Anda di halaman 1dari 13

Hijrah yang berarti perpindahan dianggap sebagai salah satu ibadah dengan nilai

pahala yang tinggi. Dalam banyak ayat al-Quran Allah Swt menjelaskan kemuliaan
ibadah ini dan menjanjikan ganjaran yang berlipat ganda kepada mereka yang
berhijrah. Sebab, selain kesulitan yang dihadapi seorang muhajir baik kesulitan
karena meninggalkan negeri asal, kesulitan di negara baru dan banyak hal
lain, hijrah juga dimaksudkan untuk menjaga dan memelihara agama dan risalah
ilahi yang terakhir ini.

Hijrah Nabi ke Madinah

ALI MENGGANTIKAN TIDUR RASULULLAH SAW

Quraisy berencana membunuh Muhammad, karena dikuatirkan ia akan hijrah ke


Madinah. Ketika itu kaum Muslimin sudah tak ada lagi yang tinggal kecuali sebagian
kecil. Ketika perintah dari Alloh SWT datang supaya beliau hijrah, beliau meminta
Abu Bakar supaya menemaninya dalam hijrahnya itu. Sebelum itu Abu Bakar
memang sudah menyiapkan dua ekor untanya yang diserahkan pemeliharaannya
kepada Abdullah bin Uraiqiz sampai nanti tiba waktunya diperlukan.

Pada malam akan hijrah itu pula Muhammad membisikkan kepada Ali bin Abi Talib
supaya memakai mantelnya yang hijau dari Hadzramaut dan supaya berbaring di
tempat tidurnya. Dimintanya supaya sepeninggalnya nanti ia tinggal dulu di Mekah
menyelesaikan barang-barang amanat orang yang dititipkan kepadanya.
Demikianlah, ketika pemuda-pemuda Quraisy mengintip ke tempat tidur Nabi
Muhammad Saw, mereka melihat sesosok tubuh di tempat tidur itu dan mengira
bahwa Nabi Saw masih tidur.

DI DALAM GUA TSUR

Rasullah (SAW) dan Abu Bakar (RA) tinggal di dalam goa Tsur pada hari Jum’at,
Sabtu, dan Ahad. Selama itu, berlangsung pertolongan bagi mereka berdua.

1. Abdullah bin Abu Bakar (RA) mendatangi goa pada malam hari dan
menyampaikan berita perihal berbagai rencana dan kegiatan orang-orang kafir
kepada mereka berdua. Sebelum fajar ia sudah kembali ke Makkah sehingga seolah-
olah ia selalu berada di Makkah.

2. Amar bin Fuhairah menggiring domba-domba gembalaannya ke dalam goa pada


malam hari sehingga Rasulullah (SAW) dan Abu Bakar (RA) bisa minum susu domba
hingga cukup kenyang. Amar menggiring kembali domba-dombanya ke Makkah
sebelum fajar selang beberapa waktu setelah Abdullah bin Abu Bakar kembali ke
Makkah, dengan demikian jejak kaki Abdullah terhapus oleh jejak domba-domba itu.
3. Abdullah bin Ariqat Laitsi, seorang kafir yang dapat dipercaya dan bekerja sebagai
pemandu yang diupah oleh Abu Bakar (RA) datang ke goa ini, setelah hari ke-tiga,
membawa dua ekor onta.

4. Pada waktu itu Abu Bakar (RA) menawarkan satu dari onta itu kepada Nabi (SAW)
sebagai hadiah. Namun beliau (SAW) memaksa membeli onta itu. Abu Bakar (RA)
pun akhirnya bersedia menerima pembayaran sebesar empat ratus dirham untuk
onta itu. Onta inilah yang kemudian dikenal sebagai onta Rasulullah (SAW) yang
dinamai Quswa.

5. Dengan dipandu oleh Abdullah bin Ariqat, mereka berdua memulai perjalanan
menuju Madinah. Amar juga menyertai perjalanan mereka.

SURAQA

Ketika itu Quraisy mengadakan sayembara, barangsiapa bisa menyerahkan


Muhammad akan diberi hadiah seratus ekor unta. Mereka sangat giat mencari
Rasululloh Saw. Ketika terdengar kabar bahwa ada rombongan tiga orang sedang
dalam perjalanan, mereka yakin itu adalah Muhammad dan beberapa orang
sahabatnya. Suraqa b. Malik b. Ju’syum, salah seorang dari Quraisy, juga ingin
memperoleh hadiah seratus ekor unta. Tetapi ia ingin memperoleh hadiah seorang
diri saja. Ia mengelabui orang-orang dengan mengatakan bahwa itu bukan
Muhammad. Tetapi setelah itu ia segera pulang ke rumahnya. Dipacunya kudanya ke
arah yang disebutkan tadi seorang diri.

