena meninggalkan negeri asal, kesulitan di negara baru dan banyak hal
lain, hijrah juga dimaksudkan untuk menjaga dan memelihara agama dan risalah
ilahi yang terakhir ini.
Pada malam akan hijrah itu pula Muhammad membisikkan kepada Ali bin Abi Talib
supaya memakai mantelnya yang hijau dari Hadzramaut dan supaya berbaring di
tempat tidurnya. Dimintanya supaya sepeninggalnya nanti ia tinggal dulu di Mekah
menyelesaikan barang-barang amanat orang yang dititipkan kepadanya.
Demikianlah, ketika pemuda-pemuda Quraisy mengintip ke tempat tidur Nabi
Muhammad Saw, mereka melihat sesosok tubuh di tempat tidur itu dan mengira
bahwa Nabi Saw masih tidur.
Rasullah (SAW) dan Abu Bakar (RA) tinggal di dalam goa Tsur pada hari Jum’at,
Sabtu, dan Ahad. Selama itu, berlangsung pertolongan bagi mereka berdua.
1. Abdullah bin Abu Bakar (RA) mendatangi goa pada malam hari dan
menyampaikan berita perihal berbagai rencana dan kegiatan orang-orang kafir
kepada mereka berdua. Sebelum fajar ia sudah kembali ke Makkah sehingga seolah-
olah ia selalu berada di Makkah.
4. Pada waktu itu Abu Bakar (RA) menawarkan satu dari onta itu kepada Nabi (SAW)
sebagai hadiah. Namun beliau (SAW) memaksa membeli onta itu. Abu Bakar (RA)
pun akhirnya bersedia menerima pembayaran sebesar empat ratus dirham untuk
onta itu. Onta inilah yang kemudian dikenal sebagai onta Rasulullah (SAW) yang
dinamai Quswa.
5. Dengan dipandu oleh Abdullah bin Ariqat, mereka berdua memulai perjalanan
menuju Madinah. Amar juga menyertai perjalanan mereka.
SURAQA
“Saya Suraqa bin Ju’syum! Tunggulah, saya mau bicara. Saya tidak akan melakukan
sesuatu yang akan merugikan tuan-tuan.” Setelah kedua orang itu berhenti melihat
kepadanya, dimintanya kepada Muhammad supaya menulis sepucuk surat
kepadanya sebagai bukti bagi kedua belah pihak. Dengan permintaan Nabi, Abu Bakr
lalu menulis surat itu di atas tulang atau tembikar yang lalu dilemparkannya kepada
Suraqa. Setelah diambilnya oleh Suraqa surat itu ia kembali pulang. Sekarang bila
ada orang mau mengejar Nabi Saw, maka dikaburkan olehnya, sesudah tadinya ia
sendiri yang mengejarnya.
SEJARAH KISAH HIJRAH NABI MUHAMMAD SAW KE MADINAH
MASYARAKAT MADINAH
Bila pagi-pagi berhala itu tidak ada ‘Amr mencarinya sampai diketemukan lagi,
kemudian dicucinya dan dibersihkan lalu diletakkannya kembali di tempat semula,
sambil ia menuduh-nuduh dan mengancam. Tetapi pemuda-pemuda itu mengulangi
lagi perbuatannya mempermainkan Manat ‘Amr itu, dan diapun setiap hari mencuci
dan membersihkannya. Setelah ia merasa kesal karenanya, diambilnya pedangnya
dan digantungkannya pada berhala itu seraya ia berkata: “Kalau kau memang
berguna, bertahanlah, dan ini pedang bersama kau.” Tetapi keesokan harinya ia
sudah kehilangan lagi, dan baru diketemukannya kembali dalam sebuah sumur
tercampur dengan bangkai anjing. Pedangnya sudah tak ada lagi.
MESJID QUBA'
Ketika rombongan Rasululloh Saw sampai di Quba’, mereka tinggal empat hari ia di
sana dan membangun mesjid Quba’. Di tempat ini Ali b. Abi-Talib ra menyusul,
setelah mengembalikan barang-barang amanat – yang dititipkan oleh rasululloh Saw
– kepada pemilik-pemiliknya di Mekah. Ali ra menempuh perjalanannya ke
Madinah dengan berjalan kaki. Malam hari ia berjalan, siangnya bersembunyi.