Demikian bersemangatnya Suraqa mengejar Nabi Muhammad Saw hingga kudanya


dua kali tersungkur ketika hendak mencapai Nabi. Tetapi melihat bahwa ia sudah
hampir kedua orang itu, ia tetap memacu kudanya karena rasanya Muhammad
sudah di tangan. Akan tetapi kuda itu tersungkur sekali lagi dengan keras sekali,
sehingga penunggangnya terpelanting dari punggung binatang itu dan jatuh
terhuyung-huyung dengan senjatanya. Suraqa merasa itu suatu alamat buruk jika ia
bersikeras mengejar sasarannya itu. Sampai di situ ia berhenti dan hanya memanggil-
manggil:

“Saya Suraqa bin Ju’syum! Tunggulah, saya mau bicara. Saya tidak akan melakukan
sesuatu yang akan merugikan tuan-tuan.” Setelah kedua orang itu berhenti melihat
kepadanya, dimintanya kepada Muhammad supaya menulis sepucuk surat
kepadanya sebagai bukti bagi kedua belah pihak. Dengan permintaan Nabi, Abu Bakr
lalu menulis surat itu di atas tulang atau tembikar yang lalu dilemparkannya kepada
Suraqa. Setelah diambilnya oleh Suraqa surat itu ia kembali pulang. Sekarang bila
ada orang mau mengejar Nabi Saw, maka dikaburkan olehnya, sesudah tadinya ia
sendiri yang mengejarnya.
SEJARAH KISAH HIJRAH NABI MUHAMMAD SAW KE MADINAH

Selama tujuh hari terus-menerus rombongan Rasululloh Saw berjalan, mengaso di


bawah panas membara musim kemarau dan berjalan lagi sepanjang malam
mengarungi lautan padang pasir dengan perasaan kuatir. Hanya karena adanya iman
kepada Alloh Swt membuat hati dan perasaan mereka terasa lebih aman. Ketika
sudah memasuki daerah kabilah Banu Sahm dan datang pula Buraida kepala kabilah
itu menyambut mereka, barulah perasaan kuatir dalam hatinya mulai hilang. Jarak
mereka dengan Madinah kini sudah dekati.

Selama mereka dalam perjalanan yang sungguh meletihkan itu, berita-berita


tentang Hijrah Nabi Muhammad SAW dan sahabatnya yang akan menyusul kawan-
kawan yang lain, sudah tersiar di Madinah. Penduduk kota ini sudah mengetahui,
betapa kedua orang ini mengalami kekerasan dari Quraisy yang terus-menerus
membuntuti. Oleh karena itu semua kaum Muslimin tetap tinggal di tempat itu
menantikan kedatangan Rasululloh dengan hati penuh rindu ingin melihatnya, ingin
mendengarkan tutur katanya. Banyak di antara mereka itu yang belum pernah
melihatnya, meskipun sudah mendengar tentang keadaannya dan mengetahui
pesona bahasanya serta keteguhan pendiriannya. Semua itu membuat mereka rindu
sekali ingin bertemu, ingin melihatnya.

MASYARAKAT MADINAH

Tersebarnya Islam di Madinah dan keberanian kaum Muslimin di kota itu


sebelumhijrah Nabi ke tempat tersebut sama sekali di luar dugaan kaum Muslimin
Mekah. Beberapa pemuda Muslimin bahkan berani mempermainkan berhala-berhala
kaum musyrik di sana. Seseorang yang bernama ‘Amr bin’l-Jamuh mempunyai
sebuah patung berhala terbuat daripada kayu yang dinamainya Manat, diletakkan di
daerah lingkungannya seperti biasa dilakukan oleh kaum bangsawan. ‘Amr ini adalah
seorang pemimpin Banu Salima dan dari kalangan bangsawan mereka pula. Sesudah
pemuda-pemuda golongannya itu masuk Islam malam-malam mereka mendatangi
berhala itu lalu di bawanya dan ditangkupkan kepalanya ke dalam sebuah lubang
yang oleh penduduk Madinah biasa dipakai tempat buang air.

Bila pagi-pagi berhala itu tidak ada ‘Amr mencarinya sampai diketemukan lagi,
kemudian dicucinya dan dibersihkan lalu diletakkannya kembali di tempat semula,
sambil ia menuduh-nuduh dan mengancam. Tetapi pemuda-pemuda itu mengulangi
lagi perbuatannya mempermainkan Manat ‘Amr itu, dan diapun setiap hari mencuci
dan membersihkannya. Setelah ia merasa kesal karenanya, diambilnya pedangnya
dan digantungkannya pada berhala itu seraya ia berkata: “Kalau kau memang
berguna, bertahanlah, dan ini pedang bersama kau.” Tetapi keesokan harinya ia
sudah kehilangan lagi, dan baru diketemukannya kembali dalam sebuah sumur
tercampur dengan bangkai anjing. Pedangnya sudah tak ada lagi.

Sesudah kemudian ia diajak bicara oleh beberapa orang pemuka-pemuka


masyarakatnya dan sesudah melihat dengan mata kepala sendiri betapa sesatnya
hidup dalam syirik dan paganisma itu, yang hakekatnya akan mencampakkan jiwa
manusia ke dalam jurang yang tak patut lagi bagi seorang manusia, ia pun masuk
Islam.

MESJID QUBA'

Ketika rombongan Rasululloh Saw sampai di Quba’, mereka tinggal empat hari ia di
sana dan membangun mesjid Quba’. Di tempat ini Ali b. Abi-Talib ra menyusul,
setelah mengembalikan barang-barang amanat – yang dititipkan oleh rasululloh Saw
– kepada pemilik-pemiliknya di Mekah. Ali ra menempuh perjalanannya ke
Madinah dengan berjalan kaki. Malam hari ia berjalan, siangnya bersembunyi.
Perjuangan yang sangat meletihkan itu ditanggungnya selama dua minggu penuh,
yaitu untuk menyusul saudara-saudaranya seagama.