Perjuangan yang sangat meletihkan itu ditanggungnya selama dua minggu penuh,
yaitu untuk menyusul saudara-saudaranya seagama.
SAMPAI DI MADINAH
Setiba Rasulullah (SAW) di Madinah, onta beliau (Quswa) duduk di lahan terbuka di
dekat rumah Abu Ayyub Ansari (RA). Maka beliau (SAW) pun menetap di tempat itu
sampai terselesaikannya pendirian Masjid Nabawi dan sebuah tempat berteduh
untuk beliau. Seluruh sahabat bersama-sama Nabi (SAW) juga secara langsung turun
tangan dalam pembangunan Masjid Nabawi, sebagaimana juga mereka melakukan
bersama-sama dalam pembangunan Masjid Quba’.
Beberapa hari kemudian, istri Nabi (SAW); Saudah (RA); dua putri beliau Fatimah (RA)
and Ummu Kulsum (RA), Usamah bin Zaid (RA), ‘Aisyah (RA) dan Ummu Aiman (RA)
juga menyusul hijrah ke Madinah dibawah kawalan Abdullah bin Abu Bakar (RA).
Adapun putri beliau seorang lagi, Zainab (RA), baru diijinkan hijrah ke Madinah
setelah terjadi peperangan Badar.
2. Menurut para ahli sejarah Muslim, Rasulullah (SAW) tiba di Quba‘ pada tanggal 16
Juli 632 M. yang mana berada dalam bulan Muharram, dari sinilah dimulainya
perhitungan kalender Hijriyah.
4. Diantara sekian banyak sahabat Nabi (SAW), beliau memilih Abu Bakar (RA)
sebagai teman dalam perjalanan hijrah. Hal ini di abadikan didalam Al-Quran, Surah
At-Taubah. Ini merupakan penghargaan paling utama bagi Abu Bakar (RA).
5. Setiap orang yang berpola-pikir adil dan terbuka, dari tulisan ini dapat mengambil
kesimpulan bahwa Abu Bakar (RA) telah memiliki peranan yang amat penting dalam
peristiwa Hijrah. Maka sungguh amat menyedihkan bahwasanya sebagian orang
masih menilai secara tidak adil terhadap diri sahabat yang demikian dihormati ini
Sebelum bernama Madinah, wilayahMadinah bernama Yatsrib. Hanya saja setelah Islam
datang, ilmu pengetahuan dimuliakan sehingga ilmu berkembang dengan pesat. Ilmu
pengetahuan itulah yang akan membuat Yatsrib menjadi sebuah kota yang dipenuhi dengan
kemajuan peradaban. Kemajuan ekonomi dan budaya menjadi ciri khas dari Yatsrib.
Perekonomian maju pesat karena diatur dengan sistem Islam. Selain itu, budaya yang
berkembang juga sangat pesat. Budaya diatur dengan sistem social budaya Islam. Wanita
yang biasanya membuka aurat, setelah Islam datang ditutup auratnya dengan kerudung dan
jilbab. pergaulan antara pria dan wanita yang tanpa batas, sekarang dibatasi untuk
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Singkatnya,Madinah adalah bentuk lain
kota Yatsrib yang lebih maju setelah Islam ditegakkan di sana.
Reaksi masyarakat Mekkah terhadap kedatangan Islam sungguh tidak baik. Dengan berbagai
cara mereka menghentikan dakwah Rasulullah SAW, bahkan mencoba membunuh
Rasulullah SAW. Semangat dan usaha Nabi Muhammad SAW untuk menyebarkan agama
Islam tidak pernah pupus. Melihat peluang dakwah yang begitu sempit di Kota Mekkah,
beliau berpikir untuk hijrah ke Yatsrib atau Madinah. Setelah Nabi Muhammad SAW
behijrah ke Madinah yang pertama dipikirkan oleh beliau adalah bagaimana membangun
masyarakat Islam. Nabi Muhammad SAW segera membangun Masjid, kemudian menyusun
barisan kaum Muslimin serta mempererat persatuan mereka. Untuk memudahkan maksud
tersebut, Nabi mempersaudarakan kaum Muslimin dengan umat Islam yang lainnya. Dengan
persaudaraan ini kaum muslimin bertambah kuat dan merasa senasib dan seperjuangan.