SAMPAI DI MADINAH

Demikanlah akhirnya rombongan Rosululloh selamat sampai Madinah. Hari itu


adalah hari Jum’at dan Muhammad berjum’at di Madinah. Di tempat itulah, ke dalam
mesjid yang terletak di perut Wadi Ranuna itulah kaum Muslimin datang, masing-
masing berusaha ingin melihat serta mendekatinya. Mereka ingin memuaskan hati
terhadap orang yang selama ini belum pernah mereka lihat, hati yang sudah penuh
cinta dan rangkuman iman akan risalahnya, dan yang selalu namanya disebut pada
setiap kali sembahyang. Orang-orang terkemuka di Medinah menawarkan diri
supaya ia tinggal pada mereka.

Setiba Rasulullah (SAW) di Madinah, onta beliau (Quswa) duduk di lahan terbuka di
dekat rumah Abu Ayyub Ansari (RA). Maka beliau (SAW) pun menetap di tempat itu
sampai terselesaikannya pendirian Masjid Nabawi dan sebuah tempat berteduh
untuk beliau. Seluruh sahabat bersama-sama Nabi (SAW) juga secara langsung turun
tangan dalam pembangunan Masjid Nabawi, sebagaimana juga mereka melakukan
bersama-sama dalam pembangunan Masjid Quba’.

Beberapa hari kemudian, istri Nabi (SAW); Saudah (RA); dua putri beliau Fatimah (RA)
and Ummu Kulsum (RA), Usamah bin Zaid (RA), ‘Aisyah (RA) dan Ummu Aiman (RA)
juga menyusul hijrah ke Madinah dibawah kawalan Abdullah bin Abu Bakar (RA).
Adapun putri beliau seorang lagi, Zainab (RA), baru diijinkan hijrah ke Madinah
setelah terjadi peperangan Badar.

Di Madinah, Rasulullah (SAW) memanjatkan doa (yang artinya) sebagai berikut,


“Wahai Allah, jadikanlah kami mencintai Madinah sebagaimana kami mencintai
Makkah, atau bahkan lebih dari itu. Kami mohon, jadikanlah iklimnya menyehatkan
bagi kami. Tambahkanlah keberkahan didalam takaran (shaq dan mud) kami, dan
pindahkanlah panasnya Madinah hingga ke Juhfah.” Allah (SWT) mengabulkan doa
beliau dan beliaupun menetap di Madinah karena begitu cintanya beliau terhadap
kota ini. (Bukhari).

ARTI PENTING HIJRAH

Hijrah telah membawa akibat-akibat yang lebih jauh:

1. Dari peristiwa ini, terjadi perubahan sosial. Islam sebagai sebuah


kelompok/golongan didalam masyarakat telah berkembang menjadi sebuah
kesatuan Ummat Islam. Maka sirnalah diskriminasi atas dasar warna kulit, kredo,
ataupun kekayaan. Semua Muslim setara/egaliter.

2. Menurut para ahli sejarah Muslim, Rasulullah (SAW) tiba di Quba‘ pada tanggal 16
Juli 632 M. yang mana berada dalam bulan Muharram, dari sinilah dimulainya
perhitungan kalender Hijriyah.

3. Adalah di Madinah, diletakkan dasar-dasar khilafah (pemerintahan) Islam. Peristiwa


bersejarah berupa perjanjian-perjanjian yang dibuat bersama dengan kelompok
Yahudi dan beberapa suku yang lain menjadi panduan bagi generasi-generasi yang
kemudian.

4. Diantara sekian banyak sahabat Nabi (SAW), beliau memilih Abu Bakar (RA)
sebagai teman dalam perjalanan hijrah. Hal ini di abadikan didalam Al-Quran, Surah
At-Taubah. Ini merupakan penghargaan paling utama bagi Abu Bakar (RA).

5. Setiap orang yang berpola-pikir adil dan terbuka, dari tulisan ini dapat mengambil
kesimpulan bahwa Abu Bakar (RA) telah memiliki peranan yang amat penting dalam
peristiwa Hijrah. Maka sungguh amat menyedihkan bahwasanya sebagian orang
masih menilai secara tidak adil terhadap diri sahabat yang demikian dihormati ini

Sebelum bernama Madinah, wilayahMadinah bernama Yatsrib. Hanya saja setelah Islam
datang, ilmu pengetahuan dimuliakan sehingga ilmu berkembang dengan pesat. Ilmu
pengetahuan itulah yang akan membuat Yatsrib menjadi sebuah kota yang dipenuhi dengan
kemajuan peradaban. Kemajuan ekonomi dan budaya menjadi ciri khas dari Yatsrib.
Perekonomian maju pesat karena diatur dengan sistem Islam. Selain itu, budaya yang
berkembang juga sangat pesat. Budaya diatur dengan sistem social budaya Islam. Wanita
yang biasanya membuka aurat, setelah Islam datang ditutup auratnya dengan kerudung dan
jilbab. pergaulan antara pria dan wanita yang tanpa batas, sekarang dibatasi untuk
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Singkatnya,Madinah adalah bentuk lain
kota Yatsrib yang lebih maju setelah Islam ditegakkan di sana.