Nabi Muhammad SAW juga membangun masyarakat Islam di Madinah melalui kegiatan
ekonomi dan perdagangan. Hal ini dikarenakan setelah meninggalkan kota Mekkah, kaum
muhajirin meninggalkan kota Mekkah, kaum muhajirin sama sekali tidak memiliki harta
kekayaan. Semua harta kekayaan mereka ditinggalkan di kota Mekkah. Nabi Muhammad
SAW bertekad memajukan sektor ekonomi dan perdagangan dan hal ini didukung oleh semua
masyarakat Islam. Orang-orang Mekkah sebenarnya memang pandai dalam bidang
perdagangan, sampai orang mengatakan bahwa dengan perdagangannya, penduduk Mekkah
dapat mengubah pasir sahara menjadi emas. Selain berdagang, kegiatan ekonomi lainnya
adalah bertani. Hal ini didukung oleh tanah Madinah yang subur dengan kebun-kebun anggur
dan kurmanya yang terkenal. Nabi Muhammad SAW berhasil menyatukan
penduduk Yatsrib dan membangun masyarakatnya melalui sektor ekonomi dan perdagangan,
untuk menuju masyarakat yang adil dan sejahtera.
Hijrahnya Rasulullah SAW memberikan hikmah yang besar terhadap perkembangan dakwah
Islamiah, di antaranya :
1. Kemenangan dakwah Rasulullah SAW dan kaum muslimin terhadap kaum Quraisy.
2. Terbentuknya agama Islam yang beribu kota di Madinah dengan Nabi Muhammad SAW
sebagai kepala Negara dan kepala pemerintahannya.
3. Terbesarnya agama Islam ke pelosok penjuru dunia.
Nab Muhammad SAW tiba di kota Madinah pada hari Jumat tanggal 12 Rabiul Awwal tahun
pertama hijrah, yakni bertetapan dengan tanggal 24 September 622 M. kedatangan beliau
sangat dinanti-nantikan oleh masyarakat Madinah. Adapun hal-hal yang dapat kita teladani
dari perjuangan Nabi Muhammad SAW dan para sahabat di Madinah adalah :
Nabi Muhammad SAW mempersaudarakan antara kedua golongan kaum muslimin ini. Ali
Ibnu Abi Thalib dipilih menjadi saudara beliau sendiri. Abu Bakar beliau persaudarakan
dengan Kharijah Ibnu Zuhair. Ja’far Ibnu Abi Thalib dengan Mu’az Ibnu Jabal. Demikianlah
Rasulullah SAW telah mempertalikan keluarga-keluarga Islam yang terdiri dari Muhajirin
dan Anshar. Masing-masing keluarga mempunyai pertalian yang erat dengan keluarga-
keluarga yang banyak, karena ikatan persaudaraan yang diadakan Rasulullah SAW. Dengan
persaudaraan tersebut telah menciptakan suatu persatuan yang berdasarkan agama dan
mempertalikan jiwa mereka.
Rasulullah SAW menemui beberapa kesulitan pada masa awal pembentukan pemerintah
Islam di Madinah. Kesulitan yang terbesar adalah adanya serangan-serangan dari orang-
orang kafir Quraisy secara tidak manusiawi. Melihat kondisi tersebut beliau menyusun
kekuatan untuk mempertahankan dii. Langkah tersebut diambil Rasulullah SAW berdasarkan
wahyu yang diterimanya yaitu Al Quran surat Al Baqarah ayat 190 : “Dan perangilah di
jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampui batas,
karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas”.