Reaksi masyarakat Mekkah terhadap kedatangan Islam sungguh tidak baik. Dengan berbagai
cara mereka menghentikan dakwah Rasulullah SAW, bahkan mencoba membunuh
Rasulullah SAW. Semangat dan usaha Nabi Muhammad SAW untuk menyebarkan agama
Islam tidak pernah pupus. Melihat peluang dakwah yang begitu sempit di Kota Mekkah,
beliau berpikir untuk hijrah ke Yatsrib atau Madinah. Setelah Nabi Muhammad SAW
behijrah ke Madinah yang pertama dipikirkan oleh beliau adalah bagaimana membangun
masyarakat Islam. Nabi Muhammad SAW segera membangun Masjid, kemudian menyusun
barisan kaum Muslimin serta mempererat persatuan mereka. Untuk memudahkan maksud
tersebut, Nabi mempersaudarakan kaum Muslimin dengan umat Islam yang lainnya. Dengan
persaudaraan ini kaum muslimin bertambah kuat dan merasa senasib dan seperjuangan.

Nabi Muhammad SAW juga membangun masyarakat Islam di Madinah melalui kegiatan
ekonomi dan perdagangan. Hal ini dikarenakan setelah meninggalkan kota Mekkah, kaum
muhajirin meninggalkan kota Mekkah, kaum muhajirin sama sekali tidak memiliki harta
kekayaan. Semua harta kekayaan mereka ditinggalkan di kota Mekkah. Nabi Muhammad
SAW bertekad memajukan sektor ekonomi dan perdagangan dan hal ini didukung oleh semua
masyarakat Islam. Orang-orang Mekkah sebenarnya memang pandai dalam bidang
perdagangan, sampai orang mengatakan bahwa dengan perdagangannya, penduduk Mekkah
dapat mengubah pasir sahara menjadi emas. Selain berdagang, kegiatan ekonomi lainnya
adalah bertani. Hal ini didukung oleh tanah Madinah yang subur dengan kebun-kebun anggur
dan kurmanya yang terkenal. Nabi Muhammad SAW berhasil menyatukan
penduduk Yatsrib dan membangun masyarakatnya melalui sektor ekonomi dan perdagangan,
untuk menuju masyarakat yang adil dan sejahtera.

Hijrahnya Rasulullah SAW memberikan hikmah yang besar terhadap perkembangan dakwah
Islamiah, di antaranya :
1. Kemenangan dakwah Rasulullah SAW dan kaum muslimin terhadap kaum Quraisy.
2. Terbentuknya agama Islam yang beribu kota di Madinah dengan Nabi Muhammad SAW
sebagai kepala Negara dan kepala pemerintahannya.
3. Terbesarnya agama Islam ke pelosok penjuru dunia.
Nab Muhammad SAW tiba di kota Madinah pada hari Jumat tanggal 12 Rabiul Awwal tahun
pertama hijrah, yakni bertetapan dengan tanggal 24 September 622 M. kedatangan beliau
sangat dinanti-nantikan oleh masyarakat Madinah. Adapun hal-hal yang dapat kita teladani
dari perjuangan Nabi Muhammad SAW dan para sahabat di Madinah adalah :

1. Bersikap baik kepada semua masyarakat Madinah


Ketika perjalanan menuju kota Madinah, Nabi Muhammad SAW selalu diminta masyarakat
untuk singgah di rumah mereka. Nabi Muhammad SAW berkata, “Saya akan menginap di
mana untaku akan berhenti. Biarkanlah ia berjalan sekehendak hatinya”. Akhirnya unta itu
berhenti di sebuah tempat jemuran kurma milik dua orang anak yatim dari Bani Najjar. Di
tempat itulah Nabi Muhammad SAW membangun Masjid serta tempat tinggalnya di situ.
Beliau selalu bersikap amah dan baik kepada setiap masyarakat yang ada di kota Madinah.

2. Mendirikan Masjid di Kota Madinah


Masjid yang pertama didirikan oleh Nabi Muhammad SAW dikenal dengan sebutan Masjid
Nabawi. Tanah pembangunan Masjid ini berasal dari kedua anak yatim bernama Sahal dan
Suhail. Nabi membeli tanah tersebut dengan harga yang pantas untuk mereka. Pembangunan
masjid tersebut dikerjakan secara gotong royong oleh seluruh masyarakat Madinah, baik
kaum Anshar dan kaum Muhajirin, begitu juga Nabi Muhammad SAW ikut terjun langsung
membantu pembangunan masjid tersebut.

3. Mempersaudarakan kaum Anshar dan kaum Muhajirin


Setelah Nabi Muhammad SAW diterima penduduk Madinah dan menjadi pemimpin
penduduk kota tersebut, beliau segera meletakkan dasar-dasar yang kokoh bagi pembentukan
suatu masyarakat baru. Dasar pertama yang beliau letakkan adalah ukhuwah Islamiyah
(persaudaraan dalam Islam), yaitu antara kaum Anshar dan kaum Muhajirin. Kaum Muslimin
yang berhijrah dari Mekkah ke Madinah disebut “Muhajirin” dan kaum Muslimin
penduduk Madinah disebut “Anshar”. Benda dan kekayaan mereka ditinggalkan di Mekkah,
di waktu mereka berhijrah ke Madinah demi agama dan keyakinan yang mereka anut.