Dalam sejarah, Nabi Muhammad SAW prnah mengikuti peperangan sebanyak dua puluh
tujuh (27) kali. Perang yang diikuti Nabi disebut Perang Gazwah dan Perang yang tidak
diikuti Nabi disebut Perang Syariyyat. Adapun perang terpenting yang pernah diikuti Nabi
ialah Perang Badar, Uhud, Khandaq, Hudaibiyah, dan Fathul Makkah.
Sumber : http://sajadahmuslimku.blogspot.com/2014/03/meneladani-perjuangan-nabi-
muhammad-saw_13.htm
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mangatahui dan memahami Hijrah, Titik Awal Dakwah Rasulullah SAW. di Madinah ?
2. Mengetahui dan memahami Substansi Dakwah Nabi di Madinah ?
3. Mengetahui dan memahami Strategi Dakwah Nabi SAW. di Madinah ?
BAB II
MENELADANI PERJUANGAN DAKWAH RASULULLAH SAW DI MADINAH
Perjalanan hijrah ke Madinah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. bukan merupakan cara
untuk menghindari peperangan, akan tetapi menjadi salah satu strategi yang dilakukan oleh
Rasulullah SAW. sebenarnya, dakwah periode Madinah ini sudah dimulai sebelum peristiwa
hijrahnya Rasulullah SAW. yaitu saat terjadi perjanjian Aqabah 1 dan Aqabah 2. Perjanjian
Aqabah merupakan suatu persiapan Rasulullah SAW. untuk Madinah dalam menciptakan
keadan yang kondusif untuk menerima kedatangan beliau dan kaum Muhajirin yang hijrah ke
Madinah.
Faktor yang mendorong Rasulullah SAW. untuk hijrah dari Kota Mekah adalah pembiokotan
yang dilakukan oleh kafir Quraisy kepada Rasulullah SAW. dan para pengikutnya (Bani
Hasyim dan Bani Mu’allib). Pemboikotan yang dilakukan oleh para kafir Quraisy mencakup
hal-hal berikut :
Melarang setiap perdagangan dan bisnis dengan pendukung Nabi Muhammad SAW.
Tidak seorang pun berhak mengadakan ikatan perkawinan dengan orang muslim.
Melarang keras bergaul dengan kaum muslim.
Isi perjanjian yang dibuat Nabi Muhammad SAW. dengan kaum Yahudi sebagai berikut :
Kaum Yahudi hidup damai bersama-sama dengan kaum Muslimin.
Kedua belah pihak bebas memeluk dan menjalankan agamanya masing-masing.
Kaum muslimin dan kaum Yahudi wajib tolong-menolong dalam melawan siapa saja yang
memerangi mereka
Orang Yahudi memikul tanggung jawab belanja mereka sendiri dan sebaliknya kaum
muslimin juga memikul belanja mereka sendiri
Kaum Yahudi dan kaum muslimin wajib saling menasihat dan tolong-menolong dalam
mengerjakan kebajikan dan keutamaan.
Kota Madinah adalah kota suci yang wajib dijaga dan dihormat oleh mereka yang
terikatmdengan perjanjian itu.
Kalau terjadi perselisihan di antara kaum Yahudi dan kaum muslimin yang dikhawatrkan
akan mengakibatkan hal-hal yang tdak diinginkan, urusan itu hendaklah diserahkan kepada
Allah SWT. dan Rasul-Nya.
Siapa saja yang tnggal di dalam ataupun di luar Kota Madinah wajib dilindungi keamanan
dirinya kecuali orang zalim dan bersalah sebab Allah Swt. menjadi pelindung bagi orang-
orang yang baik dan berbakti.
Berikut diuraikan beberapa peperangan yang terjadi antara kaum muslimin dengan musuh-
musuh mereka :
Perang Badar Perang
Badar merupakan peperangan yang pertama kali terjadi dalam sejarah Islam. terjadi pada
tanggal kaum muslimin berhasil memperoleh kemenangan.