Nabi Muhammad SAW mempersaudarakan antara kedua golongan kaum muslimin ini. Ali
Ibnu Abi Thalib dipilih menjadi saudara beliau sendiri. Abu Bakar beliau persaudarakan
dengan Kharijah Ibnu Zuhair. Ja’far Ibnu Abi Thalib dengan Mu’az Ibnu Jabal. Demikianlah
Rasulullah SAW telah mempertalikan keluarga-keluarga Islam yang terdiri dari Muhajirin
dan Anshar. Masing-masing keluarga mempunyai pertalian yang erat dengan keluarga-
keluarga yang banyak, karena ikatan persaudaraan yang diadakan Rasulullah SAW. Dengan
persaudaraan tersebut telah menciptakan suatu persatuan yang berdasarkan agama dan
mempertalikan jiwa mereka.

4. Membuat suatu perjanjian tertulis


Nabi Muhammad SAW membuat suatu perjanjian tertulis antara kaum Muhajirin dan Anshar
dengan orang-orang Yahudi yang terkenal dengan nama Piagam Madinah. Isi dari
Piagam Madinah tersebut adalah :
a. Kelompok masing-masing berhak menghukum orang yang membuat kerusakan dan
memberikan keamanan bagi orang yang patuh.
b. Kebebasan beragama terjamin untuk semua kelompok
c. Menjadi suatu kewajiban bagi penduduk Madinah Muslim dan Yahudi untuk saling
membantu dan menolong.
d. Saling mengadakan kerja sama dengan mempertahankan Negeri Madinah dari segala
serangan.
e. Rasulullah SAW menjadi pemimpin tertinggi di Negeri Madinah, segala perkara dan
perselisihan besar diserahkan kepada beliau untuk memutuskannya.

Rasulullah SAW menemui beberapa kesulitan pada masa awal pembentukan pemerintah
Islam di Madinah. Kesulitan yang terbesar adalah adanya serangan-serangan dari orang-
orang kafir Quraisy secara tidak manusiawi. Melihat kondisi tersebut beliau menyusun
kekuatan untuk mempertahankan dii. Langkah tersebut diambil Rasulullah SAW berdasarkan
wahyu yang diterimanya yaitu Al Quran surat Al Baqarah ayat 190 : “Dan perangilah di
jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampui batas,
karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas”.

Dalam sejarah, Nabi Muhammad SAW prnah mengikuti peperangan sebanyak dua puluh
tujuh (27) kali. Perang yang diikuti Nabi disebut Perang Gazwah dan Perang yang tidak
diikuti Nabi disebut Perang Syariyyat. Adapun perang terpenting yang pernah diikuti Nabi
ialah Perang Badar, Uhud, Khandaq, Hudaibiyah, dan Fathul Makkah.
Sumber : http://sajadahmuslimku.blogspot.com/2014/03/meneladani-perjuangan-nabi-
muhammad-saw_13.htm

Makalah Agama Meneladani Perjuangan Dakwah Rasulullah SAW di


Madinah

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dakwah adalah kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak, dan memanggil orang untuk
beriman dan taat kepada Allah SWT sesuai dengan garis aqidah, syari’at dan akhlaq islam.
Peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW ini bertepatan pada 12 Rabiul Awal tahun pertama
hijriyah dan bertepatan pada tanggal 28 juni 621 Masehi. Hijrah adalah sebuah peristiwa
pindahnya Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah atas perintah Allah SWT untuk
memperluas wilayah penyebaran islam dan kemajuan islam itu sendiri.
Sebagai seorang muslim hendaknya kita mesti sejarah nabi Muhammad SAW baik ketika
beliau dalam berdakwah sampai hijrah ke madinah dan diangkat sebagai Rasul Oleh karena
itu kami mencoba untuk mengingatkan kembali akan sejarah dan perjalanan Nabi untuk
selalu kita contoh dan kita teladani dalam kehidupan sehari-hari. Telah kita ketahui bersama
bahwa umat islam pada saar sekarang ini lebih banyak mengenal figur-figur yang sebenarnya
tidak pantas untuk di contoh dan ironisnya mereka sama sekali buta akan sejarah dan pri
kehidupan Rasulullah SAW.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Hijrah, Titik Awal Dakwah Rasulullah SAW. di Madinah ?
2. Apa saja Substansi Dakwah Nabi di Madinah ?
3. Bagaimana Strategi Dakwah Nabi SAW. di Madinah ?

1.3 Tujuan
1. Mangatahui dan memahami Hijrah, Titik Awal Dakwah Rasulullah SAW. di Madinah ?
2. Mengetahui dan memahami Substansi Dakwah Nabi di Madinah ?
3. Mengetahui dan memahami Strategi Dakwah Nabi SAW. di Madinah ?

BAB II
MENELADANI PERJUANGAN DAKWAH RASULULLAH SAW DI MADINAH

Perjalanan hijrah ke Madinah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. bukan merupakan cara
untuk menghindari peperangan, akan tetapi menjadi salah satu strategi yang dilakukan oleh
Rasulullah SAW. sebenarnya, dakwah periode Madinah ini sudah dimulai sebelum peristiwa
hijrahnya Rasulullah SAW. yaitu saat terjadi perjanjian Aqabah 1 dan Aqabah 2. Perjanjian
Aqabah merupakan suatu persiapan Rasulullah SAW. untuk Madinah dalam menciptakan
keadan yang kondusif untuk menerima kedatangan beliau dan kaum Muhajirin yang hijrah ke
Madinah.