Perang Uhud
Pada tahun ke-3 Hijrah, Quraisy berangkat ke Madinah dengan membawa 3000 pasukan
berunta, 200 pasukan berkuda, dan 700 orang di antara mereka memakai baju besi. Pasukan
ini dipimpin oleh Khalid bin Walid. Kedatangan pasukan Quraisy ini disambut Nabi
Muhammad SAW. dengan sekitar 1.000 pasukan. Ketika pasukan Nabi Muhammad SAW.
melewat batas kota, Abdullah bin Ubay menarik 300 pasukan yang terdiri atas orang Yahudi
dan kembali ke Madinah.
Dengan pasukan yang masih tersisa 700 orang, Mula-mula pasukan berkuda Khalid bin
Walid gagal menembus dan menaklukkan pasukan pemanah Nabi. Pasukan Quraisy kocar-
kacir. Namun, kemenangan yang sudah di ambang pintu gagal diraih karena pasukan Nabi
Muhammad SAW. termasuk pasukan pemanah, tergoda oleh harta peninggalan musuh.
Pasukan Khalid bin Walid berbalik menyerang, pasukan pemanah dapat dilumpuhkan dan
satu per satu pasukan Nabi berguguran di medan pertempuran.
Perang Ahzab/Khandaq
Bani Nadir yang menetap di Khaibar berkomplot dengan musyrikin Quraisy untuk
menyerang Madinah. Pasukan gabungan mereka berkekuatan 24.000 pasukan. Pasukan ini
berangkat ke Madinah pada tahun ke-5 Hijrah. Atas usul Salman al-Farisi, umat Islam
menggali Parit untuk pertahanan. Pasukan musuh yang hendak masuk ke Madinah tertahan
oleh parit. Karena itu, mereka mengepung Madinah dengan membangun kemah-kemah di
luar parit. Pengepungan ini berlangsung selama satu bulan dan berakhir setelah badai
kencang menerpa dan memporak- porandakan kemah-kemah mereka.
Perang Hunain
Meskipun Mekkah telah ditaklukkan, tidak semua suku Arab bersedia tunduk kepada Nabi
Muhammad SAW. Ada dua suku yang masih melakukan perlawanan terhadap Nabi
Muhammad SAW. yaitu Bani Ṣaqif di Ṭaif dan Bani Hawazin di antara Mekkah dan Ṭaif.
Kedua suku ini berkomplot melawan Nabi Muhammad SAW. dengan alasan menuntut balas
atas berhala-berhala mereka (yang ada di Ka’bah) yang dihancurkan oleh tentara Islam ketika
penaklukan Mekkah. Dengan kekuatan 12.000 pasukan di bawah pimpinan Nabi Muhammad
SAW. tentara Islam berangkat menuju Hunain. Dalam waktu singkat Nabi Muhammad SAW.
dan pasukannya dapat menumpas pasukan musuh.
2) Surat Nabi Muhammad SAW Kepada Para Raja
Genjatan senjata antara Nabi Muhammad SAW. dengan musyrikin Quraisy telah memberi
kesempatan kepada Nabi Muhammad SAW. untuk melirik negeri-negeri lain sambil
memikirkan cara berdakwah ke sana. Salah satu cara yang ditempuh Nabi Muhammad SAW.
adalah dengan berkirim surat kepada raja-raja, para penguasa negeri-negeri tersebut. Di
antara raja-raja yang dikirimi surat oleh Nabi Muhammad SAW. adalah raja Gassan, Mesir,
Abisinia, Persia, dan Romawi. Tidak satu pun dari raja-raja tersebut menyambut dan
menerima ajakan Nabi Muhammad SAW.
3) Penaklukan Mekkah
Pada tahun ke-6 Hijrah, ketka haji telah disyariatkan, Nabi Muhammad SAW. dengan 1.000
orang kaum muslimin berangkat ke Mekkah untuk melaksanakan ibadah haji. Karena itu,
Nabi Muhammad SAW. beserta kaum muslimin berangkat dengan pakaian iḥram dan tanpa
senjata. Sebelum sampai di Mekkah, tepatnya di Hudaibiyah, Nabi Muhammad SAW. dan
kaum muslimin tertahan dan tidak boleh masuk ke Mekkah. Sambil menunggu izin untuk
masuk ke Mekkah, Nabi SAW. dan kaum muslimin berkemah di sana. Nabi Muhammad
SAW. dan kaum muslimin tidak mendapat izin memasuki Mekkah dan akhirnya dibuatlah
Perjanjian Hudaibiyah.