2.1 Hijrah, Titik Awal Dakwah Rasulullah SAW. di Madinah


Sebelum hijrah ke Madinah, Nabi Muhammad SAW. telah berdakwah menyebarkan islam di
Mekah baik secara sembunyi – sembunyi maupun terang-terangan.
Hijrah Rasulullah SAW. dan kaum muslimin bukan tanpa alasan. Ada berbagai faktor yang
menjadi pemicu untuk melakukan hijrah, antara lain sebagai berikut :
Menyelamatkan diri dan umat islam dari tekanan, ancaman, dan kekerasan kaum kafir
Quraisy.
Dalam penilaian Nabi Muhammad SAW. Mekah tidak lagi sesuai menjadi pusat dakwah
islam.
Nabi Muhammad SAW. melihat tanda-tanda yang baik bagi perkembangan islam di
Madinah.
Langkah hijrah ke Yatsrib (Madinah) dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. atas perintah
Allah SWT. setelah beliau berdakwah selama 13 tahun di Mekah tidak mendapatkan hasil
yang memuaskan.

Faktor yang mendorong Rasulullah SAW. untuk hijrah dari Kota Mekah adalah pembiokotan
yang dilakukan oleh kafir Quraisy kepada Rasulullah SAW. dan para pengikutnya (Bani
Hasyim dan Bani Mu’allib). Pemboikotan yang dilakukan oleh para kafir Quraisy mencakup
hal-hal berikut :
Melarang setiap perdagangan dan bisnis dengan pendukung Nabi Muhammad SAW.
Tidak seorang pun berhak mengadakan ikatan perkawinan dengan orang muslim.
Melarang keras bergaul dengan kaum muslim.

2.2 Substansi Dakwah Nabi di Madinah

1. Membina Persaudaraan antara Kaum Anśar dan Kaum Muhajirin


Kehadiran Rasulullah SAW. dan Kaum Muhajirin (sebutan bagi pengikut Rasulullah SAW.
yang hijrah dari Mekkah ke Madinah) mendapat sambutan hangat dari penduduk Madinah
(Kaum Anśar). Mereka memperlakukan Nabi Muhammad SAW. dan para Muhajirin seperti
saudara mereka sendiri. Sejak itulah, kota Yastrib diganti namanya oleh Rasulullah SAW.
dengan sebutan “Madinatul Munawwarah”. Strategi Nabi mempersaudarakan Muhajirin dan
Anśar untuk mengikat setiap pengikut Islam yang terdiri atas berbagai macam suku dan
kabilah ke dalam suatu ikatan masyarakat yang kuat, senasib, seperjuangan dengan semangat
persaudaraan Islam.
Nabi Muhammad saw. dalam menciptakan suasana agar nyaman dan tenteram di Kota
Madinah, dibuatlah perjanjian dengan kaum Yahudi. Dalam perjanjiannya ditetapkan dan
diakui hak kemerdekaan tiap-tiap golongan untuk memeluk dan menjalankan agamanya.

Isi perjanjian yang dibuat Nabi Muhammad SAW. dengan kaum Yahudi sebagai berikut :
Kaum Yahudi hidup damai bersama-sama dengan kaum Muslimin.
Kedua belah pihak bebas memeluk dan menjalankan agamanya masing-masing.
Kaum muslimin dan kaum Yahudi wajib tolong-menolong dalam melawan siapa saja yang
memerangi mereka
Orang Yahudi memikul tanggung jawab belanja mereka sendiri dan sebaliknya kaum
muslimin juga memikul belanja mereka sendiri
Kaum Yahudi dan kaum muslimin wajib saling menasihat dan tolong-menolong dalam
mengerjakan kebajikan dan keutamaan.
Kota Madinah adalah kota suci yang wajib dijaga dan dihormat oleh mereka yang
terikatmdengan perjanjian itu.
Kalau terjadi perselisihan di antara kaum Yahudi dan kaum muslimin yang dikhawatrkan
akan mengakibatkan hal-hal yang tdak diinginkan, urusan itu hendaklah diserahkan kepada
Allah SWT. dan Rasul-Nya.
Siapa saja yang tnggal di dalam ataupun di luar Kota Madinah wajib dilindungi keamanan
dirinya kecuali orang zalim dan bersalah sebab Allah Swt. menjadi pelindung bagi orang-
orang yang baik dan berbakti.

2. Membentuk Masyarakat yang Berlandaskan Ajaran Islam


Kebebasan beragama
Tujuan ajaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW. adalah memberikan ketenangan kepada
penganutnya dan memberikan jaminan kebebasan kepada kaum Muslimin, Yahudi, dan
Nasrani dalam menganut kepercayaan agama masing-masing.
Azan, Shalat, Zakat, dan Puasa
Ketika Nabi Muhammad SAW. tiba di Madinah, bila waktu shalat tiba orang-orang
berkumpul bersama tanpa dipanggil. Lalu terpikir untuk menggunakan terompet, seperti
Yahudi. Tetapi Nabi tidak menyukainya, lalu ada yang mengusulkan menabuh genta, seperti
Nasrani. Selanjutnya Nabi Muhammad SAW. memerintahkan kepada Abdullah bin Zaid bin
Sa’labah untuk membacakan lapaẓ aẓan kepada Bilal dan menyerukannya manakala waktu
śhalat tiba karena Bilal memiliki suara yang merdu.
Sementara itu, puasa yang telah dilakukan berdasarkan syariat sebelumnya, kini telah pula
diwajibkan setiap bulan Ramadan. Demikian pula halnya dengan zakat. Bahkan, setelah
kekuasaan Islam berkembang ke seluruh jazirah Arab, Nabi Muhammad saw. mengutus
pasukannya ke negeri di luar Madinah untuk memungut zakat.