Perjanjian Hudaibiyah berisi lima kesepakatan, yaitu :
Kaum muslimin tidak boleh mengunjungi Ka’bah pada tahun ini dan ditangguhkan sampai
tahun depan.
Lama kunjungan dibatasi sampai tiga hari saja.
Kaum muslimin wajib mengembalikan orang-orang Mekkah yang melarikan diri ke Madinah.
Sebaliknya, pihak Quraisy menolak untuk mengembalikan orang-orang Madinah yang
kembali ke Mekkah.
Selama sepuluh tahun dilakukan genjatan senjata antara masyarakat Madinah dan Mekkah,
dan tiap kabilah yang ingin masuk ke dalam persekutuan kuam Quraisy atau kaum muslimin,
bebas melakukannya tanpa mendapat rintangan.
Dengan adanya perjanjian ini, harapan untuk mengambil alih Ka’bah dan menguasai Mekkah
kembali terbuka. Ada dua faktor yang mendorong Nabi Muhammad SAW. untuk menguasai
Mekkah. Pertama, Mekkah adalah pusat keagamaan bangsa Arab. Apabila Mekkah dapat
dikuasai, penyebaran Islam ke seluruh Jazirah Arab akan dapat dilakukan. Kedua, orang-
orang Quraisy adalah orang-orang yang mempunyai kekuasaan dan pengaruh yang besar.
Dengan dikuasainya Mekkah, kemungkinan besar orang-orang Quraisy, yang merupakan
suku Nabi Muhammad SAW. sendiri, akan memeluk Islam. Dengan Islamnya orang-orang
Quraisy, Islam akan mendapat dukungan yang besar. Setahun kemudian, Nabi Muhammad
SAW. bersama kaum muslimin melaksanakan ibadah haji sesuai dengan perjanjian. Dalam
kesempatan ini banyak penduduk Mekkah yang masuk Islam karena melihat kemajuan yang
diperoleh oleh penduduk Madinah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah bahwasanya Nabi Muhammad SAW merupakan Nabi
dan Rasul yang diutus kepada manusia untuk memberikan bimbingan kepada jalan yang lurus
dengan perjuangan yang gigih. Beliau berhasil merubah kebiasaan umat manusia dari
keburukan kepada jalan kebenaran untuk menyembah allah SWT.
Dan bagaimana kita sebagai umat islam untuk menjadikan beliau sebagai contoh dan suri
tauladan bagi kita dalam kehidupan sehari-hari. Baik dalam lingkungan keluarga, agama,
masyarakat, dan bernegara.
Substansi Dakwah Nabi di Madinah Membina Persaudaraan antara Kaum Anśar dan Kaum
Muhajirin, dan Membentuk Masyarakat yang Berlandaskan Ajaran Islam.Strategi Dakwah
Nabi SAW. di Madinah Membina Persaudaraan antara Kaum Anśar dan Kaum Muhajirin,
Nabi Muhammad SAW. Mengirimi Surat kepada para raja, dan penaklukan Mekkah
3.2 Saran
Untuk lebih mempertebal keimanan kita terhadap Rasululah SAW. Kita harus selalu
meyakini apa yang dilaksanakan oleh Rasullulah merupakan landasan untuk kita bertindak,
agar setiap apa yang kita lakukan atau laksanakan sesuai dengan sunah rasul serta mendapat
Ridho dari Allah SWT.
Kritik dan saran yang membangun sang at kami harapkan dari berbagai pihak. Kami
menyadari bahwa makalah ini banyak kekurangan sehingga perlu disempurnakan lagi di
kesempatan yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.teskerja.com/2014/09/baru-download-buku-sma-kelas-10.html
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Amzah, 2010)
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Rajawali Pers)
Murodi, Sejarah Kebudayaan Islam, (Semarang: PT Karya Toha Putra, 2009)
http://kajian-muslimah.blogspot.com/2005/05/shirah-tentang-fase-dakwah-di-madinah.htm