2.3 Strategi Dakwah Nabi SAW. di Madinah


1) Meletakkan dasar-dasar kehidupan masyarakat
Dasar-dasar kehidupan bermasyarakat yang dibangun Nabi adalah sepert berikut :
Membangun masjid. Masjid yang dibangun Nabi Muhammad SAW. tidak saja dijadikan
sebagai pusat kehidupan beragama (beribadah), tetapi sebagai tempat bermusyawarah, tempat
mempersatukan kaum muslimin agar memiliki jiwa yang kuat, dan berfungsi sebagai pusat
pemerintahan.
Membangun Ukhuwah Islamiyah. Dalam hal ini, Nabi Muhammad SAW. mempersaudarakan
Kaum Anśar (Muslim Madinah) dengan Kaum Muhajirin
Menjalin persahabatan dengan pihak-pihak lain yang nonmuslim. Untuk menjaga stabilitas di
Madinah, Nabi Muhammad SAW. menjalin persahabatan dengan orang-orang Yahudi dan
Arab yang masih menganut agama nenek moyangnya.
Terbentuknya negara Madinah membuat Islam makin kuat. Pada sisi lain, timbul
kekhawatiran dan kecemasan yang amat tinggi di kalangan Quraisy dan musuh-musuh Islam
lainnya. Untuk itu, Nabi Muhammad SAW. mengatur siasat dan membentuk pasukan perang
serta mengadakan perjanjian dengan berbagai kabilah yang ada disekitar Madinah.

Berikut diuraikan beberapa peperangan yang terjadi antara kaum muslimin dengan musuh-
musuh mereka :
Perang Badar Perang
Badar merupakan peperangan yang pertama kali terjadi dalam sejarah Islam. terjadi pada
tanggal kaum muslimin berhasil memperoleh kemenangan.
Perang Uhud
Pada tahun ke-3 Hijrah, Quraisy berangkat ke Madinah dengan membawa 3000 pasukan
berunta, 200 pasukan berkuda, dan 700 orang di antara mereka memakai baju besi. Pasukan
ini dipimpin oleh Khalid bin Walid. Kedatangan pasukan Quraisy ini disambut Nabi
Muhammad SAW. dengan sekitar 1.000 pasukan. Ketika pasukan Nabi Muhammad SAW.
melewat batas kota, Abdullah bin Ubay menarik 300 pasukan yang terdiri atas orang Yahudi
dan kembali ke Madinah.
Dengan pasukan yang masih tersisa 700 orang, Mula-mula pasukan berkuda Khalid bin
Walid gagal menembus dan menaklukkan pasukan pemanah Nabi. Pasukan Quraisy kocar-
kacir. Namun, kemenangan yang sudah di ambang pintu gagal diraih karena pasukan Nabi
Muhammad SAW. termasuk pasukan pemanah, tergoda oleh harta peninggalan musuh.
Pasukan Khalid bin Walid berbalik menyerang, pasukan pemanah dapat dilumpuhkan dan
satu per satu pasukan Nabi berguguran di medan pertempuran.
Perang Ahzab/Khandaq
Bani Nadir yang menetap di Khaibar berkomplot dengan musyrikin Quraisy untuk
menyerang Madinah. Pasukan gabungan mereka berkekuatan 24.000 pasukan. Pasukan ini
berangkat ke Madinah pada tahun ke-5 Hijrah. Atas usul Salman al-Farisi, umat Islam
menggali Parit untuk pertahanan. Pasukan musuh yang hendak masuk ke Madinah tertahan
oleh parit. Karena itu, mereka mengepung Madinah dengan membangun kemah-kemah di
luar parit. Pengepungan ini berlangsung selama satu bulan dan berakhir setelah badai
kencang menerpa dan memporak- porandakan kemah-kemah mereka.
Perang Hunain
Meskipun Mekkah telah ditaklukkan, tidak semua suku Arab bersedia tunduk kepada Nabi
Muhammad SAW. Ada dua suku yang masih melakukan perlawanan terhadap Nabi
Muhammad SAW. yaitu Bani Ṣaqif di Ṭaif dan Bani Hawazin di antara Mekkah dan Ṭaif.
Kedua suku ini berkomplot melawan Nabi Muhammad SAW. dengan alasan menuntut balas
atas berhala-berhala mereka (yang ada di Ka’bah) yang dihancurkan oleh tentara Islam ketika
penaklukan Mekkah. Dengan kekuatan 12.000 pasukan di bawah pimpinan Nabi Muhammad
SAW. tentara Islam berangkat menuju Hunain. Dalam waktu singkat Nabi Muhammad SAW.
dan pasukannya dapat menumpas pasukan musuh.
2) Surat Nabi Muhammad SAW Kepada Para Raja
Genjatan senjata antara Nabi Muhammad SAW. dengan musyrikin Quraisy telah memberi
kesempatan kepada Nabi Muhammad SAW. untuk melirik negeri-negeri lain sambil
memikirkan cara berdakwah ke sana. Salah satu cara yang ditempuh Nabi Muhammad SAW.
adalah dengan berkirim surat kepada raja-raja, para penguasa negeri-negeri tersebut. Di
antara raja-raja yang dikirimi surat oleh Nabi Muhammad SAW. adalah raja Gassan, Mesir,
Abisinia, Persia, dan Romawi. Tidak satu pun dari raja-raja tersebut menyambut dan
menerima ajakan Nabi Muhammad SAW.
3) Penaklukan Mekkah
Pada tahun ke-6 Hijrah, ketka haji telah disyariatkan, Nabi Muhammad SAW. dengan 1.000
orang kaum muslimin berangkat ke Mekkah untuk melaksanakan ibadah haji. Karena itu,
Nabi Muhammad SAW. beserta kaum muslimin berangkat dengan pakaian iḥram dan tanpa
senjata. Sebelum sampai di Mekkah, tepatnya di Hudaibiyah, Nabi Muhammad SAW. dan
kaum muslimin tertahan dan tidak boleh masuk ke Mekkah. Sambil menunggu izin untuk
masuk ke Mekkah, Nabi SAW. dan kaum muslimin berkemah di sana. Nabi Muhammad
SAW. dan kaum muslimin tidak mendapat izin memasuki Mekkah dan akhirnya dibuatlah
Perjanjian Hudaibiyah.
Perjanjian Hudaibiyah berisi lima kesepakatan, yaitu :
Kaum muslimin tidak boleh mengunjungi Ka’bah pada tahun ini dan ditangguhkan sampai
tahun depan.
Lama kunjungan dibatasi sampai tiga hari saja.
Kaum muslimin wajib mengembalikan orang-orang Mekkah yang melarikan diri ke Madinah.
Sebaliknya, pihak Quraisy menolak untuk mengembalikan orang-orang Madinah yang
kembali ke Mekkah.
Selama sepuluh tahun dilakukan genjatan senjata antara masyarakat Madinah dan Mekkah,
dan tiap kabilah yang ingin masuk ke dalam persekutuan kuam Quraisy atau kaum muslimin,
bebas melakukannya tanpa mendapat rintangan.
Dengan adanya perjanjian ini, harapan untuk mengambil alih Ka’bah dan menguasai Mekkah
kembali terbuka. Ada dua faktor yang mendorong Nabi Muhammad SAW. untuk menguasai
Mekkah. Pertama, Mekkah adalah pusat keagamaan bangsa Arab. Apabila Mekkah dapat
dikuasai, penyebaran Islam ke seluruh Jazirah Arab akan dapat dilakukan. Kedua, orang-
orang Quraisy adalah orang-orang yang mempunyai kekuasaan dan pengaruh yang besar.
Dengan dikuasainya Mekkah, kemungkinan besar orang-orang Quraisy, yang merupakan
suku Nabi Muhammad SAW. sendiri, akan memeluk Islam. Dengan Islamnya orang-orang
Quraisy, Islam akan mendapat dukungan yang besar. Setahun kemudian, Nabi Muhammad
SAW. bersama kaum muslimin melaksanakan ibadah haji sesuai dengan perjanjian. Dalam
kesempatan ini banyak penduduk Mekkah yang masuk Islam karena melihat kemajuan yang
diperoleh oleh penduduk Madinah.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah bahwasanya Nabi Muhammad SAW merupakan Nabi
dan Rasul yang diutus kepada manusia untuk memberikan bimbingan kepada jalan yang lurus
dengan perjuangan yang gigih. Beliau berhasil merubah kebiasaan umat manusia dari
keburukan kepada jalan kebenaran untuk menyembah allah SWT.
Dan bagaimana kita sebagai umat islam untuk menjadikan beliau sebagai contoh dan suri
tauladan bagi kita dalam kehidupan sehari-hari. Baik dalam lingkungan keluarga, agama,
masyarakat, dan bernegara.
Substansi Dakwah Nabi di Madinah Membina Persaudaraan antara Kaum Anśar dan Kaum
Muhajirin, dan Membentuk Masyarakat yang Berlandaskan Ajaran Islam.Strategi Dakwah
Nabi SAW. di Madinah Membina Persaudaraan antara Kaum Anśar dan Kaum Muhajirin,
Nabi Muhammad SAW. Mengirimi Surat kepada para raja, dan penaklukan Mekkah

3.2 Saran
Untuk lebih mempertebal keimanan kita terhadap Rasululah SAW. Kita harus selalu
meyakini apa yang dilaksanakan oleh Rasullulah merupakan landasan untuk kita bertindak,
agar setiap apa yang kita lakukan atau laksanakan sesuai dengan sunah rasul serta mendapat
Ridho dari Allah SWT.
Kritik dan saran yang membangun sang at kami harapkan dari berbagai pihak. Kami
menyadari bahwa makalah ini banyak kekurangan sehingga perlu disempurnakan lagi di
kesempatan yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.teskerja.com/2014/09/baru-download-buku-sma-kelas-10.html
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Amzah, 2010)
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Rajawali Pers)
Murodi, Sejarah Kebudayaan Islam, (Semarang: PT Karya Toha Putra, 2009)
http://kajian-muslimah.blogspot.com/2005/05/shirah-tentang-fase-dakwah-di-madinah.htm

Anda mungkin juga menyukai